BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. ketat antar perusahaan. Persaingan membuat setiap perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang memberikan return yang paling optimal. Tujuan utama investor

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, prospektus, saran dari broken dan informasi penting lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. informasi sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan. Didalam dunia modern saat ini, seorang manajer memegang kunci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong

I. PENDAHULUAN. Nilai Emisi (Rp Juta ) Perubahan (%) Jumlah Emiten

BAB I PENDAHULUAN UKDW. satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi pada suatu negara dapat dilihat dari kondisi pasar

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai tujuan yaitu memperoleh laba atau profit yang diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang mengeluarkan saham tersebut. Kondisi dan prestasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Bagi pihak emiten, pasar modal merupakan salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB I PENDAHULUAN. berkepanjangan membuat lesunya kegiatan perekonomian. Kondisi seperti ini

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, perekonomian Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. kalangan menengah kebawah hingga kalangan menengah keatas. Selain

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba dari operasi perusahaan. Dari laba yang diperoleh maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga saham. Bila harga saham suatu perusahaan tinggi maka nilai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pertemuan antara pihak yang kelebihan dana (lender) dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EKA YULIANA B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kebutuhan masing masing individu. Banyak keuntungan yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai

PENDAHULUAN. ini pertumbuhannya sangat signifikan. Sejak tahun 2006 indonesia telah. Tabel 1.1 Volume dan Nilai Expor Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari

BAB I PENDAHULUAN. tempat usaha serta rekreasi di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini membuka

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Industri properti dan real estate merupakan industri yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara,

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi. Salah satunya adalah sebagai alat untuk memprediksi keuntungan (return)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB I PENDAHULUAN. karya, yang sedikitnya menyerap 1,8 juta pekerja. Dari sisi tenaga kerja, tekstil adalah industri yang berorientasi ekspor.

BAB I PENDAHULUAN. ke publik, dalam era sekarang ini berkembangnya perusahaan-perusahaan juga

BAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional, perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam era

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan investasi di bidang properti dan atau real estate semakin tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. dan memegang peranan penting bagi perekonomian di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. dividen atau Capital Gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejalan dengan perkembangan perusahaan, kebutuhan perusahaan akan modal

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alternatif masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi saat ini memberikan dampak yang signifikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia investasi bukan lagi merupakan kegiatan baru di dunia

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan (return) saham bagi investor, karena return saham

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Didalam perekonomian negara yang maju dan berkembang banyak

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. atau kendaraan mobil, karena kebutuhan akan kendaraan merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. dunia ini membutuhkan tempat tinggal. Tanpa bisa di pungkiri berapun harga

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan cukup besar jumlahnya. Sumber dana tersebut dapat dikelompokkan

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari laporan keuangan (Kurnia, 2013:2). Laporan keuangan

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kelompok usaha CIPUTRA /Ciputra Group merupakan kelompok usaha yang didirikan dan dipimpin oleh Dr.Ir.Ciputra pada tahun 1981 yang mengembangkan usaha bisnis dalam bentuk seperti rumah sakit. Salah satu bisnis yang dikembangkan adalah dengan menjadi pengembang properti komersil selain juga proyek residensial (perumahan) di Indonesia seperti apartemen, hotel, pusat perbelanjaan, lapangan golf. Selain itu kelompok usaha CIPUTRA ini juga telah mendirikan beberapa yayasan pendidikan dan sekolah gratis untuk masyarakat. Sebagai pengembang properti komersil pertama di Indonesia, kelompok usaha CIPUTRA ini telah mampu menghasilkan tiga perusahaan properti komersil yang berhasil listing atau tercatat dalam Bursa Efek Indonesia, dari total sebenarnya ada 6 perusahaan properti komersil yang dikembangkan oleh kumpulan usaha CIPUTRA ini yaitu Ciputra Development Tbk, Ciputra Graha Mitra, Ciputra Residence, Ciputra Surya Tbk, dan Ciputra Properti Tbk. Dalam usaha properti komersil ini, kelompok usaha CIPUTRA mampu menghasilkan perusahaan yang paling terdiversifikasi dari segi produk, lokasi, dan segmen pasar. Salah satu alasan kelompok usaha ini mengembangkan usaha di bidang properti komersil tidak lain karena semakin tingginya tingkat permintaan akan properti karena semakin menyempitnya lahan apalagi kota-kota besar. Usaha properti komersil yang dikembangkan oleh kelompok usaha CIPUTRA dan telah masuk di Bursa Efek Indonesia yaitu Ciputra Development Tbk, Ciputra Surya Tbk, dan Ciputra Properti Tbk. Dan ketiga perusahaan kembangan dari kumpulan usaha CIPUTRA tersebut yang nantinya akan diteliti di sini. 1

