BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi adalah kesatuan sosial yang dibuat secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, bekerja secara terus menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, 2001). Kondisi suatu organisasi akan terbentuk akibat terjadinya interaksi dengan karakteristik masing-masing sehingga terbentuknya gaya hidup, pola perilaku, dan etika kerja (Nurjanah, 2008). Nilai-nilai hakekat budaya yang ada pada setiap individu dalam organisasi akan bersinergi dengan perangkat organisasi, teknologi, sistem, strategi dan gaya hidup kepemimpinan. Sehingga tujuan sumber daya manusia dalam organisasi harus diseimbangkan dan diselaraskan agar oganisasi dapat tetap bersaing dengan para pesaingnya (Nurjanah, 2008). Menurut Iskandar (2008:5) menyatakan : Bank merupakan badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa keuangan yang berfungsi sebagai pengumpul dana, pemberi pinjaman dan menjadi perantara dalam lalu lintas giral. Peranan bank sebagai lembaga keuangan baik dalam menghimpun dana masyarakat maupun menyalurkannya kembali ke masyarakat semakin meningkat dalam kondisi perekonomian saat ini maupun dimasa yang akan datang, peranan perbankan mempunyai kedudukan yang strategis sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar arus lalu lintas pembayaran dirasakan amat dibutuhkan. Adapun pengertian bank menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 dalam Iskandar (2008:6). Tantangan utama perusahaan terutama yang bergerak dalam lembaga 1
2 keuangan seperti bank saat ini adalah bagaimana membangun dan mempertahankan usaha yang sehat dalam pasar dan lingkungan usaha yang cepat berubah (Iskandar, 2008:5): adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bagi perusahaan aset yang tak ternilai dan berperan besar terhadap pertumbuhan bisnis adalah Sumber Daya Manusia (SDM). SDM berperan sebagai penentu perkembangan bisnis sekaligus kunci penting pelaksanaan visi dan misi sebuah perusahaan. Kinerja pegawai merupakan aspek yang penting dalam manajemen sumber daya manusia seperti yang diungkapkan oleh Sedarmayanti (2001) bahwa kinerja merupakan system yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seorang karyawan telah melaksanakan pekerjaanya secara keseluruhan atau perpaduan dari hasil kerja. Meningkatkan kualitas kinerja manajerial adalah salah satu upaya untuk mempertahankan eksistensi dalam persaingan di dunia perbankan. Tugas utama dari seorang manajer adalah memastikan fungsi-fungsi dari manajemen telah berjalan dengan baik, diantaranya adalah perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan pengendalian (controlling) (Nafarin, 2004). Kelemahan pada kinerja manajer bisa terjadi apabila fungsi-fungsi yang dijalankan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Apabila
3 controlling yang dilakukan lemah maka banyak terjadi kegagalan dalam melaksanakan kegiatan pengorganisasian untuk mencapai suatu tujan. Menurut Tawaf (2011) belum efektifnya pengawasan intern bank dan sistem informasi yang relatif terbatas termasuk dari kelemahan manajemen. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya pelanggaran terhadap ketentuan kehati-hatian meningkat. Kelemahan ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang pada perbankan sehingga mendorong peningkatan risiko kegagalan perbankan. Lebih dari itu, kelemahan tersebut juga mendorong pemberian kredit yang terkonsentrasi hanya kepada beberapa debitur, khususnya pada individu/kelompok usaha yang terkait dengan bank. Kelemahan yang terjadi pada bank bisa dari pengawasan yang lemah. Hal ini merupakan kelemahan pada kinerja manajer di fungsi controlling. Fungsi controlling merupakan fungsi yang penting dalam melaksanakan rencana untuk mencapai suatu tujuan perusahaan. Salah satu fungsinya adalah mengarahkan rencana-rencana yang dijalankan agar tidak terjadi penyimpangan dalam menjalankan tugas. Selain itu untuk mengevaluasi kerja yang telah dilakukan. Lemahnya kinerja manajerial dapat terjadi karena dalam pembuatan anggaran, para karyawan di bank tersebut tidak diikut sertakan. Sehingga para karyawan kurang bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya. Dalam hal ini pendapat karyawan tidak dihargai, karena bank tersebut hanya mementingkan tujuan dari organisasi dibandingkan kepentingan para karyawan.
