Produksi dan produktivitas hasil tangkapan kapal tuna hand line yang berpangkalan di Kelurahan Mawali, Kecamatan Lembeh Utara, Kota Bitung

dokumen-dokumen yang mirip
Daerah penangkapan tuna hand liners yang mendaratkan tangkapannya di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

Perbandingan hasil tangkapan tuna hand line dengan teknik pengoperasian yang berbeda di Laut Maluku

Keragaan perikanan tuna hand line 5-10 GT yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA)

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.2 Keadaan Umum Perikanan di Sulawesi Utara

Monitoring tren dan produktivitas hasil tangkapan kapal huhate yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

Laju tangkap dan musim penangkapan madidihang (Thunnus albacares) dengan tuna hand line yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

Catch per unit effort (CPUE) periode lima tahunan perikanan pukat cincin di Kota Manado dan Kota Bitung

KONDISI PERUSAHAAN PERIKANAN DI KOTA BITUNG PASCA MORATORIUM

Penangkapan Tuna dan Cakalang... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.)

Pelaksanaan monitoring, controlling, surveillance kapal pengangkut ikan di atas 30 GT di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi Volume 4 Nomor 2 November 2017

Kajian penggunaan daya mesin penggerak KM Coelacanth di Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dalam upaya pengelolaan sumberdaya perikanan laut di Kabupaten Malang Jawa

TEKNIK PENGOPERASIAN PANCING TENGGIRI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU CAHAYA

ANALISIS PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS USAHA PENANGKAPAN IKAN RAWAI DASAR (BOTTOM SET LONG LINE) DAN CANTRANG (BOAT SEINE) DI JUWANA KABUPATEN PATI

FISHING GEAR PERFORMANCE ON SKIPJACK TUNA IN BONE BAY DISTRICT LUWU

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis

JOURNAL OF MANAGEMENT AQUATIC RESOURCES Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(6): , Desember 2014 ISSN

BEBERAPA JENIS PANCING (HANDLINE) IKAN PELAGIS BESAR YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PPI HAMADI (JAYAPURA)

VII. POTENSI LESTARI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP. Fokus utama estimasi potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Dana Alokasi Khusus. Tahun Penggunaan Petunjuk Teknis.

BERITA NEGARA. No.955, 2011 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Juknis. DAK. Tahun 2012 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

KARAKTERISTIK DIMENSI UTAMA KAPAL PERIKANAN PUKAT PANTAI (BEACH SEINE) DI PANGANDARAN

Produktivitas dan Kelayakan Usaha Bagan Perahu di Pelabuhan Perikanan Nusantara Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI ASPEK SOSIAL KEGIATAN PENANGKAPAN IKAN TUNA (THUNNUS SP) OLEH NELAYAN DESA YAINUELO KABUPATEN MALUKU TENGAH

Yohannes A Banjarnahor 1), Eni Yulinda 2), Viktor Amrifo 2) ABSTRACT

Agriekonomika, ISSN e ISSN Volume 4, Nomor 1

VI. KARAKTERISTIK PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP. Rumahtangga nelayan merupakan salah satu potensi sumberdaya yang

Pola meloloskan diri ikan kuwe dari alat tangkap jala buang di perairan Kelurahan Papusungan Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara

DISTRIBUSI SUHU PERMUKAAN LAUT DAN ASPEK BIOLOGI CAKALANG (Katsuwonus pelamis) HASIL TANGKAPAN HUHATE di BITUNG

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

Sp.) DI PERAIRAN TIMUR SULAWESI TENGGARA

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan

KEBIJAKAN PUNGUTAN HASIL PERIKANAN (PHP) : STUDI KASUS PERIKANAN PURSE SEINE PELAGIS KECIL DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) PEKALONGAN

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA PERIKANAN TANGKAP DI KOTA BENGKULU GITA MULYASARI

EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU

Status Perikanan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP RI 571) Laut Andaman dan Selat Malaka 1

SELAMAT DATANG. Peserta Training

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KARAKTERISTIK DIMENSI UTAMA KAPAL PERIKANAN PUKAT PANTAI (BEACH SEINE) DI PANGANDARAN

PERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO

Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: ISSN: X

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH SUHU PERMUKAAN LAUT TERHADAP HASIL TAGKAPAN IKAN CAKALANG DI PERAIRAN KOTA BENGKULU

Alat bantu Gill net Pengertian Bagian fungsi Pengoperasian

ESTIMASI PRODUKSI PERIKANAN DAN KUNJUNGAN KAPAL DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI WONOKERTO, KABUPATEN PEKALONGAN

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

Daerah penangkapan ikan dari kapal huhate yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Pantai Belang

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL. Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

Kajian aspek teknis unit penangkapan kapal pole and line yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.

