FUNGSI PERMAINAN TRADISONAL DHAKON Oleh : Ernawati Purwaningsih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tuntunan dunia yang semakin kompleks mengharuskan siswa harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha SMARATUNGGA Boyolali

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA PENJUMLAHAN PENGURANGAN MENGGUNAKAN PERMAINAN DAKON PADA ANAK KELOMPOK B TK PAMARDI SIWI MUJA-MUJU SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kemampuan Kerjasama Anak Usia Dini.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya. pengembang game yang mengembangkan berbagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

PERMAINAN INI MERUPAKAN HASIL KERJASAMA: CREATED BY: PHILIP TRIATNA, JULIE TANE & CHRISTY

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 10 TAHUN (16 model permainan)

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

Menghormati Orang Lain

"Ia [kasih]tidak melakukan yang tidak sopan."

BAB I PENDAHULUAN. Permainan antara manusia melawan komputer menjadi sangat populer

PELATIH OLAHRAGA DAN KODE ETIKNYA. Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

BAB I PENDAHULUAN. Permainan papan atau biasa disebut dengan Board Games hampir tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasi penjumlahan dan pengurangan. sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. anak untuk menyelesaikan suatu tugas.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pembinaan manusia yang berlangsung

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat bagi perkembangan buah hatinya. Dengan demikian anak akan

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 11 TAHUN (13 Model Permainan)

BAB 2 DATA DAN ANALISA

Permainan Tradisional: Media Pembelajaran di Dalam Kelas BIPA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bahasa yang wajib di kuasai. Terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UPI Kampus Serang Yeni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. serta ketat untuk menghasilkan penerus-penerus yang bermoral baik, berwawasan

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN. Perangkat lunak terdiri dari 2 bagian utama, yaitu game tree untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sepak Takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Indonesia.

ADA PENYULUHAN DI BALIK ANGKLUNG. Oleh : Endang Dwi Hastuti* Musik angklung merupakan kesenian tradisional asli dari Jawa Barat yang sudah dikenal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam permainan tradisional lompat tali ialah permainan yang

Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2013, tgl.23 Juli 2013, di Jakarta Selasa, 23 Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap pasangan suami istri yang telah menikah pasti mengharapkan

Perkebunan produktif di lereng pegunungan

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVICE ATAS PADA PERMAINAN BOLAVOLI SISWA PUTRA SMA PAWIYATAN DAHA KEDIRI TAHUN 2014/2015

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. Dragon War (Pertempuran Naga)

kehidupan anak. Dharmamulya (dalam Ariani, 1998, hlm.2) menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

Strategi Perancangan Bot Player pada Permainan Tradisional Congklak dengan Algoritma Greedy

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. kelas VIII-3, VIII-7, VIII-8, VIII-10, maka diperoleh data mengenai siswa

DRS. HERWIN, M.PD.

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, maka dari itu banyak fitur-fitur dalam. handphone yang mengandung hiburan. Seperti halnya

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. permainan kasti dengan baik, maka harus menguasai teknik-teknik dasarnya.

B. Tujuan. Makalah ini bertujuan : Dapat mengetahui tentang Futsal

INFORMASI KONTES ROBOT ELEKTRO FAIR 2018

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

MEMBANGUN PEMAHAMAN KARAKTER KEJUJURAN MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL JAWA PADA ANAK USIA DINI DI KOTA PATI

BAB 1V TEKNIK PRODUKSI MEDIA. 4.1 Proses Perancangan Buku Cerita Bergambar. 1. Merancang konsep Design

Mengapa harus bermain?

PETUNJUK PELAKSANAAN TES KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW. 1. Pelaksanaan tes harus urut sesuai dengan urutan butir tes.

Assalamu alaikum Wr, Wb.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan arah lemparan yang telah ditentukan. Menurut Fadillah Rachmat

Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Softball

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila dan Implementasinya (Bag. 3) Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke:

PERMAINAN TRADISIONAL HARI KELUARGA KPK 2014

PERATURAN PERTANDINGAN SEPAK RAGA TIMBANG PESUMA KE-30

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai

TARI GANGERENG ATAU TARI GIRING-GIRING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejarah permainan gobak sodor menurut Achroni (2012:55) permainan

Pelajaran 1 MENGANALISIS, MERANCANG, DAN MENGEVALUASI TAKTIK DAN STRATEGI PERMAINAN BOLA BESAR


BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INFORMATIKA/KOMPUTER. Hari 0 (Sesi Latihan) 1. Empek-empek 2. Gunting Kertas 3. Matriks Biner

Melatih Motorik Anak dengan beragam Permainan Tradisional

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

INSTRUMEN OBSERVASI PENILAIAN FUNGSI KESEIMBANGAN (SKALA KESEIMBANGAN BERG) Deskripsi Tes Skor (0-4) 1. Berdiri dari posisi duduk

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PEMBUKAAN PERSIKALIS CUP 2017 BENGKALIS, 10 FEBRUARI 2017

GAGASAN PEMBELAJARAN

KEUNTUNGAN DAN KELEBIHAN SISTEM JARAK TANAM JAJAR LEGOWO PADI SAWAH

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Mungkid : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.

