KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 i

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Pengantar. Makassar, Februasi 2008 BANK INDONESIA MAKASSAR. Ttd. Rizal A. Djaafara Pemimpin

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-IV Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2008 i

Kajian Ekonomi Regional Banten

Proyeksi Perekonomian Sulsel 2009 Menghadapi Krisis Keuangan Global

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-III 2009

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

No. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-III 2011

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

BAB 1. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II 2011

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-I 2010

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR)

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Selatan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008

KAJIAN. Triwulan II Kantor Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II 2010

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

TRIWULAN III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH I SULAWESI MALUKU PAPUA

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

TRIWULAN IV 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2010

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH

Halaman ini sengaja dikosongkan.

KATA PENGANTAR. Kendari, 9 Agustus 2011 BANK INDONESIA KENDARI. Sabil Deputi Pemimpin

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

KATA PENGANTAR. Kendari, Oktober 2009 BANK INDONESIA KENDARI. Lawang M. Siagian Pemimpin

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Kata Pengantar. Manado, 31 Juli 2008 BANK INDONESIA MANADO. Jeffrey Kairupan Pemimpin

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Transkripsi:

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II 008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-008 i

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Kata Pengantar Sebagaimana diketahui dengan diberlakukannya UU No. 3 Tahun 999 tentang tujuan Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 00, tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Lebih lanjut, tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank. Sejalan dengan Undang-Undang tersebut, Kantor Bank Indonesia (KBI) di daerah dalam era otonomi mempunyai peranan yang strategis, selain sebagai economic intelligence dan research unit di wilayah kerjanya. Dalam kaitan dengan peran tersebut, KBI bertugas untuk melakukan pengumpulan data dan informasi (antara lain melalui survei), dan melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi daerah secara terkini dan berkala. Sejak tahun 00 KBI Makassar telah melakukan Kajian terhadap Perkembangan Ekonomi Daerah secara triwulanan atau disingkat menjadi KER dengan cakupan daerah Sulawesi Selatan. Sejak ditetapkannya secara resmi pemisahan antara Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat) akan dipisahkan dan disampaikan dalam buku laporan yang terpisah. Adapun cakupan kajian (KER) tersebut adalah pada aspek makroekonomi, inflasi, moneter-perbankan-sistem pembayaran, keuangan daerah dan prospek ekonomi. Dalam perkembangannya, cakupan ini akan kami kembangkan terus sejalan dengan ketersediaan data ekonomi daerah yang kami peroleh. Selanjutnya, informasi dan hasil kajian/riset tersebut akan disampaikan ke Kantor Pusat Bank Indonesia, sebagai masukan dalam formulasi kebijakan moneter. Disamping itu, hasil kajian tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi stakeholder Bank Indonesia di daerah antara lain: Pemerintah Daerah, DPRD, akademisi, pihak swasta dan kalangan masyarakat Iainnya. Saran dan masukan dan semua pihak, sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas laporan ini di masa mendatang. Perlu kami sampaikan pula penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu secara aktif dalam penyusunan laporan ini, dengan memberikan data dan informasi secara kontinyu, tepat waktu dan reliable. Selanjutnya, kami nantikan kerjasama tersebut dapat terus berlangsung di masa mendatang guna mendukung kesinambungan penyusunan laporan ini. Makassar, Agustus 008 BANK INDONESIA MAKASSAR Ttd. Rizal A. Djaafara Pemimpin Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-008 iii

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Daftar Isi KATA PENGANTAR ~ iii DAFTAR ISI ~ v DAFTAR GRAFIK ~ vii DAFTAR TABEL ~ viii RINGKASAN EKSEKUTIF ~ INDIKATOR EKONOMI PEKDA II-008 ~7 BAB PERKEMBANGAN KONDISI MAKRO EKONOMI ~ 9.. Permintaan Daerah ~ 0 a. Konsumsi ~ 0 b. Investasi ~ c. Net Perdagangan Eksternal ~ 3.. Penawaran Daerah ~ 6 a. Sektor Pertanian ~ 7 b. Sektor Industri Pengolahan ~ 8 c. Sektor Perdagangan-Hotel-Restoran ~ 9 d. Sektor Jasa-jasa ~ 30 e. Sektor Angkutan-Komunikasi ~ 30 f. Sektor Keuangan-Sewa-Jasa Perusahaan ~ 3 g. Sektor Lainnya ~ 3 BOKS : Program TFPPED : Menuju Tercapainya Kabupaten Luwu Utara Sebagai Daerah Penghasil Kakao Terbaik di Indonesia Tahun 00 ~ 3 BAB PERKEMBANGAN INFLASI ~ 35.. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang ~ 36.. Inflasi Kota Lainnya di Sulawesi Selatan ~.3. Inflasi di Zona Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) ~ Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-008 v

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN ~ 5 3.. Perkembangan Moneter ~ 5 3.. Perkembangan Perbankan ~ 6 3... Perkembangan Kelembagaan dan Aset Perbankan ~ 6 3... Perkembangan DPK dan Kredit/Pembiayaan Perbankan ~ 7 3..3. Intermediasi Perbankan Konvensional ~ 5 3... Kinerja Perbankan Syariah ~ 53 3..5. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan BPR Syariah (BPRS) ~ 5 BAB PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ~ 57.. Aliran Uang Kartal Masuk dan Keluar ~ 57.. Pemberian Tanda Tidak Berharga ~ 58.3. Perkembangan Uang Palsu yang Ditemukan ~ 58.. Perkembangan Kliring dan RTGS ~ 59 BOKS : Kebutuhan Masyarakat Kota Makassar Terhadap Uang Pecahan Kecil ~ 6 BOKS 3 : Penerapan Mekanisme Setoran Bayaran Yang Baru ~ 6 BAB 5 KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN ~ 67 5.. Ketenagakerjaan ~ 67 5.. Kesejahteraan ~ 69 5... Nilai Tukar Petani ~ 69 5... Jumlah Penduduk Miskin ~ 70 BAB 6 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ~ 7 BAB 7 OUTLOOK KONDISI EKONOMI DAN INFLASI ~ 73 7.. Outlook Kondisi Makroregional ~ 73 7.. Outlook Inflasi ~ 7 vi Triwulan II-008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

Daftar Grafik Grafik.. Laju Pertumbuhan PDRB Sulawesi Selatan ~ 9 Grafik.. Pertumbuhan Kredit Konsumsi ~ Grafik.3. Indeks Keyakinan Konsumen ~ Grafik.. Prompt Indikator Kinerja Investasi ~ 3 Grafik.5. Arus Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Soekarno-Hatta Mks ~ 3 Grafik.6. Volume Ekspor Non Migas Sulsel ~ Grafik.7. Volume Ekspor Nikel Sulsel ~ Grafik.8. Perkembangan Harga Gandum di Pasar Internasional ~ 5 Grafik.9. Volume Impor Non Migas Sulsel ~ 5 Grafik.0. Perkembangan PDRB Riil : Perdagangan Antar Propinsi ~ 5 Grafik.. Volume Ekspor Ikan dan Udang Sulsel ~ 7 Grafik.. Prompt Indikator Kinerja Sektor Industri Pengolahan ~ 9 Grafik.3. Prompt Indikator Kinerja Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran ~ 9 Grafik.. Prompt Indikator Kinerja Subsektor Angkutan ~ 3 Grafik.5. Nilai Tambah Bruto Bank Umum di Sulsel ~ 3 Grafik.6. Penjualan Listrik di Sulsel ~ 3 Grafik.7. Volume Ekspor Nikel Sulsel ~ 33 Grafik.8. Realisasi Pengadaan Semen di Sulsel ~ 33 Grafik.. Perkembangan Inflasi Kota Makassar ~ 35 Grafik.. Harga CPO dan Jagung di Pasar Internasional ~ 37 Grafik.3. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan ~ 37 Grafik.. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi di Makassar ~ 37 Grafik.5. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang ~ 38 Grafik.6. Perkembangan Harga Emas ~ 39 Grafik.7. Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan ~ 39 Grafik.8. Perkembangan Inflasi Kelompok Makanan Jadi ~ 0 Grafik.9. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan ~ 0 Grafik.0. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi ~ Grafik.. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan ~ Grafik 3.. Uang Giral dan Uang Kuasi di Sulsel ~ 5 Grafik 3.. Penghimpunan Dana dan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank di Sulsel ~ 8 Grafik 3.3. Kredit/Pembiayaan Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) Bank Umum dan BPR/S di Sulsel ~ 9 Grafik 3.. Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum dan BPR/S Di Sulsel Berdasarkan Jenis Penggunaan ~ 50 Grafik 3.5. Pangsa Kredit/Pembiayaan Bank Umum dan BPR/S di Sulsel Berdasarkan Sektor Ekonomi ~ 50 Grafik 3.6. Kolektibilitas Kredit/Pembiayaan Bank Umum di Sulsel ~ 5 Grafik 3.7. Net Interest Margin/NIM dan Laba/Rugi ~ 53 Grafik 3.8. Perkembangan Bank Umum Syariah di Sulsel ~ 5 Grafik 3.9. Pangsa Kredit/Pembiayaan BPR/S Berdasarkan Sektor Ekonomi ~ 55 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Triwulan I-008 vii

