II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry 2.2 Penelitian Terdahulu

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS RISIKO PRODUKSI TOMAT CHERRY PADA PD PACET SEGAR, KECAMATAN CIPANAS, KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian

I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH PADA DD. MUSHROOM DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT DODO PUTERA ANDESSA

TINJAUAN PUSTAKA. 4 Pengertian Manajemen Risiko [26 Juli 2011]

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Tanaman Hias dan Tanaman Buah

Gambar 2. Rangkaian Kejadian Risiko-Ketidakpastian

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prospek Perikanan Di Indonesia

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin ( Brassica rapa cv. caisin)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Florikultura

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV METODE PENELITIAN. terhitung sejak pembuatan proposal penelitian. Pengambilan data dilakukan pada bulan April hingga Mei 2011.

VI. PEMBAHASAN 6.1. Identifikasi Sumber-sumber Risiko

III KERANGKA PEMIKIRAN

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

ANALISIS RISIKO PRODUKSI CABAI MERAH KERITING PADA KELOMPOKTANI PONDOK MENTENG DESA CITAPEN KECAMATAN CIAWI BOGOR

ANALISIS RISIKO PRODUKSI

PENGELOLAAN RISIKO PRODUKSI BUNCIS MINI PADA PD PACET SEGAR, KABUPATEN CIANJUR MARISA IBELA GUSTIANI

Lampiran 2. Impor Komoditi Pertanian (Dalam Volume Impor) Sub Sektor Jan-Nov 2007 Jan-Nov 2008 % 2008 Thd 2007

TINJAUAN PUSTAKA. Budidaya Pakchoi Baby (Brassica rapa L. cv. group Pakchoi)

II.TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Mentimun

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Tipe Data dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

II. TINJAUAN PUSTAKA. 5 Khasiat Buah Khasiat Cabai Merah.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KUESIONER PENELITIAN MANAJEMEN RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH USAHA MILIK BAPAK SUKAMTO DI DESA CIPAYUNG, KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS RISIKO PRODUKSI CABAI PAPRIKA DI KELOMPOK TANI DEWA FAMILY DESA PASIRLANGU KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT

Tahun Bawang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

II TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Florikultura

I. PENDAHULUAN. dibutuhkan secara berkesinambungan, karena merupakan bahan pangan yang

ANALISIS RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH PADA CV JAYA MAKMUR KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT ANDRI HOTIB MUWAHID H

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

IV. METODE PENELITIAN

Cara Menanam Cabe di Polybag

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dikenal oleh masyarakat Indonesia. Komoditi kentang yang diusahakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertanian Organik

ANALISIS RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK PADA PT MASADA ORGANIK INDONESIA DI BOGOR JAWA BARAT

1. PENDAHULUAN. banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN MATA KULIAH...

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

ANALISIS RISIKO PRODUKSI BUNGA KRISAN POTONG PADA PERUSAHAAN BERKAH FLORA KECAMATAN MEGAMENDUNG, KABUPATEN BOGOR SUKMANINGRUM DWI PERMATASARI

IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI TOMAT CHERRY

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAN PERILAKU PENAWARAN CABAI MERAH DI DESA PERBAWATI, KECAMATAN SUKABUMI, KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

MENGKAJI HASIL DAUN BAWANG MERAH PADA JARAK TANAM BERBEDA.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Florist

RISIKO USAHA DIVERSIFIKASI MELON HIDROPONIK PADA PT REJO SARI BUMI UNIT TAPOS DI KABUPATEN BOGOR BRAIN ROBSON ULUAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS ADENIUM DI PERUSAHAAN ANISA ADENIUM, BEKASI TIMUR PROVINSI JAWA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

ANALISIS RISIKO DIVERSIFIKASI SAYURAN INDIGENOUS (Kasus : Usahatani Anggota Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan, Kabupaten Cianjur)

ANALISIS SUMBER-SUMBER RISIKO PADA PROSES PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VI. ANALISIS RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT

Lampiran 1. Deskripsi Bawang Merah Varietas Tuk Tuk

III KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

ANALISIS RISIKO PRODUKSI PEMBENIHAN MELON DI CV MULTI GLOBAL AGRINDO, KECAMATAN KARANGPANDAN, KABUPATEN KARANGANYAR, JAWA TENGAH SKRIPSI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS RISIKO PRODUKSI PEMBESARAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DI CV JUMBO BINTANG LESTARI GUNUNGSINDUR KABUPATEN BOGOR

