KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

dokumen-dokumen yang mirip
DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

PROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) DOKUMEN ATURAN BERSAMA

Tabel VIII. 1 Aturan Bersama Desa Kemasan KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI

ATURAN BERSAMA RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KEDUNGSARIMULYO

BAB II ATURAN BERSAMA A. ATURAN BERSAMA DALAM MEMBANGUN DAN MENATA (RENOVASI) RUMAH

USULAN ATURAN BERSAMA

B. SUBSTANSI ATURAN BERSAMA

Aturan Bersama. DOKUMEN ATURAN BERSAMA ( AB ) Kelurahan Karatuang, KEC. Bantaeng, KAB. Bantaeng

ATURAN BERSAMA KONDISI FAKTUAL I. TATA RUANG DAN LINGKUNGAN

BAB IV PANDUAN KONSEP

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ATURAN BERSAMA DESA BAKIPANDEYAN KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB VII RENCANA INVESTASI KAWASAN PRIORITAS

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA

: MEMBANGUN BARU, MENAMBAH, RENOVASI, BALIK NAMA

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

DAFTAR BIDANG KELOMPOK KEGIATAN APBD DESA

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ruo tar qtu -a Gt i* n c L (E(u xro & o (} td fem T'E cl l- as ff o, ; tj o- Y {,/r} fuffi :s it -, I {} stl (} ra -{t .ts, -{J -6 o, ={E F E 'ci

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

GAMBARAN UMUM DESA DONOROJO

PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PLPBK

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016

WALIKOTA PROBOLINGGO

Rencana Tahapan Pelaksanaan Siklus PLPBK Lanjutan. Kelurahan Baru Tengah Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA CIMAHI TAHUN

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Kata Kunci : Kebijaksanaan, Permukiman Ramah Lingkungan, Permukiman Berdikari

LAPORAN VERIFIKASI PROKLIM

BAB VI PENUTUP. Laporan Akhir PLPBK Desa Jipang Menuju Desa Yang Sehat, Berkembang dan Berbudaya 62

BAB VI RENCANA DAN GAGASAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS TAMMUA

DOKUMEN ATURAN BERSAMA

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

ATURAN BERSAMA ( AB ) KAWASAN PRIORITAS DK. KRAMAT & DK. KEBAK DEMANG DESA KEMIRI KEC. KEBAKKRAMAT KAB. KARANGANYAR

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BUPATI POLEWALI MANDAR

B. Kondisi Demografi. Usia (tahun) Jumlah (orang) No keatas 2.724

Penjelasan Substansi. Dokumen Lengkap, ada pada BAB IV

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

LAPORAN VERIFIKASI PROKLIM

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V 29

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

PERATURAN DESA.. KECAMATAN. KABUPATEN... NOMOR :... TAHUN TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMANFAATAN SUMBER AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

RENCANA INVESTASI 5.1. INDIKASI SEKTOR PRIORITAS PEMBANGUNAN RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN LIMUSNUNGGAL

Rencana Aksi dan Progres Desa Berbudaya Lingkungan (Ecovillage) di DAS Citarum Hulu Gedung Sate, 8 Oktober Jaringan Kerja Ecovillage Jabar

BAB II HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pemberdayaan Masyarakat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

BAB 4 PENYUSUNAN KONSEP. Hirarki Penyusunan Arahan Perancangan. 4.1 Visi pembangunan

PERANAN PKK DALAM PENINGKATAN PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI UPAYA KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN RUMAH SEHAT

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 51 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 6

PERAN PEREMPUAN DAYA AIR, SANITASI DAN HIGIENE UNTUK KESEJAHTERAAN ETTY HESTHIATI LPPM UNIV. NASIONAL

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Contoh RANCANGAN PERATURAN DESA tentang Daftar Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa LAMBANG BURUNG GARUDA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hendrik L. Blum dalam Haryanto Kusnoputranto (2005) dikatakan,

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

Pemberdayaan Lingkungan untuk kita semua. By. M. Abror, SP, MM

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

Dari Bukit Turun Ke Sawah PLPBK di Kawasan Heritage Mentirotiku dan Lakessi

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Dokumen Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) RESIKO BENCANA. Kelurahan Tondonggeu Kota Kendari

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

Perihal : Permohonan Ijin Mendirikan Bangunan Baru Melalui Kepala Badan Penanaman Modal. Agama/Kewarganegaraan Alamat/No.Telp.

