BAB IV ANALISIS DAN HASIL DATA

dokumen-dokumen yang mirip
PRAKTIKUM 14 ANALISA QoS JARINGAN

BAB III IMPLEMENTASI DAN PERFORMANSI


ANALISIS KINERJA TRAFIK WEB BROWSER DENGAN WIRESHARK NETWORK PROTOCOL ANALYZER PADA SISTEM CLIENT-SERVER

BAB IV ANALISA DAN IMPLEMENTASI RADIO ETHERNET IP BASE (INTERNET PROTOKOL BASE) GALERI PT. INDOSAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario

BAB 4 UJI COBA DAN EVALUASI. Pada pengujian jaringan MPLS VPN dengan melakukan ping, traceroute, dan

PENGUKURAN QoS (Quality of Service) pada STREAMING SERVER

MODUL 9 PENGUKURAN QoS STREAMING SERVER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Quality of Service. Sistem Telekomunikasi Prodi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada

ping [- t] [- a] [- n ] [- l ] [- f] [- i TTL] [- v ] [- r ] [- s ] [{- j - k }] [- w ] [ Targetname]

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Membedakan Bandwidth, Speed dan Throughput 12 OKTOBER 2011

MODUL 7 ANALISA QoS pada MPLS

BAB IV ANALISA PENGUNAAN FRAME RELAY. 4.1 Proses percobaan Penggunaan Frame Relay. Pada proses penganalisaan ini penulis melakukan tes untuk

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB IV ANALISIS PERFORMANSI GPON

diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan.

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ridwansyah, ST MT. Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik UNM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Saat pengujian perbandingan unjuk kerja video call, dibutuhkan perangkat

BAB IV IMPLEMETASI DAN ANALISIS QOS

ANALISIS KINERJA TRAFIK VIDEO CHATTING PADA SISTEM CLIENT-CLIENT DENGAN APLIKASI WIRESHARK

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T

BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA. Oleh : NRP

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI

QUALITY OF SERVICE PADA WIRELESS BTS DENGAN MANAJEMEN BANDWIDTH SIMPLE QUEUE

BAB IV ANALISA DATA 4.1 Lokasi Test-bed

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO. STUDI PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN VoIP PADA STANDART WIRELESS a, b, dan g.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

ANALISIS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA EVDO Rev.A.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

BAB IV HASIL YANG DIHARAPKAN

B A B IV A N A L I S A

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 File Trace Input

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

Rudy Samudra P Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA JARINGAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik Komposisi Protokol Transport

5. QoS (Quality of Service)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA ( ) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS

ANALISIS QUALITY OF SERVICE (QoS) JARINGAN INTERNET DI SMK TELKOM MEDAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah studi

BAB II LANDASAN TEORI

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM. mendukung proses implementasi, antara lain: Operating System yang digunakan pada komputer Server.

BAB 4 HASIL UJI COBA

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI Universitas Mercu Buana Yogyakarta Program Studi : 1. Teknik Informatika

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Laju Kedatangan Paket Data Komunikasi Real Time

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

Metode Deteksi Terputusnya Koneksi Tcp Pada Receiving Host Berdasarkan Packet Inter-Arrival Timeout

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

PRAKTIKUM 2 ANALISA JARINGAN DOSEN : FAJAR Y. ZEBUA

ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG )

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI VIRTUAL PRIVATE NETWORK DENGAN PROTOKOL PPTP PADA CISCO ROUTER 2901 (STUDI KASUS PRODI TEKNIK INFORMATIKA UNTAN)

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK

BAB II LANDASAN TEORI

2. Pentingnya QoS Ada beberapa alasan mengapa kita memerlukan QoS, yaitu:

A I S Y A T U L K A R I M A

Bab III PERANCANGAN SISTEM

Bab 2. Tinjauan Pustaka

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Packet Tracer. Cara menjalankan Packet Tracer : 1. Install Source Program 2. Klik Menu Packet Tracer. Packet. Simulasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Waktu : Oktober 2009 Februari : 1. Pusat Komputer Universitas Lampung. 2. Pusat Komputer Universitas Sriwijaya

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET

Nama Penulis

ANALISA PENENTUAN MODEL PENGELOLAAN BANDWIDTH IDEAL MENGGUNAKAN POLA QUALITY OF SERVICE (QOS) STUDI KASUS DI SMK AL-FATTAAH DEMAK

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T.

