BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

WALIKOTA TEBING TINGGI

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KECAMATAN KUBUTAMBAHAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tugas Pokok dan Fungsi

INDIKATOR KINERJA UTAMA INSPEKTORAT KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH KOTA MEDAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 21 TAHUN 2014 BUPATI MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BIRO ORGANISASI DAN PENDAYAGUNAAN APARATUR SETDA PROVINSI PAPUA NOMOR : 061 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 21 SERI E

PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT

B U P A T I B I N T A N PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA TEBING TINGGI

INDIKATOR KINERJA UTAMA ( I K U )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2015

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BUPATI BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

I K U D P R K P P. I K U Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman & Pertanahan DPR K P P K a b u p a t e n L a h a t 1-1

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik TENTANG

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KARAWANG TAHUN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR : TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab,

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

2 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang P

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG

MENUJU TEBO SEJAHTERA (MTS), AMAN, HARMONIS DAN MERATA.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Review INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tidak tercapainya beberapa sasaran tersebut diatas disebabkan karena beberapa hal, antara lain : PROSE NTASE

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KOTA BANDA ACEH NOMOR: / /SK/TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Perubahan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang

DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN MUSI RAWAS

RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA - SKPD )

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN12008 T E N T A N G

H a l I LATARBELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Lamongan, Maret 2017 KEPALA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN LAMONGAN

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1

LAKIP KECAMATAN MAPPEDECENG 2016

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional disebutkan

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENSTRA-SKPD) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

KATA PENGANTAR BUPATI BARRU, TTD. Ir. H. ANDI IDRIS SYUKUR, MS.

KABUPATEN BADUNG RENCANA KINERJA TAHUNAN ( R K T ) KELURAHAN JIMBARAN TAHUN 2015

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB I PE NDAH ULUAN 1.1 Latar Belakang

Rencana Strategis BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang nomor 25 tahun 1999, tentang. Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah telah memberikan

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

Transkripsi:

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung yang dibentuk berdasarkan Perda Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Badung dan Sekretariat DPRD Kabupaten Badung, terdiri dari 3 Kepala Bidang dan 1 bagian Sekretariat memiliki peran yang sangat strategis dibidang ke-binamargaan dan pengairan dalam mendukung pembangunan di Kabupaten Badung. Dalam mendukung pembangunan di Kabupaten Badung, terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintah daerah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita - cita pembangunan daerah. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan legimate, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna dan berhasilguna yang pada akhirnya secara bertahap kesejahteraan masyarakat dapat diwujudkan. Salah satu langkah awal dalam perencanaan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi adalah menetapkan Indikator Kinerja Utama Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung. Pemilihan dan penetapan Indikator Kinerja Utama harus mempertimbangkan / berpedomanan beberapa hal yaitu : 1. RPJMD, Rencana Strategic, Kebijakan Umum atau Dokumen strategis lainnya. 2. Bidang kewenangan, tugas dan fungsi. 3. Kebutuhan informasi Kinerja untuk penyelenggaraan akuntabilitas kinerja. 4. Kebutuhan data statistik pemerintah. 5. Kelaziman pada bidang tertentu dan perkembangan ilmu pengetahuan. Indikator Kinerja Utama pada unit organisasi setingkat eselon II/SKPD sekurangkurangnya adalah sampai Indikator Keluaran (Output) saja. Atas dasar itulah Indikator Kinerja Utama disusun pada tahap awal dan itu dipergunakan untuk perencanaan sampai 5 tahun kedepan dan juga merupakan pedoman dari instansi pemerintah untuk rnempertanggungjawabkan hasil kinerja dari pada pelaksanaan Visi dan Misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran program yang telah ditetapkan. 1.2. Maksud dan Tujuan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor : 09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Kinerja Utama di Lingkungan instansi Pemerintah 1