1.1.1 Ciputra Development Tbk Kode : CTRA Listing Date : 1994 Alamat kantor : Jl. Prof. Dr. Satrio Kav.6, Jakarta Selatan 12940\ Homepage : www.ciputradevelopment.com Email : investor@ciputra.com 1.1.2 Visi Ciputra Development Tbk Mengembangkan sebuah group bisnis properti dengan semangat yang unggul dan penuh inovasi sehingga menciptakan nilai tambah dalam menyediakan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat. 1.1.3 Misi Ciputra Development Tbk Menjadi yang terdepan dalam bisnis properti dalam hal desain, kualitas dan menguntungkan secara keuangan, sehingga menjadi pilihan pertama bagi konsumen, menjadi investasi yang paling menguntungkan bagi para pemegang saham. 1.1.4 Ciputra Surya Tbk Kode : CTRS Listing Date : 15 Januari 1999 Alamat Kantor : Jl. Prof. Dr. Satrio Kav.6, Jakarta Selatan 12940 Homepage : www.ciputrasurya.com Email : investor@ciputra.com 2

1.1.2 Visi Ciputra Surya Tbk Menciptakan kebutuhan akan tempat tinggal yang lebih baik dan juga tempat usaha serta tempat rekreasi di kota-kota besar di Indonesia. 1.1.3 Misi Ciputra Surya Tbk Menjadi yang terdepan dalam bisnis properti dalam hal desain, kualitas dan menguntungkan secara keuangan, sehingga menjadi pilihan pertama bagi konsumen, menjadi investasi yang paling menguntungkan bagi para pemegang saham, serta menjadi tempat kerja yang paling menarik dan menantang bagi karyawan. 1.1.4 Ciputra Properti Tbk Kode : CTRP Listing Date : 7 November 2007 Alamat Kantor : Jl. Prof. Dr. Satrio Kav.6, Jakarta Selatan 12940 Homepage : www.ciputraproperti.com Email : investor@ciputra.com 1.1.5 Visi Ciputra Properti Tbk Untuk terus mengembangkan kelompok bisnis properti dengan inovasi dan kreativitas yang tinggi dalam menghasilkan nilai lebih besar dengan tujuan memberikan ruang hidup serta kemakmuran yang lebih baik untuk masyarakat dan para pemangku kepentingan. 1.1.6 Misi Ciputra Properti Tbk Menjawab tantangan global untuk menjadi yang terdepan dalam bisnis properti dengan mengembangkan pusat bisnis, komunitas dan gaya hidup yang paling 3

unggul, profesional, dan menguntungkan sehingga menjadi pilihan utama bagi para konsumen, menjadi tempat kerja yang paling menarik dan menantang bagi karyawan, investasi yang paling menguntungkan bagi para pemegang saham dan menjadi berkat nyata bagi masyarakat dan tanah air 1.2 Latar Belakang Masalah Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun 2008, sektor-sektor bisnis mulai bangkit dan mengalami perkembangan. Bisnis properti komersil terlihat sangat menonjol dalam pergerakannya dengan terus mencapai kenaikan harga saham yang tinggi. Sebagai sumber investasi yang paling aman, dimana hampir semua bank mau dalam menginvestasikan danya kepada pengembang bisnis properti komersil ini. Hal ini sangat menarik banyak investor untuk terjun dalam bisnis ini guna mendapatkan tingkat return saham yang lebih tinggi demi menjamin keamanan keuangan nya di masa depan. Hal tersbut juga didukung pula dengan membaiknya tingkat daya beli masyaratakat. Seperti diungkapkan dalam Antara Network, dimana pada tahun 2010 sektor propeti telah mampu mencapai 4,2 triliun atau tumbuh 22% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dimana penjualan tersebut termasuk mencakup properti komersil serta residensial (Perumahan). Hal ini lebih mendorong lagi para investor, dan bank banyak yang dengan senang menanamkan modalnya untuk pengembangan dalam bisnis properti demi pencapaian tingkat pengembalian investasi yang lebih tinggi nantinya. Investasi merupakan penanaman modal satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan bisanya berjangka waktu panjang dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa datang berupa capital gain dan dividen yield. Akan tetapi sebelum melakukan investasi, investor perlu memastikan modal yang ditanamkan mampu memberikan (return) yang diharapkan, yaitu dengan mengetahui kinerja perusahaan. Perusahaan 4

