PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 34 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG Luchsyah Asdianti 1, Mukhni 2

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Untuk Mendaftar Wisuda. Oleh: ELPI JULIANTI NPM

Ilham Ilahi 1. Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bung Hatta

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 KABUPATEN TEBO


Monica Mayang Sari 1, Khairudin 1, Fazri Zuzano 1,

Getting Answers techniques is better than students who learn with conventional learning at VIII class SMPN 1 Sungayang.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Bung Hatta

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII SMP KARTIKA 1-7 PADANG

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 3 PARIAMAN ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE STUDY GROUP DISERTAI KUIS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 33 PADANG

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Questions Students Have Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VII SMP Pertiwi I Padang

PENGARUH PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 12 PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION

PENERAPAN STRATEGI PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN PEMBELAJARAN INOVATIF TEKNIK GALLERY WALK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 X KOTO DIATAS Lucia Cipta Agustin 1,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 2 LUHAK NAN DUO

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

Pengaruh Penerapan Strategi Belajar Aktif Tipe Index Card Match

Nofa & Rahmi p-issn: ; e-issn: Mutiara Nofa Nst 1 dan Rahmi 2. Padang, Sumatera Barat, Indonesia

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TIPE PROBLEM CENTERED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 PADANG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 30 PADANG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MURDER YANG DIKOLABORASIKAN DENGAN MAKE A MATCH

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELASVIII SMPN 3 PARIAMAN ABSTRACT

Key words: Circle The Sage, The Students Mathematics Learning Outcomes

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE CLASS CONCERN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 3 KECAMATAN HARAU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

PENERAPAN PEMBERIAN KUIS DIIRINGI DENGAN REWARD SEBAGAI TINDAK LANJUT PEKERJAAN RUMAH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 23 PADANG

Andre Yohendra Pendidikan Teknik Informatika Komputer Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PADA MATERI KESEBANGUNAN MELALUI PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE NUMBERED HEADS DISERTAI LKS.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABORATORIUM UNP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 PARIAMAN

Key Word : learning activity, math concept comprehension, and PQ4R.

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING CELL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMPN 3 PADANG

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor, Pemahaman Konsep

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE JEOPARDY REVIEW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7 KERINCI TAHUN PELAJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

PENGARUH PENERAPAN STATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERTUKAR PASANGAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 1 PERANAP

Keywords: Problem Based Learning, Technique Business of Beresiko, Mathematics Learning Outcome

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP PEMEHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 17 PADANG

PENERAPAN PEMBELAJARAN INOVATIF DEEP DIALOGUE/CRITICAL THINKING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI.IPA SMAN 1 HULU KUANTAN

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SAWAHLUNTO

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERTUKAR PASANGAN DISERTAI KUIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI MIA SMAN 4 PADANG

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE

PENERAPAN TEKNIK ONE TO ONE DISERTAI SPEED TEST TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTsN VI PADANG ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD SABBIHISMA 01 PADANG

ABSTRACT. Keywords: Comprehension Math Concept, Technigue Berkirim Salam dan Soal, Quiz.

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BELAJAR BERAWAL DARI PERTANYAAN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE MEANS-ENDS ANALYSIS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 12 PADANG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING

Oleh. Rengga Suci Anita Putri * ), Rina Febriana** )

JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I) LIRA JUNITA NIM

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

ABSTRACK. > then reject H 0 so it can be concluded understanding of mathematical concepts by

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENGARUH TEKNIK CAWAN IKAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BAYANG

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK ONE TO ONE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG. Oleh ABSTRACT

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Universitas Negeri Padang

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAI TEKNIK TINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

Elsa Camelia 1, Edrizon 1

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta.