Durasi keberadaan ikan di bawah cahaya lampu yang diamati melalui CCTV di perairan Teluk Manado, Sulawesi Utara

Pengaruh ekstrak minyak cumi pada umpan bubu terhadap hasil tangkapan kepiting bakau dan rajungan di Perairan Malise Kecamatan Tabukan Tengah

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun

Pengaruh warna umpan pada hasil tangkapan pancing tonda di perairan Teluk Manado Sulawesi Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi tentang pengaruh perbedaan daya mesin terhadap kecepatan dan konsumsi bahan bakar minyak pada perahu pakura

Analysis of Net length difference and Size of Purse seine fishing vessel in Mayangan coastal fishing port in Probolinggo, East Java

EFISIENSI WAKTU PENDARATAN IKAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN JARING INSANG DI PPI DUMAI. Fitri Novianti 1) Jonny Zain 2) dan Syaifuddin 2)

BAB I PENDAHULUAN. udang, kakap, baronang, tenggiri, kerang, kepiting, cumi-cumi dan rumput laut yang tersebar

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN USAHA PERIKANAN TANGKAP DI PANTURA JAWA TENGAH

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Analisis Penentuan Musim Penangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis L.) di Perairan Sangihe Sulawesi Utara

ANALISA POLA PEMBIAYAAN USAHA PENANGKAPAN IKAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP JARING INSANG (GILL NET) NELAYAN BULAK KOTA SURABAYA

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-1, September 2012 ISSN:

PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP PANCING TONDA DI LAUT BANDA YANG BERBASIS DI KENDARI

PRODUKTIVITAS PANCING ULUR UNTUK PENANGKAPAN IKAN TENGGIRI (Scomberomorus commerson) DI PERAIRAN PULAU TAMBELAN KEPULAUAN RIAU

6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan

seine yang digunakan sebagai sampel, ada 29 (97%) unit kapal yang tidak

Komposisi tangkapan tuna hand line di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung, Sulawesi Utara

Efektifitas Modifikasi Rumpon Cumi sebagai Media Penempelan Telur Cumi Bangka (Loligo chinensis)

Hubungan Panjang Alat Tangkap Purse Seine Dengan Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Samudera (Pps) Lampulo, Aceh

INDUSTRI PERIKANAN DI BITUNG

5 TINGKAT KEBUTUHAN ES UNTUK KEPERLUAN PENANGKAPAN IKAN DI PPS CILACAP

Study Catches of Decpterus Fish (Decapterus Sp) With The Arrested Purse Seine in Samudera Fishing Port (Pps) Lampulo

HUBUNGAN BOBOT PANJANG IKAN TUNA MADIDIHANG Thunnus albacares DARI PERAIRAN MAJENE SELAT MAKASSAR SULAWESI BARAT Wayan Kantun 1 dan Ali Yahya 2

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.

3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Daerah Penelitian 3.2 Jenis dan Sumber Data

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

ANALISIS KECENDERUNGAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN LAUT HALMAHERA TAHUN Adrian A. Boleu & Darius Arkwright

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

Implementation of Legal Fishing Operational Letter (LFOL) in 5 GT-tuna handline fishing boat in Bitung, Indonesia

MODEL PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP BERBASIS MINAPOLITAN DI KABUPATEN GORONTALO UTARA

BAB III BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUESIONER

Keragaan dan alokasi optimum alat penangkapan cakalang (Katsuwonus pelamis) di perairan Selat Makassar

Transkripsi:

Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(6): 205-211, Desember 2017 ISSN 2337-4306 dan produktivitas hasil tangkapan kapal tuna hand line yang berpangkalan di Kelurahan Mawali, Kecamatan Lembeh Utara, Kota Bitung Production and productivity of the tuna hand line fishing boat at Mawali Village, North Lembeh District, Bitung City INDRA LESMANA*, REVOLS D. CH. PAMIKIRAN dan IVOR L. LABARO Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115 ABSTRACT Hand line is the simplest and easy fishing gear used by mostly tuna fisherman. These study goals are to see the development of production and productivity tuna catch by hand line of tuna fishing boat at Mawali village. The result shown that the production of tuna increased from 2011 and reached the top on 2013, and then decreased until 2015. Furthermore, the productivity of tuna fishing boats since 2011 to 2015 indicated only three boats are good and the others found unproductively. The decline of tuna productivities occurred due to the government policy to reduce the labor of foreign, especially in the field of capture fisheries. Keyword : tuna, hand line, production, productivity ABSTRAK Hand line atau pancing ulur merupakan pancing yang sangat sederhana dan mudah digunakan oleh kebanyakan nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perkembangan produksi dan produktivitas hasil tangkapan kapal tuna yang menggunakan alat pancing hand line di Kelurahan Mawali. ikan tuna mengalami peningkatan dari tahun 2011 hingga tahun 2013, dan selanjutnya mengalami penurunan hingga tahun 2015. Selanjutnya, produktivitas kapal tuna hand line sejak 2011 sampai 2015 menunjukkan hanya terdapat tiga kapal yang produktivitasnya baik dan yang lainnya menemukan produktivitas yang tidak baik. Penurunan produksi ikan tuna terjadi karena kebijakan pemerintah yang mengurangi tenaga kerja asing, terutama di bidang perikanan tangkap. Kata kunci : tuna, pancing ulur, produksi, produktivitas PENDAHULUAN Latar Belakang Total tangkapan ikan tuna dunia mengalami peningkatan dari 2,5 juta ton pada tahun 1986 menjadi 3,7 juta ton pada tahun 2003, 89% dari jumlah tangkapan berasal dari perairan laut sekitar Coral Triangle di Samudera Pasifik (Indonesia, Philipina, Malaysia, Timor Leste, Papua New Guine dan Kepulauan Solomon), kemudian 23% berasal dari Samudera Hindia. Penangkapan ikan tuna juga meningkat dengan adanya armada penangkapan yang semakin modern, serta bertambah dari tahun ke tahun (Anonimous, 2011). Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Mengetahui perkembangan produksi dari setiap kapal yang diamati. 2. Mengetahui perkembangan produktivitas dari setiap kapal yang diamati * Penulis untuk penyuratan;email:indraku1985@gmail.com 205

I. Lesmana dkk. Metode Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Pengertian data primer atau definisi data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari, data primer ini disebut juga dengan data tangan pertama yang kedua pengertian data sekunder atau definisi data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder ini disebut juga dengan data tangan kedua. data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia (Saifuddin Azwar, 2004). Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang, peneliti berusaha merekam peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya, kemudian menggambarkan atau melukiskannya sebagaimana adanya, sehingga pemanfaatan temuan penelitian ini berlaku pada saat itu pula yang belum tentu relevan bila digunakan untuk waktu yang akan datang, gejala dan peristiwanya telah ada dan peneliti tinggal mendeskripsikannya. Metode Analisis Data Analisis data teknis unit penangkapan hand line didasarkan pada efisiensi teknis dari unit penangkapan ikan. Analisis faktor teknis meliputi : Ukuran kapal tuna hand line yang didapatkan, digunakan untuk kepentingan analisis produktivitas. Data jumlah trip dari setiap unit penangkapan digunakan untuk menganalisis perkembangan produksi secara deskriptif, disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Perkembangan produksi dianalisa secara deskriptif kemudian dibandingkan tiap hasil tangkapan kapal satu dengan kapal yang lain. Dalam penghitungan produktivitas kapal penangkap ikan sebagaimana dimaksud ditetapkan per Gross Tonnage (GT) per tahun berdasarkan perhitungan jumlah hasil tangkapan ikan perkapal dalam 1 (satu) tahun dibagi besarnya GT kapal yang bersangkutan, menurut Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 61/KEPMEN-KP/2014, produktivitas dinilai dengan formula: HASIL DAN PEMBAHASAN Unit kapal penangkapan tuna hand line di Kelurahan Mawali, Kecamatan Lembeh Utara, Kota Bitung berjumlah 20 unit dan untuk sampel pengamatan serta penelitian ini menggunakan 12 kapal tuna hand line saja dengan ukuran utama kapal sebagaimana disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Daftar Kapal Hand Line Kelurahan Mawali, Kecamatan Lembeh Utara. No NAMA KAPAL GT Ukuran kapal L (m) B (m) D (m) Kekuatan Mesin (PK) 1 KM. BURUNG LAUT - 01 6 11,00 3,30 1,05 60 2 KM. BURUNG LAUT - 02 6 11,60 3,00 1,10 90 3 KM. BURUNG LAUT - 03 6 12,00 2,90 1,10 60 4 KM. GLORY 09 6 11,90 2,95 0,95 60 5 KM. GLORY 36 6 11,90 2,90 0,95 70 6 KM. BINTANG LAUT 6 12,00 3,20 1,30 60 7 KM. MELATI 18 6 11,70 3,00 1,00 60 8 KM. MELATI 27 6 11,70 3,00 1,00 60 9 KM. MELATI 45 6 13,20 3,00 1,00 60 10 KM. MELATI 08 6 13,20 3,00 1,00 60 11 KM. SELAT LEMBEH 6 12,00 2,95 1,00 60 12 KM. YASIN 03 6 12,73 2,95 0,90 105 206 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(6): 205-211, Desember 2017

