BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan

Provinsi Sumatera Utara: Demografi

Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah)

Sejak tahun 2008, tingkat kemiskinan terus menurun. Pada 2 tahun terakhir, laju penurunan tingkat kemiskinan cukup signifikan.

Lampiran 1. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. usaha pertanian (0,74 juta rumah tangga) di Sumatera Utara.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena pupuk kimia lebih mudah diperoleh dan aplikasinya bagi tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penganggaran pada dasarnya mempunyai manfaat yang sama

BAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah

KEMISKINAN ASAHAN TAHUN 2015

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup maupun kesejahteraan rakyat.

I. PENDAHULUAN. tanaman dagang yang sangat menguntungkan, dengan masukan (input) yang

Lampiran 1. Tabel Daftar Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

Lampiran 1. Data Luas Panen dan Produksi Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan adalah hal yang sangat penting. Pada tahun 1950an, orientasi

BAB I PENDAHULUAN. Produksi dari suatu usaha penangkapan ikan laut dan perairan umum sebahagian

BERITA RESMI STATISTIK

PENDAHULUAN. perairan darat yang sangat luas dibandingkan negara Asean lainnya. Sumber daya

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam mengatur dan mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebutuhan makan maupun non makan. Bagi Indonesia, kemiskinan sudah sejak lama menjadi persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian memiliki beberapa sektor seperti peternakan, perikanan, perkebunan,

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERSEBARAN PENDUDUK PROVINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 Oleh Mbina Pinem *

BAB III TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan. pendapatan perkapita suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang

Lampiran 1 REALISASI DANA ALOKASI UMUM (DAU) KABUPATEN / KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA (Tabulasi Normal dalam Rupiah) TAHUN

I. PENDAHULUAN. dibandingkan jumlah kebutuhan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, isi kebun di Indonesia adalah berupa tanaman buah-buahan,

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

Jumlah rumah tangga usaha pertanian Kota Sibolga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BAB II DESKRIPSI LOKASI PRAKTIK LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat UPT Medan Utara/ Dinas Pendapatan Sumatera Utara

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

Tahun Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des

Lampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%)

SUATU TINJAUAN KEBIJAKAN ALOKASI BELANJA 3 (TIGA) BIDANG UTAMA (SOSIAL BUDAYA, INFRASTRUKTUR, EKONOMI) UNTUK 25 KABUPATEN DAN KOTA PADA RAPBD TA

BAB I PENDAHULUAN. Siklus pengelolaan keuangan daerah merupakan tahapan-tahapan yang

Sumatera Utara. Rumah Balai Batak Toba

RINCIAN LABUHANBATU UTARA TEBING TINGGI BATUBARA ASAHAN TANJUNG BALAI NAMA DAN TANDA TANGAN KPU PROVINSI

BAB I PENDAHULUAN. 1994). Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

Lampiran 1. Jumlah Penduduk Di Provinsi Sumatera Utara Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu daerah pada dasarnya merupakan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada September 2000 sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk

I. PENDAHULUAN. tantangan, menyesuaikan diri dalam pola dan struktur produksi terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pemerintahan Government

Lampiran 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Buah Manggis Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

Tabel 1.1. Daftar Surplus/Defisit Laporan Realisasi APBD Kabupaten/Kota T.A (dalam jutaan rupiah)

Musrenbang RKPD Provinsi Sumatera Utara 2013 Hotel Santika, Selasa 2 April 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA

Yulianta Siregar Departemen electrical engineering University of North Sumatera Bali 28 Mei 2010

pemerintahan lokal yang bersifat otonomi (local outonomous government) sebagai

Lampiran 1 Daftar Kabupaten/ Kota, Sampel

Lampiran 1. Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (Jiwa)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 34 provinsi yang kini telah tumbuh menjadi beberapa wacana

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sumatera Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. Produksi pangan di negara-negara sedang berkembang meningkat. Sekalipun

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk yang menguntungkan kan adalah jamur konsumsi. konsumsi atau sering dikenal dengan istilah mushroom merupakan bahan

