TELEKOMUNIKASI DAN INTERNET

dokumen-dokumen yang mirip
tu a S n TELEKOMUNIKASI ia DAN INTERNET g a B

Seri TIKoMeter. Pusat Teknologi Informasi Dan Komunikasi BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

Seri TIKoMeter. Pusat Teknologi Informasi Dan Komunikasi BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

1 Universitas Indonesia

SIARAN PERS. Realisasi Investasi Triwulan II Tahun 2017 Mencapai Rp 170,9 Triliun

Analisis Perkembangan Industri

Tinjauan Perekonomian Berdasarkan PDRB Menurut Pengeluaran

Monitoring Realisasi APBD Triwulan I

Realisasi Investasi PMDN dan PMA Tahun 2017 Melampaui Target

Pengelolaan Data Lahan Sawah, Alat dan Mesin Pertanian, dan Jaringan Irigasi

INDIKATOR TIK INDONESIA 2011

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TAHUN 2016

Antar Kerja Antar Lokal (AKAL)

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar. iii

MONITORING REALISASI APBD 2011 TRIWULAN I

Jakarta, 29 Juli 2016 Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2011

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2012

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i. Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii. Kata Pengantar... iv. Daftar Isi... vi. Daftar Tabel...

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 2014 A PB D L A P O R A N A N A L I S I S REALISASI APBD

LAPORAN MONITORING REALISASI APBD DAN DANA IDLE - TAHUN ANGGARAN TRIWULAN III

Tabel 1. Jenis Pendapatan Daerah. Ratarata % Dalam milyar rupiah. Jenis Pendapatan

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015

Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Semester 1 Tahun 2013

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

LAPORAN MONITORING REALISASI APBD DAN DANA IDLE TAHUN 2013 SEMESTER I

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MEI 2011

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Bab 8 Bidang Standarisasi

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN

Boks 1. Analisis Singkat Dampak Krisis Finansial Amerika Serikat terhadap Kinerja Perekonomian Kaltim

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

ISSN OUTLOOK KAPAS 2015 OUTLOOK KAPAS

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1)

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2014

IV. PERKEMBANGAN IMPOR BUAH-BUAHAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI 2011

Ekspor Nonmigas Agustus 2010 Mencapai US$ 11,8 Miliar, Tertinggi Sepanjang Sejarah

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016

INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI TENGAH TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI TENGAH TAHUN 2017 SEBESAR 71,92 PADA SKALA 0-100

CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP Grafik 1. Tingkat Kemiskinan,

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, AGUSTUS 2016

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017

Pertumbuhan Simpanan BPR/BPRS. Semester I Tahun 2013

PROVINSI JAWA BARAT JULI 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2016

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan. INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi


PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013 SEBESAR 2,93 PERSEN

DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN DIREKTORAT EVALUASI PENDANAAN DAN INFORMASI KEUANGAN DAERAH SUBDIT DATA KEUANGAN DAERAH

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016

INDEKS KEBAHAGIAAN SUMATERA UTARA TAHUN 2017

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian

BADAN PUSAT STATISTIK

KAJIAN DAYA SAING KONTRAKTOR MENENGAH DAN KONTRAKTOR KECIL DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI BARAT TAHUN 2017

Tinjauan Spasial Produksi dan Konsumsi Beras

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

BPS PROVINSI JAWA BARAT A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2015 MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR

Transkripsi:

Ringkasan Eksekutif TELEKOMUNIKASI DAN INTERNET ANGGARAN TIK PEMERINTAH PUSAT INDUSTRI TIK PERDAGANGAN LUAR NEGERI KOMODITAS TIK SDM PENDIDIKAN BIDANG TIK HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL BIDANG TIK