APLIKASI SANITASI BERWAWASAN LINGKUNGAN SEBAGAI RENEWABLE GROUNDWATER UNTUK MEMBENTUK PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

PERATURAN DESA PATEMON NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG TATA KELOLA SUMBER DAYA AIR DESA PATEMON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA PATEMON

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, dan atas perkenannya, telah Kami sepakati Dokumen Aturan Bersama (AB) mengenai Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Kalimango,pada Tahun 2013. Dokumen AB ini merupakan tindak lanjut dari dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) dan Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Desa Kalimango sebelumnya. Aturanaturan yang ada di masyarakat terkait masalah sosial, ekonomi, lingkungan telah dirangkum dan disepakati bersama sesuai dengan kebijakan local (local wisdom) sebagai tuntunan dalam menata lingkungan, masyarakat, dan aktivitasnya. Sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai panduan penataan lingkungan permukiman Desa Kalimango ke depan, sebagai upaya mewujudkan visi/citacita bersama masyarakat Desa Kalimango. Secara garis besar, dokumen AB bertujuan untuk merangkum dan lebih lanjut melegalkan aturan dalam masyarakat untuk mewujudkan pembangunan Desa Kalimango menuju lingkungan hunian yang sehat, mandiri, tertib, selaras, sejahtera, produktif dan berkelanjutan. Dokumen AB ini diharapkan akan menjadi pedoman dalam rangka pencapaian citacita masyarakat Desa Kalimango ke depan. Melalui proses yang dilaksanakan secara partisipatif dan berbasis komunitas, diharapkan aturan yang telah disepakati bersama ini dapat ditaati oleh masyarakat demi keberlanjutan lingkungan Desa Kalimango ke depan. Demikian pengantar ini Kami susun. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dokumen perencanaan ini, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya. Kalimango, September 2013 Tim Penyusun i

DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii A. Dasar Kebijakan... 1 B. Arahan Aturan Bersama... 4 C. Aturan Bersama Yang Disepakati...12 D. Kesimpulan...15 ii

A. DASAR KEBIJAKAN Program Pengembangan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLP BK) adalah pembangunan lingkungan permukiman yang bertujuan mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang harmonis dengan lingkungan hunian yang sehat, tertib, selaras, berjatidiri dan lestari. Untuk mewujudkan tujuan tersebut dibutuhkan peran serta masyarakat di lingkungan tersebut. Desa Kalimango sebagai salah satu pilot project PLPBK di Kabupaten Sumbawa telah melaksanakan berbagai proses PLPBK, mulai tahap persiapan hingga tahap perencanaan partisipatif. Pada tahap perencanaan Partisipatif PLP BK Kalimango telah melaksanakan tugas review kebijakan, proses penggalian visi Desa, sekarang dalam tahap penyusunan dokumen Rencana Pengembangan Desa serta aturan bersama Dalam tahap penyusunan RPP ini masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam proses penyusunannya. Rencana Pengembangan Pemukiman menyangkut 6 aspek lingkungan yaitu : Aspek jalan, drainase dan jembatan Aspek tata ruang Aspek sanitasi dan persampahan Aspek ekonomi Aspek pelayanan publik Aspek kelembagaan Keenam aspek ini yang akan dikembangkan sesuai dengan kesepakatan masyarakat yang dilengkapi dengan aturan bersama Penyusunan aturan bersama ini merupakan wujud kesepakatan atau komitmen masyarakat menyangkut aturanaturan yang akan dilaksanakan dalam proses perancangan maupun dalam proses pelaksanaan nantinya. Aturanaturan yang ada menyangkut keenam aspek yang akan dilaksanakan dalam pembangunan lingkungan permukiman berbasis komunitas meliputi : 1. Tata ruang o Aturan tentang penataan ruang terbuka hijau publik dan privat. o Aturan pembangunan sepanjang sempadan irigasi. o Aturan penataan bangunan, sempadan bangunan dan ketinggian bangunan. 1