BAB I PENDAHULUAN. lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi

,85 8,44 - Sumatera Utara ,01 Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2012, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Sumber : Dinas Pertanian Sumatera Utara, 2010.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi. Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. Determinan kemiskinan..., Roy Hendra, FE UI, Universitas Indonesia

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK: SERTA TANTANGAN TAHUN 2019

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. A. Sejarah Umum UPT Medan Selatan / Dinas Pendapatan Provinsi

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

KAWASAN HUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perencanaan pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan

I. PENDAHULUAN. nasional terutama dalam penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

LAMPIRAN A PERHITUNGAN DATA PENGUJIAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PROVINSI SUMATERA UTARA

Lampiran 1. Sampel. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN WILAYAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA. Mitrawan Fauzi

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kedaulatan pangan adalah konsep pemenuhan pangan melalui produksi lokal.

BAB I PENDAHULUAN. distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara, penyedia lapangan kerja, dan juga sebagai sumber

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PROMOSI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan pesisir (coastal zone) merupakan daerah pertemuan antara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu, Indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

PROFIL PEMBANGUNAN SUMATERA UTARA

PENDAHULUAN. banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada pada sektor

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. A. Sejarah Umum UPT Medan Utara/ Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera

Transkripsi:

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor perikanan memberikan kontribusi terhadap PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara tahun 2010 s/d 2014 mengalami peningkatan yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%. Tabel 1. Peranan Subsektor Terhadap Sektor Pertanian Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2014 (Persen) Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 Tanaman Bahan makan 28,26 27,7 27,32 26,71 26,09 Tanaman Perkebunan 50,65 51,38 51,47 51,86 51,12 Perternakan dan hasilhasilnya 8,4 8,25 8,32 8,25 8,74 Kehutanan 4,11 3,99 3,96 3,96 4,14 Perikanan 8,58 8,68 8,93 9,22 9,91 Pertanian 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, 2015 Provinsi Sumatera Utara merupakan kawasan bahari dan mempunyai potensi yang sangat besar terhadap hasil laut dan perikanannya. Potensi kelautan dan perikanan Sumatera Utara terdiri dari potensi perikanan tangkap dan perikanan budidaya, dimana potensi perikanan tangkap terdiri potensi Selat Malaka sebesar 276.030 ton/tahun dan potensi di Samudera Hindia sebesar 1.076.960 ton/tahun. Sedangkan produksi perikanan budidaya terdiri budidaya tambak 20.000 Ha dan budidaya laut 100.000 Ha, budidaya air tawar 81.372,84 Ha dan perairan umum 155.797 Ha, kawasan pesisir Sumatera Utara mempunyai panjang pantai 1300 Km yang terdiri dari panjang pantai timur 545 km, panjang pantai Barat 375 km dan Kepulauan Nias dan pulau-pulau baru sepanjang 350 Km. Produksi ikan dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Produksi Ikan Menurut Asal Tangkapan Dan Kabupaten/Kota (Ton), 2013 Kabupaten/Kota Laut Perairan Umum Budidaya Air Tawar Darat Budidaya Air Payau Budidaya Laut Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kabupaten S Nias 36265,6-73,0 - - 36 338,6 Mandailing Natal 11853,4 5485,0 2 136,0 6,0-19 480,4 Tapanuli Selatan 0,9 34,1 3 537,0 - - 3 572,0 Tapanuli Tengah 43777,4 1911,2 219,0 150,0 416,0 46 473,6 Tapanuli Utara - 513,7 970,0 - - 1 483,7 Toba Samosir - 1507,3 19 609,0 - - 21 163,3 Labuhan Batu 7863,1 17,5 137,0 - - 8,017,6 Asahan 112887,0 19852,0 1 545,0 150,0-134 434,0 Simalungun - 1456,3 47 135,0 - - 48 591,3 Dairi - 1061,2 2 435,0 - - 3 496,2 Karo - 110,1 8 495,0 - - 8 605,1 Deli Serdang 20393,5 216,4 11 315,0 6 376,0 18,0 38 318,9 Langkat 33084,0 7,7 3 244,0 21 337,0 3 238,0 60 910,7 Nias Selatan 7623,1-78,0-8,0 7 709,1 Humbang - 1908,0 1 0711,0 - - 2 925,0 Hasundutan Pakpak Barat - 36,4 31,0 - - 67,4 Samosir - 12577,8 24 473,0 - - 37 050,8 Serdang Bedagai 22659,2 139,6 13 182,0 6 856,0-42 836,8 Batu Bara 30013,9 2163,3 66,0 153,0-31 396,2

