BAB 1 PENDAHULUAN. berlandasan pada Al-Qur an dan Hadist Nabi SAW. Atau dapat disimpulkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga intermediasi keuangan yang menjadi pilar

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan banyaknya pendirian bank-bank. Baik itu bank milik pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi

: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. : I Made Paramartha NIM :

BAB I PENDAHULUAN. faktor RGEC (Risk profile, Good Corporate Governance, Earnigs, Capital).

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perekonomian. Kemajuan perekonomian nasional dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

1. Penilaian tingkat kesehatan bank dilihat dari faktor Risk Profile pada periode 2013 menunjukkan Bank Syariah Mandiri masuk kategori sangat sehat,

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. sehingga akan mendorong kepercayaan nasabah (stakeholder) yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap Bank. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan operasional taktis stratejik manajerial, alat prediksi kinerja

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam berbagai alternatif investasi.

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS DAN RGEC PADA PT. BANK XXX PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam kemajuan perekonomian suatu negara. Perbankan adalah lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya nilai tukar rupiah yang terus berubah-ubah menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia terhadap struktur ekonomi dan moneter dalam negeri sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara bahkan dunia. dana tersebut ke masyarakat serta memberi jasa-jasa bank lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomis di masa depan dan lain-lain (Suhardito et al, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nama : Deni Aulia NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Analisis. tingkat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan sebagai salah satu lembaga intermediasi memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara piha

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung hingga tahun 2004 yang dicerminkan oleh return on asset (ROA)

BAB I PENDAHULUAN. Perlu diketahui bahwa penilaian tingkat kesehatan bank pada industri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambahnya jumlah bank yang berada di Indonesia, persaingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Didalam memajukan perekonomian negara, dunia perbankan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. layanan yang sifatnya memberi kemudahan dan kepuasan nasabah.

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

AKUNTABEL 15 (1),

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB I PENDAHULUAN. jasa bank lainnya (Kasmir, 2015). Menurut Peraturan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan telah menjadi ujung tombak

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai intermediary institution yaitu lembaga keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan (financial intermediary) yaitu menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Pada Desember

Tessa Aulia Rahman Nengah Sudjana Zahroh ZA Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT ABSTRAK

Nama : Uthary Maladhika NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Budiasih, SE., MMSI

Fitrawati Muhammad Saifi Zahroh Z. A. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT ABSTRAK

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS. Saham merupakan surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan individu

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN. Alfabet, 2006, hlm 2. 1 Zainul Arifin, Dasar Dasar Manajemen Bank Syari ah, Jakarta : 2 Ibid, hlm 3.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

Tugas Manajemen Risiko NAMA KELOMPOK : 1. Aditya Bangun Subagja Heru Setyawan Ella Rizky Aisah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

BAB II LANDASAN TEORI

RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNING, CAPITAL (RGEC) METHOD SEBAGAI INSTRUMEN PENGUKUR TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai penggerak perekonomian dalam suatu negara. Menurut Undang-

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PADA BANK UMUM BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan sebagai bagian dari perekonomian, memiliki peranan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh. masyarakat dan negara kita adalah mencapai keadilan dan kemakmuran

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia (API), untuk menghadirkan alternatif jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia. Secara bersamasama, sistem perbankan syariah dan perbankan konvensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor- sektor perekonomian nasional (http://www.bi.go.id). Bank syariah atau biasa dikenal dengan bank islam mempunyai system operasi di mana bank tersebut tidak mengandalkan pada bunga. Bank islam atau biasanya disebut bank tanpa bunga ini, bias juga dikatakan sebagai lembaga bank keuangan atau perbankan yang system operasional dan produknya dikembangkan berlandasan pada Al-Qur an dan Hadist Nabi SAW. Atau dapat disimpulkan dengan kata lain, Bank islam atau Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa jasa lainnya dalam aktivitas pembayaran serta pengoprasiannya disesuaikan dengan prinsip syariah islam. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia dipengaruhi karena bank syariah dalam menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Salah satu prinsip syariah adalah menerapkan prinsip bagi hasil yang bebas dari riba (bunga). Dalam perspektif islam melarang keberadaan bagi hasil atau riba. 1