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry Tomat (Lycopersicon esculentum) termasuk dalam famili Solanaceae. Tomat varietas cerasiforme (Dun) Alef sering disebut tomat cherry yang didapati tumbuh liar di Ekuador dan Peru, dan telah menyebar luas di seluruh dunia, dan di beberapa negara tropis menjadi berkembang secara alami (Harjadi 1989). Tomat cherry memiliki beberapa varietas diantaranya adalah Royal Red Cherry yang berdiameter 3.1-3.5 cm dan Short Red Cherry yang berdiameter 2-2.5 cm, Oregon Cherry yang diameternya 2.5-3.5 cm dengan bobot 10-20 g, serta Golden Pearl yang bobotnya 8-10 g dan Season Red yang bobotnya 25 g diproduksi oleh Known You Seed di Taiwan (Cahyono 2008) Tomat merupakan tanaman perdu semusim, berbatang lemah dan basah. Daunnya berbentuk segitiga. Bunganya berwarna kuning. Buahnya buah buni, hijau waktu muda dan kuning atau merah waktu tua. Berbiji banyak, berbentuk bulat pipih, putih atau krem, kulit biji berbulu. Perbanyakan dengan biji kadangkadang dengan setek batang cabang yang telah tua. Tomat secara umum dapat ditanam di dataran rendah, medium, dan tinggi, tergantung varietasnya. Namun, kebanyakan varietas tomat hasilnya lebih memuaskan apabila ditanam di dataran tinggi yang sejuk dan kering sebab tomat tidak tahan panas terik dan hujan. Suhu optimal untuk pertumbuhannya adalah 23 C pada siang hari dan 17 C pada malam hari. Tanah yang cocok untuk tanaman ini adalah tanah itu banyak mengandung humus, gembur, sarang, dan berdrainase baik. Sedangkan keasaman tanah yang ideal untuknya adalah netral, yaitu sekitar 6-7. Proses budidaya tomat cherry tidak berbeda dengan budidaya tomat jenis lain, yaitu dimulai dari persiapan media tanam, pemeliharaan pembibitan/ penyemaian, pemindahan bibit / transplanting, persiapan media tanam, teknik penanaman dan penentuan pola tanam, pemeliharaan tanaman, hama dan penyakit tanaman dan panen. 2.2 Penelitian Terdahulu Risiko merupakan kemungkinan kejadian yang akan menimbulkan dampak kerugian. Dalam menjalankan suatu bisnis, setiap keputusan selalu

mengandung risiko. Oleh sebab itu kejelian menanggapi dan meminimalisir risiko merupakan sesuatu yang harus dilakukan setiap perusahaan. Terutama agribisnis yang merupakan usaha dengan makhluk hidup sebagai objek usaha yang sangat membutuhkan penanganan risiko yang efektif. Sumber-sumber risiko pada usaha produksi pertanian sebagian besar berasal dari faktor-faktor teknis seperti perubahan suhu, hama dan penyakit, penggunaan input serta kesalahan teknis dari tenaga kerja. Terdapat beberapa penelitian yang menganalisis risiko pada komoditi hortikultura seperti Purwanti (2011), Situmeang (2011), Cher (2011), Parengkuan (2011), Ginting (2009), Tarigan (2009), dan Wisdya (2009) yang masing masing menemukan sumber risiko pada produksi sayuran hidroponik, cabai merah keriting, sayuran organik, jamur putih, jamur tiram, dan Anggrek Phaleonopsis. Risiko produksi pada umumnya meliputi teknik budidaya, human error, serangan hama dan penyakit tanaman, gangguan teknologi irigasi (hidroponik) dan cuaca/iklim yang tidak pasti. Hasil penilaian risiko dengan menggunakan ukuran coeffisient variation (Purwanti 2011) adalah 0,28 yang artinya untuk setiap satu kilogram hasil yang diperoleh akan mengalami risiko sebesar 0,28 kg. Perhitungan expected return sebesar 4,67 yang artinya perolehan hasil sebanyak 4,67 kg/m 2. Situmeang (2011) memperoleh perhitungan coefficient variation besaran risiko yang dihadapi oleh petani Pondok Menteng dalam usahatani cabai merah keriting yaitu 0,5, artinya untuk setiap satu kilogram cabai merah keriting yang dihasilkan akan mengalami risiko sebesar 0,5 kg pada saat terjadi risiko produksi. Oleh karena itu dalam manajemen risiko, setelah mengidentifikasi sumber risiko dan melakukan pengukuran risiko maka dilakukan penanganan terhadap risiko. Strategi pengelolaan risiko tanaman cabai merah keriting yang dilakukan meliputi dua hal yaitu strategi preventif dan strategi mitigasi. Strategi preventif yaitu dengan melakukan perawatan secara rutin dan terencana mulai dari penyemaian sampai panen. Strategi mitigasi yakni diversifikasi tidak begitu menguntungkan karena dari hasil perhitungan portofolio besaran risiko yang dihasilkan sama yaitu sebesar 0,5. 9