yang berkinerja baik akan memberikan tingkat pengembalian yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang berkinerja buruk. Ekspektasi dari para investor adalah memperoleh tingkat return (pengembalian) sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return tersebut dapat berupa capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih lebih pergerakan harga saham pada saat membeli dan menjual ataupun deviden yaitu keuntungan yang diperoleh dari pembagian deviden yang dibagikan kepada para pemegang saham. Return tersebut menjadi indikator untuk meningkatkan kemakmuran (wealth) para investor, termasuk di dalamnya para pemegang saham. Menurut Pradhono (2004: 149 ) return yang diterima oleh pemegang saham adalah pengembalian yang diterima atas investasi yang dilakukan.deviden merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth para pemegang saham. Investor akan sangat senang apabila mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu, oleh karena itu investor memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi seberapa besar tingkat pengembalian (return) investasi mereka. Salah satu informasi yang dibutuhkan oleh para investor tersebut dalam memprediksi tingkat pengembalian (return) mereka adalah informasi fundamantal. Informasi fundamental adalah informasi yang diperoleh dari kondisi intern perusahaan, seperti laporan keuangan. Selain untuk memprediksi return, faktor atau informasi fundamental ini juga dapat digunakan oleh para investor untuk memprediksi risiko atau ketidakpastian, jumlah, waktu dan faktor lain yang berhubungan dengan aktivitas investasi di pasar modal. Dari beberapa faktor fundamental yang berasal dari perusahaan adalah rasio keuangan yang menjadi fokus perhatian yang biasa yang digunakan dalam memprediksi return saham, dimana rasio keuangan yang dimaksud adalah : (1) rasio likuiditas; (2) rasio aktivitas; (3) rasio profatibilitas; (4) rasio solvabilitas; (5) rasio 5

pasar/penilaian. Dari beberapa jenis rasio keuangan tersebut, rasio profitabilitas adalah rasio keuangan yang sering difokuskan oleh para peneliti untuk untuk dijadikan informasi dalam penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini kaitannya dengan dampak atau pengaruh yang diberikan terhadap return saham perusahaan go public. Perusahaan sektor properti komersil dan residensial yang dipandang cukup penting karena langsung pada pemberian/ pembangunan fasilitas bagi masyarakat luas. Di sini dipilih perusahaan bidang properti komersil yang dikembangkan oleh kelompok usaha CIPUTRA yaitu Ciputra Development Tbk, Ciputra Surya Tbk, dan Ciputra Properti Tbk sebab ketiga perusahaan yang masuk dalam kategori ini memiliki market performance yang bagus serta asset yang lebih baik jika dibandingkan perusahaan properti kembangan kumpulan usaha CIPUTRA yang tidak masuk dalam Indonesian Sotck Exchange. Sementara untuk perusahaan peengembang sektor residensial-nya adalah Ciputra residence, yang belum lisiting di Bursa Efek Indonesia. Sehingga akan lebih menarik jika dianalisis bagaimana pengaruh faktor fundamental pada perusahaan yang rata rata memiliki market performance yang bagus. Dibawah akan dijelaskan lebih lanjut, mengapa yang angkat disini sektor properti komersil bukan sektor residensial-nya. Dari data data yang ada, perusahaan properti komersil ini merupakan sektor yang mampu/ memiliiki tingkat kenaikan laba yang tinggi setiap tahunnya.pertama, masih ada 14 juta dari 61 juta keluarga di Indonesia yang belum memiliki rumah.kedua, pemerintah semakin kesulitan menyediakan rumah bagi keluarga kelas menengah ke bawah. Tengok saja, permintaan rumah mencapai 900.000 unit per tahun, sementara pasokan hunian hanya 80.000 unit dalam setahun.ketiga, semua segmen pasar properti di Tanah Air terbuka luas sebagai investasi, termasuk pasar kelas paling bawah. Sedangkan di luar negeri, bisnis properti untuk pasar kelas menengah ke bawah tertutup untuk pengembang. 6

