BAB IV ANALISIS PERFORMANSI GPON

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS PERFORMANSI GPON Dalam prakteknya penerapan teknologi GPON dengan menggunakan fiber optik atau FTTH, agar service triple play tersebut dapat berjalan secara simultan dengan baik maka harus dilakukan metode pemisahan masing - masing menggunakan VLAN dengan topologi sebagai berikut : GNAT Router Core Switch VLAN 800 OLT Internet VoIP F0 10G LAN VLAN 801 BRAS BRAS 762 (Internet) 764 (Softswicth) 766 (IPTV) Switch 762 (Internet) 764 (Softswicth) 766 (IPTV) Switch OLT Headend VLAN 802 OTX BRAS Gambar 4.1 Struktur Jaringan VLAN GPON [4] 4.1 VLAN Pada Jaringan GPON VLAN memberikan kemudahan, fleksibilitas, serta sedikitnya biaya yang dikeluarkan untuk membangunnya. VLAN membuat jaringan yang besar lebih mudah untuk diatur manajemennya karena VLAN mampu untuk melakukan konfigurasi secara terpusat terhadap peralatan yang ada pada lokasi terpisah. Dengan kemampuan VLAN untuk melakukan konfigurasi secara terpusat, maka sangat menguntungkan untuk pengembangan manajemen jaringan. [4] 52

2 53 Switch memungkinkan terjadinya segmentasi pada jaringan atau dengan kata lain switch yang membentuk VLAN. Dengan adanya segmentasi yang membatasi jalur broadcast akan mengakibatkan suatu VLAN tidak dapat menerima dan mengirimkan jalur broadcast ke VLAN lainnya. Hal ini secara nyata akan mengurangi penggunaan jalur broadcast secara keseluruhan, mengurangi penggunaan bandwidth bagi pengguna, mengurangi kemungkinan terjadinya broadcast storms (badai siaran) yang dapat menyebabkan kemacetan total di jaringan komputer. Berikut merupakan alokasi VLAN dan IP yang digunakan pada jaringan GPON ini : Tabel 4.1. Alokasi VLAN dan IP Jaringan GPON Hub Bekasi Hub Tangerang IP Data / /20 VLAN Data IP Voip / /21 VLAN Voip IP IP TV / /20 VLAn IP TV

3 54 Untuk mengetahui apakah jaringan GPON dapat memberikan service triple play secara bersamaan atau secara simultan, sehingga perlu suatu analisis QoS untuk mengetahui jaringan tersebut berjalan baik atau tidak. QoS (Quality of Service) adalah teknologi yang diterapkan pada jaringan WAN (Wide Area Network) yang memungkinkan administrator jaringan untuk dapat menangani berbagai efek akibat terjadinya kemacetan (congestion) pada lalu lintas aliran paket di dalam jaringan. Parameter QoS adalah delay/latency, jitter, packet loss, throughput, MOS, echo cancellation dan PDD. QoS dibutuhkan untuk meminimalkan packet loss, delay latency dan delay variation (jitter), menyakinkan performance, mixing paket data dan suara pada jaringan yang padat, dan dapat mengoptimalkan queues untuk memproritaskan layanan misalnya traffic voice, traffic shaping/buffering pada jaringan WAN. [11] 4.2 QoS (Quality of Service) QoS (Quality of Service), sebagaimana dijelaskan dalam rekomendasi CCITT E.800 adalah efek kolektif dari kinerja layanan yang menentukan derajat kepuasan seorang pengguna terhadap suatu layanan. Menurut Ningsih dkk (2004) QoS adalah kemampuan sebuah jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik lagi bagi layanan trafik yang melewatinya. QoS (Quality of Service) : the collective effect of service performance which determines the degree of satisfaction of a user of the service. International Telecommunication Union (ITU 1998, X.641).

4 55 Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan QoS (Quality of Service) adalah kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang baik dengan menyediakan bandwith, mengatasi jitter dan delay. Parameter QoS adalah latency, jitter, packet loss, throughput, MOS, echo cancellation dan PDD. Tabel kualitas QoS seperti tabel di bawah ini : Tabel 4.2. Indeks Parameter QoS [13] Nilai Presentase (%) Indeks 3, Sangat Memuaskan 3 3, ,75 Memuaskan 2 2, ,75 1 1, ,75 Jelek (Sumber : TIPHON) Kuramg Memuaskan Parameter-Parameter QoS (Quality of Service) yaitu : Performansi merupakan kumpulan dari beberapa parameter besaran teknis, 1. Throughput Yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut.

