BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian kriminalitas menurut para ahli adalah sebagai berikut:

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI PADI SAWAH DI KABUPATEN PADANG LAWAS

ANALISIS FAKTOR RESIKO PADA KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DI BAWAH NORMAL DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

(2.1) keterangan: i = Banyaknya faktor yang terbentuk; (i=1,2,3,...,k)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Hasil Produksi Kentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry.

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KEPADATAN PENDUDUK MENURUT PERSEPSI MASYARAKAT DI KOTAMADYA SIBOLGA

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara

III. METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN FAKTOR PENYEBAB PENDERITA HIPERTENSI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR DI KOTAMADYA MEDAN (Studi Kasus : RSUP H.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari variabel-variabel yang saling berkorelasi. Analisis peubah ganda dapat

Pendahuluan. 0 Analisis interaksi antarvariabel 0 Interdependence 0 Deteksi multikolinearitas

BAB III METODE PENELITIAN. atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2000:11). Penelitian

Analisis Faktor-Faktor Penentu Mutu Pendidikan Sekolah Dasar Negeri di Kota Manado Menggunakan Analisis Faktor

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI KENTANG

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian 4.2. Data dan Metode Pengambilan Sampel

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Togu P. Marpaung, Normalina Napitupulu, Rachmad Sitepu

Bab 4 ANALISIS FAKTOR TEORITIS DAN APLIKATIF

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III ANALISIS FAKTOR. berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN UMUM TUJUAN ANALISIS FAKTOR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN ABSTRAK

MODUL 3 ANALISIS FAKTOR

BAB 2 LANDASAN TEORI

Volume 1, Nomor 2, Desember 2007

III. METODE PENELITIAN

xvii BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Minggu X ANALISIS FAKTOR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS DATA PENELITIAN. responden. Data deskriptif ini nantinya dapat menggambarkan keadaan ataupun

ANALISIS STATISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA

IV. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai. Pencapaian tujuan

ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasional. Dalam Santoso (2003: 11) analisis deskriptif adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendidikan Teknik Mesin Konsentrasi Produksi dan Perancangan. Oleh karena itu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research &

BAB III PEMBAHASAN. Analisis cluster merupakan analisis yang bertujuan untuk. mengelompokkan objek-objek pengamatan berdasarkan karakteristik yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif

III. METODE PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Konsep dasar dan batasan operasional dalam

BAB III METODE PENELITIAN. yang bertujuan untuk mendeskriptifkan sesuatu yang ada pada saat ini. Dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA. yang memotivasi konsumen untuk berolah raga arung jeram serta menguji

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini berlokasi di Universitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS HASIL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN SISWA SMA MELANJUTKAN STUDI S1 DI UNIVERSITAS UDAYANA

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksplanatif untuk menjelaskan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MAHASISWA ASAL LUAR BALI KULIAH DI FMIPA UNIVERSITAS UDAYANA BALI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

REDUKSI VARIABEL KRITERIAALTERNATIF RESTORAN DENGAN METODE FACTOR ANALYSIS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yakni

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yakni

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel

3.1. Hal-Hal Tentang Analisis Faktor

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bank syariah yang mempunyai kantor cabang di

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa (Studi pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Pontianak)

ANALISIS FAKTOR (FACTOR ANALYSIS)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yakni pengamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE SERVQUAL. Secara umum alur penelitian yang dilakukan, disajikan pada diagram berikut. start

PENERAPAN ANALISIS KORELASI KANONIK PADA HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Alfamart Kecamatan Kotagajah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sesuai dengan jumlah sampel yaitu sebanyak 50 kuesioner. Kuesioner pada

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS FAKTOR ANALISIS FAKTOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel dependen (Y) sedangkan variabel independen (X) adalah brand

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif atau penelitian yang mengunakan paradigma. Paradigma

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, alasan menggunakan

Transkripsi:

BAB TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian Belajar Pengertian belajar menurut para ahli adalah sebagai berikut : a. Menurut Lyle E.Bourne,JR.,Bruce R.Ekstrand Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang diakibatkan oleh pengalaman dan latihan. b. Menurut Clifford T. Morgan Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang lalu. c. Menurut Dr.Mustafa Fahmi Belajar adalah ungkapan yang menunjuk aktivitas yang menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku atau pengalaman. d. Menurut Guilford Belajar adalah perubahan tingkah laku yang dihasilkan dari rangsangan. Jadi dapat disimpulkan belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman (Mustaqim, 001).. Ciri-Ciri Belajar Berdasarkan pengertian belajar sebelumnya, maka pada hakikatnya belajar mengarah kepada perubahan tingkah laku seseorang dalam situasi tertentu karena pengalamannya yang berulang-ulang dan perubahan tingkah laku tersebut tidak dapat dijelaskan atas dasar kecendrungan-kecendrungan respon bawaan,

kematangan, atau keadaan temporer dari seseorang (misalnya : keletihan, dan sebagainya) Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar yaitu (Hamalik, 010) : a. Perubahan terjadi secara sadar b. Perubahan dalam belajar bersifat kontiniu dan fungsional c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara e. Perubahan dalam belajar bertujuan dan berarah f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Kemampuan tersebut meliputi : a. Kemampuan kognitif terdiri dari enam jenis perilaku, yaitu : pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi b. Kemampuan afektif terdiri dari lima jenis perilaku yaitu : penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup c. Kemampuan psikomotrik terdiri dari tujuh jenis perilaku, yaitu : persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa dikatakan belajar jika terjadi perubahan secara sadar, sengaja, usaha, bersifat kontiniu, fungsional, positif dan aktif, serta mempunyai tujuan yang mencakup seluruh aspek tingkah laku yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik (Dimyati & Mudjiono, 006)..3 Pengertian Prestasi Belajar Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar diperlukan adanya evaluasi yang akan menjadi tolak ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama waktu yang telah ditentukan. Evaluasi hasil belajar adalah

keseluruhan kegiatan pengukuran, pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, hasil belajar tersebut dapat berupa prestasi belajar siswa. Prestasi belajar adalah hasil penilaian, hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf atau kalimat dan dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh sikap atau tingkah laku siswa (Hamalik, 009)..4 Variabel-variabel yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Berikut ini merupakan variabel-variabel yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Medan. X 1 = Bakat Bakat adalah benih dari suatu sifat yang baru akan tampak nyata jika ia mendapat kesempatan atau kemungkinan untuk berkembang Seorang siswa yang berbakat adalah mereka yang istimewa dalam kemampuan berpikir, mengolah permasalahan yang abstrak, membuat generalisasi atas fakta-fakta yang ada, memakai makna dan hubungan antara segala sesuatu dan memiliki keahlian-keahlian dalam bidang tertentu. Keahlian-keahlian tersebut bisa dalam satu bidang, dua bidang atau beberapa bidang (Poerbakawatja, 004). X = Minat Minat adalah sesuatu yang timbul karena keinginan sendiri tanpa adanya paksaan dari orang lain atau kecendrungan jiwa seseorang kepada sesuatu. Minat meliputi partisipasi, pengalaman, keinginan, kebutuhan, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Apabila siswa memiliki minat pada satu pelajaran tertentu biasanya cendrung untuk memperhatikannya dengan baik. Minat dan perhatian yang tinggi pada mata pelajaran akan memberi dampak yang baik bagi prestasi siswa.

X 3 = Motivasi siswa Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Dan kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar disebut sebagai motivasi, yaitu dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar (Dimyati & Mudjiono, 006). Pentingnya motivasi belajar bagi siswa adalah sebagai berikut : a. Mendororng timbulnya tingkah laku atau perbuatan, artinya tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar. b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan (Oemar Hamalik, 009). X 4 = Motivasi Orang tua Pengaruh yang paling utama bagi kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan seseorang adalah keluarga, karena keluarga merupakan orang terdekat bagi seorang anak. Banyak sekali kesempatan dan waktu bagi seorang anak untuk bertemu dan berinteraksi dengan keluarga. Hubungan yang baik antara orang tua dengan anak cendrung memberi stimulus dan respon yang baik. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap prestasi siswa adalah adanya motivasi dari orang tua sebagai pendorong bagi siswa untuk lebih giat dalam belajar sehingga akan memperoleh prestasi yang optimal. X 5 = Fasilitas belajar dirumah Penyediaan fasilitas belajar di rumah oleh orang tua merupakan faktor eksternal yang juga sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Fasilitas belajar yang lengkap dan tepat akan memudahkan siswa dalam menerima dan menguasai pelajaran, siswa yang memiliki fasilitas belajar yang memadai,