IMPLEMENTASI ALGORITMA GREEDY PADA PERMAINAN CONGKLAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

PENANAMAN PADI A.DEFINISI

BAB 3. Elaborasi Tema

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : Teknik dasar passing atas dalam permainan Bola Voli

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PADA HARI PENDIDIKAN NASIONAL SENIN, 2 MEI 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Muhammadiyah dan Budaya Politik Indonesia Berkemajuan

BAB III METODE PENELITIAN

PERMAINAN TRADISIOANAL. A. Sasaran Belajar 1. Sebagai wahana pendidikan 2. Per. tradisional sebagai bahan ajar Penjas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini

Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF

Tarung Bebas Selempang Pendekar Jember: Kejarlah Daku Kau Ku-papas..!

Transkripsi:

FUNGSI PERMAINAN TRADISONAL DHAKON Oleh : Ernawati Purwaningsih Tulisan ini merupakan uraian secara singkat dari hasil penelitian Maharkesti (alm.), seorang peneliti dari Balai Pelestraian Nilai Budaya Yogyakarta (dulu bernama Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional). Tujuan dari penulisan singkat ini adalah untuk menyebarluaskan hasil penelitian mengenai permainan tradisional khususnya permainan dhakon. Kata dhakon berasal dari bahasa Jawa, dari kata dhaku dan mendapat akhiran an yang artinya menyatakan sesuatu sebagai miliknya atau perjuangan petani untuk menggarap sawahnya. Tujuan dari permainan ini adalah berusaha mendapatkan atau mengumpulkan sesuatu (kecik) sebanyak mungkin. Dhakon dalam permainan ini adalah alat bermain yang terbuat dari kayu atau plastik, berbentuk persegi panjang, dengan panjang lebih dari 50 cm, lebar kurang lebih 12 cm dan tebalnya kurang lebih 5 cm. sepanjang dhakon dilubangi bulat kecil-kecil dengan garis tengah kurang lebih 5 cm, kedalaman 4 cm, berjajar dan berpasangan, disebut sebagai sawah. Jumlah sawah ada yang 5 sampai dengan 9 pasang, di ujung kanan dan kiri sawah dilubangi bulat, lebih besar dari sawah dengan garis tengah lebih kurang 7 cm dan kedalaman 5 cm, disebut sebagai lumbung. Jadi jumlah lumbung dalam dhakon ada 2 buah. Dalam permainan dhakon, selain sawah dan lumbung terdapat istilah-istilah : a. Andhok Bila dalam permainan tersebut, kecik yang terakhir jatuh ke sawah yang kosong atau tidak ada keciknya, baik di sawah sendiri maupun di sawah lawan. Kalau sedang andhok harus berhenti bermain sementara, dan kembali bermain apabila lawannya telah andhok juga. Andhok ada dua macam, yaitu bedhilan dan gotongan atau pikulan. Andhok bedhilan artinya andhok di sawahnya sendiri, sedangkan sawah lawan yang terletak lurus di depannya sawah yang untuk andhok, maka semua isi kecik tersebut diambil dan dimasukkan ke dalam lumbung, disebut dengan istilah mbedhil. Andhok gotongan atau pikulan artinya andhok di sawah lawan yang kanan 1