dan produktivitas hasil tangkapan kapal tuna hand line Tabel 2. Jumlah 12 kapal selama 5 tahun NO NAMA KAPAL GT PRODUKSI TUNA HAND LINE DI KELURAHAN MAWALI TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 1 KM. BURUNG LAUT - 01 6 22 4661 22 10033 16 6239 15 8120 13 5945 2 KM. BURUNG LAUT - 02 6 21 6294 21 6294 13 3240 20 10260 11 6000 3 KM. BURUNG LAUT - 03 6 18 6835 18 8014 24 13028 20 12256 10 6635 4 KM. GLORY 09 6 12 3135 12 3835 17 9574 17 6340 17 5658 5 KM. GLORY 36 6 17 3903 17 5775 22 9668 16 5122 15 5071 6 KM. BINTANG LAUT 6 20 6451 20 11293 19 10113 15 6553 9 3005 7 KM. MELATI - 18 6 12 4491 12 5316 19 10053 14 6953 13 6270 8 KM. MELATI 27 6 12 2746 12 3446 23 12448 21 9775 16 8462 9 KM. MELATI - 45 6 17 5041 17 6069 20 9889 18 5113 16 6351 10 KM. MELATI - 54 6 12 4007 12 4007 15 6194 16 4955 10 2826 11 KM. SELAT LEMBEH 6 20 4871 20 7698 18 6864 15 7070 14 7801 12 KM. YASIN - 03 6 14 2470 14 3110 15 9889 10 3694 14 4052 Jumlah Total Pertahun Jumlah Rata- rata pertahun 197 54905 197 74890 221 107199 197 86211 158 68076 16,417 4575,4 16 6241 18,417 8933,3 16,417 7184,3 13 5673 yang diperoleh setiap kapal pada tahun 2011 berkisar antara 2.470-6.835 kg, tahun 2012 berkisar antara 3.110-11.293 kg, tahun 2013 berkisar antara 3.240-13.028 kg, tahun 2014 berkisar antara 3.694-12.256 kg dan tahun 2015 produksi yang dihasilkan setiap kapal berkisar antara 2.826-8.462 kg, disajikan pada gambar 1, 2 dan 3. Gambar 1. Perkembangan produksi KM. Burung Laut 01, KM. Burung Laut 02, KM. Burung Laut 03 dan KM. Bintang Laut. Gambar 1 menunjukkan bahwa produksi KM Burung Laut 01 naik pada tahun 2012, kemudian turun pada tahun 2013, naik kembali pada tahun 2014 dan kembali turun pada tahun 2015. KM Burung Laut 02 turun pada tahun 2013 kemudian naik pada tahun 2014 dan kembali turun pada tahun 2015. KM Burung Laut 03 naik pada tahun 2012, terus naik dengan menonjol pada tahun 2013, mengalami penurunan sedikit pada tahun 2014 dan turun secara menonjol pada tahun 2015. Gambar 2 memperlihatkan bahwa ada tiga kapal yang mempunyai garis produksi dengan kecenderungan yang sama yaitu terjadi kenaikkan dan penurunan produksi dari tahun 2011 naik sampai tahun 2013 mencapai puncak dan menurun lagi sampai tahun 2015. Ketiga kapal tersebut yaitu KM. Glory 09, KM. Glory 36 dan KM. Yasin 03, sedangkan KM. Selat Lembeh menunjukkan kenaikkan produksi dari tahun ke tahun dengan cukup stabil. Gambar 3 memperlihatkan bahwa keempat kapal mempunyai kurva dengan kecenderungan yang sama dengan ketiga kapal pada Gambar 2, di mana puncak produksi terjadi pada tahun 2013 dan mengalami penurunan pada tahun 2014 berlanjut ke tahun 2015, kecuali KM Melati 45 mengalami kenaikkan produksi pada tahun 2015 dibanding tahun 2014. Gambar 2. Perkembangan produksi KM. Glory 09, KM. Glory 36, KM. Selat Lembeh dan KM. Yasin 03. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(6): 205-211, Desember 2017 207