TELEKOMUNIKASI DAN INTERNET Pada tahun 2009 densitas TIK rata-rata negara-negara ASEAN meningkat menjadi sekitar 12,54 telepon tetap 79,63 selular, 3,66 pelanggan internet dan15,22 pengguna internet per 100 penduduk. Untuk keempat indikator TIK tersebut, densitas TIK Indonesia masih di bawah rata-rata ASEAN, dengan14,77 telepon tetap, 69,25 telepon selular, 0,74 pelanggan internet dan 8,70 pengguna internet per 100 penduduk ndonesia. Keberadaan fasilitas TIK di desa/kelurahan Indonesia tahun 2008 sangat bervariasi, baik untuk keberadaan telepon kabel, telepon umum, sinyal selular maupun keberadaan warnet. Terlihat perbedaan yang cukup signifikan antara keberadaan fasilitas telepon, dimana 87,14% desa/kelurahan telah terjangkau sinyal selular sedangkan baru 32,76% desa/kelurahan terjangkau layanan telepon kabel. Keterjangkauan fasilitas TIK di rumah tangga Indonesia tahun 2009 cukup bervariasi, dimana terlihat perbedaan yang cukup signifikan dalam ketersediaan fasilitas telepon, dengan 61,84% rumah tangga telah memiliki/menguasai (minimum 1) telepon selular (baik nasional maupun lokal/fwa), dan hanya 10,36% rumah tangga memiliki fasilitas telepon kabel dalam rumah tangganya. xiv

TELEKOMUNIKASI DAN INTERNET Penetrasi telepon Indonesia pada tahun 2009 mencapai 84,02 telepon per 100 penduduk, dengan penetrasi telepon tetap 14,77 dan telepon selular 69,25 per 100 penduduk. Pada periode 2007-2009 teledensitas Indonesia mengalami pertumbuhan sekitar 24,39% per tahun, di mana peningkatan teledensitas selular lebih pesat dengan rata-rata pertumbuhan per tahun 24,77% dibandingkan dengan telepon tetap dengan rata-rata pertumbuhan 22,54%. Pada tahun 2009 proporsi telepon tetap untuk umum (telepon umum) sekitar 1%, dari seluruh telepon tetap di Indonesia. Pelanggan nontelum berbasis kabel terdiri dari pelanggan residensial (79%), bisnis (21%) dan sosial (~0%). Sementara itu, pelanggan nirkabel dikelompokkan berdasarkan skema pembayaran pascabayar (3%) dan prabayar (97%). Sekitar 87% telum berupa warung telekomunikasi (wartel) dan 13% telum kartu/koin (TUKK). Trafik Sambungan Langsung Internasional (SLI) pada periode tahun 2005-2009 cenderung meningkat, dengan rata-rata pertumbuhan 30,98% per tahun. Komposisi trafik panggilan internasional keluar-masuk, lebih didominasi trafik masuk, dimana pada tahun 2009, 74% trafik SLI (3.183 juta menit) adalah trafik masuk dan 26% (1.137 juta menit) adalah trafik keluar. xv

TELEKOMUNIKASI DAN INTERNET Peningkatan jumlah pelanggan selular Indonesia cukup pesat, dari sekitar 560 ribu pelanggan pada tahun 1996, hingga melampaui angka 160 juta pelanggan pada tahun 2009. Dengan demikian rata-rata pertumbuhan selular Indonesia dalam kurun waktu 1 dekade terakhir (2000-2009) sekitar 55% per tahunnya. Komposisi pelanggan selular Indonesia didominasi 97% pelanggan prabayar, dan sisanya 3% pelanggan pascabayar. Pada tahun 2009 rata-rata 8,40% dari rumah tangga Indonesia telah memiliki komputer. Terlihat dari grafik, persentase tertinggi rumah tangga yang memiliki komputer adalah rumah tangga di pulau Jawa, dengan persentase sebesar 10,93%. Sementara itu, yang terendah adalah rumah tangga di kawasan Bali dan Nusa Tenggara (7,93%). Moda akses internet, (anggota) rumah tangga Indonesia sangat bervariasi. Pada tahun 2009, persentase rata-rata rumah tangga Indonesia yang mengakses internet dari rumah adalah 2,74%. Persentase tertinggi rumah tangga mengakses internet dari warnet (6,69%) di bandingkan tempat lainnya, dimana wilayah dengan persentase akses internet tertinggi adalah di Jawa, sedangkan yang terkecil di Maluku Papua. xvi