4 Menurut Octavia (2009), anggaran digunakan untuk menilai kinerja para manajer karena didalam anggaran terdapat bonus, kenaikan gaji, dan promosi yang di pengaruhi oleh kemampuan seorang manajer untuk mencapai atau melampaui tujuan yang di rencanakan. Maka dari itu, anggaran berpengaruh besar terhadap perilaku manajer. Perilaku positif muncul ketika tujuan tiap manajer sejalan dengan tujuan organisasi. Sebaliknya, perilaku disfungsional muncul ketika perilaku individu tidak sesuai dengan tujuan organisasi. Perilaku disfungsional bisa terjadi apabila karyawan menunjukkan kinerja yang tidak baik secara sadar dari yang dianggarkan agar mengurangi kemungkinan penentuan tingkatan kinerja yang dianggarkan lebih tinggi. Sehingga manajer merasa gagal dalam mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. Dalam situasi ini, seseorang dapat kehilangan minat kerja, mengurangi standar prestasi individu, hilang rasa percaya diri dan sebagainya (Octavia, 2009). Penelitian yang dilakukan Nurcahyani (2010) menunjukkan partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Apabila tingkat partisipasi manajer semakin tinggi dalam proses penyusunan anggaran maka semakin baik kinerjanya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Deliana (2004) yang menyatakan adanya hubungan positif antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. Nafarin (2000) mengemukakan anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan dan merupakan
5 rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Selain itu Nafarin (2000) juga mengemukakan anggaran sebagai alat manajemen dalam mencapai tujuan. Menurut adisaputro dan Asri (1983) anggaran merupakan salah satu bentuk dari rencana yang disusun tentang kegiatan perusahaan. Isi dari rencana tersebut adalah mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Nafarin (2004) menjelaskan anggaran sebagai fungsi perencanaan merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntut pemikiran teliti, karena anggaran memberikan gambaran yang lebih nyata dalam unit dan uang. Hubungan fungsi pelaksanaan dengan anggaran adalah anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan (laba). Pada fungsi pengawasan anggaran merupakan alat evaluasi atas pelaksanaan pekerjaan dengan cara membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran). Menurut Nor (2007) dalam Octavia (2009) partisipasi anggaran akan semakin kuat pengaruhnya jika seorang manajer mempunyai gaya kepemimpinan yang sesuai dan baik. Gaya kepemimpinan yang baik dalam penyusunan anggaran adalah dengan mengikutsertakan manajer bawah dalam pembuatan anggaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari perilaku disfungsional dalam mencapai tujuan perusahaan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Nor (2007) menemukan adanya hubungan yang positif
6 antara gaya kepemimpinan dengan partisipasi anggaran, karena dalam penyusunan partisipasi anggaran dibutuhkan gaya kepemimpinan seorang manajer yang mengikutsertakan bawahannya. Dengan begitu manajer bawah melakukan negosiasi dengan pimpinan mereka mengenai kemungkinan target anggaran yang akan dicapai. Gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang manajer puncak dalam penyusunan anggaran sangat menentukan perilaku bawahannya, sehingga perlu diperhatikan terhadap perilaku-perilaku yang berhubungan dengan penyusunan anggaran agar dapat tercapai tujuan suatu organisasi. Dengan begitu manajer puncak akan menggunakan metode penyusunan anggaran yang lebih baik. Gaya kepemimpinan menurut Sumarno (2005), yaitu hubungan antara seseorang dengan teman sekerjanya. Apabila gaya kepemimpinan di organisasi baik, artinya seseorang