Oleh: Sesna Fitri*), Rahmi**), Zulfitri Aima**)

Key words: Practice-Rehearsal Pairs, comprehension of mathematical concept

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 23 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MENGGUNAKAN TEKNIK BISNIS BERISIKO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 20 PADANG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE FIRING LINE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIIISMPN17 PADANG

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE DENGAN MENGGUNAKAN LKS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LUBUK SIKAPING

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE

Keywords: Peer Lesson, Activity, Concept Understanding

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK ONE TO ONE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 4 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE AND REVIEW (SQ3R) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMK KARTIKA 1-2 PADANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP N 2 JUNJUNG SIRIH KABUPATEN SOLOK Riska Kenedy 1, Zulfa Amrina 1, Puspa Amelia 1 1 Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail: riskakenedy01@gmail.com Abstract One of factor that led many students of class VII in SMP N 2 Junjung Sirih Kabupaten Solok under the Completeness Minimum Criteria (KKM) is the lack of understanding of mathematical concepts. To solve this problem, an effort that can be done is to apply the learning model inquiry with approach of realistic mathematic education. The purpose of this study was to determine the development of student mathematical concepts by applying mathematical model inquiry with approach of realistic mathematic education learning is better than learning outcomes of students who apply mathematics learning in mathematics learning usual class VII in SMP N 2 Junjung Sirih Kabupaten Solok. This study is experimental. The population is a class SMP N 2 Junjung Sirih Kabupaten Solok in the academic year 2014/2015 which consists of two classes. The sample was drawn using random sampling techniques, class VII 1 was selected as the control class and the class VII 4 as the experimental class. Formula used to determine the hypothesis t. After data processing, the data obtained is and t table = 1.684 at the 95% level confidence, so that t hitung > t table. This the hypothesis is accepted, so it can be concluded that the mathematical concepts of students who apply mathematical models inquiry with approach of realistic mathematic education learning is better than learning outcomes of students who apply mathematics learning in mathematics learning usual class VII in SMP N 2 Junjung Sirih Kabupaten Solok. Key Words: model inquiry learning, approach of realistic mathematic education, mathematical concepts of students. Pendahuluan Matematika merupakan salah satu pengetahuan dasar yang penting untuk perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi, yang berguna bagi kemajuan bangsa. Pendidikan matematika bertujuan untuk mencerdaskan, memperluas pengetahuan, serta pengalaman dan wawasan manusia. Layaknya sebuah pendidikan, pendidikan matematika merupakan suatu proses yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang bermuara pada tujuan tertentu. Oleh sebab itu, mutu pengajaran matematika terus dibenahi oleh pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional seperti: penyempurnaan kurikulum, peningkatan kualitas guru matematika serta melengkapi 1

sarana dan prasarana. Selain pemerintah, guru sebagai pengajar juga melakukan usaha seperti: penerapan pendekatan, strategi, metode atau model pembelajaran dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi peneliti di kelas VII SMP N 2 Junjung Sirih Kabupaten Solok pada tanggal 12, 13, dan 17 Januari 2015. Pembelajaran matematika masih di dominasi oleh guru. Misalnya pada awal pembelajaran guru yang berbicara, memberikan materi dan contohcontoh soal, dan menyuruh siswa mengerjakan latihan. Sementara kegiatan siswa dalam pembelajaran adalah mendengarkan dan mencatat materi yang diberikan guru. Namun, sebagian dari siswa tidak memiliki keinginan untuk mengikuti pembelajaran, mereka sibuk dengan teman sebangkunya, ada yang melamun, dan ada yang pergi keluar ruangan tanpa sepengetahuan gurunya. Dalam proses pembelajaran tidak terlihat suasana interaktif antara guru dan siswa, karena pembelajaran yang diberikan guru kurang menarik, dan membuat proses pembelajaran menjadi tidak menyenangkan bagi siswa dan tidak dapat menimbulkan rasa keingintahuan siswa, hal tersebut menyebabkan siswa tidak mampu memahami materi apa yang disampaikan oleh guru. Selain observasi, juga dilakukan wawancara dengan beberapa siswa kelas VII SMPN 2 Junjung Sirih Kabupaten Solok terungkap bahwa pada saat menyelesaikan soal matematika siswa sulit untuk memahami maksud soal dan kurang mengerti cara mengerjakan soal yang diberikan, mereka juga mengungkapkan bahwa kesulitan mengerjakan soal apabila soal yang diberikan berbeda dengan contoh soal yang diberikan guru. Mereka tidak dapat menyebutkan dan menerapkan konsep secara benar dan tepat. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan model, metode dan pendekatan pembelajaran yang tepat. Salah satu alternatif yang di anggap cocok dalam menghadapi kondisi pembelajaran matematika seperti yang telah diuraikan di atas adalah menggunakan model pembelajaran Inquiry dengan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME). Model pembelajaran inquiry adalah salah satu model yang dapat mendorong siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Kunandar dalam Shoimin (2013:85) menyatakan bahwa pembelajaran inquiry adalah kegiatan pembelajaran di mana siswa didorong untuk belajar melalui keikutsertaan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan prinsipprinsip untuk diri mereka sendiri. Rangakaian kegiatan pembelajaran inquiry 2

menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analisis untuk menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Langkah-langkah model pembelajaran inquiry dalam Suyadi (2013:123) adalah sebagai berikut: 1. Orientasi 2. Merumuskan masalah 3. Merumuskan hipotesis 4. Mengumpulkan data 5. Menguji hipotesis 6. Merumuskan kesimpulan Pendekatan Realistic Mathematic Education adalah suatu teori pembelajaran matematika yang dikembangkan di Belanda sejak tahun 1970 oleh Hans Freudenthal. Berdasarkan pandangan Hans Freudenthal bahwa matematika merupakan kegiatan manusia yang lebih menekankan aktifitas manusia untuk mencari, menemukan, dan membangun sendiri pengetahuan yang diperlukan sehingga pembelajaran menjadi terpusat pada siswa (Soedjadi, 2004). Treffers dalam Wijaya (2012:21) menjelaskan lima karakteristik pendidikan matematika realistik, yaitu: 1. Penggunaan konteks Konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika. 2. Pengunaan model untuk matematisasi progresif Pengunaan model berguna sebagai jembatan pengetahuan matematika tingkat konkrit menuju pengetahuan matematika tingkat formal. 3. Pemanfaatan hasil konstruksi siswa Pada karakteristik ke-tiga ini siswa diberikan kebebasan untuk mengembangkan cara pemecahan masalah sehingga diharapkan akan diperoleh strategi yang berfariasi. Hasil kerja dan konstruksi siswa selanjutnya di gunakan untuk landasan pengembangan konsep matematika. 4. Interaktif Proses belajar manusia bukan hanya suatu proses individu melainkan juga secara bersamaan merupakan proses sosial. Proses belajar siswa akan menjadi lebih singkat dan bermakna ketika siswa saling mengkomunikasikan hasil kerja dang gagasan mereka. 5. Keterkaitan Pendidikan realistik matematika menempatkan keterkaitan antar konsep matematika sebagai hal yang harus dipertimbangkan dalam proses belajar mengajar. Langkah-langkah baru yang berkesuaian dengan model pembelajaran inquiry dengan pendekatam RME, yaitu : 1. Tahap Orientasi a. Mengorientasikan pembelajaran yaitu membina atau membentuk suasana pembelajaran yang responsif. b. Memberikan motivasi untuk dapat terlibat aktif dalam pembelajaran c. Membagi kelompok dan lembaran soal 2. Penggunaan konteks Memberikan masalah kontekstual kepada siswa, masalah kontekstual yang dimaksud adalah berupa masalah yang diberikan dalam bentuk lembaran soal, dimana soal yang diberikan berkaitan dengan permasalahan sehari- 3