5 56 Tabel 4.3. Kategori Throughput Kategori Throughput Throughput Indeks Sangat Bagus 100% 4 Bagus 75% 3 Sedang 50% 2 Jelek < 25 % 1 (Sumber : TIPHON) Persamaan perhitungan throughput : (i) 2. Packet loss Merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision dan congestion pada jaringan dan hal ini berpengaruh pada semua aplikasi karena retransmisi akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah bandwidth cukup tersedia untuk aplikasi-aplikasi tersebut. Tabel 4.4. Kategori Packet Loss Kategori Degredasi Packet Loss Indeks Sangat Bagus 0% 4 Bagus 3% 3 Sedang 15% 2 Jelek 22% 1 (Sumber : TIPHON)

6 57 Persamaan perhitungan packet loss : ( ) x 100 % (ii) 3. Delay (Latency) Adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang lama. Parameter ini didapat melalui proses pengukuran terhadap paket-paket dengan pesan Internet Control Message Protocol (ICMP). Waktu pengukuran dimulai saat paket (pesan) sampai di sumber kembali, sehingga jenis delay yang dihasilkan adalah Round Trip Delay (RTP) atau delay satu putaran. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa handal teknologi GPON dalam mengirimkan data. Tabel 4.5. Kategori Delay Kategori Latensi Besar Delay Indeks Sangat Bagus < 150 ms 4 Bagus 150 s/d 300 ms 3 Sedang 300 s/d 450 ms 2 Jelek > 450 ms 1 (Sumber : TIPHON) Persamaan perhitungan delay : (iii)

7 58 4. Jitter Lazimnya disebut variasi delay berhubungan erat dengan latency, yang menunjukkan banyaknya variasi delay pada transmisi data di jaringan. Delay antrian pada router dan switch dapat menyebabkan jitter. Tabel 4.6. Kategori Jitter Kategori Degradasi Peak Jitter Indeks Sangat Bagus 0 ms 4 Bagus 0 s/d 75 ms 3 Sedang 75 s/d 125 ms 2 Jelek 125 s/d 225 ms 1 (Sumber : TIPHON) Persamaan perhitungan jitter : Total variasi delay diperoleh dari : Total variasi delay = Delay Rata-rata Delay 5. Mean Opinion Source (MOS) Kualitas sinyal yang diterima biasanya diukur secara subjektif dan objektif. Metoda pengukuran subjektif yang umum dipergunakan dalam pengukuran kualitas speech coder adalah Absolute Category Rating (ACR) yang akan menghasilkan nilai MOS. Tes subyektif ACR meminta pengamat untuk menentukan kualitas suatu speech coder tanpa membandingkannya dengan sebuah

8 59 referensi. Skala rating umumnya mempergunakan penilaian yaitu berturut - turut: Exellent, Good, Fair, Poor dan Bad dengan nilai MOS berturut - turut: 5, 4, 3, 2 dan 1. Kualitas suara minimum mempunyai nilai setara MOS 4.0 Kualitas Percakapan Tabel 4.7. Kategori MOS Nilai Indeks Sangat Baik 5 4 Baik 4 3 Cukup 3 2 Kurang Baik 2 1 Buruk 1 0 (Sumber : TIPHON) Penyebab QoS yang Buruk Terdapat beberapa faktor pengganggu dalam jaringan yang menyebabkan turunnya nilai QoS, yaitu :redaman, distorsi dan noise Perbaikan QoS (Quality of Service) Dalam usaha menjaga dan meningkatkan nilai QoS, dibutuhkan teknik untuk menyediakan utilitas jaringan, yaitu dengan mengklasifikasikan dan memprioritaskan setiap informasi sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Contohnya, terdapat paket data yang bersifat sensitif terhadap delay tetapi tidak sensitif terhadap packet loss seperti VoIP, ada juga paket yang bersifat sensitif terhadap packet loss tetapi tidak sensitif terhadap delay seperti transfer data.

9 Model Layanan QoS Terdapat 3 teknik/metode QoS yang umum dipakai, yaitu: best-effort service, integrated service, dan differentiated service. 4.3 Pembahasan dan Hasil Analisis Pada pengukuran analisis parameter packet loss dan parameter delay didapat data berdasarkan rata-rata pengamatan menggunakan test ping dan di rekam dengan trafik web cacti. Parameter throughput diuji berdasarkan rata-rata hasil pengamatan menggunakan trafik mingguan web cacti. Parameter MOS dan Jitter diuji berdasarkan rata-rata hasil pengamatan menggunakan aplikasi browser google chrome yang merujuk pada situs Berikut merupakan hasil pengamatan untuk mendapatkan nilai Packet Loss. Gambar 4.2 Trafik jaringan OLT dalam satu minggu Gambar diatas merupakan trafik dari web cacti untuk mendapatkan nilai packet loss yaitu sebesar 0, 16 % yang merupakan max loss. Data yang didapat dari ONT hingga server yang merupakan jaringan diatas satu hop pada jaringan OLT dalam satu minggu.