Grafik.. Aliran Uang Kartal di Depo KBI Makassar ~ 57 Grafik.. Pemberian Tanda Tidak Berharga/PTTB ~ 58 Grafik.3. Proporsi Jumlah Lembar Uang Palsu Berdasarkan Pecahan ~ 59 Grafik.. Transaksi Non Tunai Via RTGS ~ 59 Grafik 5.. Persentase Penduduk Usia 5+ yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama ~ 68 Grafik 5.. Jumlah Penduduk Miskin Sulsel ~ 70 Grafik 5.3. Persentase Jumlah Penduduk Miskin se-sulampua per Maret 008 ~ 70 Grafik 7.. Indeks Ekspektasi Terhadap Harga-harga dalam 3 bulan y.a.d ~ 75 viii Triwulan I-008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat

Daftar Tabel Tabel.. Perkembangan PDRB Riil : Permintaan Daerah (y.o.y) ~ 0 Tabel.. Konsumsi BBM Rumah Tangga di Sulawesi Selatan ~ Tabel.3. Nilai Ekspor Komoditas Utama Sulsel ~ Tabel. Perkembangan PDRB Riil : Penawaran Daerah (y.o.y) ~ 6 Tabel.5. Produksi dan Luas Panen Tanaman Bahan Makanan di Sulsel ~ 8 Tabel.6. Perkembangan PDRB Riil : Sektor Jasa-jasa ~ 30 Tabel.. Inflasi Kelompok Barang dan Jasa (y.o.y) ~ 36 Tabel.. Perbandingan Laju Inflasi Kota di Sulsel ~ Tabel.3. Perbandingan Laju Inflasi Propinsi di Zona Sulampua ~ Tabel 3.. Perkembangan Kelembagaan Perbankan Sulsel ~ 6 Tabel 3.. Aset Perbankan Sulsel Berdasarkan Kelompok ~ 7 Tabel 3.3. Penghimpunan Dana Bank Umum (Konvensional dan Syariah) di Sulsel ~ 8 Tabel 3.. Penyaluran Kredit/Pembiayaan dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Per Kabupaten/Kota di Sulsel ~ 5 Tabel.. Perkembangan Temuan Uang Palsu di Wilker KBI Makassar Trw. II-008 ~ 58 Tabel.. Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong ~ 60 Tabel 5.. Penduduk Uasia 5+ Menurut Kegiatan Utama ~ 67 Tabel 5.. Nilai Tukar Petani Sulsel Per Mei 007-008 ~ 69 Tabel 6.. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Semester I Tahun 007 dan 008 ~ 7 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-007 ix

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Ringkasan Eksekutif Laju inflasi tahunan di Kota Makassar tercatat sebesar,98% (yoy). GAMBARAN UMUM Perekonomian daerah Sulawesi Selatan pada triwulan II- 008 mengalami pertumbuhan sebesar 7,86% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan triwulan dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu (triwulan II-007) yang sebesar 3,79% (y.o.y). Laju inflasi tahunan di kota Makassar tercatat sebesar,98% (y.o.y), mengalami peningkatan dibandingkan baik dengan laju inflasi tahunan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,96% (y.o.y). Laju inflasi tahunan Makassar tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan dengan laju inflasi nasional yang tercatat sebesar,03% (y.o.y). Peningkatan tersebut diperkirakan didorong oleh adanya kebijakan pemerintah tentang kenaikan harga BBM subsidi pada akhir Mei 008. Perkembangan perbankan secara umum mengalami pertumbuhan positif. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya dana masyarakat yang dihimpun perbankan, aset, dan Net Interest Margin (NIM) yang lebih baik dibanding kinerja pada triwulan sebelumnya. Dari sisi kegiatan intermediasi perbankan juga mengalami pertumbuhan positif seiring dengan pertumbuhan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Seiring mulai bergeraknya kegiatan perekonomian, nilai transaksi pembayaran pada triwulan laporan ini mengalami kenaikan dibanding nilai transaksi pembayaran pada triwulan sebelumnya. Pada sistem pembayaran tunai, kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada jumlah aliran uang kartal yang keluar dari KBI Makassar (outflow), mencerminkan peningkatan jumlah uang kartal yang diminta masyarakat untuk memenuhi kegiatan ekonominya. Disisi lain, indikator kenaikan permintaan uang kartal tersebut dapat pula terkait dengan peningkatan kebutuhan masyarakat memasuki tahun ajaran baru. Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-008

Sementara itu, kenaikan nilai transaksi pembayaran non tunai pada triwulan laporan juga terlihat meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman masyarakat menunjukkan kecenderungan untuk meningkat terkait dengan keamanan, kecepatan serta kemudahan melakukan transaksi keuangan. Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) relatif belum berdampak yang cukup signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Meskipun tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan, namun tingkat kesejahteraan masyarakatnya, terutama di sektor pertanian, masih relatif belum mengalami perbaikan yang cukup signidikan. Struktur ketenagakerjaan di Sulsel selama tahun terakhir relatif tidak mengalami perubahan, dengan sektor pertanian dan perdagangan yang masih merupakan mata pencaharian utama penduduknya. Berdasarkan data keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, rencana anggaran pendapatan daerah pada tahun anggaran 008 tercatat sebesar Rp, triliun. Apabila dibandingkan dengan tahun 007, terjadi peningkatan sebesar 6,03%. Komponen anggaran pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah. Dari ketiga komponen pendapatan daerah tersebut, apabila dibandingkan dengan tahun 007 kenaikan tertinggi dicapai oleh komponen PAD tercatat sebesar 38,% kemudian diikuti oleh komponen Dana Perimbangan tercatat sebesar 9,89%. Sementara itu, komponen Lain-lain Pendapatan yang Sah mengalami penurunan sebesar 90,97%. Sementara itu, kenaikan nilai transaksi pembayaran non tunai. PERKEMBANGAN KONDISI MAKROEKONOMI Dari sisi permintaan, laju pertumbuhan regional secara umum didukung oleh meningkatnya kinerja investasi yang tumbuh sebesar 7,8% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar,90%. Peningkatan kinerja investasi, salah satunya didorong dengan meningkatnya kinerja di sektor bangunan, seperti pembangunan menara bosowa, Kalla Tower dan lain-lain, yang merupakan salah satu bentuk investasi di daerah. Selain itu perkembangan sektor industri Triwulan II-008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