BAB IV PENANGANAN GANGGUAN DAN. PERFORMANCE MONITORING PADA LINK EoS

STUDI PENGENDALIAN KUALITAS LAYANAN VOIP MENGGUNAKAN METODE ANTRIAN

BAB I PENDAHULUAN. IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PERFORMANSI ETHERNET OVER IP (EoIP) TUNNEL Mikrotik RouterOS PADA LAYANAN VoIP DENGAN JARINGAN CDMA 1

Transkripsi:

39 BAB IV ANALISIS DAN HASIL DATA Pada bab pengujian dan analisa akan menjelaskan tentang hasil dan berbandingan terhadap quality of service pada jaringan ASTInet yang digunakan di Head Office PT. Trans Retail Indonesia. Parameter yang akan dibandingkan adalah kualitas jaringan dengan melakukan PING dan mengirimkan/menggunakan beban paket bandwidth yang berbeda-beda mulai dari 2048 Mbps kelipatan sampai dengan 12288 Mbps (melebihi bandwidth yang digunakan). Dari sisi ISP akan melakukan PING ke arah router CE. Kemudian dari sisi user akan mengirimkan/menggunakan beban bandwidth ke internet melewati router PE. 4.1 Proses Perolehan Data QoS PING (Packet Internet Gopher) PING (Packet Internet Gopher) adalah sebuah program utilitas yang dapat digunakan untuk memeriksa induktivitas jaringan berbasis teknologi TCP/IP. Dengan menggunakan PING, dapat diuji apakah sebuah komputer terhubung dengan komputer lainnya. Hal ini dilakukan dengan mengirim sebuah paket kepada alamat IP yang hendak diujicoba konektivitas nya dan menunggu respon darinya.

40 Utilitas PING akan menunjukkan hasil yang positif jika dua atau buah komputer saling terhubung di dalam sebuah jaringan. Hasil berupa statistik keadaan koneksi kemudian ditampilkan di bagian akhir. Kualitas koneksi dapat dilihat dari besarnya waktu pergi-pulang (roundtrip) dan besarnya jumlah paket yang hilang (packet loss). Semakin kecil kedua angka tersebut, semakin bagus kualitas koneksi nya. Untuk mengetahui parameter QoS nya ada beberapa hal yang harus dilakukan pengetesan. Berikut untuk pengetesan jaringan: 4.1.1 Contoh Test PING IP PE dan IP CE Normal PE2-D2-JT2-INET#ping vrf Astinet-Conn 180.250.87.193 size=100 count=100 Tue Jul 16 21:32;31.301 GMT Sending 100, 100-byte ICMP Echos to 180.250.87.193, timeout is 2 seconds:!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Success rate is 100 percent (100/100), round-trip min/avg/max = 2/2/6 ms PE2-D2-JT2-INET#ping vrf Astinet-Conn 180.250.87.194 size=100 count=100 Tue Jul 16 21:34;29.301 GMT Sending 100, 100-byte ICMP Echos to 180.250.87.194, timeout is 2 seconds:!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Success rate is 100 percent (100/100), round-trip min/avg/max = 5/6/8 ms Gambar 4.1 Test PING IP PE dan IP CE Normal Ping IP PE dan IP CE hasilnya normal, dimana Success rate (100%), kondisi hasil seperti di atas menunjukkan jaringan akses link ASTInet Telkom dalam kondisi yang baik.