akan mendukung hasil belajar dan termotivasi serta berminat untuk belajar di rumah dan hasil belajar yang di harapkan akan tercapai dengan baik. Fasilitas belajar yang dibutuhkan siswa di rumah diantaranya ruang belajar yang kondusif yang dilengkapi dengan meja, kursi, penerangan, alat-alat tulis dan sebagainya. Belajar membutuhkan fasilitas pendukung, baik di sekolah maupun di rumah dalam memperoleh hasil belajar yang maksimal. X 6 = Kualitas Pengajaran Guru Upaya guru memberikan pengajaran kepada siswa adalah usaha guru dalam mempersiapkan diri untuk membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Bila upaya guru hanya sekedar mengajar, artinya keberhasilan guru yang menjadi titik tolak, besar kemungkinan siswa tidak tertarik untuk belajar sehingga motivasi belajar siswa jadi melemah atau hilang (Dimyati & Mudjiono, 006) X 7 = Fasilitas Sekolah Salah satu faktor pendukung terjadinya kegiatan belajar mengajar di sekolah adalah tersedianya fasilitas di sekolah, karena fasilitas yang digunakan oleh guru pada waktu mengajar digunakan pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan, salah satu bentuk fasilitas tersebut adalah alat-alat pelajaran yang lengkap dan tepat sehingga dapat memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju. X 8 = Ekstrakulikuler Siswa adalah suatu organisme hidup dan memiliki banyak kemungkinan atau potensi yang hidup dan sedang berkembang. Dalam diri masing-masing siswa terdapat prinsip aktif yaitu keinginan berbuat dan bekerja sendiri, prinsip aktif mengendalikan tingkah lakunya. Lembaga pendidikan yaitu sekolah perlu mengarahkan tingkah laku menuju ke tingkat perkembangan yang diharapkan. Potensi yang hidup perlu mendapat kesempatan berkembang ke arah tujuan

tertentu. Salah satu cara untuk mengembangkan potensi ataupun bakat siswa yaitu dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler. Dengan mengikuti kegiatan tersebut siswa dapat mengembangkan kreativitas dan menjadikannya lebih aktif tidak hanya dari segi akademik saja tteapi juga di lingkungannya. X 9 = Les Tambahan Les tambahan atau disebut juga dengan bimbingan belajar merupakan bagian terpenting bagi siswa, mengingat pada saat ini siswa dituntut untuk bisa berkompetensi. Manfaat dari bimbingan belajar adalah dapat membuat siswa semakin kreatif pada kegiatan belajar-mengajar dan dapat meningkatkan prestasinya di sekolah. X 10 = Pergaulan Siswa Masyarakat merupakan faktor ekstern yang sangat berpengaruh terhadap siswa. Salah satu faktor nyata keberadaan siswa dalam lingkungan terhadap prestasinya adalah pergaulan siswa dengan teman-temannya. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan siswa memiliki teman bergaul yang baik dan pembinaan pergaulan yang baik juga. Pengaruh-pengaruh dan teman bergaul siswa lebih cepat masuk ke dalam jiwanya. Teman bergaul yang tidak baik akan membawa siswa kepada tingkah laku yang tidak baik dan belajarnya juga akan berantakan, sebaliknya bergaul dengan teman yang baik dalam tingkah laku dan memiliki semangat untuk belajar akan membawa pengaruh yang baik terhadap siswa sehingga dapat menjadi motivasi siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya..5 Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan jenisnya populasi dibagi menjadi dua, yaitu populasi terbatas dan populasi tidak terbatas. Populasi terbatas adalah populasi yang jumlahnya dapat diketahui dengan pasti, misalnya

jumlah murid sekolah, jumlah karyawan tetap pabrik dan lain sebagainya. Populasi tak terbatas adalah populasi yang tidak diketahui dengan pasti jumlahnya, misalnya jumlah penduduk disuatu negara dikatakan tidak pasti jumlahnya karena setiap waktu terus berubah jumlahnya (Erlina, 011)..6 Sampel dan Teknik Sampling Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (Supranto, 010). Teknik sampling secara statistik dapat didefinisikan sebagai suatu teknik untuk menentukan jumlah sampel, sehingga setiap sampel terpilih dalam penelitian dapat mewakili populasinya. Metode slovin dipilih sebagai teknik sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel dengan perhitungan sebagai berikut (Arikunto, 010) : n N 1 Ne Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan..7 Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Dalam penelitian ini untuk uji validitas pengumpul data dengan menggunakan metode korelasi product moment yang rumusnya sebagai berikut (Situmorang, 008) :