Dari sisi penawaran (sektoral), hampir seluruh sektor mengalami perlambatan pengolahan yang cukup meningkat menandakan adanya upaya pengembangan usaha/investasi di Sulsel. Dari sisi penawaran (sektoral), hampir seluruh sektor mengalami perlambatan pertumbuhan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, kecuali terdapat 3 (tiga) sektor yang mengalami peningkatan pertumbuhan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yakni sektor bangunan, angkutan-komunikasi dan jasa-jasa. Berdasarkan sumbangan sektoralnya, sektor perdagangan-hotel-restoran tercatat sebagai penyumbang tertinggi pertumbuhan, diikuti oleh sektor industri pengolahan serta sektor bangunan. Namun demikian, pencapaian kinerja ekonomi daerah pada triwulan laporan, jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu (Triwulan II-007), mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi hampir di semua sektor (kecuali sektor pertambanganpenggalian dan sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan). Peningkatan yang signifikan terjadi pada sektor bangunan yang disebabkan adanya proyek-proyek pembangunan yang sedang marak di Sulsel. Kinerja perekonomian daerah pada triwulan II-008 dari sisi permintaan, mengalami perlambatan pertumbuhan tahunan apabila dibandingkan dengan kinerja pada triwulan sebelumnya. Kondisi tersebut terutama didorong oleh kontraksi pada kinerja konsumsi dan perlambatan kinerja ekspor-impor. Sementara itu secara triwulanan, peningkatan laju pertumbuhan ekonomi tersebut didorong oleh peningkatan kinerja investasi dan konsumsi. Sedangkan kinerja ekspor-impor tercatat masih mengalami kontraksi. Pada triwulan laporan, kinerja konsumsi tercatat mengalami kontraksi sebesar 0,09% (y.o.y) atau mengalami penurunan dibanding triwulan I-008 sebesar,% (y.o.y) maupun triwulan II- 007 sebesar 9,5% (y.o.y). Terjadinya kontraksi kinerja konsumsi tersebut lebih didominasi oleh kontraksi pada konsumsi pemerintah yang tercatat masih mengalami kontraksi sebagaimana juga pada triwulan sebelumnya. Sementara komponen kinerja konsumsi lainnya (rumah tangga dan nirlaba) mengalami pertumbuhan positif namun lebih rendah dibanding pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya. Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-008 3

Kegiatan investasi yang dilakukan oleh dunia usaha pada triwulan II-008 tercatat mengalami peningkatan. Pada triwulan laporan, kinerja investasi tercatat sebesar 7,8% (y.o.y) atau meningkat dibandingkan triwulan I-008 sebesar 8,6% (y.o.y) maupun triwulan II-007 sebesar,60% (y.o.y). Terjadinya peningkatan kinerja investasi pada triwulan laporan menggambarkan makin membaiknya iklim investasi di wilayah Sulawesi Selatan dengan adanya pembangunan beberapa mega proyek di Makassar antara lain proyek pembangunan menara Bosowa, Kalla Tower, Revitalisasi Karebosi, pembangunan Bandar Udara Hasanuddin maupun beberapa rencana investasi lainnya yang mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan tahun 008 antara lain pembangunan PLTU Punagaya di Jeneponto, investasi agribisnis di Luwu Timur dari PT. Bio Synergy Fuel. Secara keseluruhan, kinerja perdagangan ke luar Sulsel (baik antar negara maupun antar propinsi) tercatat mengalami perlambatan. Pada triwulan laporan, net perdagangan eksternal tercatat tumbuh sebesar 5,0% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar 3,03%, melambat dibandingkan triwulan I-008 yang tercatat sebesar 0,39% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar 5,8%. Perlambatan tersebut disumbangan oleh perdagangan ke antar propinsi yang masih mengalami kontraksi sebesar 3,03% (y.o.y), namun lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya tercatat kontraksi sebesar 6,65% (y.o.y). Dari sisi penawaran, secara tahunan tercatat sektor bangunan, sektor angkutan-komunikasi dan sektor jasa-jasa tercatat mengalami peningkatan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, sedangkan sektor-sektor lainnya tercatat mengalami perlambatan. Pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor bangunan (konstruksi) yaitu tercatat sebesar 7,09% (y.o.y), sedangkan pertumbuhan terendah terjadi di sektor pertanian,69% (y.o.y). Secara triwulanan (q.t.q), terdapat dua sektor yang tercatat mengalami pertumbuhan yang lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya, yakni sektor pertambangan-penggalian dan sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan. Secara keseluruhan Kegiatan investasi yang dilakukan oleh dunia usaha pada triwulan II-008 tercatat mengalami peningkatan... Triwulan II-008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

Pada triwulan laporan, kinerja sektor pertanian mengalami perlambatan yaitu. pertumbuhan triwulanan Sulsel tercatat meningkat dari 0,7% pada triwulan lalu menjadi,9% pada periode laporan. Sektor bangunan tercatat mengalami pertumbuhan triwulanan tertinggi yaitu sebesar 9,75% (q.t.q) kemudian diikuti sektor angkutan-komunikasi sebesar 3,90% (q.t.q) dan sektor listrik-gas-air bersih sebesar,% (q.t.q). Pada triwulan laporan, kinerja sektor pertanian mengalami perlambatan yaitu tercatat sebesar,69% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,60% (y.o.y). Hampir semua subsektor di sektor pertanian mengalami perlambatan bahkan subsektor tanaman perkebunan dan kehutanan mengalami kontraksi masing-masing sebesar 6,3% dan 0,87%. Satu-satunya subsektor yang mengalami pertumbuhan adalah perikanan yang pada triwulan lalu tercatat sebesar 5,80% (y.o.y) menjadi,55% (y.o.y) pada triwulan laporan. Pertumbuhan subsektor perikanan ini ditandai dengan meningkatnya volume ekspor komoditi perikanan (ikan dan udang). Sektor industri pengolahan tercatat mengalami perlambatan sebesar 0,70% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar,6% (y.o.y). Namun demikian, kinerja sektor ini pada triwulan laporan, masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,60% (y.o.y). Angka pertumbuhan tersebut disumbangkan oleh subsektor industri makanan-minuman-tembakau dan industri semen. Kedua subsektor industri pengolahan tersebut merupakan industri pengolahan yang mendominasi kegiatan ekonomi di Sulsel. Sektor perdagangan-hotel-restoran pada triwulan laporan tercatat mengalami pertumbuhan sebesar,80% (y.o.y) dengan sumbangan terhadap total pertumbuhan sebesar,78%. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar,30% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar,89%. Semua subsektor di sektor ini tercatat mengalami perlambatan, dengan pertumbuhan tertinggi diberikan oleh subsektor perdagangan besar dan eceran yaitu sebesar,0% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar,66%. Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-008 5

