PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA

dokumen-dokumen yang mirip
TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia dan pada undang-undang

ABREVIASI DALAM MENU MAKANAN DAN MINUMAN DI KOTA SEMARANG: SUATU KAJIAN MORFOLOGIS

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis

BUKU AJAR. Bahasa Indonesia. Azwardi, S.Pd., M.Hum

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya

LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013

PERBANDINGAN MORFEM TERIKAT BAHASA INDONESIA DENGAN MORFEM TERIKAT BAHASA MELAYU SUBDIALEK KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

BAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah

INFLEKSI DALAM BAHASA KULISUSU

BENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat

PENDAHULUAN. kelaziman penggunaannya dalam komunikasi sering terdapat kesalahan-kesalahan dianggap

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian. Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan sebagai berikut.

KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK (2); MORFOLOGI

pada Fakultas Sastra Universitas Andalas

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90,

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat interaksi sosial peranan bahasa besar sekali. Hampir tidak ada

PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus dari pengamat bahasa. Hal ini dikarenakan nominalisasi mempunyai

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam

Nama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,

ANALISIS REDUPLIKASI MORFOLOGIS BAHASA MELAYU SUB DIALEK MASYARAKAT SUNGAI GUNTUNG KECAMATAN KATEMAN KABUPATEN TEMBILAHAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 2, Nomor 2, Juli Afiksasi Dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda (Studi Kontrastif)

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd

KLASIFIKASI EMOSIONAL DALAM UNGKAPAN BAHASA INDONESIA YANG MENGGUNAKAN KATA HATI

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk

ANALISIS BENTUK MORFEM BAHASA MELAYU DIALEK TANJUNG AMBAT KECAMATAN SENAYANG

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK

KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015

TINJAUAN MATA KULIAH MORFOLOGI BAHASA INDONESIA

KATA PENGANTAR. memberikan rahmat dan juga karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010

BENTUK DAN MAKNA VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA DALAM SARIWARTA PADA PANJEBAR SEMANGAT EDISI TAHUN 2011

AFIKSASI BAHASA JAWA-BANTEN PADA LAGU DAERAH BANTEN SEBAGAI PESONA IDENTITAS LOKAL. Sundawati Tisnasari 1 Agustia Afriyani 2

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun

BAB I PENDAHULUAN. gambar. Dengan kata lain, komik adalah sebuah cerita bergambar.

Iin Pratiwi Ningsih Manurung Drs. Azhar Umar, M.Pd. ABSTRAK

THE AFFIXATION OF JAVA LANGUAGE KRAMA INGGIL DIALECT OF EAST JAVA IN THE VILLAGE SUAK TEMENGGUNG DISTRIC OF PEKAITAN ROKAN HILIR

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA PADA JUDUL BERITA SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI OKTOBER 2014

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

BAB V PENUTUP. rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

Analisis Pemakaian Afiks pada Kumpulan Puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia Karya Taufiq Ismail

BAB I PENDAHULUAN. tindakan. Komunikasi dalam bentuk ujaran mungkin wujudnya berupa kalimat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

ANALISIS MAKNA AFIKS PADA TAJUK RENCANA KOMPAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

INTERERENSI FONOLOGIS DAN MORFOLOGIS BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SD SE-KECAMATAN KRAMAT, KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. hasratnya sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan alat berupa bahasa. Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

PROSES MORFOLOGIS KARANGAN SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. lain dapat berbeda bergantung pada aliran linguistik apa yang mereka anut.

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE

sebagai kecenderungan baru dalam telaah bahasa secara alami. Dikatakan demikian karena analisis wacana pada hakikatnya merupakan kajian tentang fungsi

KATA MENANGIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Kumairoh. Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Dipnegoro. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Kata-kata Bahasa Indonesia kaya akan imbuhan. Kurang lebih ada sekitar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013

Transkripsi:

Arkhais, Vol. 07 No. 1 Januari -Juni 2016 PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA Wahyu Dwi Putra Krisanjaya Lilianan Muliastuti Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pembentukan kata dan fungsi sosiolinguistik yang terdapat pada bahasa Walikan Malang. Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan pembaca mengenai pembentukan kata khususnya pada bahasa Walikan Malang. Penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi salah satu referensi pembelajaran pembentukan kata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan dengan teknik analisis isi. Setelah dilakukan penelitian, data yang didapatkan kemudian dipilah menjadi dua klasifikasi, yaitu pembentukan kata monomorfemis dan pembentukan kata polimorfemis. Hasil didapatkan setelah dilakukan analisis pada tiap klasifikasi besar tersebut terbagi atas dua bagian. Pertama, pada pembentukan kata polimorfemis kosakata polimorfemis bahasa Walikan yang diperoleh berjumlah 33 kata. Kata-kata polimorfemis tersebut dibentuk melalui proses afiksasi dan proses morfologis bahasa Indonesia dengan afiks di- dan sufiks an, reduplikasi, komposisi, akronim, sehingga diperoleh gambaran mengenai kosakata polimorfemis bahasa Walikan. Kedua, kosakata monomorfemis bahasa Walikan, kosakata monomorfemis merupakan gabungan kata dengan kategori nomina, verba, adverbia, dan adjektiva, serta perubahan posisi suku kata yang disertai perubahan bunyi dan perubahan posisi suku kata secara keseluruhan. Kata kunci: pembentukan kata, polimorfemis, dan monomorfemis. PENDAHULUAN Bahasa itu produktif. Produktif merupakan bentuk ajektif dari kata benda produksi. Arti produktif adalah banyak hasilnya atau lebih tepat terus-menerus menghasilkan. Lalu, kalau bahasa itu dikatakan produktif, maka maksudnya, meskipun unsur-unsur bahasa itu terbatas, dengan unsur-unsur yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satuansatuan bahasa yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satu-satuan bahasa yang jumlahnya tidak terbatas, meski secara relatif, sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa itu. Bahasa dalam lingkungan sosial masyarakat satu dengan yang lainnya berbeda. Hal ini adanya kelompok-kelompok sosial tersebut menyebabkan bahasa yang digunakan beragam. Keragaman bahasa ini timbul sebagai akibat dari kebutuhan penutur yang memilih bahasa yang digunakan agar sesuai dengan situasi konteks sosialnya. Oleh karena itu, ragam bahasa timbul bukan karena kaidah-kaidah kebahasaan, melainkan disebabkan oleh kaidah-kaidah sosial yang beraneka ragam. Pada hakikatnya bahasa itu berubah dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan adanya kontak antara bahasa yang satu dan bahasa yang lainnya sehingga menghasilkan adanya keanekaragaman atau variasi pada bahasa. Keanekaragaman suatu bahasa dapat terjadi baik secara kelompok maupun secara individual. Keanekaragaman bahasa tersebut timbul karena adanya keunikan setiap individu di masyarakat dalam berbahasa yang diperoleh dari pengalaman yang berbeda, dalam proses pemerolehan bahasa. Selain itu, variasi bahasa individual juga diakibatkan oleh keterlibatan seseorang dalam jaringanjaringan sosial yang mengakibatkan pemerolehan kosa kata penutur bahasa tersebut berkembang. Variasi yang muncul dari kelas sosial itu sudah tentu menampilkan makna 29

Arkhais, Vol. 07 No. 1 Januari Juni 2016 sosial dari jaringan-jaringan atau kelas-kelas sosial tersebut, dan hal itu menunjukkan suatu identitas sosial suatu kelompok sosial. Contoh variasi ragam bahasa Walikan seperti pada percakapan berikut ini. A: apik tenan rotom mu sam. B: jelas, iki rotom hargane selangit. A: Rotom mu cocok iki buat mlaku ke stadion nonton Arema B: Enak wae mulutmu sam kalo bicara. Kata rotom kalimat tersebut mempunyai bentuk asli motor, pembalikan fonem kata motor diurutkan satu per satu, dimulai dari yang terletak paling belakang ke fonem yang terletak di depannya dan seterusnya sampai fonem terdepan, sehingga menimbulkan bentuk baru, yaitu rotom. Urutan angka satu sampai dengan lima berikut ini menunjukkan urutan huruf. M O T O R 1 2 3 4 5 R O T O M 5 4 3 2 1 Bahasa Walikan merupakan budaya bahasa yang dalam pengucapannya atau penyampaiannya sengaja dibalik dari belakang. Arema atau yang lebih akrab disebut dengan Arek Malang memiliki ciri khas yang berbeda dengan penggunaan bahasa. Ciri khas masyarakat Malang atau arema dalam pergaulan sehari-hari biasa menggunakan bahasa Walikan. Selain itu, bahasa Walikan juga menjadi sebuah identitas tersendiri bagi masyarakat Malang, ciri-ciri yang berbeda dengan bahasa Walikan dari Malang. Ciri-ciri bahasa Walikan dari Malang, 1) Bahasa yang dibalik tetapi pas dalam penyampaian, 2) Memiliki bahasa campuran yaitu bahasa Indonesia, Jawa, dan bahasa lainnya yang telah teralkulturasi, 3) Tidak semua kata dapat dibalik untuk berkomunikasi dalam konteks tertentu. Proses morfologi pembentukan kata ragam bahasa Walikan terdiri atas afiksasi, reduplikasi, komposisi, dan akronimisasi. Afiks atau imbuhan adalah semacam morfem nondasar yang secara struktural dilekatkan pada kata dasar atau bentuk dasar untuk membentuk kata-kata baru. Yang dimaksud dengan bentuk dasar adalah bentuk yang dijadikan landasan untuk tahap pembentukan berikutnya. Afiks dapat juga dibagi berdasarkan tempat unsur itu dilekatkan pada kata dasar atau bentuk dasar. Dalam hal ini afiks dapat dibagi atas: 1) Prefiks (awalan), yaitu afiks yang dibubuhkan di kiri bentuk dasar, yaitu prefiks ber-, prefiks me-, prefiks per-, prefiks di-, prefiks ter-, prefiks se-, dan prefiks ke-. Gorys Keraf menambahkan prefiks pe- untuk morfem yang mengalami perubahan morfofonemik pada bentuk kata kerja yang menjadi dasar bagi kata benda yang mengambil bentuk ini. 2) Infiks (sisipan), yaitu afiks yang dibubuhkan di tengah kata, biasanya pada suku awal kata, yaitu infiks el-, infiks em-, dan infiks er-. 3) Sufiks (akhiran), yaitu afiks yang dibubuhkan di kanan bentuk dasar, yaitu sufiks kan, sufiks i, sufiks an, dan sufiks nya. 4) Konfiks, yaitu afiks yang dibubuhkan di kiri dan di kanan bentuk dasar secara bersamaan karena konfiks ini merupakan satu kesatuan afiks. Konfiks yang ada dalam bahasa Indonesia adalah konfiks ke-an, konfiks ber-an, konfiks pe-an, konfiks per-an, dan konfiks se-nya. Reduplikasi adalah pembentukan kata dengan pengulangan. Ada beberapa macam reduplikasi. Pertama, reduplikasi penuh yaitu bentuk pengulangan dengan menyalin utuh seluruh akar kata. Kedua, reduplikasi sebagian yaitu bentuk pengulangan dengan 30

