BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini dilakukan terhadap regulasi atau peraturan atas penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance pada perusahaanperusahaan di sektor perbankan yang diterapkan di negara Indonesia, Malaysia dan Singapura. Penelitian ini tidak terfokus hanya ke regulasi atau peraturan saja akan tetapi hal-hal lain yang memungkinkan dalam menyebabkan perbedaan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang dilakukan oleh negara Indonesia, Malaysia dan Singapura serta dampak atau pengaruh yang terjadi akibat perbedaaan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Regulasi yang dikeluarkan dari negara Indonesia adalah Code of Good Corporate Governance tahun 1999 yang sudah direvisi pada tahun 2006 serta dengan beberapa peraturan-peraturan yang mendukung dalam penerapan Good Corporate Governance. Beberapa peraturan-peraturan yang mendukung antara lain adalah : 1. Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit pada tahun 2004. Yang berisikan akan : 31
a. Definisi : Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya b. Pembentukan komite audit : emiten atau perusahaan publik wajib memiliki komite audit, emiten atau perusahaan publik wajib memiliki pedoman kerja komite audit, komite audit bertanggung jawab kepada dewan komisaris, dan komite audit terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang komisaris independen dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota lainnya berasal dari luar emiten dan perusahaan publik. c. Pedoman pembentukan komite audit : adanya struktur komite audit, persyaratan keanggotaan komite audit, tugas dan tanggung jawab komite audit, wewenang komite audit, rapat komite audit, pelaporan, dan masa tugas. 2. Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.I.7 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal pada tahun 2008. Yang berisikan akan : a. definisi dari audit internal serta unit audit internal. Audit internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan proses tata kelola perusahaan. Unit 32
audit internal adalah unit kerja dalam emiten atau perusahaan publik yang menjalankan fungsi audit internal. b. Emiten atau perusahaan publik wajib memiliki unit audit internal dengan jumlah auditor internal sesuai dengan besaran dan tingkat kompleksitas kegiatan usaha emiten dan perusahaan publik. c. Struktur, persyaratan auditor internal, tugas dan tanggung jawab serta wewenang audit internal. 3. Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu pada tahun 2009 a. Perusahaan wajib mengumumkan keterbukaan informasi atas setiap transaksi afiliasi kepada masyarakat dan menyampaikan bukti pengumuman dan dokumen pendukungnya kepada Bapepam-LK paling lambat hari kerja ke-2 setelah terjadinya transaksi. b. Transaksi yang mengandung benturan kepentingan wajib terlebih dahulu disetujui oleh para pemegang saham independen atau wakil mereka yang diberi wewenang untuk itu dalam RUPS sebagaimana diatur dalam peraturan. Persetujuan mengenai hal tersebut harus ditegaskan dalam bentuk notariil. 4. Peraturan Bapepam-LK Nomor X.K.6 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten dan Perusahaan Publik pada tahun 2006. 33
a. Kewajiban dalam penyampaian laporan tahunan b. Bentuk dan isi laporan tahunan dimana salah satu hal yang menjadi termasuk ketentuan umum yaitu Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) 5. PBI No. 8/4/PBI/2006 Dimana bank Indonesia mengeluarkan peraturan guna pelaksanaan Good Corporate Governance bagi bank umum yang ada di Indonesia. Dengan semakin kompleks risiko yang dihadapi bank, maka akan semakin membutuhkan penerapan Good Corporate Governance oleh perbankan. Dengan pelaksanaan Good Corporate Governance dapat melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai yang berlaku umum pada industri perbankan. Regulasi yang dikeluarkan dari negara Malaysia terkait dengan penerapan prinsip Good Corporate Governance adalah The Malaysian Code on Corporate Governance pada tahun 2007 serta beberapa peraturan-peraturan yang mendukung dalam penerapan Good Corporate Governance. Beberapa hukum dan peraturan yang mendukung antara lain : 1. The Malaysian Companies Act Dimana hukum ini berisikan bahwa setiap perusahaan publik atau emiten yang ada di Malaysia perlu mengetahui hukum ini barulah 34
dapat membuat atau menciptakan perusahaan publik atau emiten yang benar dapat berdiri di Malaysia. 2. Companies Bill 2007 Ada beberapa poin penting yang dibahas dalam peraturan ini yaitu : a. Yang memungkinkan perusahaan untuk menggunakan lebih dari satu tempat untuk pertemuan pemegang saham mereka, sehingga memungkinkan semua anggota kesempatan yang wajar untuk berpartisipasi. Perusahaan juga dapat menggunakan teknologi apapun untuk melakukan pertemuan mereka. b. Membutuhkan pemberitahuan RUPS untuk dikirim keluar setidaknya 21 hari sebelum rapat (aturan saat ini adalah 14 hari). c. Mewajibkan auditor perusahaan publik untuk melaporkan kepada Registrar of Companies pelanggaran serius yang melibatkan penipuan atau ketidakjujuran yang dia percaya telah dilakukan oleh pejabat atau karyawan terhadap perusahaan. d. Melindungi petugas dari sebuah perusahaan yang mengekspos pelanggaran terhadap undang-undang perusahaan dari diskriminasi oleh manajer atau atasan mereka. Regulasi yang dikeluarkan dari negara Singapura terkait dengan penerapan prinsip Good Corporate Governance adalah The Singapore Code of 35