41 4.1.2 Contoh Test PING IP PE dan IP CE intermitten PE2-D2-JT2-INET#ping vrf Astinet-Conn 180.250.87.193 size=100 count=100 Tue Jul 16 21:03;01.301 GMT Sending 100, 100-byte ICMP Echos to 180.250.87.193, timeout is 2 seconds:!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.!!!!!!!!!!!!! Success rate is 98 percent (97/100), round-trip min/avg/max = 1/2/37 ms PE2-D2-JT2-INET#ping vrf Astinet-Conn 180.250.87.194 size=100 count=100 Tue Jul 16 21:04;29.301 GMT Sending 100, 100-byte ICMP Echos to 180.250.87.194, timeout is 2 seconds:!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Success rate is 97 percent (93/100), round-trip min/avg/max = 5/6/52 ms Gambar 4.2 Test PING IP PE dan IP CE Intermitten Ping IP PE hasilnya intermitten, dimana Success rate (98%), tapi ping IP CE hasilnya intermitten dimana Success rate (97%), jika kondisi seperti ini Telkom memastikan pengecekan ping ke IP modem/router yang ada di user. Jika hasil ping modem/router Success rate (98%), tapi hasil ping IP CE RTO, maka coba pastikan trafik pemakaian user di MRTG dalam keadaan full traffic atau tidak. 4.1.3 Test PING IP PE dan IP CE beban paket 2048 Kbps (2 Mbps) PE2-D2-JT2-INET#ping vrf Astinet-Conn 180.250.87.193 size=2048 count=2048 Tue Aug 16 21:42;22.301 GMT Sending 2048, 2048-byte ICMP Echos to 180.250.87.193, timeout is 2 seconds:!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Success rate is 100 percent (2048/2048), round-trip min/avg/max = 9/14/25 ms PE2-D2-JT2-INET#ping vrf Astinet-Conn 180.250.87.194 size=2048 count=2048 Tue Aug 16 21:44;29.301 GMT Sending 2048, 2048-byte ICMP Echos to 180.250.87.194, timeout is 2 seconds:!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Success rate is 100 percent (2048/2048), round-trip min/avg/max = 9/11/18 ms Gambar 4.3 Test PING IP PE dan IP CE Beban Paket 2048 Kbps

42 Ping IP PE dan IP CE hasilnya normal, dimana Success rate (100%), kondisi hasil seperti di atas menunjukkan jaringan akses link ASTInet Telkom dalam kondisi yang baik. 4.1.4 Test PING IP PE dan IP CE dengan paket 4096 Kbps (4 Mbps) PE2-D2-JT2-INET#ping vrf Astinet-Conn 180.250.87.193 size=4096 count=4096 Tue Jul 16 21:33;13.301 GMT Sending 4096, 4096-byte ICMP Echos to 180.250.87.193, timeout is 2 seconds:!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Success rate is 100 percent (4096/4096), round-trip min/avg/max = 10/22/47 ms PE2-D2-JT2-INET#ping vrf Astinet-Conn 180.250.87.194 size=4096 count=4096 Tue Jul 16 21:35;29.301 GMT Sending 4096, 4096-byte ICMP Echos to 180.250.87.194, timeout is 2 seconds:!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Success rate is 99 percent (3996/4096), round-trip min/avg/max = 8/12/48 ms Gambar 4.4 Test PING IP PE dan IP CE Beban Paket 4096 Kbps Ping IP PE hasilnya normal, dimana Success rate (100%). Tapi ping IP CE hasilnya intermitten dimana Success rate (99%), jika kondisi seperti ini Telkom memastikan pengecekan ping ke IP modem/router yang ada di user. Maka coba pastikan trafik pemakaian user di MRTG full traffic atau tidak. Jika full traffic maka kurangi trafik pemakaian terlebih dahulu. Jika tidak full traffic, coba lakukan bypass dari modem ke laptop, dan coba lakukan ping ke IP PE.