Keterangan : r xy X Y n = koefisien korelasi = skor pertanyaan = skor total = jumlah sampel Untuk menentukan valid/tidaknya suatu instrumen dengan cara mengkonsultasikan hasil perhitungan koefisien korelasi dengan tabel nilai koefisien (r) pada taraf signifikan 5% atau taraf kepercayaan sebesar 95 %. Apabila r xy r tabel valid dan apabila r xy < r tabel tidak valid.8 Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Teknik perhitungan reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Internal Consistency Realibility, yaitu dengan membandingkan nilai Cronbach s Alpha hitung dengan Cronbach s Alpha yang telah ditetapkan yaitu sebesar 0,6. Nilai Cronbach s Alpha dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Situmorang, 008) : Keterangan: = nilai (koefisien) Alpha Cronbach = banyaknya variabel penelitian = jumlah varians variabel penelitian = varians total

.9 Analisis Komponen Utama (AKU) Analisis komponen utama adalah teknik statistik yang digunakan manakala peneliti tertarik pada sekumpulan data yang saling berkorelasi. Tujuannya adalah untuk menemukan sejumlah variabel yang koheren dalam sub kelompok yang secara relatif independen terhadap yang lain. Analisis komponen utama kebalikan dari analisis faktor dimana analisis komponen utama bersifat konvergen dan analisis faktor bersifat divergen (Tabachnick, 1983) Analisis komponen utama (AKU) biasanya digunakan untuk : 1. Mengidentifikasi variabel-variabel baru yang mendasari data variabel ganda.. Mengurangi banyaknya dimensi himpunan variabel asal yang terdiri atas banyak variabel dan saling berkorelasi. 3. Menetralisir variabel-variabel asal yang memberikan sumbangan informasi yang relatif kecil Analisis komponen utama (AKU) terkonsentrasi pada penjelasan struktur variansi dan kovariansi melalui suatu kombinasi linear variabel-variabel asal, dengan tujuan utama melakukan reduksi data dan membuat interpretasi. Analisis komponen utama lebih baik digunakan jika variabel-variabel asal saling berkorelasi. Didalam proses dasar analisis faktor metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstraksi adalah analisis komponen utama, metode ini dipilih karena tujuan utama analisis faktor adalah untuk mereduksi data. Umumnya analisis komponen utama merupakan analisis intermediate yang berarti hasil komponen utama dapat digunakan untuk analisis selanjutnya (Supranto, 010)..10 Analisis Faktor (AF) Analisis faktor merupakan salah satu analisis statistik multivariate yang menitikberatkan pada data yang mempunyai hubungan yang sangat erat secara bersama-sama pada masing-masing variabel, tanpa membedakan antara variabel

terikat (Y) dan variabel bebas (X). Proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan (interrelationship) antara sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal (Santoso, 010). Secara umum analisis faktor atau analisis komponen utama bertujuan untuk mereduksi data dan menginterpretasikannya sebagai suatu variabel baru yang berupa variabel bentukan. Andaikan dari p buah variabel awal/asal terbentuk k buah faktor/komponen dimana k<p, misalnya dari sejumlah variabel p sebanyak 10 variabel terbentuk k = buah faktor/komponen yang dapat menerangkan kesepuluh variabel awal/asal tersebut. K buah faktor/komponen utama dapat mewakili p buah variabel aslinya sehingga lebih sederhana (Tabachnick, 1983). Tujuan utama analisis faktor adalah untuk menjelaskan struktur di antara banyak variabel dalam bentuk faktor atau variabel laten atau variabel bentukan. Faktor yang terbentuk merupakan besaran acak (random quantities) yang sebelumnya tidak dapat diamati atau diukur secara langsung. Selain tujuan utama analisis faktor, terdapat beberapa tujuan lainnya, yaitu : 1. Untuk mereduksi sejumlah variabel asal yang jumlahnya banyak menjadi sejumlah variabel baru yang jumlahnya lebih sedikit dari variabel asal dan variabel baru tersebut dinamakan faktor atau variabel laten atau konstruk atau variabel bentukan. Untuk mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel penyusun faktor atau dimensi dengan faktor yang terbentuk dengan menggunakan pengujian koefisien korelasi antar faktor dengan komponen pembentuknya 3. Adanya validasi data untuk mengetahui apakah hasil analisis faktor tersebut dapat digeneralisasi ke dalam populasinya, sehingga setelah terbentuk faktor, maka peneliti sudah mempunyai suatu hipotesis baru berdasarkan hasil analisis faktor.