Pada triwulan laporan sektor jasa-jasa mencatat peningkatan yaitu pada triwulan laporan tercatat sebesar 5,3% (y.o.y) dengan sumbangan terhadap total pertumbuhan adalah sebesar 0,6%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar,70% (y.o.y) dengan sumbangan terhadap total pertumbuhan sebesar 0,56%. Sektor angkutan dan komunikasi pada triwulan laporan tercatat mengalami pertumbuhan sebesar,0% (y.o.y) dengan sumbangan terhadap PDRB daerah sebesar,0% (y.o.y). Angka pertumbuhan ini lebih tinggi jika dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,80% (y.o.y) dengan sumbangan terhadap PDRB daerah sebesar,07% (y.o.y). Pertumbuhan sektor ini didorong oleh subsektor pengangkutan yang tercatat tumbuh sebesar 3,66% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar 0,83% (y.o.y). Pertumbuhan sektor keuangan-sewa-jasa perusahaan tercatat sebesar 6,33% (y.o.y), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 8,98% (y.o.y). Penyumbang utama kinerja sektor ini masih didominasi subsektor Bank dengan pertumbuhan sebesar 3,9% (y.o.y) dengan sumbangan terhadap pertumbuhan sebesar 0,%, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 8,98% (y.o.y) dengan sumbangan terhadap pertumbuhan sebesar 0,9%. Sektor listrik-gas-air bersih, tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan dimana pertumbuhan pada triwulan II-008 tercatat sebesar,9% (y.o.y) dengan sumbangan terhadap PDRB daerah sebesar 0,% (y.o.y). Angka pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,83% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar 0,3%. Pertumbuhan sektor ini didominasi oleh sumbangan subsektor listrik yaitu sebesar 0,% (y.o.y) dengan pertumbuhan tahunan sebesar 3,80% (y.o.y), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar,69% (y.o.y). Sektor pertambangan-penggalian pada triwulan laporan tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 3,5% (y.o.y) dengan sumbangan terhadap PDRB daerah sebesar 0,35% (y.o.y). Pertumbuhan sektor ini pada triwulan laporan mengalami Pada triwulan laporan sektor jasa-jasa mencatat peningkatan. 6 Triwulan II-008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

Sektor bangunan, pada triwulan laporan mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi.. perlambatan dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 9,38%. Perlambatan ini lebih disumbang oleh subsektor pertambangan bukan migas yang pada triwulan laporan tumbuh sebesar,09% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar 0,9%, sementara pada triwulan sebelumnya tumbuh 8,86% dengan sumbangan sebesar 0,8%. Perlambatan subsektor dimaksud ditandai dengan volume ekspor nikel Sulsel yang menurun sebesar 58,0% (y.o.y). Sektor bangunan, pada triwulan laporan mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya, yang tercatat tumbuh sebesar 7,09% (y.o.y) sedangkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 7,38% (y.o.y). Angka pertumbuhan sektor ini tidak terlepas dari peranan subsektor industri semen meskipun tidak seluruh hasil produksi semen digunakan secara penuh di daerah ini. Salah satu faktor yang turut memicu pertumbuhan sektor ini adalah berbagai proyek pembangunan yang ada di Sulsel, terutama di kota Makassar. Secara umum, inflasi tahunan pada triwulan laporan ini dipicu oleh PERKEMBANGAN INFLASI Laju inflasi tahunan tertinggi masih terjadi pada kelompok bahan makanan yang tercatat sebesar 0,5% (y.o.y) atau mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar,75% (y.o.y). Sedangkan laju inflasi tahunan terendah terjadi pada kelompok pendidikan-rekreasi-olahraga yaitu sebesar 5,90% (y.o.y). Berdasarkan tahun kalender, laju inflasi kumulatif sampai dengan akhir bulan Juni 008 adalah sebesar 7,85% (y.t.d). Angka ini lebih tinggi dibandingkan laju inflasi kumulatif pada periode sama tahun 007 yang tercatat sebesar,80% (y.t.d). Tekanan harga kumulatif tertinggi terjadi di kelompok bahan makanan yaitu sebesar 5,9% (y.t.d) sedangkan yang terendah terjadi pada kelompok pendidikan-rekreasi-olahraga yang tercatat sebesar 0,3% (y.t.d). Secara umum, inflasi tahunan pada triwulan laporan ini dipicu oleh adanya kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM subsidi pada pertengahan triwulan laporan dan mulai memasuki tahun ajaran baru pada akhir triwulan laporan. Kenaikan Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-008 7

BBM subsidi tersebut telah direspon masyarakat pada saat diumumkan adanya rencana untuk menaikkan BBM tersebut, terutama oleh pelaku usaha kelompok bahan makanan. Kondisi tersebut menyebabkan inflasi tahunan pada triwulan II-008 lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Berdasarkan laju inflasi tahunan dari setiap kelompok barang dan jasa pada triwulan II-008 di Makassar, secara berurutan dari yang terbesar hingga yang terkecil adalah sebagai berikut : Kelompok Bahan Makanan, pada triwulan II-008 tercatat inflasinya sebesar 0,5% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan kelompok ini sejalan dengan hasil survey pemantauan harga (SPH) dimana beberapa komoditi yang termasuk dalam kelompok ini mengalami kenaikan harga, terutama pada komoditi beras, minyak goreng dan daging ayam ras. Kelompok Sandang pada periode laporan mengalami inflasi sebesar,3% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (,%; y.o.y). Peningkatan inflasi tahunan pada kelompok ini diperkirakan disebabkan oleh masa tahun ajaran baru yang tepat dimulai pada akhir triwulan laporan. Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Gas-Bahan Bakar, tercatat mengalami pertumbuhan laju inflasi sebesar 8,0% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan laju inflasi triwulan sebelumnya yang tercatat 3,85% (y.o.y). Diperkirakan peningkatan laju inflasi tahunan kelompok ini didorong oleh kenaikan harga bahan bangunan, seperti batu bata/batu, semen, pasir dan seng, seiring dengan meningkatnya permintaan komoditi bahan bangunan untuk memenuhi kebutuhan yang cenderung cukup tinggi pada sektor bangunan di Sulsel. Kelompok Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau, mengalami inflasi tahunan sebesar 7,6% (y.o.y) pada triwulan laporan, atau lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 8,% (y.o.y). Diperkirakan komoditi yang menjadi pendorong laju inflasi kelompok ini adalah rokok kretek dan rokok kretek filter. Rokok kretek tersebut dipekirakan mengalami perlambatan laju inflasi mengingat selama tahun 008 telah terjadi kali penyesuaian harga. 8 Triwulan II-008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

Kelompok Kesehatan pada triwulan laporan mencatat pertumbuhan Kelompok Kesehatan pada triwulan laporan mencatat pertumbuhan laju inflasi tahunan sebesar 7,% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,3% (y.o.y). Peningkatan laju inflasi tahunan kelompok ini diperkirakan didorong oleh adanya penyesuaian tarif rumah sakit pada saat akhir triwulan laporan. Selain tarif rumah sakit, komoditi lainnya yang diperkirakan menjadi pendorong kenaikan laju inflasi tahunan kelompok ini adalah sabun mandi. Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan, pada triwulan laporan mencatat pertumbuhan laju inflasi sebesar 6,77% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan laju inflasi tahunan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,7% (y.o.y). Peningkatan laju inflasi kelompok ini diperkirakan didorong oleh kenaikan harga bensin (BBM Subsidi) yang mendorong terjadi penyesuaian harga komoditi lainnya terutama angkutan umum (dalam dan luar kota dan tarif taksi). Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga, tercatat mengalami laju inflasi tahunan yang terendah dibandingkan kelompok lainnya. Pada triwulan II-008, kelompok ini tercatat mengalami inflasi tahunan sebesar 5,90% (y.o.y), lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat 8,8% (y.o.y). Perlambatan laju inflasi kelompok ini diperkirakan karena penyesuaian uang pendidikan, terutama untuk SLTA dan perguruan tinggi telah terjadi penyesuaian pada tahun ajaran sebelumnya, yaitu pada awal triwulan III-007. Kota yang menjadi cakupan perhitungan inflasi di Sulsel bertambah menjadi kota, yaitu Makassar, Pare-pare, Palopo dan Watampone, maka perhitungan inflasi di Sulsel mempergunakan inflasi dari keempat kota tersebut. Berdasarkan inflasi ke-empat kota di Sulsel, didapatkan bahwa laju inflasi tahunan Sulsel tercatat sebesar,9%, lebih tinggi dibandingkan laju inflasi tahunan pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,96% (angka inflasi masih berdasarkan inflasi tahunan kota Makassar yang menggunakan tahun dasar 00). Laju inflasi tersebut didominasi sumbangan inflasi tahunan kota Makassar yang tercatat sebesar 0,53% (y.o.y), sementara sumbangan Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-008 9