I. Lesmana dkk. dapat dilihat pada grafik rata-rata produksi per kapal seperti pada Gambar 4. Gambar 3. Perkembangan produksi KM. Melati 18, KM. Melati 27, KM. Melati 45 dan KM. Melati 54. Dari gambar 1 sampai 3 dapat dijelaskan bahwa, secara umum produksi tuna hand line di Kelurahan Mawali mengalami kenaikkan produksi dari tahun 2011 sampai ke tahun 2013 yang merupakan puncak produksi dan selanjutnya mengalami penurunan dari tahun 2013 sampai tahun 2015. Penurunan ini terutama terjadi karena adanya kebijakan pemerintah untuk mengurangi tenaga kerja asing di bidang usaha perikanan khususnya di bidang perikanan tangkap. Hal ini Gambar 4. Perkembangan produksi rata-rata per kapal. Produktivitas Kapal : Produktivitas kapal penangkap per tahun dihitung berdasarkan pembagian antara jumlah hasil tangkapan ikan perkapal dalam 1 (satu) tahun dengan besarnya GT kapal tersebut, selanjutnya disajikan pada tabel 3. Tabel 3. Produktivitas setiap kapal dari tahun 2011-2015 No NAMA KAPAL Produktivitas tuna hand line di kelurahan mawali (kg) 2011 2012 2013 2014 2015 1 KM. BURUNG LAUT - 01 776.83 1,672.17 1,039.83 1,353.33 990.83 2 KM. BURUNG LAUT - 02 1,049.00 1,049.00 540.00 1,710.00 1,000.00 3 KM. BURUNG LAUT - 03 1,139.17 1,335.67 2,171.33 2,042.67 1,105.83 4 KM. GLORY - 09 522.50 639.17 1,595.67 1,056.67 943.00 5 KM. GLORY - 36 650.50 962.50 1,611.33 853.67 845.17 6 KM. BINTANG LAUT 1,075.17 1,882.17 1,685.50 1,092.17 500.83 7 KM. MELATI - 18 748.50 886.00 1,675.50 1,158.83 1,045.00 8 KM. MELATI - 27 457.67 574.33 2,074.67 1,629.17 1,410.33 9 KM. MELATI - 45 840.17 1,011.50 1,648.17 852.17 1,058.50 10 KM. MELATI - 54 667.83 667.83 1,032.33 825.83 471.00 11 KM. SELAT LEMBEH 811.83 1,283.00 1,144.00 1,178.33 1,300.17 12 KM. YASIN - 03 411.67 518.33 1,648.17 615.67 675.33 Jumlah Per Tahun Jumlah Rata-rata tahun 9150,8 12482 17867 14369 11346 762,57 1040,2 1488,9 1197 945,5 Gambar 5 menunjukkan bahwa Produktivitas KM Burung Laut 01 naik pada tahun 2012, kemudian turun pada tahun 2013, naik terus pada tahun 2014 dan kembali turun pada tahun 2015. Produktivitas KM Burung Laut 02 turun pada tahun 2013, kemudian naik pada tahun 2014 dan kembali turun pada tahun 2015. Gambar 6 menunjukkan Produktivitas dari ketiga kapal KM Glory 09, KM Glory 36 dan KM Yasin 03 mempunyai kecenderungan yang sama yaitu Produktivitas naik pada tahun 2012 dan terus naik secara menonjol pada tahun 2013, kemudian menurun drastis pada tahun 2014 dan stabil pada tahun 2015. Produktivitas KM Selat Lembeh naik pada tahun 2012 menurun pada 208 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(6): 205-211, Desember 2017