Alasan inilah yang membuat memilih perusahaan bidang properti komersil khususnya kembangan kelompok usaha CIPUTRA karena mereka merupakan pengembang pertama komersil di Indonesia dengan bentuk properti komersil dan residensial yang paling terdiversifikasi dibanding dengan pengembang properti komersil lainnya. Ciputra Development Tbk sebagai salah satu perusahaan properti komersil kelompok usaha ini, dalam kurun waktu 1 tahun, harga saham terus meningkat. Karena perusahaan terus memperluas usaha diberbagai sektor dengan mengakuisisi perusahaan secara internal. Di bawah ini akan diperlihatkan data perbandingan harga saham antara perusahaan properti komersil kembangan kelompok usaha CIPUTRA dengan beberapa perusahaan properti komersil lainnya. Tabel 1.1 Perbandingan Harga Saham (Januari- Desember 2010) KODE CTRA CTRS CTRP ELTY APLN DES, 1 380 690 460 167 415 NOV, 1 425 700 435 172 500 OKT, 1 510 720 455 196 510 SEP, 1 400 660 435 168 370 AGT, 1 385 620 315 135 410 JUL, 1 385 620 320 147 330 JUN, 1 1660 710 315 154 310 MEI, 1 1780 750 360 240 415 APR, 1 1900 740 375 265 390 MAR, 1 1740 640 375 285 360 FEB, 1 1480 600 300 265 310 JAN, 1 1420 600 305 270 310 Sumber : finance.yahoo.com 7

Dimana dalam tabel di atas, terlihat bahwa Ciputra Development Tbk, Ciputra Surya Tbk, serta Ciputra Properti Tbk memiliki tingkat harga saham yang lebih baik selama periode tahun 2010 dibandingkan dengan Bakrie Land Tbk (ELTY) serta Agung Podomoro Land Tbk. dari total ada 9 perusahaan properti komersil yang ada di Bursa Efek Indonesia. Grafik pergerakan harga saham PT.Ciputra Development Tbk juga menunjukkan pola uptreand. Dimana pola ini menunjukkan adanya kenaikan tingkat harga saham pada kuartal sebelumnya ke kuartal selanjutnya yang ditunjukkan dalam grafik yang diperlihatkan dalam Yahoo Finance di bulan oktober 2011 sampai dengan Maret 2012. Dimana grafiknya akan ditampilkan di halaman selanjutnya. Gambar 1.1 Grafik Pergerakan Harga Saham Ciputra Development Tbk (Oktober 2011-Maret 2012) Sumber : Yahoo Finace 8

Hal yang dapat meyakinkan bahwa sektor properti komersil adalah sektor yang menjanjikan untuk investasi dan memiliki kinerja keuangan yang baik sehingga menarik diteliti, akan diperlihatkan data performa perdagangan saham yang terjadi di salah perusahaan properti komersil lainnya yang dikembangkan oleh kelompok Usaha Ciputra yaitu Ciputra Surya Tbk dibawah ini, dimana sejak tahun 2009 sampai tahun 2010 Ciputra Surya memiliki tingkat Highest Price yang meningkat setiap tahunnya. Tabel 1.2 Performa Perdagangan Saham Ciputra Surya Tbk 2010 Tahun Kuartal Highest Price Volume (Unit) 2009 I 280 245,028,000 II 600 309,865,000 III 680 518,918,500 IV 700 532,857,000 2010 I 720 564,028,981 II 700 321,244,990 9

III 640 297,283,510 IV 700 147,317,503 Sumber: Annual Report Ciputra Surya Tbk Tahun 2010 Di bawah peneliti hadirkan data perbandingan antara perkembangan tingkat kenaikan saham antara sektor properti komersil dan residensial yang menunjukkan adanya tingkat positif yang lebih ditunjukkan oleh pihak properti komersil. Tabel 1.3 Tingkat Perbandingan Capital Gain Sektor Residensial dan Properti Komersil Kelompok Usaha Ciputra Jenis properti Return Capital Gain Rumah 3-4 10-15 Town House 5-7 10-12 Kantor 6-8 8-10 Kios 6-10 10-12 Apartemen 5-10 7-11 Kos 5-10 5-10 Sumber : Website Panangian School Property Terlihat bahwa sektor residensil yang diwakili oleh rumah memiliki tingkat return sebanyak 3-4, lebih rendah jika dibandingkan dengan return sdari sektor properti komersil yang diwakili oleh Town house, kantor, kios, apartemen, dan kos. Dan jika dilihat dari capital gain-nya, sektor properti komersil memiliki tingkat 10