mewajibkan untuk setiap instansi pemerintah menyusun Indikator Kinerja Utama dalam rangka pengukuran dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatkan akuntabilitas Instansi Pemerintah. Pengungkapan informasi tentang kinerja ini adalah relevan dengan perubahan paradigma penganggaran pemerintah yang ditetapkan dengan mengidentifikasikan secara jelas masukan (input), keluaran (outputs) dari setiap kegiatan dan hasil (outcomes) dari setiap program. Penyusunan IKU Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung mempunyai maksud dan tujuan sebagai berikut : 1.2.1. Maksud : Penyusunan IKU Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung dengan maksud agar dapat direncanakan akuntabilitas kinerja dari program dan kegiatan dalam tahun mendatang yang berorientasi kepada pencapaian hasil sesuai dengan visi dan misi. 1.2.2. Tujuan : Adapun tujuannya adalah tersusunnya IKU unit kerja adalah untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam penyelenggaraan manejemen pemerintahan di lingkungan Dinas Bina Marga dan Pengairan secara baik. Disamping itu juga untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian sutu tujuan dan sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja. 1.3 Dasar Kebijakasanaan Penyusunan IKU IKU Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung merupakan Acuan dasar Laporan Kegiatan Ke-Binamargaan dan Pengairan yang berfungsi sebagai penentuan keberhasilan sasaran startegis pada instansi. IKU disusun sesuai dengan kegiatan dinas dan berdasarkan : a. Landasan ldiil yaitu Pancasila b. Landasan Konstitusional yaitu UUD 1945 c. Landasan Operasional yaitu : 1. UndangUndang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisma. 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pernerintahan Daerah 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. 2

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas). 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah Propinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. 6. Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 7. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Pemerintah Nomor : PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah. 8. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Badung Tahun 2010 s/d 2015 9. Rencana Strategis Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung Tahun 2010 s/d Tahun 2015 3

BAB II PENGERTIAN INDIKATOR KINERJA. 2.1. Pengertian Indikator Kinerja Utama. Kinerja Instansi Pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan isntansi pemerintah sebagai penjabaran visi, misi dan strategi instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Indikator Kinerja Utama dapat diartikan sebagai ukuran atas indikator yang akan memberikan informasi sejauhmana telah berhasil mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan dari instansi pemerintah.kata kinerja ( performance) dalam konteks tugas sama artinya dengan prestasi kerja. Jadi dari uraian diatas dapat diartikan Indikator Kinerja Utama adalah catatan tentang hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi atau pekerjaan atau kegiatan tertentu selama waktu tertentu. Pada dasarnya kinerja menekankan apa yang akan dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan atau apa saja yang keluar (outcome) Pemilihan dan penetapan indicator kinerja utama karus memenuhi karakteristik indikator kinerja yang baik dan cukup memadai guna pengukuran kinerja unit organisasi yang bersangkutan yaitu : 1. Spesifik, diuraikan secara detail dan focus sesuai dengan tupoksi instansi. 2. Dapat dicapai, target yang ditetapkan merupakan realists dan dapat dicapai(achivable)ada nilai atau hasil peningkatan. 3. Relevan, aspek yang dipilih merupakan aspek yang relevan dan berkaitan dengan tugas pokok. 4. Menggambarkan keberhasilan sesuatu yang diukur, 5. Dapat dikuantifikasikan dan diukur. 2.2. Penggunaan Indikator Kinerja Utama. Indikator Kinerja utama digunakan Instansi Pemerintah untuk : 1. Perencanaan Jangka Menengah 2. Perencanaan Tahunan. 3. Penyusunan dokumen penetapan kinerja. 4. Pelaporan Akuntabilitas Kinerja. 5. Evaluasi kinerja Instansi Pemerintah. 6. Pemantauan dan pengendalian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan-kegiatan. 4

BAB III GAMBARAN UMUM 3.1. VISI Mewujudkan infrastruktur di bidang ke-binamargaan dan pengairan yang mantap, baik kualitas maupun kuantitas guna mendukung Pelaksanaan Pembangunan di Kabupaten Badung 3.2. MISI Sedangkan Misi yang dicanangkan dalam mewujudkan Visi tersebut, antara lain : 1. Meningkatkan kinerja dan profesionalisme aparatur 2. Meningkatkan kualitas perencanaan baik jangka pendek maupun jangka panjang 3. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana dibidang kebinamargaan dan pengairan 4. Pembangunan dan peningkatan serta operasi dan pemeliharaan jaringan jalan agar dapat menumbuhkembangkan sektor-sektor perekonomian, baik sektor produksi / primer, sektor sekunder dan sektor tersier. 5. Perlindungan sumber-sumber air permukaan, penataan serta peningkatan kualitas sarana dan prasarana pengairan, baik sungai, jaringan irigasi maupun DAM / Bendung. 6. Meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait ( Subak, Lembaga Adat, Lembaga Pemerintahan dan Non Government Organization ) 7. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan dibidang kebinamargaan dan pengairan 8. Penegakan supremasi hukum dibidang kebinamargaan dan pengairan 3.3. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten Badung Jo Keputusan Bupati Badung Nomor 1615 Tahun 2001 Tentang Uraian Tugas Dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung disebutkan bahwa Tugas pokok Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung adalah: Melaksanakan Kewenangan Otonomi Daerah dalam rangka pelaksanaan tugas Desentralisasi di Bidang Ke-binamargaan dan Pengairan. 5