2. Jaringan jalan, drainase, dan jembatan o Aturan tentang pengembangan serta pemeliharaan jalan. o Aturan tentang pengembangan serta pemeliharaan drainase. o Aturan tentang pengembangan dan pemeliharaan jembatan. 3. Air bersih, sanitasi dan persampahan o Aturan yang tentang sistem pembuangan limbah rumah tangga. o Aturan tentang pembangunan serta pemeliharaan MCK. o Aturan tentang pewadahan serta operasional pengangkutan persampahan. 4. Ekonomi o Aturan tentang pembangunan dan pemanfaatn sanggar tani. o Aturan tentang pembentukan kelompok peternakan dan sistem pengelolaan peternakan secara terpadu. o Aturan tentang pengembangan industri kecil. 5. Pelayanan publik o Aturan tentang pelayanan kesehatan o Aturan tentang pembentukan dan sistem operasional Pendidikan anak usia dini (PAUD). o Aturan tentang pembentukan kembali RT dan RW Desa. 6. Kelembagaan o Aturan tentang pembentukan beberapa kelembagaan baru. o Aturan tentang pengembangan kelembagaan adat Di dalam aturanaturan pembangunan permukiman terdapat langkahlangkah yang harus dilakukan untuk memujudkan aturan tersebut, yaitu dengan dengan acuan beberapa variabel di bawah ini: 1. Prinsip, bersifat umum yang mewakili kondisi seluruh Desa Kalimango Kec. Alas yang bisa digunakan secara lokal hingga level masyarakat. 2. Sasaran penggunaan ditujukan kepada; o Para pembuat keputusan di tingkat kota; o Tim Teknis kota sebagai bantuan teknis untuk level kota; o Masyarakat umum; o Swasta di bidang teknik pembangunan bangunan gedung; o Mengacu kepada peraturan dan perundangan yang berlaku (UU, PP, Kepmen dan SNI). 2

3. Tujuan, memberikan persyaratan minimal tentang bangunan gedung: o Tata bangunan dan lingkungan; o Kendala bangunan dan tata laksana; o Memperhatikan ketersediaan sumber daya dan material lokal serta memperhatikan lingkungan. 4. Sifat o Bersifat meningkat, tetapi tetap luwes dengan membuka kesempatan masyarakat menentukan sendiri bentuk bangunannya, namun tetap mengikuti persyaratan teknis kendala bangunan, selalu perkembangan/kemajuan lapangan dan teknologi; o Mengandung kekhasan dan kearifan lokal; o Tidak bertentangan dengan kebijakan Tata Ruang lokal/setempat. 3 mengikuti

B. ARAHAN ATURAN BERSAMA TABEL ARAHAN ATURAN BERSAMA DESA KALIMANGO ASPEK KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI A. LINGKUNGAN 1.Ruang Terbuka Hijau 1. kurangnya ruang terbuka hijau dan masih belum tertata dengan baik 2. Tidak ada pohon pelindung sepanjang jalan Ada rumah yang tidak memiliki lahan terbuka hijau padahal kondisi lahannya memungkinkan untuk ditanami pohon penghijauan. 1. Ada lahan yang khusus difungsikan sebagai hutan kota 2. Ada pohon pelindung sepanjang jalan yang dilalui kendaraan roda empat Ada ruang terbuka hijau/penghijauan yang pada masingmasing rumah tangga sebagai penghasil udara segar 1. Lahan hutan kota tidak dapat dialih fungsikan, 2. Setiap masyarakat yang di depan rumahnya ada pohon penghijauan wajib memelihara dan menjaga pohon tersebut (1) Setiap rumah tangga wajib menyisihkan 10 % dari luas lahannya untuk ruang terbuka hijau, (2) Setiap rumah tangga wajib menata ruang terbuka hijau di pekarangannya dengan baik, (3) Jika tidak memiliki sisa lahan diharapkan dapat memelihara tanaman dengan media pot baik diletakkan di teras maupun digantung 4