terendah diberikan oleh kota Watampone yang tercatat mengalami inflasi tahunan sebesar 8,9% (y.o.y). Pada triwulan laporan, hanya dari delapan propinsi di zona Sulampua yang mengalami perlambatan laju inflasi tahunan bila dibandingkan dengan laju inflasi tahunan triwulan sebelumnya, yaitu propinsi Maluku Utara yang tercatat mengalami laju inflasi sebesar,5% (y.o.y) dari,9% (y.o.y). Laju inflasi tahunan terendah di zona Sulampua pada triwulan laporan terjadi di propinsi Gorontalo sedangkan laju inflasi tahunan tertinggi di zona Sulampua terjadi di propinsi Papua yang tercatat sebesar 8,58% (y.o.y). Berdasarkan bobot masing-masing propinsi tersebut maka didapatkan laju inflasi tahunan zona Sulampua pada triwulan laporan sebesar 3,36% (y.o.y), lebih tinggi dibanding laju inflasi tahunan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 8,8%. Laju inflasi tahunan Sulampua sebesar 3,36% tersebut disumbang oleh propinsi Papua sebesar 30% dari laju inflasi tahunan zona Sulampua. Pada triwulan laporan, hanya dari delapan propinsi di zona Sulampua yang mengalami. PERKEMBANGAN PERBANKAN Searah dengan membaiknya kinerja perbankan dalam kegiatan penghimpunan dana dibandingkan triwulan sebelumnya, komponen uang giral dan uang kuasi di masyarakat tercatat mengalami peningkatan. Dari sisi kelembagaan, kinerja bank umum pada triwulan II- 008 tercatat mengalami peningkatan. Terhitung sejak bulan Mei 008 terdapat penambahan satu bank yang beroperasi di Makassar, yakni Bank Commonwealth. Sedangkan, jumlah BPR tidak mengalami perubahan. Dengan demikian, secara keseluruhan jumlah bank yang beroperasi di Sulawesi Selatan sampai dengan triwulan laporan menjadi 37 bank umum dan 8 BPR/S. Sementara jika dilihat dari jumlah kantornya, tercatat penambahan jumlah kantor bank dari 585 kantor pada triwulan I-008 menjadi 638 kantor pada triwulan II-008. Pada triwulan laporan, total aset perbankan mencapai Rp3,9 triliun atau meningkat sebesar 5,33% dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan aset perbankan itu diindikasikan oleh peningkatan aset produktif berupa kredit/pembiayaan yang Pada triwulan laporan, total asset perbankan mencapai Rp3,9 triliun atau 0 Triwulan II-008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

Berdasarkan segmentasi kredit/pembiayaannya, sebagian besar kredit/pembiayaan.. diberikan perbankan kepada masyarakat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan kredit/pembiayaan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pertumbuhan simpanan DPK yang dihimpun perbankan. Adapun pangsa terbesar dari total aset perbankan terutama dari kelompok bank pemerintah yang tercatat sebesar 6,0%, kemudian diikuti kelompok perbankan swasta dan BPR masing-masing sebesar 37,% dan 0,77%. Meskipun alokasi pengeluaran masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan hidup cenderung mulai meningkat terkait dengan tingginya harga barang dan jasa pasca kenaikan harga BBM, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum pada triwulan II- 008 tidak mengalami penurunan, bahkan meningkat. Kondisi tersebut tercermin dari meningkatnya DPK yaitu sebesar,03% dari Rp, triliun pada triwulan sebelumnya menjadi Rp,7 triliun pada triwulan laporan. Dilihat dari jenis simpanannya, peningkatan DPK tersebut terjadi pada simpanan giro, sementara deposito dan tabungan tercatat mengalami penurunan. Simpanan giro meningkat sebesar Rp0,73 triliun atau tumbuh sebesar 5,5% (qtq), deposito Rp0, triliun atau turun sebesar 3,37% (qtq) dan tabungan Rp0, triliun atau turun sebesar,9% (qtq). Dengan demikian komposisi DPK pada triwulan II-008 terdiri dari giro sebesar Rp5,6 triliun (,3%), deposito sebesar Rp6,97 triliun (8,7%) dan tabungan sebesar Rp,0 triliun (9,%). Sejalan dengan meningkatnya total aset perbankan pada periode laporan, kredit/pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan Sulawesi Selatan (Bank Umum dan BPR/S) juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 5,89% dari Rp3,60 triliun pada triwulan I-008 menjadi Rp,99 triliun pada triwulan laporan. Sementara itu, DPK juga tercatat meningkat sebesar,5% yaitu dari Rp,3 triliun menjadi Rp,95 triliun. Tingginya pertumbuhan kredit/ pembiayaan dibandingkan dana yang berhasil dihimpun, mengakibat LDR (Loan to Depot Ratio) tercatat sebesar 00,%. Berdasarkan segmentasi kredit/pembiayaannya, sebagian besar kredit/pembiayaan perbankan Sulsel diklasifikasikan sebagai kredit/pembiayaan Mikro, Kecil dan Menengah (MKM). Pangsa Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-008

kredit/pembiayaan MKM dibandingkan total kredit/pembiayaan adalah 55,8% atau sebesar Rp3,95 triliun (Bank Umum dan BPR/S). Kredit/pembiayaan MKM tersebut meningkat 7,% dari Rp,99 triliun pada triwulan lalu. Berdasarkan kualitas kredit, jumlah kredit/ pembiayaan bermasalah (NPLs) di wilayah Sulsel tercatat sebesar Rp, triliun (Bank Umum), meningkat,35% dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp, triliun. Terjadinya peningkatan NPLs ini diindikasikan sebagai dampak dari tingginya tekanan biaya produksi dan operasional yang dihadapi sektor riil pasca kenaikan harga BBM pada pertengahan triwulan laporan, sehingga turut mempengaruhi repayment capacity oleh debitur. Pada periode laporan, NIM perbankan daerah tercatat sebesar Rp95,98 miliar atau naik sekitar,9% dibandingkan triwulan II-007 yang sebesar Rp853,3 miliar. Apabila dilihat dari komponennya, baik pendapatan bunga maupun biaya bunga mengalami penurunan, meskipun aktiva produktif mengalami peningkatan. Dibandingkan triwulan II-007, pendapatan bunga menurun 0,7% dari Rp,36 triliun menjadi Rp,35 triliun, sedangkan biaya bunga menurun sebesar,6% dari Rp503,5 miliar menjadi Rp395, miliar. Sementara itu di sisi lain, aktiva produktif meningkat sebesar 0,90% dari Rp0,76 triliun menjadi Rp5,0 triliun. Sebagai industri perbankan yang masih memiliki pangsa relatif kecil, pada periode laporan bank umum syariah mencatat pertumbuhan melambat apabila dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini nampak dari FDR (Financing to Deposit Ratio) yang mencerminkan fungsi intermediasi perbankan syariah di Sulawesi Selatan berkisar 0,68% atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 55,65%. Dari sisi kelembagaan, kinerja Bank Perkreditan Rakyat di Sulawesi Selatan tercatat mengalami peningkatan. Pada bulan Mei 008, terdapat penambahan satu kantor bank BPR yaitu BPR Pataru Laba, Gowa. Dengan demikian jumlah jaringan kantor BPR yang beroperasi hingga akhir triwulan laporan tercatat sebanyak 9 kantor bank. Sedangkan jumlah BPR konvensional maupun syariah tercatat Dari sisi kelembagaan, kinerja Bank Perkreditan Rakyat di Sulawesi Selatan tercatat mengalami. Triwulan II-008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