43 4.1.5 Test PING IP PE dan IP CE dengan paket 8192 Kbps (8 Mbps) PE2-D2-JT2-INET#ping vrf Astinet-Conn 180.250.87.193 size=8192 count=8192 Tue Jul 16 21:38;43.301 GMT Sending 8192, 8192-byte ICMP Echos to 180.250.87.193, timeout is 2 seconds:!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Success rate is 100 percent (8192/8192), round-trip min/avg/max = 14/18/30 ms PE2-D2-JT2-INET#ping vrf Astinet-Conn 180.250.87.194 size=8192 count=8192 Tue Jul 16 21:40;55.301 GMT Sending 8192, 8192-byte ICMP Echos to 180.250.87.194, timeout is 2 seconds:!!!!!!!!!!.!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.!!!!!!!!!! Success rate is 97 percent (7861/8192), round-trip min/avg/max = 14/23/45 ms Gambar 4.5 Test PING IP PE dan IP CE Beban Paket 8192 Kbps Ping IP PE hasilnya normal, dimana Success rate (100%). Tapi ping IP CE hasilnya intermitten dimana Success rate (97%), jika kondisi seperti ini Telkom memastikan pengecekan ping ke IP modem/router yang ada di user. Maka coba pastikan trafik pemakaian user di MRTG full traffic atau tidak. Jika full traffic maka kurangi trafik pemakaian terlebih dahulu. Jika tidak full traffic, coba lakukan bypass dari modem ke laptop. 4.1.6 Test PING IP PE dan IP CE dengan paket 10240 Kbps (10 Mbps) PE2-D2-JT2-INET#ping vrf Astinet-Conn 180.250.87.193 size=10240 count=10240 Tue Jul 16 21:44;19.301 GMT Sending 10240, 10240-byte ICMP Echos to 180.250.87.193, timeout is 2 seconds:!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Success rate is 100 percent (10240/10240), round-trip min/avg/max = 12/23/44 ms PE2-D2-JT2-INET#ping vrf Astinet-Conn 180.250.87.194 size=10240 count=10240 Tue Jul 16 21:46;15.301 GMT Sending 10240, 10240-byte ICMP Echos to 180.250.87.194, timeout is 2 seconds:!!!!!!!!!!!!!!.!!!!!!!!!!!!!!!!!!.!!!!!!!!!!!!!!!.!!!!!!!!!!!!!!!.!! Success rate is 96 percent (9839/10240), round-trip min/avg/max = 14/23/45 ms Gambar 4.6 Test PING IP PE dan IP CE Beban Paket 10240 Kbps

44 Ping IP PE hasilnya normal, dimana Success rate (100%). Tapi ping IP CE hasilnya intermitten dimana Success rate (96%), jika kondisi seperti ini Telkom memastikan pengecekan ping ke IP modem/router yang ada di user. Maka coba pastikan trafik pemakaian user di MRTG full traffic atau tidak. Jika full traffic maka kurangi trafik pemakaian terlebih dahulu. Jika tidak full traffic, coba lakukan bypass dari modem ke laptop, dan coba lakukan ping ke IP PE. 4.1.7 Test PING IP PE dan IP CE dengan paket 12288 Kbps (12 Mbps) PE2-D2-JT2-INET#ping vrf Astinet-Conn 180.250.87.193 size=12288 count=12288 Tue Jul 16 22:02;39.301 GMT Sending 12288, 12288-byte ICMP Echos to 180.250.87.193, timeout is 2 seconds:!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Success rate is 100 percent (12288/12288), round-trip min/avg/max = 5/6/8 ms PE2-D2-JT2-INET#ping vrf Astinet-Conn 180.250.87.194 size=12288 count=12288 Tue Jul 16 22:03;12.301 GMT Sending 12288, 12288-byte ICMP Echos to 180.250.87.194, timeout is 2 seconds:.!!!!!!!!!!!!!.!!!!!!!!.!!!!!!!!!.!!!!!!!!!!!!!!!.!!!!!!!.!!!!!!!.!! Success rate is 95 percent (12288/12288), round-trip min/avg/max = 19/25/53 ms Gambar 4.7 Test PING IP PE dan IP CE Beban Paket 12288 Kbps Ping IP PE hasilnya normal, dimana Success rate (100%). Tapi ping IP CE hasilnya intermitten dimana Success rate (95%), jika kondisi seperti ini Telkom memastikan pengecekan ping ke IP modem/router yang ada di user. Maka coba pastikan trafik pemakaian user di MRTG full traffic atau tidak. Jika full traffic maka kurangi trafik pemakaian terlebih dahulu. Jika tidak full traffic, coba lakukan bypass dari modem ke laptop, dan coba lakukan ping ke IP PE.

