Indonesia Outlook 2017-2018 PT. Reliance Sekuritas Indonesia, Tbk June 2017
Peluang di tahun 2017-2018 Stabilitas suku bunga dan nilai tukar Rupiah Aliran modal masuk yang masih positif Hampir Rp30 T net foreign buy pada pasar saham dan Rp80 T pada pasar obligasi secara Ytd Kenaikan rating S&P Dapat mengundang lebih banyak investor asing, karena ukuran expected risk yang berkurang Dana Desa, BUM-Des, Kredit Usaha Rakyat, Program Sejuta Rumah, dan 35,000 MW pembangkit listrik Dapat menjadi katalis positif bagi sektor terkait (keuangan, konstruksi, pertambangan dan energi) Diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah sehingga meningkatkan konsumsi domestik Kelanjutan pertumbuhan start-up digital Keberadaan Gojek, Uber, Grab, dll telah meningkatkan pertumbuhan penjualan motor dan mobil, serta meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat kelas menengah ke bawah 2
Investing Indonesia 2017-2018 EPS Q12016 EPS Q12017 Chg IHSG 59 79 34% EPS 2016 EPS 2017E Chg IHSG 229 306 34% Apabila menggunakan tingkat pertumbuhan laba per saham (EPS) IHSG pada kuartal I-2017 yang mencapai 34% yoy, dengan menggunakan metode relative P/E Ratio, kami memiliki target IHSG tahun ini pada: 5800-6100 IHSG Target 2017 19x P/E 5,821 20X P/E 6,128 yang mengimplikasikan 19-20x rasio forward P/E 2017.
Investing Indonesia 2017-2018 T12M EPS 52-week High Highest P/E IHSG 245 5,746 23.4 Dow Jones 1,135 21,169 18.7 Shanghai Comp 184 3,301 17.9 Nikkei 936 19,939 21.3 Euro Stoxx 15 396 26.2 Expected GDP Growth 2017 PEG Ratio Indonesia 5.2 4.5 AS 2.2 8.5 Tiongkok 6.6 2.7 Jepang 1.2 17.8 Uni Eropa 1.8 14.6 Apabila hanya melihat dari P/E Ratio, maka valuasi IHSG memang terlihat sebagai salah satu yang termahal diantara indeks lainnya, namun tingkat pertumbuhan ekonomi yang tergolong tinggi diatas 5% menjadikan Indeks Saham Indonesia sebagai salah satu yang termurah apabila dilihat dari PEG Ratio.
Press Release Article Indonesia Outlook 2017-2018 PT. Reliance Sekuritas Indonesia, Tbk Kami masih optimis terhadap potensi pertumbuhan investasi pasar modal domestik di tahun 2017-2018 ini, terutama apabila melihat beberapa faktor antara lain 1) Stabilitas suku bunga dan mata uang, dimana BI 7DRR Rate diperkirakan masih akan bertahan pada 4,75% serta pergerakan nilai tukar Rupiah yang sudah mulai stabil pada rentang 13200-13400 per Dollar AS 2) Aliran modal masuk yang masih positif dengan aksi beli investor asing yang mencapai hampir Rp 30T pada pasar saham dan hampir Rp 80T pada pasar obligasi secara Ytd 3) Kenaikan rating S&P yang dapat mengundang lebih banyak investor asing, karena ukuran expected risk yang berkurang 4) Program Dana Desa, BUM-Des, Kredit Usaha Rakyat, Sejuta Rumah, dan 35,000 MW pembangkit listrik, yang dapat menjadi katalis positif bagi sektor terkait (keuangan, konstruksi, pertambangan dan energi), serta diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah sehingga akan turut meningkatkan konsumsi domestik. 5) Kelanjutan pertumbuhan start-up digital, dimana keberadaan Gojek, Uber, Grab, dll telah meningkatkan pertumbuhan penjualan motor dan mobil, serta pemerataan pendapatan masyarakat kelas menengah ke bawah sebagai target SDM sekaligus konsumennya. Apabila menggunakan tingkat pertumbuhan laba per saham (EPS) IHSG pada kuartal I-2017 yang mencapai 34% yoy, dengan menggunakan metode relative P/E Ratio, kami memiliki target IHSG tahun ini pada 5800-6100 yang mengimplikasikan 19-20x rasio forward P/E 2017. Apabila hanya melihat dari P/E Ratio, maka valuasi IHSG memang terlihat sebagai salah satu yang termahal diantara indeks lainnya, namun tingkat pertumbuhan ekonomi yang tergolong tinggi diatas 5% menjadikan Indeks Saham Indonesia sebagai salah satu yang termurah apabila dilihat dari PEG Ratio. Kami merekomendasikan Overweight pada beberapa sektor antara lain 1) Pertambangan, terutama UNTR sebagai pemilik lini bisnis terlengkap dari hulu hingga hilir, dan PTBA sebagai BUMN utama penyedia batubara bagi pembangkit listrik PLN, serta ITMG HRUM dan ADRO yang memiliki pangsa pasar ekspor cukup besar. 2) Perbankan, terutama BBTN yang akan banyak memperoleh manfaat dari program sejuta rumah, BBRI sebagai penyalur KUR, Dana Desa, dan BUM-Des, serta BBCA sebagai emiten yang paling prudent di sektornya dengan menjaga NPL di level terendah 5
Rekomendasi OVERWEIGHT Sektor Pertambangan UNTR: pemilik lini bisnis terlengkap dari hulu ke hilir. PTBA: BUMN penyedia batubara bagi PLN, 35.000 MW. ITMG HRUM ADRO: pemilik pangsa pasar ekspor. Sektor Perbankan BBTN: program sejuta rumah. BBRI: Kredit Usaha Rakyat (KUR), Dana Desa, BUM-Des. BBCA: penjaga NPL terendah. BMRI BBNI: koordinator pembiayaan proyek infrastruktur, cash management BUMN. Sektor Konsumer, Retail, dan consumer-related INDF ICBP ROTI MAPI RALS: potensi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan konsumsi domestik. JPFA CPIN SIMP TBLA: potensi peningkatan konsumsi ayam, minyak goreng, dan gula domestik, terutama menjelang hari raya. OVERWEIGHT Sektor Properti Konstruksi ADHI WIKA WSKT PTPP: kejelasan skema pembiayaan LRT, kelanjutan pembangunan jalan tol, fly over, pelabuhan, bandara, dll. UNDERWEIGHT Sektor Infrastruktur, terkait migas dan transportasi PGAS: selama belum bisa meningkatkan porsi pendapatan dari PLTG. GIAA: kinerja keuangan yang masih merugi. ELSA: harga minyak yang terus melemah. Sektor Properti Residensial ASRI SMRA BSDE CTRA: menurunnya minat beli kelas menengah-atas terhadap properti pasca tax amnesty.
End of presentation, Thank You.