tidak mengalami perubahan sebagaimana triwulan sebelumnya masing-masing sebanyak BPR dan 6 BPRS. Dari segi total aset perbankan, kelompok BPR/S mencatat pertumbuhan sebesar,90%, lebih tinggi dibandingkan kelompok bank pemerintah maupun swasta yang masing-masing tercatat tumbuh sebesar 5,08% dan 5,60%. Total kredit/pembiayaan yang berhasil disalurkan oleh BPR/S tercatat meningkat sebesar 3,% dari Rp85,5 miliar menjadi Rp8,99 miliar pada triwulan laporan. Dari sisi penghimpunan dana, DPK BPR/S mencatat peningkatan sebesar,7% dari Rp6,5 miliar pada triwulan lalu menjadi Rp30,0 miliar pada triwulan laporan. Dengan demikian rasio perbandingan kredit/pembiayaan dengan dana pihak ketiga (LDR) BPR/S pada triwulan laporan tercatat mengalami peningkatan dari 70,8% menjadi 76,00%. Perkembangan transaksi transfer masuk via RTGS pada triwulan laporan. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Pada triwulan laporan, KBI Makassar tercatat mengalami net outflow. Pada triwulan II-008, inflow mencapai Rp.09,56 miliar atau menurun 53,8% (qtq), sedangkan outflow mencapai Rp.88,95 miliar atau tumbuh 0,60% (qtq), sehingga terjadi net outflow Rp77,39 miliar. Pada triwulan II-008, jumlah uang yang dimusnahkan sebesar Rp78,36 miliar atau tumbuh 65,8%, mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp.35,0 miliar atau tumbuh 56,7% dari total inflow. Perkembangan transaksi transfer masuk via RTGS pada triwulan laporan mengalami peningkatan sebesar 7,03% dibanding triwulan I-008 yaitu dari Rp,38 triliun menjadi Rp,8 triliun. Sementara apabila dibandingkan dengan triwulan II-007, transaksi transfer masuk mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 8,% dari Rp8, triliun menjadi Rp,8 triliun. Sama dengan transaksi non tunai melalui BI-RTGS, perkembangan transaksi non tunai melalui sistem kliring juga mengalami peningkatan baik dari volume maupun nominal. Secara triwulanan (qtq), nominal perputaran kliring tercatat meningkat sebesar,88% dari Rp6,3 triliun pada triwulan I-008 menjadi Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-008 3

Rp7,3 trilyun pada triwulan laporan. Sedangkan rata-rata harian nilai nominal perputaran kliring juga mencatat peningkatan dari Rp05,78 miliar menjadi Rp,5 miliar pada triwulan laporan. Di sisi lain, rasio penolakan warkat (Cek/BG) kosong hingga akhir triwulan laporan tercatat mengalami penurunan baik dari volume maupun nominalnya dibandingkan triwulan I-008. Rasio rata-rata jumlah warkat yang ditolak pada triwulan laporan sebesar 0,9%, lebih rendah dibanding triwulan I-008 yang tercatat sebesar,95%. Sementara berdasarkan nilai nominalnya, rasio rata-rata warkat yang ditolak mengalami penurunan menjadi sebesar 0,89% dibandingkan dengan triwulan I-008 yang tercatat sebesar 0,9%. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN Jumlah angkatan kerja di Sulsel selama Februari 007 Februari 008 mengalami kenaikan, meski mengalami penurunan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) yang cukup tipis. Jumlah penduduk miskin di Sulsel per Maret 008 tercatat sebesar 3,3% dari jumlah penduduknya atau sebesar.03,7 ribu orang. Dari jumlah tersebut,,6% berada di daerah perkotaan sedangkan sisanya berada di daerah pedesaan. Persentase pangsa jumlah penduduk miskin di perkotaan tersebut mengalami peningkatan dibanding Maret 007 yang tercatat sebesar,0% dari jumlah penduduk miskin pada tahun tersebut. Apabila dibandingkan dengan provinsi se-sulampua, persentase jumlah penduduk miskin di Sulsel tercatat urutan ketiga terendah setelah provinsi Sulawesi Utara (0,0%) dan Maluku Utara (,8%). Sedangkan persentase jumlah penduduk miskin tertinggi di Sulampua tercatat sebesar 37,08% yaitu di provinsi Papua. Sementara jumlah penduduk miskin se-sulampua tercatat sebesar,80% dari total penduduk Indonesia. KEUANGAN DAERAH Hingga semester I-008, realisasi anggaran PAD tercatat berkisar pada angka Rp0,5 triliun atau mencapai 5,%. Dari komponen PAD, tercatat bahwa realisasi Bagian Laba Hasil Daerah telah mencapai di atas 00%, kemudian diikuti oleh komponen Hingga semester I-008, realisasi anggaran PAD tercatat berkisar pada. Triwulan II-008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

Pendapatan Pajak Daerah yang realisasinya mencapai 5,5%. Sementara itu realisasi komponen Pendapatan Retribusi Daerah masih dibawah 50% yaitu sebesar 3,85%. Hingga semester I-008, realisasi belanja daerah baru mencapai,3% atau sebesar Rp0,0 triliun. Masih rendahnya realisasi pencapain tersebut lebih disebabkan oleh beberapa hal antara lain situasi dan kondisi perekonomian yang menjadi semakin transparan sebagai efek dari berlakunya era reformasi yang mendorong Pemda untuk lebih berhati-hati dalam mengeluarkan atau mencairkan dana anggaran, adanya peraturan baru yang mengharuskan pembahasan RAPBD di tingkat Depdagri sebelum disahkan menjadi APBD yang cukup memakan waktu sehingga memperlambat proses pengesahan APBD maupun pelaksanaannya. OUTLOOK PEREKONOMIAN DAERAH Kinerja ekonomi daerah pada triwulan III-008 diperkirakan mengalami perlambatan. Hal ini disebabkan karena melambatnya kinerja sektor pertambangan-penggalian. Di sisi permintaan, sumber utama perlambatan ekonomi adalah kinerja ekspor yang cenderung belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Berdasarkan kondisi tersebut, diperkirakan perekonomian Sulsel akan mengalami pertumbuhan pada kisaran 5,8% ± % (y.o.y). Adapun kondisi stabilitas ekonomi daerah akan mengalami sedikit tekanan yang menyebabkan pencapaian laju inflasi akan berkisar pada kisaran,% ± % (y.o.y). Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan konsumsi rumah tangga seiring pelaksanaan ibadah puasa dan persiapan hari raya Idul Fitri serta adanya kecenderungan pelaku usaha untuk melakukan penyesuaian harga paska kenaikan harga BBM industri. Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-008 5