2 Karena riba adalah suatu kegiatan yang melipat gandakan uang, padahal hal tersebut sangat dilarang oleh islam. Perkembangan ekonomi yang membawa dampak budaya bank semakin melekat dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Semua aktivitas ekonomi membutuhkan peran perbankan. Tidak hanya untuk kebutuhan transaksi, juga kebutuhan investasi. Seiring dengan bertambahnya jumlah Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, industri perbankan syariah juga mengalami peningkatan volume usaha yang cukup besar. Banyak pihak yang berkepentingan didalam penilaian kinerja pada sebuah perbankan seperti manajer, investor, pemerintah, masyarakat bisnis, maupun lembaga-lembaga yang terkait. Manajemen sangat memerlukan hasil penilaian kinerja unit bisnisnya, untuk memastikan prestasi atau ukuran keberhasilan yang telah dicapai para manajer sekaligus sebagai evaluasi penyusunan perencanaan strategi untuk masa yang akan datang. Bank sebagai lembaga yang menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah, seperti penyaluran kredit mikro untuk mendukung calon-calon wirausaha, menerima simpanan dan memberikan kredit dalam valuta asing. Kebutuhan masyarakat akan pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat, orang akan lebih memilih menyimpan dana yang mereka miliki pada bank yang dapat bertahan ditengah gejolak perekonomian yang kurang stabil. Kondisi perbankan yang dalam keadaan terpuruk, akan memiliki dampak besar terhadap perekonomian negara dan kelangsungan hidup bank karena bank merupakan jantung perekonomian serta menjadi tolak ukur kemajuan negara

3 tersebut. Kelangsungan hidup perbankan terancam tidak dapat meneruskan usahanya menurut Almilia dan Herdiningtyas (2005:5) dikarenakan semakin meningkatnya kredit bermasalah perbankan, dampak likuidasi bank-bank tanggal 1 November 1997 yang mengakibatkan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan pemerintah sehingga memicu penarikan dana secara besar-besaran, menurunnya permodalan, banyaknya bank yang tidak mampu membayar kewajibannya karena menurunnya nilai tukar rupiah, serta manajemen yang tidak profesional. Dan apabila kondisi perekonomian negara sudah terpuruk, akan berdampak pula terhadap perbankan yang masih beroperasi. Apabila hal itu terjadi, Bank Indonesia tidak mempunyai alternatif lain selain menutup usaha bank tersebut. Dengan penutupan bank, mengakibatkan jumlah bank yang beroperasi akan semakin sedikit. Penilaian kesehatan bank dapat dilaksanakan melalui analisis terhadap laporan keuangan. Menurut Riyadi (2006:169), tingkat kesehatan bank adalah penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia diatur dalam ketentuan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan Syariah. Pengukuran tingkat kesehatan bank syariah tersebut diatur dalam ketentuan Surat Edaran No. 9/24/DPbS tanggal 30 Oktober 2007, yang mengatur tentang tata cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah.

4 Sudah banyak penelitian yang digunakan untuk menilai kesehatan perbankan diantaranya penelitian Mawardi (2005) dengan judul Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Umum dengan Total Aset kurang dari 1 Triliun) menjelaskan bahwa non performing loan dan capital adequacy ratio secara signifikan berpengaruh negatif sedangkan net interest margin berpengaruh positif terhadap retun on asset. Sabir et al. (2012) menguji tingkat kesehatan bank konvensional dan bank syariah. Pada bank syariah menghasilkan capital adequacy ratio dan non performing loan tidak berpengaruh signifikan, biaya operasional terhadap pendapatan operasional berpengaruh negatif dan signifikan, serta net interest margin, financing to deposit ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap return on asset. Sedangkan pada bank konvensional capitaladequacy dan net interest margin berpengaruh positif terhadap return on asset. Sedangkan non performing loan, loan to deposit ratio dan beban operasional terhadap pendapatan operasional tidak berpengaruh terhadap return on asset. Penelitian Fathoni et al. (2012) menguji tingkat kesehatan seluruh bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010 yang menghasilkan bahwa capital adequacy, non performing loan berpengaruh terhadap return on asset, sedangkan interest rate risk, net profit margin, dan loan deposit ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Di tengah perkembangan industri perbankan yang semakin membaik, Bank Indonesia melakukan pengawasan, pembinaan, dan bimbingan. Pengawasannya

5 tersebut dinilai dengan mengeluarkan UU No. 10 tahun 1998. Di dalam UU tersebut mengatur, yang pertama Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas asset dan manajemen, likuiditas, solvabilitas, dan aspek lainnya. Yang kedua Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syari ah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank serta kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank tersebut. Yang ketiga Bank wajib mrnyampaikan kepada BI segala keterangan dan penjelasan mengenai usahanya menurut tata cara yang sudah ditetapkan oleh BI. Dan yang keempat adalah Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun setiap waktu jika diperlukaan, BI juga dapat menugaskan akuntan publik untuk melaksanakan pemeriksaan terhadap bank dan atas nama bank. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004, penilaian kesehatan dan kinerja bank dahulu menggunakan metode CAMELS (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity, dan Sensitivity to Market Risk). Namun mulai Januari 2012 Bank Indonesia mengeluarkan aturan penilaian tingkat kesehatan bank yang terbaru, tertulis dalam Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 sebagaimana telah diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, yang menggunakan pendekatan risiko (risk-based bank rating) yang meliputi penilaian terhadap risk profile (profil risiko), good corporate