Corporate Governance pada tahun 2005 yang pada tahun 2010 akhirnya direvisi kembali oleh the Corporate Governance Council serta beberapa peraturanperaturan yang mendukung dalam penerapan Good Corporate Governance. Beberapa hukum dan peraturan yang mendukung antara lain : 1. Companies Act Peraturan dimana peraturan ini membahas akan bagaimana perusahaan-perusahaan publik dapat lebih maju dan juga bagaimana kerangka bisnis yang tepat sesuai dengan peraturan Singapura. 2. Banking Act : Banking (Corporate Governance) Regulations 2005 Sementara peraturan ini diikuti Kode revisi Tata Kelola Perusahaan bagi perusahaan yang terdaftar yang dikeluarkan pemerintah pada bulan Juli 2005, mereka lebih ketat. Tidak seperti perusahaan terdaftar, independensi dewan direksi adalah bergantung pada mereka yang independen dari manajemen dan pemegang saham utama, mereka yang memiliki 5% atau lebih hak suara. Tidak seperti Pedoman, peraturan yang berlaku menurut hukum dan kegagalan untuk memenuhi salah satu dari mereka akan menghasilkan denda pada keyakinan. Hal-hal lain yang menjadi perbedaan dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance selain regulasi juga berdasarkan dari perbedaan hasil survei dari Asian Corporate Governance Association (ACGA) yang secara garis besar adalah 5 hal ini yang di antara lain adalah sebagai berikut : 36
1. Enforcement 2. Political and Regulatory Environment 3. Corporate Governance Rules and Practices 4. IGAAP (Accounting and Auditing) 5. Corporate Governance Culture Hal-hal inilah yang akan menjadi objek penelitian sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan serta manfaat penelitian yang telah diutarakan. III.2 Desain Penelitian III.2.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan studi literatur akan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Data yang didapat berupa data sekunder dimana data tersebut didapatkan dari masing-masing bursa efek negara Indonesia (www.bapepam.go.id), Malaysia (www.bursamalaysia.com), dan Singapura (www.sgx.com). Selain itu juga data didapatkan dari jurnal referensi yang membantu penilaian nilai Good Corporate Governance seperti (www.acga-asia.org), (www.mas.gov.sg), (www.bapepam.go.id), (www.sc.com.my) dimana disana telah dilakukan survei atas penerapan Good Corporate Governance yang dilakukan di negara Indonesia, Malaysia, dan Singapura serta komisi sekuritas 37
yang mengatur pasar sekuritas di masing-masing negara baik di Indonesia, Malaysia dan Singapura. Penelitian ini juga mengumpulkan data-data baik berupa jurnal, artikel atau buku yang relevan dan membantu dalam penelitian dari perpustakaan di universitas Binus, perpustakaan nasional serta literatur-literatur. III.2.2 Metode Pengumpulan Sampel Metode pengumpulan sampel yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data-data yang terkait dengan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance pada perusahaan sektor perbankan yang terjadi di negara Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Tabel III.1 Perusahaan yang Diteliti No Nama Perusahaan Negara 1 Oversea-Chinese Banking Corporation Limited Singapura 2 DBS Group Holdings Limited Singapura 3 United Overseas Bank Limited Singapura 4 Malayan Banking Berhad Malaysia 5 CIMB Bank Berhad Malaysia 6 Public Bank Berhad Malaysia 7 RHB Bank Berhad Malaysia 8 Bank Mandiri (Persero) Tbk. Indonesia 9 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Indonesia 10 PT Bank Central Asia Tbk Indonesia 11 PT Bank Negara Indonesia Tbk Indonesia Sampel ini dipilih sebanyak 11 perusahaan karena 11 perusahaan ini merupakan perusahaan lokal untuk tiap-tiap negara yang memiliki peringkat teratas dengan nilai asset tertinggi dari bank-bank lokal lain di masing-masing negara. Dengan batasan nilai total asset 4 terbesar di masing-masing negara. 38
Terkecuali untuk perusahaan perbankan di Singapura hanya 3 saja karena hanya ada 3 bank lokal yang ada. Sehingga perusahaan-perusahaan inilah yang dijadikan sampel dalam penelitian. Dengan hal ini diharapkan sampel dapat membuktikan bahwa data-data yang didapat telah mendukung penelitian guna untuk mencapai tujuan serta manfaat yang ingin dicapai. III.2.3 Metode Penyajian Data Hasil analisis data akan ditampilkan dengan literatur atau berupa studi dimana akan disesuaikan dengan sub judul penelitian yang mencerminkan informasi untuk menunjang tercapainya tujuan penelitian yaitu untuk mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance baik itu perbedaan penerapan, penyebab adanya perbedaan penerapan dan juga dampak atau pengaruh akibat adanya perbedaaan penerapan prinsip Good Corporate Governance yang terjadi di negara Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Hasil juga akan berupa tabel dimana akan terlihat pengukuran penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang pengukuran tersebut dinilai dari hasil survei yang telah dikeluarkan oleh Asian Corporate Governance Association (ACGA). 39