ASPEK 2. Penataan Bangunan KONDISI FAKTUAL Pola permukiman yang tidak tertata dengan baik KONDISI IDEAL Penataan bangunan yang teratur ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI (1) Setiap warga masyarakat wajib mematuhi sempadan bangunan yaitu jarak bangunan ke pinggir/bahu jalan sepanjang 3 meter, (2) Jarak antar bangunan 2 meter 3. Saluran Irigasi Batas dinding rumah tepat dibangun pada batas tanah yang dimiliki, akibatnya air cucuran atap rumah jatuh ke bagian tanah milik tetangga Pembangunan rumah hendaknya memperhatikan luas kapling yang dibangun Saluran irigasi sebagai saluran konservasi belum tertata Saluran irigasi sebagai kawasan konservasi perlu ditata dengan baik karena merupakan teras Kota Pangkajene Bila rumah yang akan dibangun menggunakan tritisan, maka pembangunan dinding rumah berjarak minimal 1 meter dari batas tanah yang dimiliki (1) Masyarakat yang ada sepanjang saluran irigasi wajib mematuhi garis sempadan irigasi yakni 10 m dari tepi irigasi, (2) Penataan sepanjang saluran irigasi harus sesuai dengan aturan pembangunan area sempadan irigasi 5

ASPEK 4.Jaringan Jalan KONDISI FAKTUAL Kondisi jalan masih terdapat jalan tanah dan belum ada penimbunan sehingga sering becek pada musim hujan KONDISI IDEAL (1) Jalanan yang ada sebaiknya di timbun/ditinggikan agar tidak becek pada musim hujan ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI Masyarakat yang lahannya terkena pengembangan jalan rela menyumbangkan sedikit lahannya untuk pengembangan jalan (2) Jalanan yang akan dibangun disesuaikan dengan standar jalan yang diatur dalam RDTR Kota Pangkajene 5.Jaringan Drainase Kondisi drainase hampir di semua jalan lingkungan belum terbentuk Setiap lingkungan rumah tangga memiliki drainase sebagai saluran pembuangan air hujan 1. Pembuatan drainase di sekeliling lingkungan rumah tangga meskipun belum permanen, 2. Pembuatan drainase dilakukan secara swadaya Drainase yang ada pada jalan arteri primer mengalami sedimentasi, akibat penimbunan sampah, bahan bangunan, serta kurangnya pemeliharaan Perlunya pemeliharaan drainase oleh masyarakat 1. Masyarakat harus bergotong royong membersihkan drainase secara rutin dan bertanggungjawab penuh terhadap kebersihan drainase, 2. Masyarakat wajib mematuhi ukuran standar pembuatan drainase yang telah disepakati bersama jika akan membangun 6

ASPEK KONDISI FAKTUAL 6. Jembatan Jembatan di saluran irigasi masih ada yang belum permanen Jembatan sepanjang irigasi sebaiknya permanen demi keamanan dan keindahan Pembuatan dan pemeliharaan jembatan menjadi tanggung jawab bersama Sumber air bersih masyarakat dominan berasal dari sumur bor Air bersih cukup terpenuhi dan memenuhi standar kesehatan Penggunaan air bersih sebaiknya sesuai dengan kebutuhan saja Masyarakat umumnya tidak memiliki saluran pembuangan limbah rumah tangga dan septick tank Setiap rumah tangga memiliki saluran pembuangan limbah rumah tangga dan septick tank Setiap masyarakat wajib membuat saluran pembuangan limbah rumah tangga/ bak peresapan agar tidak mencemari lingkungan (Peraturan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang nomor 15 tahun 2007) 7. Air Bersih 8. Limbah dan sanitasi KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI Bak peresapan limbah rumah tangga 9. MCK Masyarakat umumnya tidak memiliki MCK sehingga buang air besar sembarangan Setiap rumah tangga memiliki MCK (1) Masyarakat tidak boleh buang air besar (BAB) di sembarang tempat (2) Setiap rumah tangga wajib memiliki MCK 7