TELEKOMUNIKASI DAN INTERNET Proporsi pelanggan internet Indonesia tahun 2009 adalah 9,47% dari seluruh pengguna internet. Dengan estimasi jumlah pengguna internet tahun sekitar 30 juta, densitas pengguna internet Indonesia adalah sekitar 12,97 pengguna per 100 penduduk. Dalam satu dekade terakhir (2000-2009) rata-rata pertumbuhan densitas pengguna internet adalah sekitar 44% per tahun. Estimasi jumlah pengguna internet Indonesia sampai pertengahan 2010 diperkirakan mencapai 33 juta. Walaupun pada tahun 2008 terjadi penurunan nama domain.id menjadi sekitar 33.627 nama domain, secara rata-rata dalam kurun waktu 2006-2010 terjadi peningkatan jumlah domain.id sebesar 19,82% per tahun. Jumlah subdomain terbanyak pada tahun 2010 adalah co.id (49%), lalu setelahnya web.id (26%) dan sch.id (9%), sedangkan sisanya sebesar 16% adalah or.id, go.id, ac.id, net.id dan mil.id. Pada pertengahan tahun 2010, dari 107 perusahaan terdapat sekitar 306 kantor Penyelenggara Jasa Internet (PJI) yang beroperasi di 80 kota di seluruh Indonesia. Setiap perusahaan dapat memiliki 1 atau lebih kantor PJI di daerah, dan sebaliknya beberapa kota dapat memiliki lebih dari 1 PJI. Di pulau Jawa, terdapat 194 kantor PJI yang beroperasi di 39 kota di Jawa, sedangkan di wilayah Papua Maluku terdapat 8 PJI di 6 kota di kawasan tersebut. xvii

ANGGARAN TIK PEMERINTAH PUSAT Belanja TIK Pemerintah Pusat untuk tahun anggaran 2010 mengalami kenaikan hampir Rp. 2 triliun atau kenaikannya sekitar 18,24% dibandingkan dengan belanja TIK pemerintah pusat untuk tahun anggaran 2009. Dengan melihat belanja TIK pada 3 (tiga) tahun anggaran, yaitu 2008, 2009, dan 2010, kecenderungan belanja TIK pemerintah pusat semakin naik. Menurut Peruntukannya, Belanja TIK Pemerintah Pusat disebarkan pada 5 (lima) Jenis Belanja. Dimana pada TA 2010 untuk Jenis Belanja Barang (kode akun 52) mengalami kenaikan yang sangat siginifikan (75,21%), dan mengambil proporsi terbesar dari Belanja TIK Pemerintah Pusat. Pada Tahun Anggaran 2010, Belanja TIK terbesar yang dikeluarkan menurut fungsi adalah Fungsi Ekonomi (04) sebesar Rp.4,3T atau sekitar 33,28% dari Total Belanja TIK Pemerintah Pusat. Kedua adalah Fungsi Pelayanan Umum (01) dengan realisasi belanja sebesar Rp. 3,4T (26,93%), lalu Fungsi Keamanan dan Ketertiban (03) dengan Rp. 2.1T (16,5%) dan Fungsi Pendidikan (10) dengan Rp. 1,1T (8,7%). xviii

INDUSTRI TIK Lima propinsi terbesar dalam jumlah industri Menengah dan Besar Jaringan dan Jasa Telekomunikasi pada tahun 2009 ada di propinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara. Jawa Barat mempunyai jumlah industri terbanyak (227 buah; 15,3%). Industri Jasa Jaringan Telepon Bergerak Seluler merupakan Industri Menengah dan Besar (IMB) utama pada tahun 2009 dalam kategori Industri Jaringan dan Jasa Telekomunikasi yang direpresentasikan dalam bentuk banyaknya jumlah usaha. Jumlah usaha pada industri ini mencakup 68,6% dari total jumlah usaha yang ada. Jawa Barat merupakan propinsi dengan usaha Industri Menengah dan Besar Manufaktur TIK terbanyak dengan 124 buah perusahaan (39% dari total industri manufaktur TIK Indonesia). Walaupun demikian, secara rata-rata tiap perusahaan manufaktur TIK di Jawa Barat bukan penyerap terbanyak tenaga kerja. Tiap industri di Kep Riau menyerap tenaga kerja terbanyak dengan nilai rasio 859 (tiap 1 perusahaan menyerap rata-rata 859 tenaga kerja). xix