Berdasarkan hasil perbandingan risiko yang telah dilakukan (Cher 2011) dapat dikatakan bahwa dari seluruh kegiatan usahatani, tingkat risiko paling tinggi berdasarkan produktivitas adalah komoditi brokoli pada kegiatan spesialisasi dengan perolehan nilai coefficient variation sebesar 0,564. Selain itu, juga dapat dilihat bahwa tingkat risiko paling rendah dari keseluruhan kegiatan usaha adalah komoditi wortel pada kegiatan spesialisasi dengan perolehan nilai coefficient variation sebesar 0,241. Tanaman wortel merupakan tanaman yang paling tahan terhadap ancaman kondisi cuaca yang buruk maupun ancaman serangan hama dan penyakit. Selain itu, wortel paling mudah dibudidayakan dibandingkan dengan komoditi sayuran organik lainnya seperti bayam hijau, caisin, dan brokoli. Tingkat risiko yang paling kecil berdasarkan produktivitas pada komoditi wortel, pada kenyataannya tidak membuat perusahaan hanya mengusahakan sayuran wortel saja. Hal tersebut karena permintaan konsumen terhadap sayuran organik sangat beragam. Oleh sebab itu, perusahaan melakukan kegiatan portofolio dalam usahataninya. Tingkat risiko produksi yang paling kecil pada kegiatan portofolio berdasarkan produktivitas adalah pada kombinasi komoditi wortel dan caisin dengan perolehan coefficient variation sebesar 0,273. Dari hasil analisis portofolio tersebut menunjukkan bahwa diversifikasi dapat meminimalkan risiko produksi. Hasil analisis probabilitas dan dampak risiko jamur putih (Parengkuan 2011) menunjukkan bahwa probabilitas dan dampak risiko terbesar ada pada sumber risiko kesalahan penanganan pada saat proses sterilisasi log dengan nilai sebesar 45,2 persen, sedangkan perubahan suhu udara merupakan merupakan sumber risiko yang memberikan dampak terbesar dengan nilai Rp 17.053.516,00 Berdasarkan status risiko diperoleh hasil bahwa kesalahan pada saat proses sterilisasi yang paling berisiko dan kemudian secara berurutan diikuti oleh akibat gangguan hama, perubahan suhu udara, dan penyakit. Penilaian risiko pada jamur tiram (Ginting 2009) diperoleh nilai coefficient variation sebesar 0,32. Artinya, untuk setiap satu satuan hasil produksi yang diperoleh Cempaka Baru, maka risiko (kerugian) yang dihadapi adalah sebesar 0,32 satuan. Nilai expected return sebesar 0,25. Artinya, usaha Cempaka Baru dapat mengharapkan perolehan hasil sebanyak 0,25 kg per baglog untuk setiap kondisi dalam proses budidaya yang telah diakomodasi oleh perusahaan. Hal 10

