BAB I PENDAHULUAN. tempat usaha serta rekreasi di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini membuka

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Indonesia menciptakan kebutuhan akan tempat tinggal yang lebih baik dan juga tempat usaha serta rekreasi di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini membuka peluang bagi para pengusaha Perusahaan Properti, Real Estate dan Konstruksi Bangunan untuk mengembangkan usahanya menjadi pembangunan perumahan, tempat wisata maupun perkantoran untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini. Kondisi ini menimbulkan persaingan yang semakin ketat bagi perusahaan Perusahaan Properti, Real Estate dan Konstruksi Bangunan untuk bertahan dan tetap unggul pada produk yang ditawarkannya. Tantangan akibat krisis ekonomi global masih menjadi tahun yang menantang bagi industri Properti akibat imbas krisis ekonomi global yang berlanjut sampai semester pertama tahun Terbatasnya ekspansi kredit termasuk pinjaman Kredit Pemillikan Rumah (KPR) dan tingkat penolakan aplikasi KPR yang meningkat secara signifikan sangat berdampak pada turunnya penjualan perumahan dan apartemen Perseroan. Tingkat bunga KPR yang tinggi dibandingkan dengan BI rate telah mengurangi daya beli calon konsumen (Azhari, dkk., 2016:2). Ali Tranghanda, Direktur Indonesia Property Watch (IPW) mengungkapkan kekhawatirannya bahwa pasar properti akan gagal lepas landas tahun ini. Ada 1

2 2 beberapa indikator yang memperlihatkan bahwa sektor properti belum juga berkembang. Indikator tersebut antara lain, suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang belum juga turun signifikan. Indikator lainnya adalah terjadinya penurunan pertumbuhan penjualan perumahan hingga akhir tahun 2015 yaitu sebesar 2,87% ( Hambatan bagi Perusahaan Properti, Real Estate dan Konstruksi Bangunan adalah tingginya BI Rate. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin, dengan demikian BI Rate berada pada posisi 6,5 persen (Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara, 2016). Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia Telisa Aulia Felianty memprediksi sektor properti melambat, walaupun BI Rate telah menurun menjadi 6,5 persen dari 6,75 persen, sektor properti tetap diramalkan akan melambat dikarenakan menurunnya minat masyarakat pada sektor tersebut ( Perusahaan memiliki berbagai cara untuk mempertahankan keberlangsungan usaha dan daya saing, salah satunya perusahaan perlu menambah modal dengan cara meminjam sejumlah dana dalam bentuk utang atau menerbitkan sahamnya. Proses pembangunan Perusahaan Properti, Real Estate dan Konstruksi Bangunan melibatkan pemilik saham dan calon investor sebagai motor pendanaan utama pembangunan. Untuk memperoleh sumber pendanaan yang di perlukan, perusahaan menggunakan pasar modal sebagai salah satu alternatif untuk mendapatkan modal dari eksternal perusahaan atau investor. Pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan

3 3 rugi yang menjadi sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi (Hartono, 2016:29). Saham merupakan suatu tanda bukti yang diberikan sebagai penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan, atau suatu kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan hak kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya (Fahmi, 2013:189). Menurut Anoraga dan Pakarti (2006:59) market price merupakan harga pada pasar riil dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar ditutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price). Menurut Putra, dkk. (2014:2) keputusan berinvestasi merupakan suatu masalah penting yang sering dihadapi oleh calon investor. Harga saham yang akan dibeli harus diketahui dan dianalisis untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. Sebelum melakukan investasi, para investor perlu mengetahui dan memilih saham-saham mana yang dapat memberi keuntungan optimal bagi dana yang diinvestasikan. Dalam kegiatan analisis dan memilih saham, investor memerlukan informasi-informasi yang relevan dan memadai melalui laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis. Tujuan keseluruhan dari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit. Manfaat laporan keuangan menjadi optimal bagi investor karena dapat menganalisis lebih lanjut

4 4 melalui rasio keuangan untuk memprediksi kesulitan keuangan perusahaan, hasil operasi, kondisi keuangan saat ini dan pada masa mendatang (Hery, 2016:3-4). Menurut Murniati (2016:23) secara teoritis, variasi dalam harga saham akan terkena dampak dari kinerja keuangan suatu perusahaan, serta dipengaruhi oleh hukum penawaran dan permintaan. Banyak indikator yang digunakan dalam analisis kinerja perusahaan antara lain likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan ukuran perusahaan. Rasio Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara lancar dan tepat waktu sehingga likuiditas sering disebut dengan short term liquidity (Fahmi, 2014:59). Rasio likuiditas secara umum ada 2 (dua) yaitu current ratio dan quick ratio (acit test ratio). Menurut Kasmir (2015:134), rasio lancar atau current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Weaver dan Weston dalam Fahmi (2014:61) menjelaskan bahwa kondisi perusahaan yang memiliki current ratio yang baik adalah dianggap sebagai perusahaan yang baik dan bagus, namun jika current ratio terlalu tinggi juga dianggap tidak baik. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan (Kasmir, 2015:196). Menurut Fahmi (2014:68),