Arkhais, Vol. 07 No. 1 Januari -Juni 2016 memperpendek duplikat dari kata dasar. Ketiga, reduplikasi modifikasi yaitu proses pengulangan kata dasar dengan memberikan variasi bunyi tertentu pada hasil pengulangan kata dasar. Contoh: Rulud A: Rulud-rulud kabeh nyuwun dongane yo, ben Arema nganem. B: Pasti itu lah sam, Arema iki kebanggaan warga Ngalam Komposisi adalah proses penggabungan dasar dengan dasar (biasanya berupa akar ataupun bentuk berimbuhan) untuk mewadahi suatu konsep konsep yang konsep belum tertampung dalam sebuah kata. Seperti kita ketahui bahwa konsep-konsep dalam kehidupan kita banyak sekali, sedangkan jumlah kosakata terbatas. Oleh karena itu, proses komposisi ini dalam bahasa Indonesia merupakan satu mekanisme yang cukup penting dalam pembentukan dan pengayaan kosakata. Contoh: Kanyab tulum A: Kon itu kanyab tulum, gak iso nglakoni. B: yoo maaf sam. Akronimisasi adalah proses pembentukan sebuah kata dengan cara menyingkat sebuah konsep yang direalisasikan dalam sebuah konstruksi lebih dari sebuah kata. Proses ini menghasilkan sebuah kata yabg disebut akronim. Jadi, sebetulnya akronim adalah juga sebuah singkatan tetapi yang diperlakukan sebagai sebuah kata atau sebuah butir leksikal. Misalnya, kata pilkada yang berasal dari pemilihan kepala daerah. Kata jabotabek yang berasal dari kata Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi, dan kata balita yang berasal dari bawah lima tahun. Contoh: GR Sam Marwan GR (gila raimu) nonton tim-e halak dari tim Arema Sam marwan tidak suka melihat timnya kalah dari Arema. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan analisis isi, yaitu proses morfologis bahasa Walikan yang digunakan oleh masyarakat Malang. HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan 248 kata bahasa Walikan Malang yang diambil dari lima narasumber di Malang, Jawa Timur. Data yang terkumpul sebanyak 33 buah kata yang mengalami proses morfologis pembentukan kata polimorfemis dan jenis pembentukan kata morfofonemis sebanyak 215 kata. Jenis-jenis proses morfologis pembentukan kata terbagi dalam delapan jenis, dengan perincian: (1) prefiks (2) infiks (3) sufiks (4) konfiks (5) klofiks: (6) reduplikasi (7) komposisi, dan (8) akronimisasi. Penelitian ini juga menjelaskan tentang monomorfemis seperti pembagian klasifiksi kelas kata dari bentuk dasar kata terbuka yang terdiri dari (1) nomina, (2) verba, (3) ajektifa, lalu kelas kata tertutup terdiri dari (5) adverbia, (6) pronomina, (7) numeralia, (8) preposisi, (9) konjungsi. 31