10. Limbah Ternak Banyak kotoran ternak yang tersebar di beberapa bagian jalan karena tidak dikandangkan Setiap ternak sebaiknya dikandangkan supaya kotorannya dapat diolah kembali sebagai pupuk kompos atau biogas Setiap warga masyarakat yang memiliki ternak sebaiknya dikandangkan Kandang terpadu 11. Persampa han Pembuangan sampah dilakukan di sembarang tempat Sampah di buang tempat sampah yang tersedia Setiap rumah tangga wajib memiliki tempat sampah Sampah organik (daundaun, sisa sayuran, dll) dibuang/dimasukkan ke lubang biopori dan sampah non organik (plastik, botol, kaleng, karton dll) dibuang di tempat sampah yang tersedia Sampah yang dibuang ke tempat sampah sudah terkemas dalam kantong plastik Lubang biopori 8

ASPEK B. KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN YANG DISEPAKATI SOSIAL EKONOMI 1. Pertanian Masyarakat umumnya adalah buruh tani sehingga perlu bimbingan teknis dari PPL dan pertemuanpertemuan antar kelompok tani guna peningkatan produksi Ada tempat pertemuan /musyawarah di masyarakat berupa balai pertemuan Pemanfaatan dan pemeliharaan adalah tanggung jawab bersama Sanggar tani 2. Peternakan Peternakan masih sistem gembala, serta kotoran/limbah ternak tidak dimanfaatkan Peternakan lokal harus ditingkatkan menjadi peternakan yang modern, setidaknya dibuatkan kandang kolektif sehingga kotorannya dapat dikumpulkan kemudian diolah kembali menjadi pupuk dan biogas (1) Ternak yang ada sebaiknya dikandangkan secara kolektif (2) Setiap warga yang memilki ternak sebaiknya membentuk kelompok peternakan (3) Limbah ternak sebaiknya dikumpulkan untuk diolah kembali Pembuatan Kompos 9

ASPEK KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN YANG DISEPAKATI 3. Industri Kecil Ada sebagian masyarakat yang membuat kue tradisional yang dipasarkan di pasar tradisional dan kioskios namun belum dikelola dengan baik dan masih berupa usaha kecilkecilan saja Perbanyak bimbingan dan penyuluhan tentang tata cara pengembangan industri kecil, untuk pengembangannya diberikan bantuan modal. Wajib membentuk kelompok sesama industri kecil agar dapat berkelanjutan 4. Kesehatan Pelayanan kesehatan sudah cukup memadai, namun belum ada bangunan permanen sebagai wadah yang tepat untuk posyandu. Peningkatan kader posyandu, pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara rutin (1) Setiap rumah tangga yang memilki balita wajib mengimunisasi balita sesuai jadwal yang telah dtentukan, (2) Mengikuti penyuluhanpenyuluhan yang menyangkut kesehatan yang diadakan di posyandu 5. Pendidikan Pelayanan Pendidikan belum mencukup (1) Adanya kelompok bermain atau pendidikan anak usia dini (PAUD), (2) Adanya tempat kursus/keterampilan Setiap anak usia dini dapat memanfaatkan sarana kelompok bermain/taman bermain secara bersama dan bertanggungjawab penuh tehadap jalannya proses kegiatan belajar dan bermain 10