kirinya berisi kecik, maka kecik tersebut diambil semua untuk dimasukkan ke dalam lumbung. b. Mbedhil Kecik terakhir milik pemain yang sedang main jatuh ke sawah sendiri yang kosong (andhok) dan sawah milik lawan yang berada lurus di sawah andhokannya berisi kecik maka semua kecik tersebut diambil untuk dimasukkan lumbung, disebut dengan istilah mbedhil. c. Ngacang Sawah yang isi sawahnya kurang dari jumlah sawah, misalnya jumlah sawah 7 buah, maka kecik pada salah satu sawahnya kurang dari 7 kecik, maka sawah tersebut disebut kacangan. Kalau sawah tersebut berisi 5 kecik, maka disebut ngacang lima, kalau berisi 4 kecik disebut ngacang papat, dan seterusnya. d. Bero Sawah yang kosong sama sekali, tidak berisi kecik, maka sawah tersebut disebut sebagai sawah bero. Sawah bero ini tidak boleh diisi oleh kedua pemain. Kalau lawannya lupa mengisi, kemudian si pemilik sawah bero berseru nas, maka kecik yang diisikan di sawah bero menjadi milik si pemilik sawah bero, dan sawah tersebut tidak bero lagi, jadi harus diisi. Tetapi kalau pemilik sawah bero mengisi, maka kecik tetap harus diambil, dan statusnya tetap sawah bero. e. Buk Artinya jumlah akhir dari kedua pemain sam, tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah. Tidak ada yang ngacang maupun bero. f. Kobongan Artinya seorang pemain tidak mempunyai kecik di lumbungnya atau hanya mempunyai sawah kacangan sehingga tidak dapat bermain lagi, yang berarti kalah. Unsur yang terkandung dalam permainan dhakon: 1. Hiburan Pada umumnya seseorang suka bermain, terlebih anak-anak. Rasa gembira dapat dirasakan dari bermain. Dengan kata lain, dengan permainan dapat 2

memberikan hiburan, memberi rasa kebahagiaan, keceriaan. Demikian pula dengan permainan dhakon, dapat sebagai hiburan. 2. Kejujuran dan sportifitas Dalam semua permainan, termasuk dhakon, para pemain harus mempunyai sifat jujur dan sportif, baik menang maupun kalah. Bila tidak mempunyai sifat jujur dan sportif, maka akan dijauhi teman. 3. Strategi dan berpikir Dalam permainan dhakon, pemain dituntut untuk mampu berhitung dari satu sampai seratus atau sesuai dengan jumlah sawah. Pemain dituntut trampil berhitung, baik penjumlahan, pengurangn, pembagian maupun perkalian. 4. Penalaran Pemain dhakon yang tidak menggunakan pikirannya akan selalu mengalami kekalahan. Untuk dapat menang dalam permainan dhakon, maka kecepatan berhitungan sangat dibutuhkan. 5. Demokrasi Dalam permainan dhakon, setiap orang mempunyai kedudukan dan hak yang sama. 6. Rasa tanggung jawab Pada permainan satu lawan satu, masing-masing pemain memiliki tanggung jawab penuh dalam bermain untuk meraih kemenangan. 7. Kepatuhan Dalam setiap permainan pasti mempunyai peraturan permainan untuk menjaga kerukunan dan kelancaran jalannya permainan. Agar permainan berjalan lancar, maka semua peraturan yang dibuat atau ditentukan harus dipatuhi bersama. 8. Persahabatan Bermain dapat mempererat kebersamaan antarteman. Selain itu, dengan bermain dapat menambah atau memperluas pergaulan. 3

Fungsi permainan dhakon 1. Meramal Pada awalnya permainan dhakon dapat perfungsi untuk mengetahui nasib keberuntungan para pedagang dan petani dengan perhitungan berdasarkan jumlah kecik yang berada di sawah kacangan. Sebagai gambaran perhitungan ramalan yaitu : Sawah ngacang 1 atau 5 disebut lumbung Sawah ngacang 2 atau 6 disebut suwung Sawah ngacang 3 atau 7 disebut maro Sawah ngacang 4 atau 8 disebut mentes Arti lumbung bagi petani adalah hasil panennya melimpah sehingga mempunyai sisa untuk disimpan di lumbung. Arti suwung bagi petani adalah gagal panen karena dimakan hama, bencana alam. Arti maro bagi petani adalah buk, karena tidak ada keuntungan, biaya pemeliharaan dan penjualan sama besar. Arti mentes bagi petani adalah panennya berhasil baik tetapi hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri. 2. Tes psikis anak Permainan dhakon dapat untuk mengetahui karakter anak yang sebenarnya. Jadi bagaimana anak tersebut dalam permain dhakon, dapat sebagai gambaran karakter anak tersebut. 3. Mengasah kecerdasan otak Dalam permainan dhakon diperlukan pengetahuan berhitung dan berstrategi. Berstrategi yang dimaksud adalah bagaimana pemain mempunyai perhitungan atau strategi untuk memenangkan permainan (dapat mengisi lumbung yang banyak). 4. Menanamkan sopan santun dan demokrasi Bermain dhakon dilakukan dengan duduk timpuh atau sila. Tidak ada perbedaan strata sosial dalam permainan ini. Misalnya anak orang kaya 4

dengan miskin, kedudukannya sejajar. Siapa yang bisa mengumpulkan kecik lebih banyak, dialah yang menang. Sumber : Maharkesti. 1999. Fungsi Permainan Dhakon di Kraton Yogyakarta dalam Laporan Penelitian Jarahnitra No. 017/P/1999. Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 5