dan produktivitas hasil tangkapan kapal tuna hand line tahun 2013 dan naik dengan perlahan sampai tahun 2015. Gambar 7 menunjukkan kecenderungan perkembangan Produktivitas yang hampir sama pada keempat kapal yaitu Produktivitas naik sedikit pada tahun 2012 kemudian naik secara menonjol pada tahun 2013 kemudian menurun sampai pada tahun 2015, kecuali KM Melati 45 yang mengalami kenaikkan pada tahun 2015. Produktivitas yang tinggi antara tahun 2013-2015 tercatat secara berurutan pada KM Melati 27, berikutnya KM Melati 18, berikut KM Melati 45 dan yang terendah pada KM Melati 54. Produktivitas rata-rata setiap kapal tuna hand line setiap tahun disajikan pada Tabel 4. Burung 02, KM. Glory 09, KM. Glory 36, KM. Melati 18, KM. Melati 45, KM. Melati 54, KM. Selat Lembeh, KM. Yasin. Gambar 5. Perkembangan produktivitas KM. Burung Laut 01, KM. Burung Laut 02, KM. Burung Laut 03 dan KM. Bintang Laut. Tabel 4. Produktivitas rata-rata (kg/gt) Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Produktivitas (kg/gt) 762.57 1,040.14 1,488.88 1,197.38 945.50 Nilai Produktivitas masing-masing kapal setiap tahun dikemukakan pada Tabel 4, menjadi dasar untuk pengelompokkan kapal dengan nilai Produktivitas di bawah rata-rata dan di atas ratarata disajikan pada Tabel 4 sesuai dengan Kepmen KP No.61 tahun 2014 untuk alat tangkap pancing tuna hand line (pancing ulur) sebesar 1,75 dalam satuan ton atau 1.750 dalam satuan Kg untuk membandingkan tingkat produktivitas hasil tangkapan hand line, dan pengelompokannya dibagi pada 2 tabel yang berbeda yang mana kolom pertama yang diatas baik serta kolom kedua menggambarkan dibawah standar untuk kapal dengan ukuran 6 GT. Perkembangan nilai rata- rata tersebut dapat dilihat pada grafik produksivitas per kapal pada Gambar 8. Dari pengamatan dari tabel 5 dapat diperoleh nama- nama kapal yang mendapatkan produktivitas diatas standar ada tiga (3) yaitu KM. Burung 03, KM. Bintang Laut, KM. Melati 27 dan sesuai standar Kepmen KP No.61 tahun 2014 untuk alat tangkap pancing hand line (pancing ulur) sebesar 1,75, dan ada sembilan (9) buah kapal yang mempunyai hasil produktivitas dibawah standar yaitu, KM. Burung 01, KM. Gambar 6. Perkembangan produktivitas KM. Glory 09, KM. Glory 36, KM. Selat Lembeh dan KM. Yasin 03. Gambar 7. Perkembangan produktivitas KM. Melati 18, KM. Melati 27, KM. Melati 45 dan KM. Melati 54. Gambar 8. Perkembangan nilai rata- rata Produktivitas Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(6): 205-211, Desember 2017 209

Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(6): 205-211, Desember 2017 ISSN 2337-4306 Tabel 5. Nilai Produktivitas setiap kapal setiap tahun. TAHUN NO NAMA KAPAL 2011 2012 2013 2014 2015 Ton Ton Ton Ton Ton 1 KM. BURUNG LAUT - 01 0,78 1,67 1,04 1,35 0,99 2 KM. BURUNG LAUT - 02 1,05 1,05 0,54 1,71 1,00 3 KM. BURUNG LAUT - 03 1,14 1,34 2,17 2,04 1,11 4 KM. GLORY - 09 0,52 0,64 1,60 1,06 0,94 5 KM. GLORY - 36 0,65 0,96 1,61 0,85 0,85 6 KM. BINTANG LAUT 1,08 1,88 1,69 1,09 0,50 7 KM. MELATI - 18 0,75 0,89 1,68 1,16 1,05 8 KM. MELATI - 27 0,46 0,57 2,07 1,63 1,41 9 KM. MELATI - 45 0,84 1,01 1,65 0,85 1,06 10 KM. MELATI - 54 0,67 0,67 1,03 0,83 0,47 11 KM. SELAT LEMBEH 0,81 1,28 1,14 1,18 1,30 12 KM. YASIN - 03 0,41 0,52 1,65 0,62 0,68 Jumlah Per Tahun 9150,8 12482 17867 14369 11346 Jumlah Rata-rata tahun 762,57 1040,2 1488,9 1197 945,5 KESIMPULAN DAN SARAN Secara umum produksi kapal tuna hand line yang berpangkalan di Kelurahan Mawali mengalami kenaikkan produksi dari tahun 2011 sampai ke tahun 2013 yang merupakan puncak produksi dan selanjutnya mengalami penurunan dari tahun 2013 sampai tahun 2015. Penurunan ini terutama terjadi karena adanya kebijakan pemerintah untuk mengurangi tenaga kerja asing di bidang usaha perikanan, khususnya di bidang perikanan tangkap. Perkembangan produksi per trip dan GT walaupun berfluktuas, namun secara umum dapat dikatakan bahwa produksi dari setiap kapal menunujukkan kecenderungan untuk naik dari tahun ke tahun. Secara umum Produktivitas tuna hand line di Kelurahan Mawali mengalami kenaikkan dari tahun 2011 sampai ke tahun 2013 yang merupakan puncak produksi dan selanjutnya mengalami penurunan dari tahun 2013 sampai tahun 2015. Kapal tuna hand line yang nilai Produktivitas diatas rata-rata selama 4-5 tahun) ada tiga (3) yaitu KM. Burung 03, KM. Bintang Laut, KM. Melati 27 dan sesuai standar Kepmen KP No.61 tahun 2014 untuk alat tangkap pancing hand line (pancing ulur) sebesar 1,75, dan ada sembilan (9) buah kapal yang mempunyai hasil produktivitas dibawah standar yaitu, KM. Burung 01, KM. Burung 02, KM. Glory 09, KM. Glory 36, KM. Melati 18, KM. Melati 45, KM. Melati 54, KM. Selat Lembeh, KM. Yasin. Saran Perlu ada penelitian lanjutan sehubungan dengan Produktivitas kapal hand line untuk dapat dinilai kelayakan usahanya. Penelitian ini masih harus dilanjutkan dengan runtun waktu yang lebih panjang untuk memperoleh hasil yang lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 1992. Pedoman teknis peningkatan produksi dan efisiensi penangkapan ikan pelagis melalui penerapan teknologi rumpon. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Jakarta Anonimous, 2011. Perikanan tuna. Panduan penangkapan dan penanganan. World Wildlife Fun. Ayodhyoa, A. U., 1981. Metode penangkapan ikan. Yayasan Dewi Sri, Bogor. Baskoro, M.S dan A. Effendi, 2005. Tingkah laku ikan hubungannya dengan metode pengoperasian alat tangkap ikan. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Da i, M., 2013. Daerah Penangkapan Tuna Hand Liners yang Mendaratkan Tangkapannya di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung Provinsi Sulawesi Utara. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Sam Ratulangi Manado.Skripsi dalam bidang Penangkapan Ikan. 210

dan produktivitas hasil tangkapan kapal tuna hand line Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 61/KEPMEN-KP/2014 tentang Produktivitas Kapal Penangkapan Ikan Labaro, I., 2008. Pengaruh larutan minyak cumi (Chisabu) terhadap hasil tangkapan pancing ulur tuna di Perairan sekitar pulau Batang Dua. Prosiding Konferensi Nasional Pesisir dan Lautan, pp. Vol. 782-790 Martasuganda, S., 2008. Rumah pondok ikan. Departemen Pamanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Nontji, A., 2002. Laut nusantara. Penerbit Jembatan, Jakarta. Prastowo, A., 2011. Metode penelitian kualitatif dalam perspektif rancangan penelitian /Andi Prastowo- Yogjakarta : Ar-Ruzz Media. Saifuddin Azwar, 2004. Metode Penelitian, Cetakan V, Pustaka Pelajar, Yogyakarta Setyorini, Agus Suherman dan Imam Triarso, 2009. Analisis Perbandingan Produktivitas Usaha Penangkapan Ikan Rawai Dasar (Bottom Set Long Line) Dan Cantrang (Boat Seine) Di Juwana Kabupaten Pati. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(6): 205-211, Desember 2017 211