5 5 rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Profitabilitas perusahaan dapat diukur dengan Return on Equity (ROE). ROE merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik (Kasmir, 2015:204). Rasio solvabilitas atau leverage ratio menurut Kasmir (2015:151) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Solvabilitas perusahaan dapat diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER). Menurut Kasmir (2015:157) adalah rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya perusahaan. Besar kecilnya usaha tersebut ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Penentuan skala besar kecilnya perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan, total asset, rata-rata tingkat penjualan (Seftianne dan Handayani, 2011:44). Menurut Widjaja (2009:25), ukuran perusahaan (firm size) adalah suatu ukuran yang

6 6 menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan, antara lain total penjualan, rata-rata tingkat penjualan, dan total aktiva. Pasar properti melemah merupakan penyebab dari adanya selisih antara permintaan dan penawaran pada Perusahaan Properti, Real Estate dan Konstruksi Bangunan di Indonesia. Seperti yang terjadi pada kasus PT. Agung Podomoro Land Tbk (APLN) yang mengalami penurunan nilai kas dan setara kas hingga Rp Penurunan posisi kas ini mengkhawatirkan karena juga menurunkan tren penurunan likuiditas PT. Agung Podomoro Land Tbk. Namun untuk menjaga posisi kas perusahan, PT. Agung Podomoro Land Tbk tidak dapat menambah hutang perusahaan karena akan meningkatkan debt to equity ratio yang sudah mencapai angka 1,67. Sumber masalah likuiditas PT. Agung Podomoro Land Tbk terletak pada Operating Cashflow yang negatif Rp438 Milyar per semester pertama Operating Cashflow yang negatif demikian besar dikarenakan, peningkatan penjualan PT. Agung Podomoro Land Tbk tidak sebesar presentase peningkatan biaya gaji dan biaya pokok yang meningkat cukup besar. Penurunan kas inilah yang menjadi penyebab utama turunnya aset lancar PT. Agung Podomoro Land Tbk. Akibatnya, Rasio Lancar (Current Ratio) PT. Agung Podomoro Land Tbk. pun turun menjadi 1,27x yang memang masih terlihat baik, namun dengan tren penurunan aset lancar tanpa disertai penurunan liabilitas lancar, nilai rasio lancar ini tidak baik ( Kinerja perusahaan PT. Agung Podomoro Land Tbk. selama Triwulan-I dan Triwulan-II pada tahun 2016 ini berdampak pada harga saham perusahaan. Berikut

7 7 adalah perbandingan kinerja perusahaan pada tahun 2015 dan 2016 dilihat dari current ratio, return on equity, debt to equity ratio dan ukuran perusahaan yang diikuti dengan pergerakan harga saham perusahaan seperti tabel 1.1 dibawah ini: Tabel 1.1 CR, ROE, DER, dan Ukuran Perusahaan dengan Harga Saham PT. Agung Podomoro Land Tbk Tahun Indikator Tahun 2015 Tahun 2016 TW-I TW-II 31 Des TW-I TW-II Current Ratio 1,88x 1,22x 1,39x 1,38x 1,27x Return on Equity 1,70% 5,70% 12,30% 1,82% 4,73% Debt to Equity Ratio 192% 185% 171% 173% 167% Ukuran Perusahaan 30,807 30,813 30,832 30,859 30,861 Harga Saham Penutupan Rp419 Rp380 Rp334 Rp299 Rp260 Sumber: Laporan keuangan PT. Agung Podomoro Land Tbk (data telah diolah) Tabel 1.1 menunjukkan bahwa terjadi penurunan current ratio yang diikuti oleh harga saham. Kondisi ini sesuai dengan hasil penelitian Sondakh, dkk. (2015) pada perusahaan Indeks LQ 45 bahwa current ratio memiliki pengaruh positif terhadap harga saham, dimana dalam kondisi ini current ratio mengalami penurunan dan juga pada harga saham. Semakin tinggi current ratio maka semakin baik, karena menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya melalui aset lancar yang dimiliki perusahaan. Nilai return on equity seperti pada tabel 1.1 yaitu fluktuatif, namun hal ini tidak sesuai dengan teori dan hasil penelitian. Nilai ROE pada Triwulan-II Tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 2,91% dari Triwulan-I tetapi harga saham mengalami penurunan. Hal ini berbanding terbalik dengan hasil penelitian Azhari, dkk. (2016) pada perusahaan Properti dan Real Estate bahwa return on equity