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN TRIWULAN PROPINSI SULAWESI SELATAN a. INFLASI dan PDRB INDIKATOR 007 008 3 MAKRO Indeks Haga Konsumen - Sulawesi Selatan 3.79.5 9. 8.6 55.3 0.83 - Sulawesi Utara 6.30 5.68 50.70 55.9 57.53.6 - Gorontalo 3.85.5 9.6 55.89 55.83 08.85 - Papua 65.5 65.78 66.65 7.07 85.37 6.8 - Maluku 38.3 39.03.33 3.87 8.07 0.68 - Sulawesi Tengah 53.78 56.67 59.7 65.9 67.75 09.6 - Sulawesi Tenggara 60.75 6.30 6.53 69.36 7.8.86 - Maluku Utara 8.58 5.63 5.3 60. 67.79. Laju Inflasi Tahunan (y.o.y;%) - Sulawesi Selatan 6.68 5. 6.98 5.7 7.96.9 - Sulawesi Utara 6.98 6.7 7.8 0. 7.68 3.8 - Gorontalo 3.55 5.07 5.97 7.0 8.33 9.73 - Papua.75 9. 8.08 0.3.98 8.58 -Maluku 5.6 3.08 6.03 5.85 7.05.97 - Sulawesi Tengah 6.6 5.56 5.9 8.3 9.08 0.0 - Sulawesi Tenggara 0.7 9.7 7.3 7.53 8. 3.9 - Maluku Utara.98 7.7 6.78 0.3.93.5 PDRB - Harga Konstan (Juta Rp). Pertanian,85,009.6 3,095,058.73 3,58,937.7 3,7,30.59 3,6,663.70 3,78,38.. Pertambangan dan Penggalian 985,63.9,033,035.78,08,03.38,053,857.5,077,96.58,068,678.5 3. Industri Pengolahan,36,873.5,3,58.3,58,85.7,507,506.53,533,78.0,56,39.73. Listrik, Gas, dan Air Bersih 9,653.38 97,698.76 0,83.6 07,5.7 07,7.86 0,338.5 5. Konstruksi/Bangunan 5,6. 57,8.88 8,00.35 55,3. 530,5.50 58,8.8 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran,50,390.80,5,963.36,60,303.93,665,65.6,689,79.8,77,308.0 7. Angkutan dan Komunikasi 757,607. 78,97.39 830,990.38 873,0.7 86,.93 895,76.33 9. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6,5.8 6,03.90 69,38.07 669,67.87 678,6.9 68,70.05 0. Jasa-jasa,58,396.58,77,8.98,85,97.73,0,503.70,,857.5,0,3.8 Pertumbuhan PDRB (y.o.y;%). 3.79 7.. 0.8 7.86 Nilai Ekspor Non Migas (USD Juta) Volume Ekspor Non Migas (Ribu Ton) Nilai Impor Non Migas (USD Juta) Volume Impor Non Migas (Ribu Ton) 580. 895.99 70.8 688.06 57.5.6 9.0 73.7 35.06 389.68 9..86 85.3 80.68.0 87.3.35 6.8 9.36 9.0 33.0 9. 0.9.7 *) Perkiraan KBI Mks Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-008 7

LANJUTAN... INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN TRIWULAN PROPINSI SULAWESI SELATAN B. PERBANKAN INDIKATOR 007 008 3 BANK UMUM : Total Aset (Rp. Miliar) 6,57. 7,777.69 9,3. 3,7.7 3,07.55 33,70.3 D P K (Rp. Miliar) Tabungan 9,8.68 0,07.50 0,80.0,785.99,80.3 3,.8 Giro,30.35,70.53,933. 5,060.05,730.08 5,39.7 Deposito 6,88. 6,9.0 6,99.73 6,753.50 7,08.57 7,5. Kredit - dsr. Lokasi Proyek (Rp. Miliar) - Modal Kerja 7,09.6 8,0. 8,983.06 9,75.97 0,039.66 0,83.66 - Konsumsi 7,900.75 8,59.73 9,30.0 9,86.76 0,573.0,8.5 - Investasi 5,907.93 6,086.83 5,95.8 6,08.58 5,99.9 6,7.38 L D R Kredit - dsr. Lokasi Bank (Rp. Miliar) - Modal Kerja 7,095.60 7,77.5 8,5.33 9,3.7 9,56.90 0,887.9 - Konsumsi 7,85. 8,56.08 9,6.3 9,795.89 3,9.37 3,7.9 - Investasi 3,353.9 3,56.85 3,.89 3,35.7 0,35.99,96.7 L D R Kredit UMKM (Rp. Miliar) 9,83.88 0,89.6,500.38,37.5,806.5,557.58 Kredit Mikro* (Rp. Miliar) - Modal Kerja 3.53 35.6 6.7 8.35 9.5 7.589 - Investasi 37.77 3.3 3.5 3.5 7.8 59.03 - Konsumsi 6.3 39.39 308.99 39.9 383.0 03.08 Kredit Kecil ** (Rp. Miliar) - Modal Kerja,07.88,56.5,9.,58.75,3.78 63.3 - Investasi 378.3 36.7 57.3 7.6 3. 5.08 - Konsumsi,73.7,89.50,63.3,35.9,50.3 608.585 Kredit Menegah *** (Rp. Miliar) - Modal Kerja 3,57.37 3,577.86 3,73.9 3,97.0,06.0 39.39 - Investasi 676.80 769.70 767.73 753.7 86.5 98.808 - Konsumsi,3.8,65.89,63.38,8.67,96.73 33.597 NPL UMKM gross (%) 7.9% 7.67% 7.% 5.33% 5.67%.3% NPL UMKM nett (%).% 3.8%.85%.%.59%.0% BPR Total Aset (Rp. Triliun) 39.87 5.58 78.57 05.50.77 68.9 D P K (Rp. Miliar) Tabungan 8.67 3.60 3.5.07 3.79 5.6 Giro - - - - - - Deposito 50.98 56.69 63.35 7.7 7.66 78.83 Kredit - dsr. Lokasi Proyek (Rp. Miliar) - Modal Kerja 7.5 5.03 58.7 6.5 70.90 78.86 - Konsumsi 59.00 7.53 87.60 0.0 9.5 8.87 - Investasi.59.70 9.8 8.85 8.8.3 Kredit UMKM (Rp. Triliun) 07.7.6 55.05 75.0 98.5 8.97 Rasio NPL gross (%) 8.63 7.8 0.08 0.05 Rasio NPL nett (%) LDR 35.7% 0.73% 58.0% 53.8% 70.8% 76.00% Catt. * (<Rp. 50 Juta) ** (Rp. 50 < X < Rp. 500 Juta) *** (>Rp. 500 Juta) INDIKATOR 007 008 3 BANK UMUM SYARIAH Total Aset (Rp. Miliar) 77.97 8.8 968.58,07.,9.6,58.3 D P K (Rp. Miliar) 39.56 3.89 87.05 530.9 58.39 653.0 Tabungan 70.33 86.6.87 9.6 56.0 86.6 Giro 5.5 5. 7.96 56.9 77.3 80.33 Deposito 70.08 75.0 0. 5.33 50.93 86.5 Kredit - dsr. Lokasi Bank (Rp. Miliar) 678.87 7.88 79.6 858.7 909.58 99.5 - Modal Kerja 93.07 308.7 35.3 379.7 39.0 3.9 - Konsumsi 36.38 60.5 30.6 3.6 37.5 86.97 - Investasi 9. 5.6 37.66 37.39 380.3 8.6 LDR 7.93% 7.% 6.66% 6.66% 55.65%.3% 8 Triwulan II-008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

Bab Perkembangan Kondisi Makroekonomi Perekonomian daerah Sulawesi Selatan pada triwulan II-008 mengalami pertumbuhan sebesar 7,86% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya sebesar 0,8% (y.o.y), namun lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu (triwulan II-007) yang sebesar 3,79% (y.o.y). Dari sisi permintaan, laju pertumbuhan regional secara umum didukung oleh meningkatnya kinerja investasi yang tumbuh sebesar 7,8% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar,90%. Peningkatan kinerja investasi, salah satunya didorong dengan meningkatnya kinerja di sektor bangunan, seperti pembangunan menara bosowa, Kalla Tower dan lain-lain, yang merupakan salah satu bentuk investasi di daerah. Selain itu perkembangan sektor industri pengolahan yang cukup meningkat menandakan adanya upaya pengembangan usaha/investasi di Sulsel..00 0.00 8.00 6.00.00.00 0.00 -.00 9.56.3 8.99 Grafik.. Laju Pertumbuhan PDRB Sulawesi Selatan Sumber : KBI Makassar & BPS Sulsel Catt : Triwulan II-008 : angka perkiraan KBI Mks.9 3.3 9.09 -.06 6.09.90..0.7 3.79.39 7...59 0.7 0.8 3 3 y.o.y q.t.q 006-0.83 007 008.9 7.86 Dari sisi penawaran (sektoral), hampir seluruh sektor mengalami perlambatan pertumbuhan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, kecuali terdapat 3 (tiga) sektor yang mengalami peningkatan pertumbuhan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yakni sektor bangunan, angkutan-komunikasi dan jasa-jasa. Berdasarkan sumbangan sektoralnya, sektor perdagangan-hotel-restoran tercatat sebagai penyumbang tertinggi pertumbuhan, diikuti oleh sektor industri pengolahan serta sektor bangunan. Namun demikian, pencapaian kinerja ekonomi daerah pada triwulan laporan, jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu (Triwulan II-007), mengalami pertumbuhan yang Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 008 9