hari yang mudah di pahami dan dapat dibayangkan oleh siswa. 3. Merumuskan masalah a. Siswa membaca dan memahami baik-baik soal yang telah diberikan, dan tau arah pertanyaan soal yang diberikan. b. Setelah itu guru mulai menciptakan suasana yang interaktif dengan tujuan memancing pola pikir siswa dalam memecahkan masalah atau soal. 4. Penggunaan model untuk matematisasi progresif Merupakan karakteristik dalam pendekatan RME yang berupa tahapan proses transisi level informal menuju level matematika formal. Tahapan ini mencakup tahapan merumuskan hipotesis dan mengumpulkan data. 5. Merumuskan hipotesis Siswa diarahkan untuk merumuskan hipotesis atau perkiraan yang merupakan jawaban dari permasalahan atau soal, disini siswa dibimbing oleh guru untuk memunculkan model matematika yang dikembangkan oleh siswa secara mandiri dengan menyelesaikan soal atau permasalahan yang diberikan. Peranan guru pada tahap ini adalah membantu siswa dengan pertanyaan-pertanyaan pancingan. 6. Mengumpulkan data Siswa mulai mengumpulkan data dan informasi yang ada dari permasalahan atau soal yang ada. 7. Menguji hipotesis dan pemanfaatan hasil konstruksi siswa Ditahap ini dilihat kebenaran hipotesis yang dirumuskan di awal. Siswa menentukan jawaban yang benar sesuai dengan data atau informasi yang diterima berdasarkan pengumpulan data. 8. Interaktivitas Pada tahap ini siswa mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan didepan kelas. 9. Merumuskan kesimpulan dan keterkaitan Memberikan arahan kepada kelas untuk mampu merumuskan kesimpulan. Untuk melihat perkembangan kemampuan pemahaman konsep siswa maka guru memberikan kuis kepada siswa. Berdasarkan langkah-langkah yang telah disusun di atas maka model pembelajaran inquiry dengan pendekatan realistic mathematic education dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa. Konsep menurut Shadiq (2009:4) adalah suatu pikiran abstrak yang 4

memungkinkan seseorang untuk mengklasifikasi suatu objek dan menerangkan apakah objek tersebut merupakan contoh atau bukan contoh dari ide abstrak tersebut. Secera singkat dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep matematika adalah penyerapan arti suatu materi/konsep matematika sehingga dapat menggolongkan sekumpulan objek yang mempunyai atribut yang sama. Dalam hal itu, pada penjelasan teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506/C/Kep/PP/2004 tanggal 11 november 2004 (dalam Shadiq 2009:13) indikator siswa memahami konsep matematika adalah mampu : 1. Menerangkankan ulang sebuah konsep 2. Mengklasifikasi objek menurut kelompok sifat-sifat tertentu sesuai denngan konsepnya 3. Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep 4. Membuatkan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis 5. Memperluas syarat perlu atau syarat cukup dalam suatu konsep 6. Mengunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu dengan tepat 7. Menggunakan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk melihat kemampuan pemahaman konsep matematis siswa melalui model pembelajaran Inquiry dengan pendekatan Realistic Mathematic Education lebih baik dari pemahaman konsep siswa menggunakan pembelajaran biasa pada siswa kelas VII SMP N 2 Junjung Sirih Kabupaten Solok. Metodologi Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian maka jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Sukardi (2007:16) mengemukakan bahwa metode eksperimen adalah metode yang membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi dua grup, yaitu grup treatment atau yang memperoleh perlakuan dan grup kontrol yang tidak memperoleh perlakuan. Berdasarkan jenis penelitian di atas maka populasi yang diambil adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 2 Junjung Sirih Kabupaten Solok dan sampelnya diambil secara Random Sampling sehingga didapatkan kelas VII 1 sebagai kelas kontrol dan kelas VII 2 sebagai kelas eksperimen. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah: 1. Perkembangan Pemahaman Konsep Matematis Perkembangan pemahaman konsep matematis siswa dilihat dari kuis yang dilaksanakan setiap akhir pertemuan. Analisis dilakukan untuk melihat bagaimana perkembangan pemahaman konsep matematis siswa pada setiap kuis berdasarkan skala indikator pemahaman konsep di setiap 5