Arkhais, Vol. 07 No. 1 Januari Juni 2016 HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk memperjelas informasi tersebut, data-data mengenai proses morfologis yang terjadi pada bahasa Walikan Malang di Malang, Jawa Timur disajikan dalam tabel berikut. No. Jenis proses morfologis Jumlah 1 Prefiks 8 2 Infiks 0 3 Sufiks 7 4 Konfiks 2 5 Klofiks 0 6 Reduplikasi 9 7 Komposisi 3 8 Akronimisasi 1 Jumlah 33 Berdasarkan tabel rekapitulasi analisis tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat proses morfologis pada bahasa Walikan Malang, yaitu proses morfologis prefiks, proses morfologis sufiks, proses morfologis reduplikasi, dan proses morfologis komposisi. Empat jenis proses morfologis lainnya, yaitu proses morfologis infiks, proses morfologis konfiks, proses morfologis klofiks tidak ditemukan data yang mengacu pada keempat proses morfologis tersebut. KESIMPULAN Bahasa Walikan berfungsi sebagai alat komunikasi verbal. Hal ini terbukti bahwa yang menggunakan bahasa Walikan tersebut berasal dari berbagai kalangan, mulai dari remaja hingga orang dewasa. Bahasa Walikan juga digunakan oleh berbagai profesi mulai dari mahasiswa hingga dosen, dan juga bahasa Walikan banyak digunakan oleh masyarakat di luar daerah Malang. Memang bahasa Walikan merupakan salah satu bentuk bahasa rahasia yang berkembang di daerah Malang, tetapi pada zaman sekarang ini banyak orang terutama yang tinggal di Malang yang menggunakan bahasa Walikan sebagai alat komunikasi, tetapi sebagian besar dari mereka tidak begitu menguasai bahasa Walikan tersebut sehingga sering terdengar pada suatu peristiwa tutur terjadi adanya alih kode dan campur kode. Bahasa Walikan dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk ragam bahasa Jawa dan letaknya sejajar dengan ragam ngoko dalam susunan repertoir bahasa Jawa. Disebut demikian karena bahasa Walikan biasa digunakan pada situasi informal sama seperti bahasa Jawa dengan ragam ngoko. Seperti telah disebutkan bahwa dalam suatu peristiwa tutur yang menggunakan bahasa Walikan sebagai alat komunikasinya sering terjadi adanya alih kode dan campur kode, baik itu dari bahasa Jawa yang kemudian dilanjuti dengan bahasa Walikan maupun sebaliknya, dan juga dari bahasa Walikan telah diikuti dengan bahasa Indonesia. Dengan penambahan kosakata baru dan pengurangan beberapa kata yang sudah tidak dipakai lagi oleh generasi muda, bahasa Walikan Malang dapat diidentifikasi dari proses pembentukannya yang pada dasarnya adalah membalik urutan huruf atau fonem (basa Walikan). Namun, ada juga beberapa kata yang tidak berasal dari bahasa Walikan, yang bukan bahasa Walikan merupakan bentuk-bentuk yang sudah ada, baik yang diambil dari proses naturalisasi, maupun dalam bahasa Jawa dan bahasa Indonesia, yang kemudian diberi makna baru. 32

Arkhais, Vol. 07 No. 1 Januari -Juni 2016 Secara struktural bahasa Walikan Malang terdiri atas bentuk-bentuk satuan lingual. Bentuk-bentuk satuan lingual dalam bahasa Walikan Malang terdiri atas kata monomorfemik dan kata polimorfemik. Kata-kata bahasa Walikan Malang yang berbentuk kata monomorfemik menempati kelas-kelas kata, antara lain berupa nomina, verba, adjektiva, pronominal, numeralia, dan adverbial. Kata-kata bahasa Walikan Malang yang berbentuk kata polimorfemik terdiri atas: 1) kata berimbuhan, yang terbagi atas kata berprefiks {N-}, kata berprefiks {di-}, dan kata bersufiks {-an}. Sebagai bentuk dari kata polimorfemik dalam bahasa Jawa, makna kata-kata bahasa Walikan tersebut karena akan sulit diketahui tanpa mencermati proses afiksasinya; 2) kata berreduplikasi, yakni kata-kata bahasa Walikan Malang yang bereduplikasi; 3) kata majemuk, yaitu bahasa Walikan Malang yang dibentuk baik dari kosakata bahasa Walikan Malang maupun diambil dari kosakata biasa. DAFTAR RUJUKAN Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta. ----------. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. ---------- dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta Rineka Cipta. Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana. Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. ----------. 1992. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Oemarjati, Boen S. 1978. Grafiti dan Pemakaian Bahasa oleh Remaja. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Parera, Jos Daniel. 1994. Morfologi Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Ramlan, M. 1987. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono. Wijana, I Dewa Putu. 2006. Sosiolinguistik: Kajian Teori dan Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 33

Arkhais, Vol. 07 No. 1 Januari Juni 2016 34