Konsep dasar analisis faktor adalah sebagai berikut : 1. Tidak mengaitkan antara dependent variabel dengan independent variabel tetapi membuat reduksi dan abstraksi atau meringkas dari banyak variabel menjadi sedikit variabel. Teknik yang digunakan adalah teknik interdependensi yaitu seluruh set hubungan yang interdependen diteliti. Prinsip menggunakan korelasi r = 0 dan r = 1 digunakan dalam mengidentifikasi variabel yang berkorelasi dan yang tidak/kecil korelasinya 3. Analisis faktor menekan adanya komunity ; jumlah varian yang disumbangkan oleh satu variabel pada variabel lainnya 4. Kovariasi antar variabel yang diuraikan akan muncul common factor (jumlah sedikit) dan unique faktor setiap variabel (faktor-faktor tidak secara jelas terlihat) 5. Adanya koefisien nilai faktor (factor score coefficient) sehingga faktor 1 menyerab sebagian besar seluruh variabel, faktor menyerab sebagian sisa varian setelah diambil untuk faktor 1, faktor tidak berkorelasi dengan faktor 1..11 Model Analisis Faktor Secara umum model analisis faktor (Johnson & Wichern, 1998 ) adalah : X 1 1 l11f1 l1f... l1 m Fm! X l1f1 lf... lm Fm............ X l F l F... p p l F p1 1 p pm m p (1)

keterangan : X p Variabel asal ke-p µ p = Rataan dari vektor acak ke-p F = Faktor umum ke- j ( j 1,,..., m) m l pm = Bobot (loading) dari variabel asal ke-p pada faktor ke-m p = Faktor unik ke-p Persamaan (1) dapat ditulis dalam bentuk matriks sebagai berikut : X = L ( pxl) ( pxl) (pxm) F (mxl) + ( p l ) X 1 -µ 1 X -µ l l1 l13 l1 m 11... F 1 1 l l l3 lm 1... F... =............... +... X p -µ p l l l... l F p1 p p3 pm m m (pxl) (pxm) (mxl) (pxl) Faktor yang unik tidak berkorelasi dengan sesama faktor yang unik dan juga tidak berkorelasi dengan common factor. Common factor sendiri dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari variabel-variabel yang terobservasi, yaitu : F W X W X W X... i i1 1 i i3 3 W ik X k Keterangan : Fi Estimasi faktor ke i W i Bobot atau koefisien nilai faktor ke i k Jumlah variabel

.1 Statistik yang Relevan Dengan Analisis Faktor Beberapa statistik penting yang berhubungan dengan analisis faktor adalah : a. Bartlett s test of sphericity, yaitu suatu uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis bahwa variabel tidak saling berkorelasi (uncorrelated) dalam populasi. Dengan pengertian lain yaitu setiap variabel berkorelasi dengan dirinya sendiri secara sempurna (r = 1) dan tidak berkorelasi sama sekali dengan lainnya (r = 0). Dapat dikatakan matrik korelasi populasi merupakan matriks identitas (identity matrix), di mana elemen pada diagonal utama matriks bernilai 1, sedangkan diluar diagonal utama bernilai nol. b. Correlation matrix. Matiks segitiga bagian bawah menunjukkan korelasi sederhana r antara semua pasangan variabel yang terlibat dalam analisis. Nilai atau angka pada diagonal utama yang semuanya sama yaitu 1 ditiadakan. c. Communality (komunalitas), yaitu jumlah varian yang disumbangkan oleh suatu variabel dengan seluruh variabel lainnya dalam analisis. Ini juga merupakan proporsi atau bagian varian yang dijelaskan oleh common factor atau besarnya sumbangan suatu faktor terhadap varian seluruh variabel. Nilai communality ( h i ) diperoleh dengan menghitung jumlah kuadrat loading faktor setiap variabel asal yaitu : h i i1 i... i m d. Eigenvalue yaitu mempresentasikan total varians yang dijelaskan oleh setiap faktor. Untuk faktor yang mempunyai nilai eigenvalue > 1 maka faktor tersebut akan dimasukkan ke dalam model. e. Factor Loading (faktor muatan) adalah korelasi sederhana antara variabel dengan faktor.