Kabupaten/Kota Laut Perairan Umum Budidaya Air Tawar Darat Budidaya Air Payau Budidaya Laut Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kabupaten S Padang Lawas Utara - 3210,6 1 107,0 - - 678,2 Padang Lawas - 98,2 580,0 - - 1 384,9 Labuhan Batu Selatan - 72,9 1 312,0 - - 237,6 Labuhan Batu Utara 127,6-110,0-4,0 11 112,6 Nias Utara 10520,6-588,0 - - 108,0 Nias Barat - - 108,0 - - - Sibolga 56156,6-25,0 - - 56 181,6 Tanjung Balai 37298,0-48,0 - - 37 346,0 Pematang Sintar - 7,2 3 998,0 - - 4 005,2 Tebing Tinggi - 22,1 879,0 - - 901,1 Medan 7768,7 56,7 419,0 478,0 664,0 79 305,4 Binjai - 4,4 4 417,0 - - 4 421,4 Padang Sidimpuan - 111,0 359,0 - - 470,0 Gunung Sitoli 2340,0-289,0 - - 2 669,0 Sumatera Utara 2013 510 551,6 52 580,7 153 936,0 35 506,0 4 348,0 756 922,3 2012 549 479,4 24 491,9 - - - 573 9471,4 2011 363 158,3 23 131,5 84 250,9 32 784,6 1 907,4 505 232,7 Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara,2015

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara Tahun 2013, bahwa produksi ikan menurut asal tangkapan di Sumatera Utara. Dari tahun 2011 s/d 2013 mengalami peningkatan yang signifikan, dimana pada tahun 2011 produksi ikan yaitu mencapai sebesar 505 232,7 ton, meningkat hingga tahun 2013 yaitu mencapai sebesar 756 922,3 ton. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Sumatera Utara Tahun 2013, bahwa produksi ikan menurut asal tangkapan kabupaten/kota di Sumatera Utara. Dari tahun 2011 s/d 2013 mengalami peningkatan yang signifikan, dimana pada tahun 2011 produksi ikan yaitu mencapai sebesar 505 232,7 ton, meningkat hingga tahun 2013 yaitu mencapai sebesar 756 922,3 ton. Salah satu Kota di Provinsi Sumatera Utara adalah Kota Medan. Kontribusi pendapatan regional dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2014 1.4 (Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Perikanan, Peternakan) 1.35 1.3 1.37 1.25 1.2 1.15 1.26 1.22 1.21 1.18 1.1 1.05 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber : BPS Kota Medan, 2015 Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Medan bahwa produk domestik bruto menurut lapangan usaha atas harga konstan, lapangan usaha : pertanian,