pemimpin dapat mengelola hubungan antar bawahan di lingkungannya, maka kecenderungan untuk menemukan teman yang tidak disukai akan semakin minimal dan individu dapat bekerja dengan lebih baik dan kepuasan kerja meningkat (Indri, 2008). Penelitian yang dilakukan Sumarno (2005) menunjukkan adanya dampak positif pada gaya kepemimpinan terhadap dorongan penyusunan anggaran. Nurjanah (2008) mengemukakan keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya akan sangat tergantung pada para manajernya (pimpinannya). Apabila manajer mampu melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik, sangat mungkin organisasi tersebut akan dapat mencapai sasarannya. Sebab itu organisasi
7 membutuhkan pemimpin yang dapat mengarahkan para bawahannya agar tercapainya tujuan organisasi. Octavia (2009) berpendapat kepemimpinan sebagai tugas seorang manajer adalah proses mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Hubungan pekerjaan antara karyawan dan manajemen juga dapat membuat dampak penting untuk mencapai keefektifan organisasi. Oleh karena itu, kinerja manajerial menjadi suatu hal yang menentukan kelanjutan hidup perusahaan di era globalisasi ini. Termotivasi hasil penelitian J. Sumarno, penelitian ini mengkonfirmasi kembali apakah partisipasi anggaran mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Di samping itu, juga menguji apakah variabel gaya kepemimpinan dapat memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Responden penelitian ini adalah pimpinan kantor cabang utama bankbank di Bandung. Responden ini dipilih karena pimpinan cabang bank sebagai unit pertanggung jawaban dibebani dengan target anggaran, disamping itu variabel gaya kepemimpinan diduga merupakan faktor yang mampu mempengaruhi upaya pencapaian terget tersebut. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk menemukan bukti empiris tentang Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial.
8 1.2 Identifikasi Masalah Masalah yang diteliti ini, dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: a. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara partisipasi anggaran dan kinerja Manajerial? b. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan dan kinerja manajerial? c. Apakah gaya kepemimpinan dapat menjadi moderasi hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data maupun informasi yang relevan dengan masalah yang diidentifikasikan, kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan serta untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana pada Universitas Widyatama. Tujuan penelitian adalah untuk menemukan bukti empiris tentang: a. Hubungan dan pengaruh posistif dan signifikan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. b. Hubungan dan pengaruh positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan dan kinerja manajerial
9 c. gaya kepemimpinan dapat menjadi moderasi hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. 1.4 Kegunaan Penelitian Dengan dilakukannya penilitian ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat manfaat sebagai berikut : 1. Bagi penulis Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang bagaimana cara menghubungkan komitmen organisasi dengan gaya kepemimpinan dengan partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan dalam perbaikan dan pengembangan perusahaan, juga memotivasi perusahaan untuk meningkatkan kinerja pemasarannya agar dapat memberikan hasil yang optimal bagi perusahaan. 3. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada masyarakat dalam hal untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan. Penelitian ini juga dapat berguna sebagai acuan riset-riset mendatang.