lebih tinggi hampir di semua sektor (kecuali sektor pertambangan-penggalian dan sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan). Peningkatan yang signifikan terjadi pada sektor bangunan yang disebabkan adanya proyek-proyek pembangunan yang sedang marak di Sulsel.. Permintaan Daerah Kinerja perekonomian daerah pada triwulan II-008 dari sisi permintaan, mengalami perlambatan pertumbuhan tahunan apabila dibandingkan dengan kinerja pada triwulan sebelumnya. Kondisi tersebut terutama didorong oleh kontraksi pada kinerja konsumsi dan perlambatan kinerja ekspor-impor. Sementara itu secara triwulanan, peningkatan laju pertumbuhan ekonomi tersebut didorong oleh peningkatan kinerja investasi dan konsumsi. Sedangkan kinerja ekspor-impor tercatat masih mengalami kontraksi. Tabel.. Perkembangan PDRB Riil : Permintaan Daerah (y.o.y) PERIODE I'07 II'07 I'08 II'08 * I'07 II'07 I'08 II'08 * KETERANGAN Pertumbuhan (%; y.o.y) Pertumbuhan (%; q.t.q) Konsumsi 8.8 9.5. -0.09.36.8-5.60 0.5 a. Konsumsi Rumah Tangga 6.5 7.0.35.95 0.53.58-3. 0.3 b. Konsumsi Nirlaba. 6. 7.83 7.0.68 3.3-6.7.55 c. Konsumsi Pemerintah 7.5 6.58-5.07-7.03.3 3.59 -.66.6 Investasi 8.5.60 8.6 7.8 3.58.0 8.7.5 a. Pembentukan Modal 5.38 8.0 7.57 9.0 0.66 3.65.77.93 b. Perubahan Stok 9.00 9.8 36.0 59.58 0.60 6.97 39.3 3.9 3 Net Ekspor Impor -7.3.6 7.9 8.9-0.88 33.6 53.78-7.9 a. Ekspor 7.9 3. 8.39 7.33-8.06 6.73 -.7 -. b. Impor 65.67 7.89 6.9 0.83-9.0. -9.88-0.95 Pertumbuhan Total (%). 3.79 0.8 7.86.0.7 0.7.9 KETERANGAN Sumbangan (%; y.o.y) Sumbangan (%; q.t.q) Konsumsi 6.0 6.58.70-0.07.05.7 -.5 0.36 a. Konsumsi Rumah Tangga 3.67 3.96.55. 0.3.5 -.99 0. b. Konsumsi Nirlaba 0.03 0.0 0.05 0.0 0.0 0.0-0.0 0.0 c. Konsumsi Pemerintah.70.59-0.90 -.3 0.73 0.6 -. 0. Investasi.36.90 3.9.90 0.6 0.78.5.37 a. Pembentukan Modal 0.87.7.93 3. 0. 0.6 0.8 0.87 b. Perubahan Stok 0.9 0.6 0.36.76 0.5 0.7 0.97.50 3 Net Ekspor Impor -5.3 -.69 5.8 3.03-0.65.77 3.53-0.79 a. Ekspor 9.6.5.6 3.35-9.3 6.86-0.6 -.5 b. Impor.5 6. 5.8 0.3-8.8 5.09 -. -0.36 Sumbangan Total (%). 3.79 0.8 7.86.0.7 0.7.9 Sumber : KBI Makassar dan BPS Sulsel Catatan: * angka perkiraan KBI Makassar a. Konsumsi Pada triwulan laporan, kinerja konsumsi tercatat mengalami kontraksi sebesar 0,09% (y.o.y) atau mengalami penurunan dibanding triwulan I-008 sebesar,% (y.o.y) maupun triwulan II-007 sebesar 9,5% (y.o.y). Terjadinya kontraksi kinerja konsumsi tersebut lebih didominasi oleh kontraksi pada konsumsi pemerintah yang tercatat masih mengalami kontraksi sebagaimana juga pada triwulan sebelumnya. Sementara komponen kinerja konsumsi lainnya (rumah tangga dan nirlaba) mengalami pertumbuhan positif namun lebih rendah dibanding pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya. 0 Triwulan II - 008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan

Kinerja konsumsi rumah tangga di Sulawesi Selatan tercatat tumbuh sebesar,95% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar.% (y.o.y). Angka pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan triwulan I-008 (sebesar,35% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar,55%) maupun angka pertumbuhan pada triwulan II-007 (yang tercatat sebesar 7,0% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar 3,96%). Pertumbuhan kinerja konsumsi pada triwulan laporan tersebut disumbang oleh kinerja konsumsi non makanan. Salah satu indikator Tabel.. Konsumsi BBM Rumah Tangga di Sulawesi yang sejalan dengan Selatan (dalam ribuan liter) 007 008 y.o.y perlambatan konsumsi rumah KETERANGAN I II I II I II Minyak Tanah 57,690 58,00 59,50 56,850 3.7% -.0% tangga terlihat dari data Elpiji 73,0 783,3 9, 799,36.80%.06% TOTAL 800,70 8,3 97,93 856,.38%.78% konsumsi Bahan Bakar Minyak Sumber : Pertamina Sulselbar (BBM) rumah tangga di Sulsel selama triwulan laporan tercatat menurun dibandingkan dengan triwulan lalu. Pertumbuhan konsumsi BBM rumah tangga di Sulsel untuk triwulan II- 008 tercatat,78% (y.o.y), lebih rendah dibanding pertumbuhan konsumsi BBM pada triwulan lalu yang tercatat sebesar,38%. Selain itu, kontraksi Grafik.. Pertumbuhan Kredit Konsumsi pertumbuhan kinerja konsumsi (Nominal dalam Rp triliun) Kredit Konsumsi 35% juga ditandai dengan penurunan Pertumbuhan q-t-q Pertumbuhan y-o-y 30% pertumbuhan kredit/ pembiayaan 0 Sumber : BI Mks 5% yang diberikan perbankan untuk 8 0% keperluan konsumsi. Hal ini dapat 6 dilihat dari pertumbuhan 5% kredit/pembiayaan pada triwulan 0% laporan tercatat sebesar 5,88% 5% atau menurun dibandingkan 0 0% Q II-06 Q III-06 Q IV-06 Q I-07 Q II-07 Q III-07 Q IV-07 Q I-08 Q II-08 dengan triwulan I-008 sebesar 6,55% maupun dibandingkan dengan triwulan II-007 sebesar 9,07%. Berdasarkan hasil Survei Konsumen yang dilakukan di Kota Makassar dan sekitarnya pada triwulan laporan menunjukkan kurangnya tingkat keyakinan masyarakat terhadap kondisi ekonomi Sulsel, yang ditandai dengan indeks keyakinan konsumen masih lebih rendah dibanding dengan indeks keyakinan konsumen pada triwulan I-008. Meski pada akhir triwulan laporan, indeks keyakinan konsumen menunjukkan peningkatan namun secara rata-rata masih menunjukkan tingkat yang lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya maupun triwulan II-007. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa masyarakat cenderung menahan/mengurangi konsumsinya terkait kenaikan BBM subsidi pada bulan Mei 008. Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 008