f. Factor loading plot, ialah suatu plot dari variabel asli dengan menggunakan factor loadings sebagai koordinat. g. Factor matrix, yaitu memuat semua factor loading dari seluruh variabel dalam seluruh variabel yang dikembangkan. h. Factor scores, yaitu skor komposit yang diestimasi untuk setiap responden pada faktor yang diderivasi. i. Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) measure of sampling adequacy (MSA), merupakan suatu indeks yang digunakan untuk menguji kesesuaian analisis faktor. Nilai KMO berkisar antar 0,5-1,0 artinya jika nilai kurang dari 0,5 analisis faktor tidak tepat untuk digunakan. Rumus untuk menghitung KMO adalah sebagai berikut : Keterangan : i i k r ik KMO r ik a r ik = Kuadrat matriks korelasi sederhana a ik = Kuadrat matriks korelasi parsial i i k i i k ik j. Measure of sampling adequacy (MSA), yaitu suatu indeks perbandingan antara koefisien korelasi parsial untuk setiap variabel. MSA digunakan untuk mengukur kecukupan sampel. Rumus untuk menghitung MSA adalah sebagai berikut : MSA i k I i k r ik k a 1 ik Keterangan : r ik = Kuadrat matriks korelasi sederhana a ik = Kuadrat matriks korelasi parsial r k. Percentage of variance, merupakan persentase varian total yang disumbangkan oleh setiap factor.

l. Residuals, yaitu selisih antara korelasi yang terobservasi berdasarkan input correlation matrix dan korelasi hasil reproduksi yang diestimasi dari matriks factor. m. Scree plot, merupakan plot dari eigenvalue sebagai sumbu tegak dan banyaknya faktor sebagai sumbu datar, untuk menentukan banyaknya faktor yang bisa di tarik..13 Langkah-Langkah Pelaksanaan Analisis Faktor 1. Merumuskan Masalah Perumusan masalah dalam analisis faktor akan melibatkan beberapa kegiatan seperti mengidentifikasi variabel, yaitu variabel yang digunakan harus disesuaikan berdasarkan penelitian sebelumnya, teori dan keinginan dari peneliti. Tujuan analisis faktor harus dididentifikasi. Ukuran variabel yang sesuai adalah interval atau rasio. Untuk menentukan banyaknya sampel berdasarkan analisis faktor sedikitnya 4 atau 5 kali banyaknya variabel.. Membentuk Matriks Korelasi Proses analisis didasarkan pada suatu matriks korelasi antar variabel. Agar analisis faktor menjadi tepat, variabel-variabel yang akan dianalisis harus berkorelasi. 3. Ekstraksi Faktor Terdapat dua metode ekstraksi faktor dalam analisis faktor yaitu principal component analysis (PCA) dan common factor analysis (CFA). Didalam PCA total variance pada data yang diperhatikan yaitu diagonal matriks korelasi, setiap elemennya sebesar 1 dan full variance digunakan untuk dasar pembentukan faktor, yaitu variabel-variabel baru sebagai pengganti variabelvariabel lama yang jumlahnya lebih sedikit dan tidak lagi berkorelasi satu sama lain.