45 4.2 Proses Perolehan Data QoS Transfer Beban Paket 4.2.1 Test Transfer Beban Paket 2048 kbps (2 Mbps) Gambar 4.8 Traffic PRTG Transfer Beban Paket 2048 Kbps Test mengirimkan beban paket 2048 Kbps (2 Mbps) yaitu sebagai acuan dari analisis untuk mengetahui dan mengukur nilai QoS (throughput, delay, jitter, dan packet loss) yang dihasilkan pada saat tersebut. Dapat dilihat pada hasil gambar 4.8 bahwa test mengirimkan beban paket 2048 Kbps (2 Mbps) selama kurang lebih 3 jam, yaitu: - Traffic In = 7.460 kbit/s (7,46 Mbps) - Traffic Out = 6.094 kbit/s (6,094 Mbps) - Downtime = 0 % - Average (Traffic Total) = 4.524 kbit/s (4,524 Mbps) - Total (Traffic Total) = 13.554 kbit/s (13,554 Mbps)

46 4.2.2 Test Transfer Beban Paket 4096 Kbps (4 Mbps) Gambar 4.9 Traffic PRTG Transfer Beban Paket 4096 Kbps Test mengirimkan beban paket 4096 Kbps (4 Mbps) yaitu sebagai acuan dari analisis untuk mengetahui dan mengukur nilai QoS (throughput, delay, jitter, dan packet loss) yang dihasilkan pada saat tersebut. Dapat dilihat pada hasil gambar 4.9 bahwa test mengirimkan beban paket 4096 Kbps (4 Mbps) selama kurang lebih 3 jam, yaitu: - Traffic In = 9.709 kbit/s (9,709 Mbps) - Traffic Out = 1.372 kbit/s (1,372 Mbps) - Downtime = 0 % - Average (Traffic Total) = 4.235 kbit/s (4,235 Mbps) - Total (Traffic Total) = 12.692 kbit/s (12,692 Mbps)

47 4.2.3 Test Transfer Beban Paket 8192 Kbps (8 Mbps) Gambar 4.10 Traffic PRTG Transfer Beban Paket 8192 Kbps Test mengirimkan beban paket 8192 Kbps (8 Mbps) yaitu sebagai acuan dari analisis untuk mengetahui dan mengukur nilai QoS (throughput, delay, jitter, dan packet loss) yang dihasilkan pada saat tersebut. Dapat dilihat pada hasil gambar 4.10 bahwa test mengirimkan beban paket 8192 Kbps (8 Mbps) selama kurang lebih 3 jam, yaitu: - Traffic In = 17.434 kbit/s (17,434 Mbps) - Traffic Out = 7.566 kbit/s (7,566 Mbps) - Downtime = 0 % - Average (Traffic Total) = 8.339 kbit/s (8,339 Mbps) - Total (Traffic Total) = 25.000 kbit/s (25 Mbps)

48 4.2.4 Test Transfer Beban Paket 10240 Kbps (10 Mbps) Gambar 4.11 Traffic PRTG Transfer Beban Paket 10240 Kbps Test mengirimkan beban paket 10240 Kbps (10 Mbps) yaitu sebagai acuan dari analisis untuk mengetahui dan mengukur nilai QoS (throughput, delay, jitter, dan packet loss) yang dihasilkan pada saat tersebut. Dapat dilihat pada hasil gambar 4.11 bahwa test mengirimkan beban paket 10240 Kbps (10 Mbps) selama kurang lebih 3 jam, yaitu: - Traffic In = 21.272 kbit/s (21,272 Mbps) - Traffic Out = 1.678 kbit/s (1,678 Mbps) - Downtime = 0 % - Average (Traffic Total) = 7.653 kbit/s (7,653 Mbps) - Total (Traffic Total) = 22.949 kbit/s (22,949 Mbps)

49 4.2.5 Test Transfer Beban Paket 12288 Kbps (12 Mbps) Gambar 4.12 Traffic PRTG Beban Paket 12288 Kbps Test mengirimkan beban paket 12288 Kbps (12 Mbps) yaitu sebagai acuan dari analisis untuk mengetahui dan mengukur nilai QoS (throughput, delay, jitter, dan packet loss) yang dihasilkan pada saat tersebut. Dapat dilihat pada hasil gambar 4.12 bahwa test mengirimkan beban paket 12288 Kbps (12 Mbps) selama kurang lebih 3 jam, yaitu: - Traffic In = 25.971 kbit/s (25,971 Mbps) - Traffic Out = 2.053 kbit/s (2,053 Mbps) - Downtime = 0 % - Average (Traffic Total) = 8.603 kbit/s (8,603 Mbps) - Total (Traffic Total) = 28.024 kbit/s (28.024 Mbps)