ASPEK KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN YANG DISEPAKATI 6. Pemerintah an Pelayanan Pemerintahan sudah cukup optimal Lembaga pemerintahan yang lengkap (RT, RW dan lingkungan) dan berfungsi dengan baik Ketua RT, RW dan kepala lingkungan bertanggungjawab penuh memberikan pelayanan kepada masyarakatnya 7. Kelembaga an Pemerintah Lembaga pemerintah yang ada LKMD, PKK LKMD dan PKK memiliki program yang lebih nyata di masyarakat Masyarakat membantu LKMD dan PKK dalam menyelenggarakan kegiatankegiatannya 8. Non Pemerintah Lembaga non pemerintah meliputi; Karangtaruna, TPA, Kelompok tani, dll Pembentukan kembali kembaga peternakan, lemabaga pelayanan publik, lembaga sanitasi dan lembagalembaga yang berfungsi untuk pengembangan lingkungan Desa ke depannya Lembagalembaga yang baru terbentuk bertanggungjawab sesuai dengan bidangnya masingmasing demi kesejahteraan masyarakat 9. Adat Lembaga adat sudah ada Pengembangan lembaga adat agar lebih baik Setiap anggota harus bertanggung jawab bersama dalam mensukseskan acara adat tersebut 11

C. ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI Berdasarkan tabel arahan aturan bersama Desa Kalimango maka ada beberapa aturan yang telah disepakati masyarakat : 1. Aturan tentang Ruang Terbuka Hijau Warga masyarakat yang bersedia lahannya dijadikan sebagai hutan kota, tidak boleh mengalihkan fungsi lahan tersebut. Setiap rumah tangga wajib memelihara pohon pelindung (mangga, mahoni, sukun) di pekarangan masingmasing. Setiap rumah tangga wajib menata halaman depan rumah masingmasing yang dilengkapi dengan lampu taman agar lingkungan permukiman tidak gelap di malam hari. Setiap warga yang depan rumahnya ada pohon pelindung jalan wajib menjaga dan memelihara pohon tersebut. 2. Aturan tentang Penataan Bangunan Setiap warga yang akan mendirikan bangunan wajib memiliki IMB (Ijin Mendirikan Bangunan). Setiap warga yang akan membangun rumah wajib mengikuti sempadan bangunan yang telah ditetapkan yakni 2 m dari batas pagar. Jarak antar bangunan minimal 1 m dari samping kiri, kanan dan belakang bangunan dan jika rumah tersebut memiliki tritisan harus diperhitungkan agar air hujannya tidak masuk ke halaman orang lain. Proses mendirikan bangunan tidak boleh mengganggu kenyamanan lingkungan dan ketertiban umum. Masyarakat yang ada di sepanjang jalan arteri primer wajib mematuhi sempadan bangunan 15 m dari tepi jalan. 3. Aturan tentang Saluran Irigasi Warga masyarakat yang bermukim di sepanjang saluran irigasi wajib mematuhi sempadan irigasi yaitu 10 m dari tepi irigasi. 12

Penghijauan serta penataan jalur pedestrian di sepanjang tepian saluran irigasi adalah tanggung jawab bersama warga Kalimango yang ada disekitar irigasi. Kawasan sekitar irigasi tidak boleh dijadikan tempat pembuangan sampah sehingga wajib dijaga kebersihannya dan menjadi tanggung jawab bersama. 4. Aturan tentang Jaringan Jalan Jalan yang akan dikembangkan adalah jalan lingkungan yang masih jalan tanah, sehingga masyarakat yang lahannya terkena pengembangan jalan harus rela menyumbangkan sedikit lahannya untuk pengembangan jalan Rabat beton dan batu sikat yang telah dipasang tidak boleh dilalui oleh gerobak ataupun cidomo. 5. Aturan tentang Jaringan Drainase Pembuatan drainase harus ada meskipun belum permanen Setiap rumah tangga wajib menjaga kelancaran aliran air dari saluran drainasenya Masyarakat wajib mematuhi standar pembuatan drainase yaitu lebar minimal 30 cm pada jalan lingkungan. 6. Aturan tentang Jembatan penyeberangan Pembuatan dan pemeliharaan jembatan adalah tanggung jawab bersama. 7. Aturan yang menyangkut Air Bersih dan limbah rumah tangga Penggunaan air bersih sebaiknya sesuai dengan kebutuhan saja. Setiap rumah tangga wajib memiliki saluran pembuangan limbah rumah tangga berupa sumur/bak resapan dan drainase secara swadaya. 8. Aturan tentang Persampahan Masyarakat wajib membuang sampah pada tempatnya. Pembuangan sampah dengan sistem pemisahan, sampah organik/basah dimasukkan ke lubang biopori, sedangkan sampah non organik ditampung di bak sampah. Setiap rumah tangga wajib membayar iuran pengangkutan sampah sesuai 13