kehutanan, perkebunan, perikanan, dan peternakan selama empat tahun terkahir cenderung mengalami penurunan yang cukup tajam, terlihat pada 2010 distribusi persentase produk domestik regional bruto yaitu mencapai sebesar 1,37 % menurun hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 1,18 %. Tabel 3. Produksi Ikan Laut Menurut Kecamatan/Kota Medan Di Sumatera Utara Tahun 2006. No Kecamatan/Kota Produksi (Ton) 1 Medan Johor - 2 Medan Amplas - 3 Medan Denai - 4 Medan Kota - 5 Medan Maimun - 6 Medan Polonia - 7 Medan baru - 8 Medan area - 9 Medan Selayang - 10 Medan Sunggal - 11 Medan Helvetia - 12 Medan Petisah - 13 Medan Barat - 14 Medan Timur - 15 Medan Perjuangan - 16 Medan Tembung - 17 Medan Deli - 18 Medan Labuhan 120,5 19 Medan Marelan 133,7 20 Medan Belawan 169,6 Jumlah 423,8 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Sumatera Utara, 2006 Berdasarkan Dinas Perikanan dan Kelautan Sumatera Utara Kecamatan Medan Belawan Bahwa produksi ikan laut terbesar adalah Medan Belawan. Produksi ikan terbesar yaitu mencapai sebesar 169,6 (ton) jika dibandingkan dengan kecamatan Medan Marelan yaitu mencapai sebesar 133,7 (ton) dan Kecamatan Medan Labuhan yaitu mencapai sebesar 120,5 (ton) pada tahun 2006.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dirinci Menurut Kelurahan Di Kecamatan Medan Belawan Jenis Kelamin Laki-Laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah (jiwa) (1) (2) (3) (4) Belawan Pulau Sicanang 7 475 7 606 15 081 Belawan Bahagia 5 985 6 221 12 206 Belawan Bahari 6 044 6 268 12 312 Belawan II 10 419 11 046 21 465 Bagan Deli 8 190 8 075 16 265 Belawan I 10 281 10 410 20 691 Jumlah 48 394 49 626 98 020 Sumber : BPS Kota Medan, 2015 Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Medan Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin di Kecamatan Medan Belawan, laki-laki dan perempuan tidak terlalu jauh berbeda sehingga dapat dilihat bahwa jumlah perempuan semakin besar. Dimana persentase jumlah jenis kelamin laki-laki yaitu 49,37% (48394 jiwa) dan perempuan yaitu 50,63% (49626 jiwa). Persentase jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kelurahan Belawan Bahagia yaitu dimana laki-laki 49,03% (5985 jiwa) dan perempuan 50,97% (6221 jiwa).

Tabel 5. Komposisi Mata Pencaharian Penduduk Menurut Kelurahan Di Kecamatan Medan Belawan Tahun 2014 Kelurahan Pegawai Negeri Swasta TNI/Polri Petani Belawan Pulau Sicanang 81 1 125 8 0 Belawan Bahagia 124 856 12 0 Belawan Bahari 85 980 15 0 Belawan II 252 1 865 16 0 Bagan Deli 78 948 9 0 Belawan I 204 1 145 256 0 Jumlah 824 6 919 316 0 Kelurahan Pegawai Nelayan Pedagang Pensiunan Lainnya Belawan Pulau Sicanang 195 286 16 1 114 Belawan Bahagia 742 486 52 1 242 Belawan Bahari 756 235 25 1 546 Belawan II 201 1 145 24 1 546 Bagan Deli 1 354 321 26 856 Belawan I 1 245 824 212 1 354 Jumlah 4 493 3 297 355 7968 Sumber : Kantor Lurah se Kecamatan Medan Belawan,2015 Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Medan komposisi mata pencaharian penduduk Kelurahan Belawan Bahagia di Kecamatan Medan Belawan, yakni terdiri dari pegawai negeri yaitu mencapai sebesar 15,05% (124 jiwa), pegawai swasta yaitu mencapai sebesar 12,37% (856 jiwa), pegawai tni/polri yaitu mencapai sebesar 3,79% (12 jiwa), Nelayan yaitu mencapai sebesar 16,51% (742 jiwa), pedagang yaitu mencapai sebesar 14,74% (486 jiwa), pensiunan yaitu mencapai sebesar 14,65% (52 jiwa), lainnya yaitu mencapai sebesar 15,59% (1242 jiwa).