10 1.5 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan pada kantor cabang bank yang berada di bandung, untuk dianalisis apakah terdapat pengaruh komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial, adapun lamanya penelitian dimulai dari bulan Mei 2012 sampai dengan selesai. SAMPEL PENELITIAN Tabel 1.1 No. Nama Perusahaan Alamat Perusahaan 1. PT. ANZ Panin Bank Jl. Jend Gatot Subroto 2 Wisma Lippo 3053 suite Lt 3, Bandung 2. Bank Agroniaga PT. Tbk Jl Laks L RE Martadinata 11, Bandung 3. PT. Bank Akita Jl Jend A Yani 221-223 Ruko Segitiga Mas Kosambi B1 A/11 Bandung 4. Bank Antardaerah Jl Braga 104-106 Bandung 5. Bank Artha Graha Jl Asia Afrika 123-A Bandung Internasional PT. Tbk 6. PT. Bank Artos Indonesia Jl Otto Iskandardinata 18 Bandung 7. PT Bank Bisnis Jl Ir H Juanda 137 Bandung Internasional 8. Bank BNI Syariah Jl Buah Batu 168 Bandung
11 9. Bank BNP Jl Karangsari 18 RT 007/01 Bandung 10. Bank Buana Indonesia PT. Jl Jend Sudirman 55-A Bandung Tbk 11. Bank Bukopin PT. Tbk Jl Sumatera 23 Bandung 12. Bank Bukopin Syariah Jl Laks L RE Martadinata 142 Bandung 13. Bank Bumi Arta PT. Tbk Jl Otto Iskandardinata 146 Bandung 14. Bank Bumiputera Jl Ir H Juanda 62 Bandung Indonesia PT. Tbk 15. Bank Central Asia PT. Tbk Jl Asia Afrika 122-124 Bandung 16. Bank Central Asia PT. Tbk Jl Asia Afrika 122-124 Bandung Card Center 17. Bank Century PT. Tbk Jl Ir H Juanda 28 Bandung 18. PT Bank Chinatrust Indonesia Jl Jend Gatot Subroto 2 Wisma Lippo 7th Fl Bandung 19 PT. Bank Commonwealth Jl Asia Afrika 129 Graha Internasional Lt 2 Bandung 20. PT. Bank DBS Indonesia Jl Ir H Juanda 27 Bandung 21. PT. Bank Ekonomi Jl Lengkong Kecil 12-A Bandung Raharja 22. Bank Eksekutif Jl Astana Anyar 42-44 Bandung
12 Internasional PT. Tbk 23. PT. Bank Frama Jl. Asia Afrika 115Bandung Internasional 24. Bank Haga Jl Aceh 42 Bandung 25. PT Bank Halim Indonesia Jl Lengkong Kecil 49-A Bandung 26. PT. Bank Harda Jl Lengkong Kecil 49 Bandung Internasional 27. Bank Himpunan Saudara Jl Wastukencana 79 Bandung 1906 PT. Tbk 28. PT. Bank Index Selindo Jl Banceuy Permai 32-34 Bandung 29. PT. Bank Indo Monex Jl Kapt A Rivai 1 B-C Bandung 30. Bank Internasional Jl Laks L RE Martadinata 23 Bandung Indonesia PT. Tbk 31. Bank Jabar Banten Jl. Naripan 12-14 Bandung 32. Bank Jabar Banten Syariah Jl Pelajar Pejuang 45 54 Bandung 34. Bank Jakarta Jl. Soekarno Hatta 220 Psr Induk Caringin Los 1- B/21-23 Bandung 35. PT Bank Jasa Arta Jl Suniaraja 82 Bandung 36. PT. Bank Jaya Jl Otto Iskandardinata 51 Bandung Internasional 37. Bank Kesawan Jl Suniaraja 65-A Bandung
13 38. Bank Lippo PT. Tbk Jl Jend Gatot Subroto 2 Wisma Lippo Bandung 39. Bank Mandiri PT. Persero Jl. Asia Afrika 60-62 Bandung Tbk 40. PT. Bank Maspion Jl Pajajaran 68-B Bandung Indonesia 41. Bank Mayapada Jl Jend Sudirman 355-373 Bandung Internasional 42. Bank Mega PT. Tbk Jl Jend Gatot Subroto 289 Bandung Supermall Bl A/60-62 Lt Dasar Bandung 43. Muamalat Indonesia PT. Jl Buah Batu 276 A Bandung Tbk 44. Bank Negara Indonesia Jl Perintis Kemerdekaan 3 Bandung PT. Persero Tbk 45. PT Bank Negara Indonesia Jl Taman Sari Bawah 24 Bandung Syariah 46. Bank Niaga PT. Tbk Jl Lembong 7 Bandung 47. Bank OCBC NISP PT. Tbk Jl Moh Toha 182 Bandung 48. PT. Bank Nusa Nasional Jl Ir H Juanda 64 Bandung 49. Bank Nusantara Jl Ir H Juanda 95 Bandung Parahyangan PT. Tbk