III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April September 2014 di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. 3.2. Materi Penelitian 3.2.1. Bahan a. Bahan untuk fermentasi jerami jagung 1. Jerami Jagung yang diperoleh dari perkebunan masyarakat di Kecamatan Rumbai kota Pekanbaru. 2. Molases dan aquadest. b. Bahan untuk Analisis Fraksi Serat adalah Aquadest, Natrium-Lauryl Sulfat, Tittriplex III, Natrium borat 10 H 2, Disodium Hydrogen Phosphate Na 2 HPO 4, H 2 SO 4 1 N, CTAB (Cetyl-Trimethyl Ammonium Bromide), Oktanol, Alkohol 96 %. 3.2.2. Alat Peralatan yang digunakan adalah spatula, kaca arloji, timbangan analitik, pisau, dan talenan. Alat-alat untuk fermentasi: baskom, plastik, selotip. Alat untuk analisis fraksi serat digunakan yaitu gelas piala 1.000 ml, spatula, pipet tetes, timbangan analitik, fibertex yang dilengkapi dengan hot extraction dan cold extraction, pemanas, listrik, oven, tanur, desikator, gelas ukur. 14
3.3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial (3 x 3 x 2). Perlakuan yang diberikan adalah penambahan molases dengan level 0%, 5% dan 10% dan lama fermentasi 0 hari, 14 hari dan 28 hari untuk lebih jelasnya dapat dilihat perlakuan dibawah ini. A. Jerami jagung + molases 0%, lama fermentasi 0 hari B. Jerami jagung + molases 0%, lama fermentasi 14 hari C. Jerami jagung + molases 0%, lama fermentasi 28 hari D. Jerami jagung + molases 5%, lama fermentasi 0 hari E. Jerami jagung + molases 5%, lama fermentasi 14 hari F. Jerami jagung + molases 5%, lama fermentasi 28 hari G. Jerami jagung + molases 10%, lama fermentasi 0 hari H. Jerami jagung + molases 10%, lama fermentasi 14 hari I. Jerami jagung + molases 10%, lama fermentasi 28 hari 3.4. Peubah yang Diukur Peubah yang diukur adalah komposisi fraksi serat silase jerami jagung dengan lama fermentasi dan level molases yang berbeda meliputi: NDF (%), ADF (%), ADL (%), Hemiselulosa (%), Selulosa (%). 3.5. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Materi Penelitian a. Pembuatan Silase 15
Proses pembuatan Silase Jerami jagung adalah sebagai berikut: jerami jagung yang dugunakan adalah batang dan daun, pengambilan jerami jagung 10 cm dari permukaan tanah. Kemudian jerami jagung terlebih dahulu dipotong 3-5 cm dengan menggunakan parang kemudian dikeringudarakan selama 2 hari pada ruang terbuka, setelah kering udara ditimbang kembali untuk melihat berat keringnya. b. Molases Jumlah molases yang ditambahkan pada masing-masing perlakuan adalah 0% dari BK jerami jagung = 0 g, 5% dari BK jerami jagung = 17,93 g, 10% dari BK jerami jagung = 35,86 g. c. Aquadest Aquadest yang digunakan sebanyak 21,01 ml. 2. Pencampuran Bahan Pencampuran bahan dilakukan dalam bak plastik dengan mencampurkan jerami jagung, molases dan air sehingga semua bahan tercampur dengan homogen. 3. Pembungkusan Bahan yang telah tercampur homogen kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik hitam dan dipadatkan sehingga mencapai keadaan anaerob, kemudian diikat dan dilapisi dengan plastik ke-2 selanjutnya plastik tersebut dimasukkan lagi kedalam plastik ke-3, kemudian diikat kembali. 4. Tahap Fermentasi Fermentasi dilakukan selama 0 hari, 14 hari dan 28 hari dalam keadaan anaerob. 16
5. Analisis Kandungan Nutrisi Analisis fraksi serat silase jerami jagung akan dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia Fapertapet UIN Suska Riau. Alur penelitian disajikan pada Gambar 3.1 di bawah ini Persiapan bahan : jerami jagung, molases dan aquadest Pencacahan Pencampuran Bahan Pembungkusan Proses fermentasi (anaerob) 0, 14, 28 hari Pembukaan hasil fermentasi Silase dikeringudarakan Analisis di laboratorium Proses kering udara selama 2 hari A. Jerami jagung + Molases 0 g + Aquadest 21,01 ml B. Jerami jagung + Molases 17,93 g + Aquadest 21,01 ml C. Jerami jagung + Molases 35,86 g + Aquadest 21,01 ml Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 3.6. Prosedur Analisis Fraksi Serat (AOAC, 1993) 3.6.1. Penetapan Kandungan Neutral Detergent Fiber (NDF) Cara kerja analisis kandungan NDF adalah sebagai berikut : 17