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Bina Marga dan Pengairan mempunyai fungsi : 1. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya di Bidang Kebinamargaan dan Pengairan. 2 Pemberian perijinan dan pelayanan umum. 3. Pembinaan kepada Unit Pelaksana Teknis Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung. Kepala Dinas mempunyai tugas : Menyusun program / rencana kerja Dinas Bina Marga dan Pengairan berdasarkan kebutuhan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Melakukan koordinasi yang diperlukan antar Bagian / Dinas / Instansi / Badan / Kantor / Lembaga terkait sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas; Mengkoordinir penyusunan dan perumusan langkah-langkah strategis dan operasional Dinas bersama para Kepala Bidang dan Sekretaris di lingkungan Dinas untuk kelancaran pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Merumuskan kebijaksanaan operasional dalam bidang Bina Marga dan Pengairan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Membagi tugas kepada bawahan dibidang tugasnya agar tercapai kesesuaian dan kebenaran pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku; Memberikan bimbingan dan petunjuk kepada bawahan dibidang tugasnya agar tercapai kesesuaian dan kebenaran pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas bawahan sesuai dengan rencana kerja dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai bahan pertimbangan dalam menilai peningkatan karier bawahan; Melakukan penilaian terhadap pelaksanaan tugas bawahan sesuai dengan hasil yang dicapai dengan mencocokkan terhadap petunjuk dan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku sebagai bahan pertimbangan dalam menilai peningkatan karier bawahan; Menyusun rencana kebijakan di bidang Bina Marga dan Pengairan dalam rangka penetapan kebijakan oleh Bupati 6

Melaksanakan pelayanan umum dan perijinan,. Melakukan evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan di bidang tugasnya untuk bahan perbaikan kedepan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku; Membuat laporan terhadap pelaksanaan kegiatan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasannya; Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh atasan; 3.4. Arah Kebijakan. 1. Meningkatkan kinerja dan profesionalisme aparatur melaui peningkatan disiplin, kebersamaan, transparansi dan peningkatan karier serta Diklat Struktural dan Teknis Fungsional 2. Meningkatkan kualitas perencanaan baik jangka pendek maupun jangka panjang melaui mekanisme yang berlaku seperti musrenbang dari Desa sampai tingkat kabupaten. 3. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana dibidang ke-binamargaan dan pengairan melaui pengadaan secara bertahap dan peningkatan manajemen dan kualitas pemeliharaan. 4. Menigkatkan kualitas jaringan jalan agar dapat menumbuhkembangkan sektor-sektor perekonomian, baik sektor produksi / primer, sektor sekunder dan sektor tersier melalui upaya pembangunan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan daerah serta partisipasi masyarakat. 5. Meningkatkan kualitas sumber-sumber air permukaan, penataan serta peningkatan kualitas sarana dan prasarana pengairan baik sungai, jaringan irigasi maupum DAM/Bendung. Perlindungan sumber-sumber air permukaan, penataan serta peningkatan kualitas sarana dan prasarana pengairan, baik sungai, jaringan irigasi maupun DAM / Bendung melalui operasi dan pemeliharaan serta pembangunan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan daerah dan partisipasi masyarakat khususnya subak. 6. Meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait ( Subak, Lembaga Adat, Lembaga Pemerintahan dan Non Government Organization ) melalui pendekatan kebersamaan untuk peningkatan pembangunan dibidang Bina Marga dan Pengairan. 7. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan dibidang ke-binamargaan dan pengairan melalui pendekatan kebersamaan, transparansi serta pemberian bantuan 7

material maupun teknis untuk peningkatan pembangunan kebinamargaan dan pengairan. 8. Meningkatkan peran serta masyarakat melalui pembinaan serta pemberian ijin secara transparan, efektif dan efisien. 8

BAB IV PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Dari gambaran umum mengenai Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung yang meliputi Visi, 8 ( delapan) Misi, disertai dengan urain tugas pokok dan fungsi serta arah kebijakan maka dapat ditetapkan Indikator Kinerja Utama sebagaimanan terlampir dalam lampiran I. ( terlampir) 9

BAB V PENUTUP Indikator Kinerja Utama menjadi sangat penting artinya didalam menghadapi persoalan pembangunan sebagai wujud nyata dari Dinas Bina Marga dan Pengairan didalam menentukan keberhasilan pencapaian Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi serta Program dan kegiatan yang realistis berdasarkan tugas pokok dan fungsi dari SKPD. Semoga Indikator Kinerja Utama ini dapat menjadi manfaat didalam menentukan keberhasilan atau kegagalan dari Dinas Bina Marga dan Pengairan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. 10