10 61 Selanjutnya adalah pengamatan untuk melihat nilai troughput yang dihasilkan jaringan GPON dalam satu minggu. Gambar 4.3 Trafik throughput untuk beberapa ONT dalam waktu satu minggu Dari gambar diatas menunjukkan nilai throughput sebesar 5,21 Mbps yang didapat dengan beban beberapa ONT dalam satu minggu. Dengan nilai throughput sebesar 5,21 Mbps itu artinya sudah lebih dari 55 % trafik bandwidth terpakai oleh pelanggan yang menunjukkan jaringan GPON ini cukup baik dan handal. Kemudian untuk mendapatkan nilai delay dan jitter dilakukan test ke Internet International dengan cara menggunakan pingtest.net.

11 62 Gambar 4.4 Response Time (Latency) Gambar 4.5 Jitter jaringan GPON Gambar diatas menunjukkan nilai delay (latency) dan jitter dengan melakukan test ke Internet Internasional dengan hasil nilai delay sebesar 46 ms dan nilai jitter 82 ms. Setelah melakukan pengamatan terhadap jaringan GPON didapatlah hasil dari parameter-parameter QoS tersebut yang merupakan rata rata dari hasil pengukuran dan perhitungan kualitas pada jaringan GPON ini. Berikut merupakan rekapitulasi parameter-parameter QoS pada jaringan GPON.

12 63 Parameter - paremeter QoS Tabel 4.8. Hasil Analisis parameter QoS Hasil Pengukuran Standar TIPHON Troughput 2 Sedang Packet Loss 4 Sangat Bagus Delay 4 Sangat Bagus Jitter 2 Sedang Total rata-rata 3 Memuaskan Berdasarkan tabel 4.8 diatas, maka dapat disimpulkan nilai troughput sebesar 55 % dengan indeks 2 dinyatakan sedang, packet loss sebesar 0,16 % dengan indeks 4 dinyatakan sangat bagus, delay sebesar 46 ms dengan indeks 4 dinyatakan sangat bagus, jitter sebesar 82 ms dengan indeks 2 dinyatakan sedang dengan total rata rata sebesar 3 dinyatakan memuaskan Pengukuran untuk QoS pada VOIP Karena tidak terdapatnya nilai yang pasti terhadap parameter yang mempengaruhi kualitas layanan suara dalam VoIP, maka kualitas suara pada VoIP sangat dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti bandwidth, delay, jitter, packet loss, dan troughput berpengaruh terhadap kualitas dari VoIP itu sendiri. 4.4 Rekayasa Layanan IPTV agar tidak terjadi Buffering Meskipun secara bandwidth, jaringan GPON sangat baik dalam melayani servis data dan VoIP tetapi ada sedikit masalah dalam pedistribusian service IPTV. Jaringan IPTV atau TV kabel yang teknik pendistribusian melalui satu

13 64 jaringan dengan servis data. Ketika proses pengiriman servis IPTV diterima di sisi pelanggan yaitu melalui STB TV akan terjadi buffer atau tersendat sehingga penyampaian gambar di televisi tidak berjalan baik. Sehingga perlu dilakukan rekayasa transmisi yaitu dengan cara melakukan delay dan melakukan saving terlebih dahulu ke dalam encoder dan harddisk. Jadi ketika pelanggan menyalakan televisi dan menonton suatu acara tidak terjadi buffer dan bisa menyaksikan siaran televisi secara lancar dengan gambar yang berkualitas baik. Tetapi ada kekurangannya juga yaitu siaran televisi yang melalui jaringan TV Kabel atau IPTV akan lebih lambat penerimaannya dari TV analog terestrial biasa. Pada penggunaannya sistem pengiriman data IPTV yang dipisahkan menggunakan VLAN, dan pengiriman transmisi data yang bersifat half duplex, maka encoder akan selalu melakukan broadcast data upload pada encoder. Trafik akan terus konstan hingga 400 Mbps saat terpakai TV atau pun tidak terpakai, dan jika pelanggan sudah menggunakan data dan VOIP trafik akan terus di timpa diatas 400 Mbps oleh trafik data internet dan VOIP yang disekat oleh VLAN. Gambar 4.6 Trafik murni untuk IPTV Multicast

14 65 Gambar 4.7 Trafik yang telah digabung Data, VOIP, dan IPTV Pada gambar trafik 4.6 dan 4.7 diatas dapat dipastikan trafik pada jaringan GPON dapat berjalan secara simultan tanpa bercampur menggunakan VLAN pada masing masing service, dengan hasil QoS yang didapat memuaskan. Melihat hasil pengamatan dan pengukuran yang telah dilakukan ternyata jaringan GPON mempunyai jaringan yang baik dan handal serta memenuhi kriteria untuk pemakaian data dalam jumlah yang besar atau pita lebar (broadband). Itu artinya jaringan GPON dapat mencover atau melayani service triple play secara simultan dalam satu jaringan.