dengan kesepakatan bersama. 9. Aturan tentang MCK dan Limbah Ternak Warga tidak boleh Buang Air Besar (BAB) di sembarang tempat, apalagi di saluran irigasi. Setiap rumah tangga wajib memiliki MCK (jamban) yang memenuhi syarat kesehatan dan dilengkapi dengan septick tank. Setiap warga yang memiliki ternak sebaiknya dikandangkan sehingga limbah ternak tersebut dapat diolah kembali menjadi pupuk dan dimanfaatkan bagi lahan pertanian. 10. Aturan tentang pengembangan Ekonomi Masyarakat Pemanfaatan dan pemeliharaan sanggar tani adalah tanggung jawab bersama warga Kalimango. Setiap peternak sebaiknya membentuk kelompok peternak dan mengkandangkan ternaknya secara kolektif dan mengolah limbah ternaknya menjadi pupuk kompos dan biogas yang bernilai ekonomis. Industri kecil (pembuat kue tradisional baje, peye, dll) sebaiknya membentuk kelompok agar dapat mengelolanya secara bersama dan mudah mendapatkan bantuan modal. 11. Aturan tentang Pelayanan Publik Setiap rumah tangga yang memiliki balita wajib mengimunisasi balita sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Masyarakat wajib mengikuti penyuluhanpenyuluhan kesehatan yang dilakukan secara berkala. Setiap anak kecil dapat memanfaatkan taman bermain serta menjaga dan memelihara taman bermain tersebut. Ketua RT/RW dan kepala lingkungan wajib memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. 12. Aturan tentang Kelembagaan Masyarakat membantu LKMD dan PKK dalam menyelenggarakan kegiatankegiatannya Lembagalembaga yang baru terbentuk bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masingmasing demi kesejahteraan masyarakat. 14

Setiap anggota kelompok adat harus bertanggung jawab bersama dalam mensukseskan acara adat tersebut setiap musim panen. D. KESIMPULAN Berdasarkan kesepakatan masyarakat maka ada beberapa aturan bersama yang disepakati sebagai berikut: 1. Aturan tentang Ruang Terbuka Hijau 2. Aturan yang menyangkut Penataan Bangunan 3. Aturan yang menyangkut Saluran Irigasi 4. Aturan yang menyangkut Jaringan Jalan 5. Aturan tentang Jaringan Drainase 6. Aturan tentang Jembatan penyeberangan 7. Aturan tentang Air Bersih dan limbah rumah tangga 8. Aturan tentang Persampahan 9. Aturan tentang MCK dan Limbah Ternak 10. Aturan tentang Pelayanan Publik 11. Aturan tentang Pelayanan Publik 12. Aturan tentang Kelembagaan Aturanaturan tersebut, sangat bermanfaat dan memiliki arti yang sangat strategis dalam mewujudkan lingkungan permukiman yang sehat, maju dan mandiri jika semua warga dapat menjadikan perhatian dan tanggung jawab semua pihak, terutama warga Kalimango saat ini dan masa yang akan datang. 15

16

17

18

19

20

21

22

23