BAB I PENDAHULUAN. Tingginya tuntutan akan hidup sehat disaat sekarang ini, membuat banyak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

Kolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pelatihan kebugaran merupakan suatu program yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB 3 METODE PERANCANGAN. aktifitas olahraga, hal itu disebabkan karena kurangnya fasilitas yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


Ichsan Ahmadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan jogging, berlari, berjalan, bersepeda, bermain basket, futsal,

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pertumbuhan sarana Sports Club atau sarana olahraga di kota kota besar,tidak

1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

Fasilitas sportainment Di Taman Ria Senayan Jakarta

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. selalu harus diikuti sesuai dengan peningkatan konsumsi. Pariwisata adalah

. Pendekatan Teknologi Tinggi pada Sistim Bangunan sebagai Faktor Penentu Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ISLAMIC CENTER DI TUBAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBOLISM YANG BERFILOSOFI ISLAM LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/

BAB I PENDAHULUAN. Directorat Data Center UBiNus)

Wawancara pengurus wisma ragunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

PUSAT RUMAH MODE (FASHION HOUSE CENTER) DI BANDUNG

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gelanggang olahraga merupakan suatu bangunan yang dapat menampung kegiatan

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

BAB I PENDAHULUAN I 1

BAB I PENDAHULUAN. :Bangunan untuk tempat tinggal. (

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

PUSAT PAMERAN DAN KONVENSI DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR FUTURISTIK

T U G A S A K H I R 1

PELATIHAN PROGRAM KEBUGARAN BAGI INSTRUKTUR FITNESS SE-KABUPATEN MAGELANG

KOMPLEKS GEDUNG OLAHRAGA DI WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang

Pusat Perawatan Kecantikan dan Kebugaran di Yogyakarta BAB I

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Sport Hall

BAB I PENDAHULUAN. 1. Judul. 2. Pengertian Judul COMPUTER CENTRE

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Pendidikan Atlet Binaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk lebih memahami pengertian dari judul diatas tersebut maka perlu diuraikan satu persatu terlebih dahulu

GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. : 1. Masa muda, 2. Kaum muda, 3. Remaja. : Tempat yang dianggap penting/pumpunan dari berbagai kedudukan/kegiatan sesuai dengan golongannya 2

BAB I PENDAHULUAN. manusia sangat padat dan beraneka ragam. Manusia menjalani kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PURI TERAPI KECANTIKAN DAN KEBUGARAN NATURAL DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia saat ini banyak sekali mendatangkan komoditi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Aquatic Arena di Yogyakarta

BAB III METODE PERANCANGAN. obyek perancangan yang akan dilakukan, yaitu Sekolah Tinggi Teknik

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Esensi Keberadaan Youth center di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komputer saat ini mendorong semua aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. LP3A Teater Universitas Diponegoro, Semarang. 1.1 Latar Belakang

BAB V DESKRIPSI HASIL RANCANGAN

PELATIHAN PROGRAM KEBUGARAN BAGI INSTRUKTUR FITNESS SE-KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

PLANETARIUM SEMARANG TA 118 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pemahaman Judul Tanjung Emas Container (Peti Kemas) Apartement

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FASILITAS KECANTIKAN DAN KEBUGARAN DI SEMARANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ART DECO

SEKOLAH TINGGI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DI YOGYAKARTA Penekanan Desain Konsep Arsitektur Modern

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik, terutama untuk dapat mempermudah segala aktifitas yang

melodi dan keharmonisan dari nada dan suara yang disusun '). Seni

BAB I PENDAHULUAN. bahwa Yogyakarta membutuhkan Perpustakaan Umum yang sepadan dengan

meningkat dari tahun 2013 dengan jumlah atlet 250, tahun 2014 dengan jumlah atlet 297, dan pada tahun 2015 dengan jumlah atlet renang 311.

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran yang hendak dicapai dengan adanya Wedding Hall ini adalah:

Women and Child Center di Semarang

BAB I PENDAHULUAN SOLO RACQUET SPORTS CENTER

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tingginya tuntutan akan hidup sehat disaat sekarang ini, membuat banyak orang lebih memilih hanya mengkonsumsi pil- pil diet, meminum multivitamin daripada berolahraga, selain dikarenakan waktu yang tidak ada fasilitas- fasilitas yang ada pun secara fisik dan visual tidak mampu menarik minat masyarakat untuk berolahraga. Seiring dengan semakin berkembangnya suatu kota maka semakin bertambah pula kegiatan atau aktivitas orang didalamnya, sehingga kondisi fisik dan mental pun banyak tereksploitasi yang akhirnya mengganggu keseimbangan dalam hidup. Untuk itu diperlukan suatu sarana yang dapat mengembalikan kondisi seimbang dalam tubuh salah satunya adalah dengan adanya pusat kebugaran yang berfungsi tidak hanya sebagai sarana untuk meningkatkan kebugaran tubuh tetapi juga sebagai sarana sosialisasi dan relaksasi. 1.1.1 Yogyakarta sebagai lokasi pusat pelatihan kebugaran Guna menyikapi kebutuhan akan kesehatan yang semakin meningkat seiring dengan semakin berkembangnya zaman dan aktivitas yang terus semakin bertambah maka dapat kita temukan banyak berdiri berbagai fasilitas kebugaran yang menawarkan pelayanan menjaga kebugaran dengan cara- cara yang cukup beragam misal dengan 1