Kelurahan Belawan Bahagia memiliki sebagian besar posisi wanita dalam masyarakat relatif mempunyai waktu luang, yang bisa dimanfaat untuk bekerja. Setiap rumah tangga ingin memenuhi kebutuhan mereka, namun untuk hanya mengandalkan pekerjaan pokok dan pendapatan yang dimiliki suami tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, menyebabkan nelayan terkadang tidak membawa hasil tangkapannya untuk menyiasati pemenuhan kebutuhan keluarga yang di butuhkan. Sebagian dari para nelayan mampu mencari tambahan pendapatan dari luar sektor perikanan. Istri nelayan tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga melakukan kegiatan guna menambah pendapatan, peranan dan fungsi istri nelayan didalam suatu keluarga nelayan sangat penting sebagai pelaksana unsur rumah tangga. Penanggung jawab dan penambah keuangan keluarga, saat ini peranan istri sangat berpengaruh besar dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga.istri nelayan juga cukup produktif dalam mencari nafkah dalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Dalam melakukan peningkatan pendapatan istri nelayan memanfaatkan kegiatan meliputi : Di dalam sektor perikanan yaitu : (1) Mengupas Udang, (2) Mengupas Kerang, (3)Menjual Udang, (4) Menjemur Ikan. Di luar sektor perikanan yaitu : (1)Mencuci Pakaian, (2) Menyetrika Pakaian, (3) Mengasuh Anak, (4) Pedagang. Perbedaan curahan waktu kerja istri nelayan yang ada di dalam dan di luar sektor perikanan. Menjadi aspek yang perlu di analisis dalam penelitian ini,

sehingga diketahui bahwa istri nelayan memiliki potensi curahan waktu bekerja di dalam sektor perikanan maupun di luar sektor perikanan. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana jumlah curahan waktu kerja istri nelayan di dalam dan di luar sektor perikanan di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan.? 2. Bagaimana faktor faktor yang mempengaruhi curahan waktu kerja istri nelayan di dalam sektor perikanan di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan.? 3. Bagaimana faktor faktor yang mempengaruhi curahan waktu kerja istri nelayan di luar sektor perikanan di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan.? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis jumlah curahan waktu kerja istri nelayan di dalam dan di luar sektor perikanan di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan. 2. Untuk menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi curahan waktu kerja istri nelayan di dalam sektor perikanan di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan. 3. Untuk menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi curahan waktu kerja istri nelayan di luar sektor perikanan di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan.

1.4. Manfaat Penelitian a. Bagi masyarakat Manfaat dapat diperoleh masyarakat adalah gambaran mengenai curahan waktu kerja istri dalam keluarga nelayan maupun diluar kelurga nelayan. Nantinya, diharapkan menjadi masukan dan referensi yang sangat berarti bagi istri nelayan dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarga nelayan. b. Bagi akademis Bagi akademis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan gagasan dan ide untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan curahan waktu kerja itsri nelayan. 1.5. Kerangka Pemikiran Kelurahan Belawan Bahagia merupakan salah satu Kelurahan yang sebagian masyarakatnya adalah nelayan, sebagian istri nelayan bekerja guna meningkatkan pendapatan rumahtangga. Istri nelayan bekerja untuk membantu suami itu semua dilakukan karena pendapatan suami yang bekerja sebagai nelayan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, terlebih kondisi sekarang ini. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga itu sendiri istri nelayan bekerja sebagai yaitu di dalam sektor perikanan meliputi : (1) Mengupas Udang, (2) Mengupas Kerang, (3)Menjual Udang, (4) Menjemur Ikan. Di luar sektor perikanan meliputi : (1) Mencuci Pakaian, (2) meyetrika Pakaian, (3) Mengasuh Anak, (4) Pedagang. Adapun beberapa pokok-pokok pemikiran tentang curahan waktu kerja istri nelayan di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, jumlah tanggungan keluarga, jumlah upah, lama pendidikan, lama pengalaman bekerja. Peranan istri nelayan akan menentukan curahan waktu bekerja istri nelayan di dalam sektor

perikanan dan di luar sektor perikanan, dengan meningkatnya curahan waktu istri bekerja maka upah atau pendapatan yang akan diperoleh semakin meningkat sehingga istri nelayan dapat membantu kepala rumah tangga dalam melakukan kegiatan ekonomi guna meningkatkan pendapatan yang bersifat informal dalam memenuhi ke butuhan,secara skematik kerangka pemikiran dapat di gambarkan pada Gambar 2 sebagai berikut.

Peranan Istri Nelayan (curahan waktu kerja) Di dalam sektor perikanan Di luar sektor perikanan Faktor-faktor yang mempengaruhi curahan waktu bekerja istri nelayan Usia Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah Upah Lama Pendidikan Lama Pengalaman Bekerja Gambar 2. Kerangka Pemikiran