50 4.3 Proses Perolehan Data QoS Dari Wireshark 4.3.1 Transfer Beban Paket 2048 Kbps (2Mbps) Gambar 4.13 Hasil dan Summary Wireshark Beban Paket 2048 Kbps Pada gambar 4.13 menunjukan parameter-parameter untuk melakukan perhitungan hasil analisis QoS sebagai berikut: - Packets (Total paket yang diterima) = 8791 packet - Between first and last packet (Total delay) = 61.229 second - Avg. packets/sec (Rata-rata kecepatan paket) = 143.577 - Avg. packet size (Rata-rata besar paket) = 1190.248 bytes - Bytes = 10463467 - Avg. bytes/sec = 170891.936 - Avg. Mbit/sec = 1.367

51 4.3.2 Mengirimkan Beban Paket 4096 Kbps (4 Mbps) Gambar 4.14 Hasil dan Summary Wireshark Beban Paket 4096 Kbps Pada gambar 4.14 menunjukan parameter-parameter untuk melakukan perhitungan hasil analisis QoS sebagai berikut: - Packets (Total paket yang diterima) = 16505 packet - Between first and last packet (Total delay) = 60.790 second - Avg. packets/sec (Rata-rata kecepatan paket) = 271.508 - Avg. packet size (Rata-rata besar paket) = 1255.7456 bytes - Bytes = 20721309 - Avg. bytes/sec = 340866.393 - Avg. Mbit/sec = 2.727

52 4.3.3 Mengirimkan Beban Paket 8192 Kbps (8 Mbps) Gambar 4.15 Hasil dan Summary Wireshark Beban Paket 8192 Kbps Pada gambar 4.15 menunjukan parameter-parameter untuk melakukan perhitungan hasil analisis QoS sebagai berikut: - Packets (Total paket yang diterima) = 32603 packet - Between first and last packet (Total delay) = 61.388 second - Avg. packets/sec (Rata-rata kecepatan paket) = 531.096 - Avg. packet size (Rata-rata besar paket) = 1275.361 bytes - Bytes = 41580591 - Avg. bytes/sec = 677338.539 - Avg. Mbit/sec = 5.419

53 4.3.4 Mengirimkan Beban Paket 10240 Kbps (10 Mbps) Gambar 4.16 Hasil dan Summary Wireshark Beban Paket 10240 Kbps Pada gambar 4.16 menunjukan parameter-parameter untuk melakukan perhitungan hasil analisis QoS sebagai berikut: - Packets (Total paket yang diterima) = 36127 packet - Between first and last packet (Total delay) = 60.928 second - Avg. packets/sec (Rata-rata kecepatan paket) = 592.944 - Avg. packet size (Rata-rata besar paket) = 1419.702 bytes - Bytes = 51289559 - Avg. bytes/sec = 841802.888 - Avg. Mbit/sec = 6.734

54 4.3.5 Mengirimkan Beban Paket 12288 Kbps (12 Mbps) Gambar 4.17 Hasil dan Summary Wireshark Beban Paket 12288 Kbps Pada gambar 4.17 menunjukan parameter-parameter untuk melakukan perhitungan hasil analisis QoS sebagai berikut: - Packets (Total paket yang diterima) = 44182 packet - Between first and last packet (Total delay) = 61.102 second - Avg. packets/sec (Rata-rata kecepatan paket) = 723.083 - Avg. packet size (Rata-rata besar paket) = 1397.621 bytes - Bytes = 61749703 - Avg. bytes/sec = 1010596.287 - Avg. Mbit/sec = 8.085

55 4.4 Pengukuran Parameter QoS 4.4.1 Pengukuran Throughput Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses diamati pada destinantion selama interval waktu tertentu dibagi oleh waktu interval waktu. Throughput adalah kemampuan sebenarnya dari jaringan dalam melakukan pengiriman data. Throughput selalu dikaitkan dengan bandwidth. Throughput iukur setelah transmisi data (host/client) karena suatu sistem akan menambah delay yang disebabkan processor limitations, kongesti jaringan, buffering inefficient, error transmisi, traffic loads atau mungkin desain hardware yang tidak mencukupi. Berikut adalah hasil perhitungan dari analisis throughput = a. Beban paket 2048 Kbps Throughput = 3.272.139 KBps 10800 Second = 302,98 KBps = 2423,84 kbps b. Beban paket 4096 Kbps Throughput = 5.555.347 KBps 10800 Second = 514,39 KBps = 4115,12 kbps c. Beban paket 8192 Kbps Throughput = 10.980.907 KBps 10800 Second = 1.016,75 KBps = 8134 kbps d. Beban paket 10240 Kbps Throughput = 10.036.451 KBps 10800 Second = 929,3 KBps = 7434,4 kbps