memberikan fasilitas mandi uap, kolam renang, free Aerobik, tenis dan banyak lagi. Yogyakarta memiliki potensi yang cukup besar untuk pengembangan fasilitas kebugaran selain memiliki jumlah atlet berprestasi yang cukup besar, yogyakarta yang terkenal dengan kota pendidikan sendiri terus berkembang kearah sentra bisnis, dimana aktivitas yang terjadipun akan semakin terus bertambah. Seiring dengan hal ini dapat kita lihat juga berbagai health center yang menawarkan layanan untuk menjaga kondisi tubuh dan penampilan juga mulai banyak berdiri. Fenomena ini menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hidup sehat sangat tinggi, sehingga diperlukan adanya pusat pelatihan kebugaran yang mampu memfasilitasi kebutuhan masyarakat dalam menjaga kebugaran tubuh. 1.1.2 Perlunya penerapan Arsitektur High tech sebagai citra penampilan bangunan Istilah Arsitektur high tech timbul dari ekspresi terhadap gaya bangunan yang menerapkan unsur-unsur teknologi tinggi. Unsur- unsur ini diantaranya adalah penggunaan material, pemanfaatan teknologi hemat energi, ekspos struktur, pendekatan sistem komputerisasi pada sistem bangunan, misalnya pengaturan lebar bukaan, pintu otomatis dsb. Citra adalah suatu gambaran/ suatu kesan penghayatam yang ditangkap oleh seseorang. Dengan suatu gambaran atau citra visual pada 2

bangunan maka orang dapat lebih mudah menangkap fungsi yang ada dalam bangunan. Penggunanaan Arsitektur high tech pada bangunan pusat pelatihan kebugaran merupakan wujud dari citra visual yang ingin disampaikan, image yang terpancar dari bangunan akan merangsang imajinasi seseorang tentang teknologi yang disesuaikan dengan kegiatan Pelatihan kebugaran dan peralatan modern yang ada didalamnya. 1.2 Rumusan masalah Bagaimana merancang Pusat pelatihan Kebugaran yang dapat mewadahi berbagai jenis kegiatan olahraga kebugaran dalam satu bangunan, dengan perancangan penampilan bangunan yang bercitra Arsitektur High tech 1.3 Tujuan dan Sasaran 1.3.1 Tujuan Merancang Pusat Pelatihan Kebugaran yang dapat mewadahi berbagai jenis kegiatan olahraga kebugaran dalam satu bangunan, dengan perancangan penampilan bangunan yang bercitra Arsitektur High tech 1.3.2 Sasaran - Melakukan studi tentang Yogyakarta - Melakukan Studi pada pusat kebugaran dengan batasan pada Pusat pelatihan Olahraga - Melakukan Studi tentang Struktur yang bercitra Arsitektur High tech - Melakukan studi mengenai olahraga kebugaran 3

1.4 Lingkup pembahasan - Olahraga kebugaran dibatasi pada olahraga fitness, renang, joging, basket, Futsal, beserta fasilitas lainnya sebagai pendukung kegiatan utama. - Yogyakarta dibatasi pada pemilihan Site untuk pusat pelatihan kebugaran - Arsitektur High tech dibatasi pada pendekatan sistem struktur yang memberi citra arsitektur High tech pada bangunan 1.5 Metode 1.5.1 Metode mencari data A. Wawancara Ditujukan kepada KONI Yogyakarta, Pengelola pusatpusat kebugaran yang ada di Yogyakarta. B. Obsevasi Pengamatan langsung pada pusat- pusat kebugaran yang ada diantaranya Bahtera Fitness center, Max Gym, Lembah Fitness center Dan FPOK UNY fitness center. C. Studi Literatur Mencari dan mempelajari data dari buku- buku tentang pusat kebugaran dan arsitektur High Tech D. Studi banding Melakukan studi banding secara langsung Pada bangunan sejenis pada survey dilapangan maupun pada literatur/ sumber- sumber lain. 4

1.5.2 Metode Menganalisa data Menggunakan metode kualitatif berdasarkan apa yang terjadi dilapangan sekarang. 1.5.3 Metode perancangan Menggunakan prisip- prinsip standart perancangan yang mengacu pada kebutuhan kegiatan dalam ruang 1.6 Sistematika penulisan Bab I : Pendahuluan Mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran lingkup metode dan sistematika penulisan. Bab II : Pusat Pelatihan Kebugaran Mengungkapkan Tinjauan Umum Pusat pelatihan kebugaran pengertiannya, Tujuan, sistem pengelolaan, kepemilikan Bangunan, Sistem pendidikan dan pembinaan, Spesifikasi kegiatan, Fasilitas yang menyertai serta pemilihan lokasi Dan Kondisi dan potensi perkembangannya di Yogyakarta dan studi kasus terhadap beberapa bangunan pusat Pelatihan olahraga dan kebugaran yang ada. Bab III : Tinjauan Teoritis Citra Arsitektur high tech pada bangunan Mengungkapkan Secara spesifik pengertian Citra, Arsitektur High tech, hal- hal spesifik pada arsitektur High tech, bentuk struktur dan material pembentuk Citra arsitektur High tech 5

Bab IV: Analisis menuju konsep perencanaan dan perancangan Pusat Pelatihan Kebugaran di Yogyakarta Mengungkapkan proses menemukan ide- ide konsep perencanaan dan perancangan melalui metode- metode tertentu, yang diaplikasikan pada site tertentu. Bab VI: Konsep perencanaan dan perancangan Pusat Kebugaran di Yogyakarta Mengungkapkan konsep- konsep yang akan ditransformasikan dalam rancangan fisik arsitektural. 6