pertemuan dan persentase ketuntasan kuis di setiap pertemuan. Meningkatnya persentase siswa pada setiap kuis berdasarkan skala indikator pemahaman konsep di setiap pertemuan dan persentase ketuntasan kuis akan diperoleh perkembangan pemahaman konsep matematis siswa yang lebih baik. Untuk melihat perolehan persentase skala pada tiap indikator digunakan rumus sebagai berikut: d. Uji hipotesis dilakukan jika sampel berdistribusi normal dan variansi homogen maka dilakukan uji statistik yang dikemukakan oleh sudjana (2005:239) sebagai berikut: dengan. 2. Pemahaman konsep hasil tes akhir Analisa data tes akhir berupa pemahaman konsep bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang akan diajukan diterima atau ditolak. Untuk menganalisa data ini peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mentukan rata-rata belajar masingmasing kelompok, simpangan baku (S) dan b. Melakukan uji normalitas terhadap masing-masing kelompok data dengan menggunakan uji Liliefors. c. Melakukan uji homogenitas variansi, bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok sampel mempunyai variansi yang homogen atau tidak. keterangan: = nilai rata-rata kelompok eksperimen = nilai rata-rata kelompok kontrol = jumlah siswa kelompok ekperimen = jumlah siswa kelompok kontrol s₁²= variansi hasil belajar kelompok eksperimen s₂² = variansi hasil belajar kelompok kontrol kriteria pengujian: terima jika atau, dengan selain itu ditolak. Jenis data dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Data kuantitatif dalam penelitian ini yaitu hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP N 6

2 Junjung Sirih Kabupaten Solok Tahun Pelajaran 2014/2015 yang diperoleh setelah melakukan eksperimen. Hasil Dan Pembahasan Perkembangan pemahaman konsep matematis siswa setiap kali pertemuan dapat dilihat dari persentase siswa yang tuntas dalam menjawab kuis tiap pertemuan. Persentase siswa tuntas dan tidak tuntas berdasarkan nilai kuis berikut: Tabel 1: Jumlah Persentase Siswa Yang Tuntas Dan Tidak Tuntas Berdasarkan Nilai Ratarata Siswa yang tuntas Siswa yang tidak tuntas Tabel 2: Persentase Siswa Berdasarkan Skala Dan Indikator Pada Pemahaman Konsep Matematis Indikator A S 1 2 3 4 5 3 65 60 - - 65 2 15 5 - - 5 1 15 20 - - 15 0 5 15 - - 15 3 55 60-70 - 2 20 10-15 - Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1 75 13 65 7 35 2 73,33 13 65 7 35 3 78,33 14 70 6 30 4 80 16 80 4 20 5 76,67 14 70 6 30 B C 1 20 15-0 - 0 15 15-15 - 3 60 70 70 75 70 2 15 10 10 5 15 1 10 5 5 5 0 0 15 15 15 15 15 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kemampuan pemahaman konsep siswa pada tiap kuisnya sudah baik, karena jumlah siswa yang tuntas lebih banyak dibandingkan siswa yang belum tuntas. Berikut dapat dilihat persentase perkembangan pemahaman konsep siswa berdasarkan skala tiap indikator pada masing-masing kuis: berikut: Hasil tes akhir dapat dilihat pada Tabel 3: Persentase Ketuntasan Siswa Berdasarkan Nilai Hasil Tes Akhir Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas n nilai maks nilai min rata rata persentase ketuntasan Eksperimen 20 95,83 0 62,92 35 Kontrol 20 83,33 0 52,08 15 7

VII SMP N 2 Junjung Sirih Kabupaten Solok. Dapat dilihat bahwa persentase siswa yang tuntas pada kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran inquiry dengan pendekatan RME lebih tinggi dibandingkan persentase ketuntasan pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa model yang diterapkan pada kelas eksperimen memberi pengaruh cukup baik terhadap pemahaman konsep matematis siswa yang berdampak pada nilai rata-rata dan persentase ketuntasan siswa. Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perkembangan pemahaman konsep matematis siswa selama diterapkan model pembelajaran inquiry dengan pendekatan realistic mathematic education cenderung menunjukkan peningkatan disetiap pertemuan yang dilihat dari persentase ketuntasan kuis tiap pertemuan pada siwa kelas VII SMP N 2 Junjung Sirih Kabupaten Solok. 2. Pemahaman konsep matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran inquiry dengan pendekatan RME lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan pembelajaran biasa dalam pembelajaran pada siswa kelas Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Muliyardi. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika. Padang: UNP Press. Shadiq, Fadjar. 2009. Diklat Guru Pengembang Matematika SMK Jenjang Lanjut Tahun 2009 Tujuan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Depdiknas. Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media. Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung:PT Remaja Qosdakarya. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan matematika Realistik: Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu. 8