56 e. Beban paket 12288 Kbps Throughput = 12.250.189 KBps 10800 Second = 1.134,27 KBps = 9073,6 kbps Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Throughput Paket Data (Kbps) Waktu Pengiriman Data (Second) Total Data Dikirim (KBps) Total Throughput (KBps) Total Throughput (kbps) 2048 10800 3.272.139 302,98 2423,84 4096 10800 5.555.347 514,39 4115,12 8192 10800 10.980.907 1.016,75 8134 10240 10800 10.036.451 929,3 7434,4 12288 10800 12.250.189 1.134,27 9073,6 Indeks Pada tabel 4.1 hasil pengukuran throughput terlihat bahwa, hasil dari setiap test mengirimkan beban paket dari 2048 Kbps 12288 Kbps grafik trafiknya meningkat dan stabil sesuai dengan beban paket yang dikirimkan selama 3 jam (10800 detik). Pada throughput itu sendiri semakin besar penggunaannya maka semakin real-time data yang disampaikan. Hal tersebut mempengaruhi throughput penggunaan atau kapasitas yang didapat oleh user pada Head Office PT. Trans Retail Indonesia semakin besar. Serta membuktikan bahwa link ASTInet yang digunakan dengan kondisi yang baik dari ISP sampai ke user.

57 Hasil Pengukuran Throughput 14.000.000 12.000.000 10.000.000 10.980.907 10.036.451 12.250.189 Delay (ms) 8.000.000 6.000.000 4.000.000 2.000.000 3.272.139 5.555.347 0 2048 4096 8192 10240 12288 Durasi Transfer Rate (kbps) Gambar 4.18 Grafik Hasil Pengukuran Throughput Di atas adalah grafik dari hasil pengukuran throughput dengan mengirimkan beban paket ke alamat IP address ASTInet 180.250.87.193 dengan paket yang berbeda-beda dari 2048 Kbps 12288 Kbps. 4.4.2 Pengukuran Delay (Latency) Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak mentrasmisikan data dari asal ke tujuan karena adanya antrian yang panjang, atau mengambil rute yang lain untuk menghindari kemacetan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang lama. Berikut adalah hasil perhitungan dari analisis delay = a. Beban paket 2048 Kbps Delay rata rata = 61,229 8791 = 0,0069649 sec = 6,9649 ms

58 b. Beban paket 4096 Kbps Delay rata rata = 60,790 16505 c. Beban paket 8192 Kbps = 0,0036831 sec = 3,6831 ms Delay rata rata = 61,338 32603 = 0,0018813 sec = 1,8813 ms d. Beban paket 10240 Kbps Delay rata rata = 60,928 36127 e. Beban paket 12288 = 0,0016864 sec = 36127 ms Delay rata rata = 61,102 44182 = 0,0013829 sec = 1,3829 ms Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Delay Paket Data (Kbps) Total Paket Diterima Total Delay (sec) Rata-Rata Delay (sec) Rata-Rata Delay (ms) 2048 8791 61,229 0,0069649 6,9649 4096 16505 60,790 0,0036831 3,6831 8192 32603 61,338 0,0018813 1,8813 10240 36127 60,928 0,0016864 1,6864 12288 44182 61,102 0,0013829 1,3829 Indeks

59 Hasil Pengukuran Delay 8 7 6 6,9649 Delay (ms) 5 4 3 3,6831 2 1 1,8813 1,6864 1,3829 0 2048 4096 8192 10240 12288 Transfer Rate (kbps) Gambar 4.19 Grafik Hasil Pengukuran Delay 4.4.3 Pengukuran Jitter Jitter merupakan variasi delay yang berhubungan erat dengan latency, yang menunjukkan banyaknya variasi delay pada transmisi data di jaringan. Dalam panjang antrian yang terjadi akibat adanya selisih waktu atau interval antara kedatangan paket di penerima, atau selisih antara delay pertama dengan delay selanjutnya, dalam waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang paket-paket di akhir perjalanan jitter. Untuk mengatasi jitter maka paket data yang datang dikumpulkan dulu dalam jitter buffer selama waktu yang telah ditentukan sampai paket dapat diterima pada sisi penerima dengan urutan yang benar. Jitter dapat menyebabkan data loss terutama pada kecepatan transmisi yang tinggi.