pengembaliannya lebih banyak karena bentuk pengembangan properti-nya yang lebih banyak. Dari uraian di atas dengan mengacu kepada analisis fundamental sebagai salah satu alat untuk menilai suatu saham maka penelitian ini mencoba untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor-faktor fundamental seperti Current Ratio (CR), Fixed Asset Turn Over (FATO), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV), dan Total Debt to Equity Ratio (TDER) terhadap return saham pada anak perusahaan Ciputra Development Tbk yang terdaftar Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memberikan judul Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham 3 Perusahaan Properti Komersil Kembangan Kelompok Usaha Ciputra Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengaruh faktor fundamental yang diukur dari Current ratio (CR), Fixed Asset Turn Over (FATO), Return On Equity (ROE, Price Book Value (PBV), dan Total Debt to Equity Ratio (TDER) Ciputra Development Tbk, Ciputra Surya Tbk dan Ciputra Prperti Tbk periode 2008-2010? 2. Bagaimana return saham Ciputra Development Tbk, Ciputra Surya Tbk dan Ciputra Properti Tbk periode 2008-2010? 11

3. Bagaimana pengaruh faktor fundamental yang diukur dari Current ratio (CR), Fixed Asset Turn Over (FATO), Return On Equity (ROE, Price Book Value (PBV), dan Total Debt to Equity Ratio (TDER) secara simultan terhadap return saham Ciputra Development Tbk, Ciputra Surya Tbk dan Ciputra Properti Tbk terhadap periode 2008-2010? 4. Bagaimana pengaruh faktor fundamental yang diukur dari Current ratio (CR), Fixed Asset Turn Over (FATO), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV), dan Total Debt to Equity Ratio (TDER) secara parsial terhadap return saham Ciputra Development Tbk, Ciputra Surya Tbk dan Ciputra Properti Tbk terhadap return saham periode 2008-2010? 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang ada, penelitian ini mempunyai tujuan sebgai berikut : 1.Untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental berupa rasio keuangan yang diukur dari Current Ratio (CR), Fixed Asset Turn Over (FATO), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV), dan Total Debt to Equity Ratio (TDER) Ciputra Development Tbk, Ciputra Surya Tbk dan Ciputra Properti Tbk periode 2008-2010. 2.Untuk mengetahui return saham Ciputra Development Tbk, Ciputra Surya Tbk dan Ciputra Properti Tbk periode 2008-2010. 12

3.Menemukan bukti empiris bahwa faktor fundamental berupa rasio keuangan yang diukur dari Current Ratio (CR), Fixed Asset Turn Over (FATO), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV), dan Total Debt to Equity Ratio (TDER) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham Ciputra Development Tbk, Ciputra Surya Tbk dan Ciputra Properti Tbk. 4.Menemukan bukti empiris bahwa faktor fundamental berupa rasio keuangan yang diukur dari Current Ratio (CR), Fixed Asset Turn Over (FATO), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV), dan Total Debt to Equity Ratio (TDER) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham Ciputra Development Tbk, Ciputra Surya Tbk dan Ciputra Properti Tbk. 1.5 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti, terutama mengenai faktor fundamental terhadap return saham pada Ciputra Development Tbk dan anak perusahaanya yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia periode 2008 sampai 2010. 2. Bagi Investor dan Kreditur Bermanfaat bagi calon investor, kreditur sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi. 13

3. Bagi Perusahaan/Emiten Bagi emiten sebagai sinyal bahwa laporan keuangan yang mereka publikasikan sangat berarti untuk berbagai pihak dalam menilai kondisi perusahaan. 5. Sebagai tambahan referensi bagi dunia penelitian di lingkungan akademik dan profesional agar dapat memberikan kontribusi pada pengembangan teori berkaitan dengan analisis fundamental. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan disusun untuk memberikan gambaran tentang penelitian yang dilakukan. Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Menguraikan tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELTIAN Menguraikan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang diangkat dan dibahas dalam penelitian serta bagaimana dasar pemikiran dalam pembahasan masalah tersebut. BAB III METODE PENELITIAN Mnguraikan tentang metode penelitian yang digunakan, operasional variabel, data, sumber data, serta analisis data. 14