INDUSTRI TIK Kab. Bekasi dan Kota Batam keduanya bersama-sama memiliki 47,8% IMB manufaktur TIK. 27 kabupaten/kota lainnya memiliki 52,2% sisanya secara bersama-sama. Sedangkan Kawasan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) memiliki 47,2% dari total industri manufaktur TIK Indonesia dengan 52,7% diantaranya terletak di Kab. Bekasi. Pola Biaya Input, Nilai Output, dan Nilai Tambah pada tahun 2008 mirip seperti pola pada tahun 2006, namun dengan nilai sedikit lebih rendah pada tahun 2008. Walaupun Biaya Input dan Nilai Output pada tahun 2008 jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan tahun 2004, akan tetapi Nilai Tambah yang dihasilkan pada tahun 2008 tidak jauh berbeda dengan tahun 2004. Sejak tahun 2004 nilai persentase pada PMA menurun sekitar 2%. Jika pada tahun 2004 nilai persentasenya adalah 8,87%, maka pada tahun 2008 nilainya hanya tinggal 6,82%. xx

PERDAGANGAN LUAR NEGERI KOMODITAS TIK Walaupun Persentase kenaikan ekspor pada tahun 2009 kecil, tetapi pertumbuhannya positif jika dibandingkan total ekspor Indonesia untuk semua komoditas pada tahun 2009 yang mempunyai pertumbuhan negatif sebesar 17,6%. Singapura merupakan negara tujuan ekspor utama untuk komoditas ini dengan nilai persentase pada tahun 2009 sebesar 23% atau setara dengan USD 1,51 miliar. Nilai ini mencapai 14,76% dari total ekspor semua komoditas ke Singapura (USD 10,26 miliar). Impor dari 10 negara utama asal impor komoditas TIK tahun 2009, sebagian besar mengalami penurunan nilai (9 dari 10 negara). Hanya impor dari negara China yang mengalami sedikit persentase penurunan yaitu sekitar 4,1%. xxi

PERDAGANGAN LUAR NEGERI KOMODITAS TIK Penurunan terbesar ekspor baik dalam jumlah dan persentase pada tahun 2009 terjadi pada ekspor ke negara ASEAN; sedangkan penurunan terbesar nilai impor terjadi dari negara APEC dan penurunan persentase terbesar terjadi pada impor dari negara UE(Uni Eropa). Komoditas Peralatan Audio dan Video pada tahun 2009 mengalami surplus sebesar USD 2,48 miliar. Nilai surplus ini merupakan nilai surplus terbesar selama periode tahun 2005-2009. Nilai surplus ini hampir tiga kali lipat nilai surplus pada tahun 2008. Surplus perdagangan komoditas TIK dengan Amerika Serikat pada tahun 2009 mencapai 2 kali lipat surplus pada tahun sebelumnya; sedangkan China merupakan negara yang selalu mendatangkan defisit neraca perdagangan komoditas TIK selama periode tahun 2006-2009. Pada tahun 2009, defisit perdagangan dengan negara China lebih dari separuh total defisit (51,1%). xxii