60 Berikut adalah hasil perhitungan dari analisis jitter = a. Beban paket 2048 Kbps Jitter = 14 = 0,9984075 ms 8791 1 b. Beban paket 4096 Kbps Jitter = 22 = 0,9986671 ms 16505 1 c. Beban paket 8192 Kbps Jitter = 23 = 0,9992945 ms 32603 1 d. Beban paket 10240 Kbps Jitter = 23 = 0,09993634 ms 36127 1 e. Beban paket 12288 Kbps Jitter = 25 = 0,9994342 ms 44182 1 Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Jitter Paket Data (Kbps) Total Variasi Delay (sec) Total Paket Diterima Total Jitter (ms) 2048 14 8791-0,9984075 4096 22 16505-0,9986671 8192 23 32603-0,9992945 Indeks

61 10240 23 36127-0,9993634 12288 25 44182-0,9994342 Hasil Pengukuran Jitter Delay (ms) -0,9978-0,998-0,9982-0,9984-0,9986-0,9988-0,999-0,9992-0,9994-0,9996 2048 4096 8192 10240 12288-0,9984075-0,9986671-0,9992945-0,9993634-0,9993634 Transfer Rate (kbps) Gambar 4.20 Grafik Hasil Pengukuran Jitter 4.4.4 Pengukuran Packet Loss Packet loss merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision dan congestion pada jaringan. Packet loss dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, mencakup penurunan signal dalam media jaringan, melebihi batas jaringan, paket yang corrupt yang menolak untuk transit, kesalahan hadware jaringan. Beberapa network transport protokol seperti TCP menyediakan pengiriman paket yang dapat dipercaya. Dalam hal kerugian paket, penerima akan meminta retarnsmission atau pengiriman secara otomatis resends walaupun segmen telah tidak diakui.

62 Walaupun TCP dapat memulihkan dari kerugian paket, retransmitting paket yang hilang menyebabkan throughput yang menyangkut koneksi dapat berkurang. Di dalam varian TCP, jika suatu paket dipancarkan hilang, akan jadi resent bersama dengan tiap-tiap paket yang telah dikirim setelah itu. Retransmission ini meyebabkan keseluruhan throughput menyangkut koneksi untuk menurun jauh. Wireshark digunakan untuk mengukur packet loss. Prinsip kerjanya yaitu dengan terhubung terlebih dahulu ke jaringan yang akan di ukur setelah itu membuka website pingtest.net dan mulailah melakukan pengukuran. Berikut adalah hasil perhitungan dari analisis packet loss = a. Beban paket 2048 Kbps Packet loss = (8791 7960) 8791 100% = 0,0945 % b. Beban paket 4096 Kbps Packet loss = (16505 15705) 16505 100% = 0,0484 % c. Beban paket 8192 Kbps Packet loss = (32603 31602) 32603 100% = 0,0307 % d. Beban paket 10240 Kbps Packet loss = (36127 35194) 36127 100% = 0,0258 %

63 e. Beban paket 12288 Kbps Packet loss = (44182 43132) 44182 100% = 0,0237 % Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Packet Loss Paket Data (Kbps) Total Paket Dikirim Total Paket Diterima Total Paket Loss (%) 2048 8791 7960 0,0945 4096 16505 15705 0,0484 8192 32603 31602 0,0307 10240 36127 35194 0,0258 12288 44182 43132 0,0237 Indeks Hasil Pengukuran Packet Loss Delay (ms) 0,1 0,09 0,08 0,07 0,06 0,05 0,04 0,03 0,02 0,01 0 0,0945 0,0484 0,0307 0,0258 0,0237 2048 4096 8192 10240 12288 Transfer Rate (kbps) Gambar 4.21 Grafik Hasil Pengukuran Packet Loss