8 8 berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham, yang berarti jika ROE naik maka harga saham pun akan naik. Faktor ini berpengaruh terhadap penilaian para investor atas kemampuan perusahaan dalam mengelola modal untuk menghasilkan keuntungan lebih. Nilai debt to equity ratio pada Triwulan-II mengalami penurunan yang diikuti oleh penurunan harga saham. Kondisi ini tidak sesuai dengan teori yang ada, karena semakin kecil nilai DER maka semakin kecil pula beban perusahaan terhadap pihak luar, karena DER menunjukkan komposisi total utang perusahaan. Seperti hasil dari penelitian Damayanti, dkk. (2013) pada perusahaan Properti dan Real Estate dan Fauziah, dkk. (2014) pada perusahaan Properti, Real Estate dan Konstruksi Bangunan bahwa DER memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Semakin tinggi DER maka para investor cenderung kurang berminat untuk membeli saham perusahaan karena perusahaan tersebut melakukan kegiatan produksinya dengan pembiayaan melalui hutang yang mengakibatkan permintaan akan surat berharga perusahaan mengalami penurunan dan berdampak pada harga saham yang menurun. Tabel 1.1 menunjukkan ukuran perusahaan mengalami kenaikan yang berakibat kepada penurunan harga saham. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Murniati (2016) pada perusahaan Makanan dan Minuman yang menghasilkan bahwa nilai ukuran perusahaan yang diukur melalui Ln total aset perusahaan berpengaruh positif terhadap harga saham.

9 9 Perbedaan antara teori dengan fakta yang tercatat pada laporan keuangan PT. Agung Podomoro Land Tbk, dengan data pendukung berupa hasil penelitian terdahulu dapat terlihat pada tabel 1.1. Namun, kinerja keuangan yang buruk pada perusahaan sektor properti tidak hanya terjadi pada PT. Agung Podomoro Land Tbk saja. Melemahnya perusahaan sektor properti turut dirasakan oleh PT. Summarecon Agung Tbk (SMRA) yang memangkas marketing sales hingga 22,2%. Sekretaris Perusahaan SMRA Michael Yong mengatakan revisi target dilakukan karena pasar lesu. Liliana S. Bambang, analis Mandiri Sekuritas mengatakan secara rata-rata, pencapaian pendapatan pra-penjualan periode delapan bulan masih sekitar 40% dari target marketing sales tahun ini ( Walaupun studi tentang harga saham telah banyak dilakukan, namun dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan antara fakta dengan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, sehingga menarik untuk dikaji. Bukti-bukti empiris ini menunjukkan bahwa terdapat banyak faktor yang berpengaruh terhadap harga saham. Dengan mempertimbangkan penelitian-penelitian terdahulu, maka peneliti memilih variabel independen dalam penelitian ini yaitu current ratio, return on equity, debt to equity ratio, dan ukuran perusahaan yang akan dituangkan ke dalam skripsi dengan judul: PENGARUH RASIO LIKUITIDAS, PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PROPERTI, REAL ESTATE, DAN KONSTRUKSI BANGUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

10 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, adapun masalah yang akan dikaji dalam penulisan ini adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh positif signifikan secara parsial dari Current Ratio terhadap Harga Saham. 2. Apakah terdapat pengaruh positif signifikan secara parsial dari Return on Equity terhadap Harga Saham. 3. Apakah terdapat pengaruh negatif signifikan secara parsial dari Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham. 4. Apakah terdapat pengaruh positif signifikan secara parsial dari Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham. 5. Apakah terdapat pengaruh signifikan secara simultan dari Current Ratio, Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, mengolah data dan menganalisis pengaruh signifikan antara variabel independen terhadap harga saham pada Perusahaan Properti, Real Estate, dan Konstruksi Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang akan disusun dalam bentuk skripsi.

11 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui adanya pengaruh positif signifikan secara parsial dari Current Ratio terhadap Harga Saham. 2. Mengetahui adanya pengaruh positif signifikan secara parsial dari Return on Equity terhadap Harga Saham. 3. Mengetahui adanya terdapat pengaruh negatif signifikan secara parsial dari Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham. 4. Mengetahui adanya pengaruh positif signifikan secara parsial dari Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham. 6. Mengetahui adanya pengaruh signifikan secara simultan dari Current Ratio, Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak: 1. Bagi Investor Diharapkan dapat menjadi informasi dalam mempertimbangkan keputusan dalam membeli saham suatu perusahaan. 2. Bagi Perusahaan Diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna sebagai bahan masukkan serta bermanfaat bagi kemajuan perusahaan.

12 12 3. Bagi Akademisi Diharapkan dapat menjadikan referensi dan tambahan informasi dalam melakukan penelitian-penelitian sejenis berikutnya, dan menjadi tambahan literatur dalam perkembangan ilmu akuntansi. 4. Bagi Masyarakat Diharapkan dapat digunakan sebagai alat analisis untuk mengukur kinerja perusahaan-perusahaan yang didasarkan pada informasi laporan keuangan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan Properti, Real Estate, dan Konstruksi Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Peneliti mengambil data yang diunduh pada dan situs lain yang dapat mendukung penelitian. Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2016 sampai dengan selesai.