SDM PENDIDIKAN TIK Pada tahun ajaran 2008/2009 Perguruan Tinggi di Indonesia berjumlah 3.131 buah, dari jumlah tersebut terbesar adalah Sekolah Tinggi, yaitu sebanyak 1.376 buah atau 43,95% dari seluruh Perguruan Tinggi, dan yang terkecil adalah Institut sebanyak 65 buah atau 2,08%. Sebesar 27,25% dari 3.083 Perguruan Tinggi menyelenggarakan pendidikan tinggi bidang TIK, dengan jumlah dosen tetap di bidang TIK sebanyak 15.165 atau 5,68% dari 266.762 dosen tetap dan jumlah mahasiswa aktif bidang TIK adalah sebanyak 386.092 orang (11,95% dari total mahasiswa). Dari 840 Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan tinggi bidang TIK, 37,86% (terbanyak) di antaranya berbentuk Universitas dan 13,21%(terkecil) berbentuk Politeknik. Di 840 Perguruan Tinggi tersebut diselenggarakan 1.812 program studi di bidang ilmu TIK, yang tersebar pada Universitas sebanyak 693 program studi (38,25%), dan terkecil adalah Institut sebanyak 84 (4,64%) xxiii

SDM PENDIDIKAN TIK Program Studi bidang TIK jika dilihat berdasarkan strata pendidikan pada tahun ajaran 2008/2009, mayoritas berada pada strata pendidikan S1 sebanyak 954 program studi atau 53% dari program studi TIK di perguruan tinggi, dan yang terendah ada pada strata S3 dan D2 masingmasing sebanyak 8 program studi. Jumlah mahasiswa aktif bidang TIK terbanyak pada Program Studi Informatika.Pada program ini jumlah mahasiswanya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Program Studi TIK dengan jumlah mahasiswa paling sedikit adalah program studi Telekomunikasi dengan jumlah mahasiswa yang cukup fluktuatif dalam 3 tahun belakangan. Persentase SMK TIK di Indonesia sebesar 24,86% dari SMK yang ada di Indonesia. Diantara berbagai wilayah Indonesia, jumlah SMK terbanyak yang menyelenggarakan bidang studi TIK adalah di wilayah Jawa. xxiv

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL TIK Permintaan Paten Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia selama periode 2003-Agustus 2009, meliputi 12,12% dari total permintaan paten, di mana pada tahun 2005 merupakan tahun dengan jumlah permintaan paten TIK terbanyak selama periode tersebut. Permintaan paten produk/metoda TIK yang termasuk dalam 2 kelas klasifikasi IPC, yaitu dalam seksi G (Physics) dan seksi H (Electricity). Pada periode 2003- Agustus 2009, persentase permintaan paten TIK yang termasuk dalam seksi H lebih besar (59%) yang masuk dalam seksi G (41%). Secara lebih rinci, dengan pengelompokan paten TIK berdasarkan OECD yang terdiri dari 4 kelompok produk/metoda, sebagian besar permintaan paten pada periode 2004-Agustus 2009 merupakan permintaan paten produk telekomunikasi (48%). Selanjutnya, permintaan paten kelompok peralatan komputer perkantoran adalah 20%, produk elektronik dan produk TIK lainnya masingmasing, 17% dan 15%. xxv

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL TIK Dilihat dari negara asal perusahaan peminta paten, perusahaan dari Amerika Serikat mendominasi permintaan paten produk TIK, untuk produk telekomunikasi, peralatan komputer perkantoran dan produk TIK lainnya, sedangkan untuk peralatan elektronik perusahaan Jepang banyak mengajukan paten. Salah satu jenis hak kekayaan intelektual adalah hak cipta atas penciptaan terhadap suatu karya, baik karya seni, sastra, ilmu pengetahuan, maupun karya penciptaan program komputer yang merupakan salah satu bidang dalam TIK. Pada periode 2003- Agustus 2009, hak cipta program komputer adalah sekitar 2% dari seluruh permintaan hak cipta di Indonesia, atau sejumlah 1.823 permintaan hak cipta program komputer. WIPO mengklasifikasikan disain industri dalam 32 kelas dan 223 sub-kelas, dimana untuk TIK ada pada kelas 14, Recording, Communication dan Information Retrieval Equipment. Pada kelas tersebut terdapat 3 subkelas yaitu 14.1,14.2,14.3, 14.4. Tahun 2005 terjadi pendaftaran terbanyak untuk disain industri TIK, yaitu 32% dari pendaftaran disain industri tahun 2003-Agustus 2009. xxvi