4. Penentuan Jumlah Faktor Dalam meringkas informasi yang terdapat dalam variabel asli, sejumlah faktor yang lebih sedikit akan diekstraksi. Beberapa jenis prosedur untuk menentukan banyaknya faktor yang harus diekstraksi antara lain : a. Penentuan berdasarkan eigenvalues Dalam pendekatan ini, hanya faktor dengan eigenvalue lebih besar dari 1,00 yang akan dipertahankan. suatu Eigenvalue adalah jumlah varians yang dijelaskan oleh setiap faktor. Faktor dengan nilai eigenvalue lebih kecil dari 1,00 tidak lebih baiik dari sebuah variabel asli, karena variabel asli telah dibakukan (standardized) yang artinya rata-ratanya 0 dan standart deviasinya 1. b. Penentuan berdasarkan scree plot Scree plot merupakan suatu plot dari eigenvalue sebagai fungsi banyaknya faktor dalam upaya mengekstraksi. Biasanya plot akan berbeda antara slope tegak faktor dengan eigenvalue yang besar dan makin mengecil pada sisa faktor yang tidak perlu diektraksi. Pengecilan slope ini yang disebut scree. 5. Rotasi Faktor Hasil atau output yang penting dari analisis faktor adalah matriks faktor pola (factor pattern matrix) yang memuat koefisien yang digunakan untuk mengekspresikan variabel yang dibakukan (standardized) dinyatakan dalam faktor. Koefisien-koefisien ini yang disebut muatan faktor (factor loading) yang merupakan korelasi antara faktor dengan variabelnya. Suatu koefisien dengan nilai absolut yang besar menunjukkan bahwa faktor dan variabel berkorelasi sangat kuat. Koefisien tersebut bisa digunakan untuk menginterpretasi faktor. Beberapa literatur menyarankan besarnya nilai untuk batasan factor loadings adalah 0,3, 0,4 atau 0,5. Dalam melakukan rotasi faktor, diharapkan setiap faktor memiliki factor loading atau koefisien yang tidak nol atau signifikan hanya untuk beberapa

variabel. Dan diharapkan agar setiap variabel memiliki factor loading signifikan hanya dengan beberapa faktor saja, atau jika mungkin hanya dengan satu faktor saja. Rotasi tidak berpengaruh terhadap komunalitas dan persentase total varians yang dijelaskan. Namun demikan, rotasi berpengaruh terhadap persentase varians dari setiap faktor. Ada dua metode rotasi yang berbeda yaitu : orthogonal dan oblique rotation. Rotasi dikatakan orthogonal rotation jika sumbu dipertahankan tegak lurus sesamanya (bersudut 90 drajat). Metode orthogonal rotation dapat dibedakan menjadi : quartimax, varimax, dan equimax. Rotasi dikatakan oblique rotation jika sumbu tidak dipertahankan harus tegak lurus sesamanya dan faktor-faktor tidak berkorelasi. Oblique rotation akan digunakan jika faktor-faktor pada populasi diperkirakan berkorelasi kuat. Metode ini dapat dibedakan menjadi oblimin, promax, dan orthobolique. Metode rotasi yang banyak digunakan ialah varimax procedure. Prosedur ini merupakan metode orthogonal yang berusaha meminimumkan banyaknya variabel dengan muatan tinggi pada satu faktor, dengan demikian memudahkan interpretasi mengenai faktor. Rotasi orthogonal menghasilkan faktor-faktor yang tidak berkorelasi satu sama lain. 6. Interpretasi Faktor Interpretasi faktor dipermudah dengan mengenali (mengidentifikasi) variabel yang mempunyai nilai loading yang besar pada faktor yang sama. Faktor tersebut kemudian bisa diinterpretasikan menurut variabel-variabel yang mempunyai nilai loading yang tinggi dengan faktor tersebut. Cara lain yang dapat digunakan adalah melalui pivot variabel dengan faktor loading sebagai koordinat. Variabel pada ujung suatu sumbu ialah variabel yang mempunyai high loadings hanya pada faktor tertentu, sedangkan variabel yang dekat dengan titik asal memiliki muatan rendah low loading pada kedua faktor. Variabel yang tidak dekat dengan sumbu salah satu faktor berarti berkorelasi dengan kedua faktor tersebut. Jika sebuah faktor tidak dapat dengan jelas didefinisikan dalam batas variabel awalya, maka disebut faktor umum.

7. Menentukan Ketepatan Model (Model fit) Untuk mengetahui apakah model dapat dinyatakan sudah tepat dan layak digunakan yaitu dengan melihat selisih atau nilai residual antara matriks korelasi sebelum dilakukan analisis faktor dengan matriks korelasi setelah dilakukan analisis faktor. Untuk menentukan sebuah model sesuai atau tidak, maka nilai absolut residuals harus kurang dari 0,05 sehingga model tersebut dapat diterima.