Masing-masing sampel ditimbang sebanyak 0,5 g (a), dimasukkan ke dalam cawan crusibel. Cawan crusibel diletakkan pada fibertec hot extraction, ditambahkan 50 ml larutan NDS, dipanaskan sampai mendidih, setelah mendidih diteteskan octanol pada sampel yang berbuih, lalu panas dioptimumkan dan dilakukan ekstraksi selama 1 jam. Sampel yang telah diekstraksi dilakukan penyaringan dengan pemvakuman pada fibertec hot extraction kemudian dibilas dengan air panas. Cawan crusibel dipindahkan pada fibertec cold extraction, dilakukan pembilasan dengan aceton 96%. Cawan crusibel dan sampel dioven pada suhu 135 C selama 2 jam, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang (c) Cawan crusibel dan sampel yang telah dioven dan ditimbang beratnya dilakukan pengabuan dalam tanur pada suhu 525-550ºC selama 3 jam, lalu didinginkan dalam desikator dan ditimbang (b). Rumus : % NDF = x 100% Keterangan : a = berat sampel b = berat kertas saring c = berat sampel setelah dioven dan desikator 3.6.2. Penentuan kandungan Acid Detergent Fiber (ADF) Cara kerja analisis kandungan ADF : Masing-masing sampel ditimbang sebanyak 0,5 g (a), dimasukkan ke dalam cawan crusibel. Cawan crusibel diletakkan pada fibertec hot extraction, ditambahkan 50 ml larutan ADS, dipanaskan sampai mendidih, setelah mendidih diteteskan 18
octanol pada sampel yang berbuih, lalu panas dioptimumkan dan dilakukan ekstraksi selama 1 jam. Sampel yang telah diekstraksi dilakukan penyaringan dengan pemvakuman pada fibertec hot extraction kemudian dibilas dengan air panas. Cawan crusibel dipindahkan pada fibertec cold extraction, dilakukan pembilasan dengan aceton 96%. Cawan crusibel dan sampel dioven pada suhu 135 C selama 2 jam, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang (c) Cawan crusibel dan sampel yang telah dioven dan ditimbang beratnya dilakukan pengabuan dalam tanur pada suhu 525-550ºC selama 3 jam, lalu didinginkan dalam desikator dan ditimbang (b). Rumus : % ADF = x 100% Keterangan : a = berat sampel b = berat gelas filter c = berat sampel setelah di oven dan desikator 3.6.3. Penetapan Kandungan Acid Detergent Lignin (ADL) Cara kerja analisis kandungan ADL : Masing-masing sampel ditimbang sebanyak 0,5 g (a), dimasukkan ke dalam cawan crusibel. Cawan crusibel diletakkan pada fibertec hot extraction, ditambahkan 50 ml larutan ADS, dipanaskan sampai mendidih, setelah mendidih diteteskan octanol pada sampel yang berbuih, lalu panas dioptimumkan dan dilakukan ekstraksi selama 1 jam. Sampel yang telah diekstraksi dilakukan penyaringan dengan 19
pemvakuman pada fibertec hot extraction kemudian dibilas dengan air panas. Cawan crusibel dipindahkan pada fibertec cold extraction, dilakukan pembilasan dengan aceton 96%. Cawan crusibel dan sampel dioven pada suhu 135 C selama 2 jam, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Dilakukan perendaman dengan H 2 SO 4 72% selama 3 jam, kemudian dibilas dengan air panas, baru dibilas dengan aceton 96%. Cawan crusibel dan sampel dioven lagi pada suhu 135ºC selama 2 jam, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang (c) Cawan crusibel dan sampel yang telah dioven dan ditimbang beratnya dilakukan pengabuan dalam tanur pada suhu 525-550 C selama 3 jam, lalu didinginkan dalam desikator dan ditimbang (b). Rumus : % ADL = x 100% Keterangan : a = berat sampel b = berat gelas filter c = berat sampel setelah di oven dan desikator 3.6.4. Penetapan Kandungan Hemiselulosa Kadar hemiselulosa dihitung dari selisih antara kandungan NDF dengan ADF, yaitu dengan persamaan : % Hemiselulosa = % NDF - % ADF 20
3.6.5. Penentuan Kandungan Selulosa Kandungan selulosa merupakan lanjutan dari residu ADL yang telah dikeringkan dalam oven 135ºC selama 2 jam yang kemudian didinginkan dalam desikator selama 10 menit dan ditimbang. Hasil penimbangan sampel ini dikurangi dari hasil penimbangan sampel yang di oven pertama didapatlah kadar selulosa. 3.7. Analisis Data Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial (3x3) dengan 2 ulangan (Steel dan Torrie, 1992). Model matematik analisis ragam adalah sebagai berikut : Y ijk = µ+ α i + β j + (αβ) ij + ijk Keterangan : Y ijk : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, perlakuan ke-j dan ulangan ke- k µ : Rataan umum α i β j (αβ) ij : Pengaruh perlakuan ke-i : Pengaruh perlakuan ke-j : Pengaruh interaksi perlakuan ke-i dan perlakuan ke-j ijk : Pengaruh galat perlakuan ke-i dan perlakuan ke-j dan ulangan ke- k i : Taraf ke-1, 2 dan 3 j : Taraf ke-1, 2 dan 3 k : Ulangan ke-1 dan 2 21
Tabel 3.1. Analisis Sidik Ragam Sumber F Hitung F Tabel db JK KT Keragaman 0,05 0,01 A a 1 JKA KTA KTA/KTG - - B b 1 JKB KTB KTB/KTG - - AB (a - 1)(b -1) JKAB KTAB KTAB/KTG - - Galat ab(r - 1) JKG KTG - - - Total abr 1 JKT - - - - Keterangan: Faktor koreksi (FK) = ( Y ij.. ) 2 abr Jumlah kuadrat total (JKT) = Y ij.. 2 FK Jumlah kuadrat faktor A (JKA) = Y i 2 FK Jumlah kuadrat faktor B (JKB) = Y j 2 FK Jumlah kuadrat faktor AB (JKAB) = Y ij 2 FK Jumlah kuadrat perlakuan (JKP) = JKT JKA JKB JKAB Kuadrat tengah faktor A (KTA) = Kuadrat tengah faktor B (KTB) = n n n n JKA a 1 JKB b 1 Kuadrat tengah interaksi faktor A dan B (KTAB) = Kuadrat tengah galat (KTG) = JKG ab (r - 1) JKAB (a - 1) (b - 1) Bila hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh nyata dilakukan uji lanjut dengan Duncan s Multiple Range Test (DMRT) (Steel dan Torrie, 1992). 22