tersebut menunjukkan bahwa kegiatan budidaya jamur tiram putih memberi harapan perolehan hasil produksi sebesar 0,25 kg untuk setiap baglog jamur tiram putih. Analisis spesialisasi risiko produksi (Tarigan 2009) berdasarkan produktivitas pada brokoli, bayam hijau, tomat dan cabai keriting diperoleh risiko yang paling tinggi dari keempat komoditas adalah bayam hijau yaitu 0.225 yang artinya setiap satu satuan yang dihasilkan maka risiko yang dihadapi akan sebesar 0,225. Sedangkan yang paling rendah adalah cabai keriting yakni 0.048 yang artinya setiap satu satuan yang dihasilkan maka risiko yang dihadapi akan sebesar 0,048. Hal ini dikarena bayam hijau sangat rentan terhadap penyakit terutama pada musim penghujan. Berdasarkan pendapatan bersih diperoleh risiko yang paling tinggi dari keempat komoditas adalah cabai keriting yaitu 0.80 yang artinya setiap satu rupiah yang dihasilkan maka risiko yang dihadapi akan sebesar 0.80. Sedangkan yang paling rendah adalah brokoli yakni 0.16 yang artinya setiap satu rupiah yang dihasilkan maka risiko yang dihadapi akan sebesar 0.16. Hal ini dikarena penerimaan yang diterima lebih kecil sedangkan biaya yang dikeluarkan tinggi. Analisis risiko produksi yang dilakukan pada kegiatan portofolio menunjukkan bahwa kegiatan diversifikasi dapat meminimalkan risiko. Analisis spesialisasi risiko produksi berdasarkan produktivitas (Wisdya 2009) pada tanaman anggrek menggunakan bibit teknik seedling dan mericlone diperoleh risiko yang paling tinggi adalah tanaman anggrek teknik seedling yaitu sebesar 0,078 yang artinya setiap satu satuan yang dihasilkan maka risiko yang dihadapi akan sebesar 0,078. Pembahasan beberapa penelitian di atas, diperoleh variabel yang menjadi sumber risiko produksi pada komoditas agribisnis khususnya pada produk-produk hortikultura meliputi faktor cuaca, hama dan penyakit tanaman, teknologi budidaya, dan human error. variabel sumber risiko tersebut diduga menjadi sumber risiko pada budidaya tomat cherry pada PD Pacet Segar. Pengukuran terhadap risiko dilakukan untuk mengukur pengaruh sumbersumber risiko terhadap suatu kegiatan bisnis melalui penggunaan suatu alat analisis tertentu. Salah satu alat analisis yang digunakan dalam pengukuran risiko adalah koefisien variasi (coefficient variation), ragam (variance) dan simpangan 11

baku (standard deviation). Ketiga ukuran tersebut berkaitan satu sama lain, jika nilai ketiga indikator tersebut semakin kecil maka risiko yang dihadapi kecil. Ketiga alat analisis ini digunakan oleh Purwanti (2011), Cher (2011), Situmeang (2011), Tarigan (2009), Wisdya (2009) dan Ginting (2009) dalam penelitiannya. Berbeda dengan Pinto (2011), Dewiaji (2011), dan Parengkuan (2011) menggunakan perhitungan rata-rata kejadian berisiko, standart deviation, z-score, probabilitas, dan VaR. Setelah dilakukan perhitungan VaR, selanjutnya dilakukan pemetaan terhadap sumber-sumber risiko yang akhirnya muncul strategi penanganan terhadap risiko yang dihadapi. Silaban (2011), Widsya (2009), dan Tarigan (2009) menggunakan perhitungan tambahan terhadap nilai coefficient variation, variance dan standard deviation untuk spesialisasi dan diversifikasi. Beberapa penelitian terdahulu yang telah dijabarkan di atas merupakan referensi bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Secara umum sumber risiko produksi yang dihadapi oleh perusahaan/petani untuk komoditas hortikultura adalah pengaruh perubahan cuaca, serangan hama, penyakit tanaman, kesalahan teknologi budidaya, dan sumber daya manusia. Dalam pengukuran risiko, alat analisis yang banyak digunakan adalah coefficient variation, variance dan standard deviation. Namun dalam pengukuran probabilitas dan dampak dari sumber risiko digunakan alat analisis Z-score dan VaR. Berdasarkan referensi penelitian terdahulu, peneliti akan menggunakan alat analisis z-score dan VaR. Setelah diperoleh nilai z-score dan VaR, maka selanjutnya akan dilakukan pemetaan sumber-sumber risiko pada peta risiko dan dilanjutkan dengan perumusan alternatif strategi untuk menangani risiko sehingga tujuan penelitian dapat terjawab. 12