6 governance (tata kelola perusahaan), earning (rentabilitas), dan capital (permodalan). Di dalam penelitian ini risk profile mengambil tiga indikator yaitu faktor risiko kredit yang diproksi dengan non performing financing,dan rasio likuiditas yang diproksi dengan menggunakan rumusfinance to deposit ratio. Sedangkan risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, dan risiko reputasi tidak digunakan karena penulis tidak memperoleh data kuantitatifnya. Faktor kedua adalah good corporate governance, merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen bank. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengevaluasi kemampuan manajerial pengurus bank dalam menjalankan usahanya terhadap prinsip-prinsip good corporate governance yakni transparency, accountability, responsibility, independency, dan fairness. Pelaksanaan prinsip good corporate governance berpedoman terhadap ketentuan Bank Indonesia yang memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha bank.tetapi didalam penelitian ini penulis tidak menggunakan karena penulis tidak memperoleh data kuantitatifnya. Faktor ketiga adalah earning (rentabilitas) meliputi evaluasi terhadap kinerja, sumber-sumber, kesinambungan dan manajemen rentabilitas. Penelitian ini menggunakan rumus net operating margin. Faktor keempat adalah capital (permodalan) meliputi evaluasi terhadap kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan. Capital adequacy ratio merupakan rasio kinerja keuangan bank yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung risiko (Kasmir, 2007:198).

7 Tujuan utama mendirikan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh keuntungan. Return on asset fokus terhadap kemampuan perusahaan mendapatkan earning dalam operasional perusahaannya dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Menurut Husnan (1998) dalam Theresia (2013) semakin besar return on asset kinerja keuangan bank juga akan semakin baik, karena tingkat kembalian semakin besar. Apabila return on asset meningkat, profitabilitas meningkat, kinerja perusahaan juga akan meningkat. Selain itu Bank Indonesia juga lebih mengutamakan penilaian besarnya return on asset terhadap perusahaan dikarenakan Bank Indonesia mengutamakan nilai aset yang dananya sebagian besar diperoleh dari dana simpanan masyarakat (Dendawijaya, 2003). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah non performing financing berpengaruh terhadap return on asset pada perbankan syariah? 2. Apakahfinance to deposit ratio berpengaruh terhadap return on asset pada perbankan syariah? 3. Apakah net operating margin berpengaruh terhadap return on assetpada perbankan syariah? 4. Apakah capital adequacy ratio berpengaruh terhadap return on assetpada perbankan syariah?

8 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji secara empiris pengaruh non performing financing terhadap return on asset pada perbankan syariah. 2. Untuk menguji secara empirispengaruh finace to deposit ratioterhadap return on asset pada perbankan syariah. 3. Untuk menguji secara empiris pengaruh net operating margin terhadap return on asset pada perbankan syariah. 4. Untuk menguji seacara empiris pengaruh capital adequacy ratio terhadap return on asset pada perbankan syariah. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pihakpihak yang berkepentingan, yaitu : 1. Kontribusi Praktis Sebagai bahan masukan dan hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi bagi sektor perbankan syariah untuk mengidentifikasi permasalahan yang akan dihadapi perusahaan lebih dini serta digunakan bagi para manajemen sebagai parameter dalam meningkatkan kinerja suatu bisnisnya di masa yang akan dating. Dengan adanya berbagai penelitian ini, diharapkan dapat memberikan tambahan keyakinan akan kegunaan hasil penelitian tersebut untuk meyajikan masukan dalam pengambilan keputusan.

9 2. Kontribusi Teoretis Sebagai bahan masukan di dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan dan pengembangan wawasan di bidang akuntansi keuangan, pengukuran kesehatan bank dengan menggunakan rasio RGEC terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. 3. Kontribusi Kebijakan Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak eksternal perusahaan seperti investor, debitur, kreditur, dan masyarakat bisnis yang memanfaatkan jasa perbankan sebagai bahan pertimbangan dalam menganalisa kinerja keuangan sebelum berinvestasi. Bagi pemerintah hasil penelitian ini dapat membantu pemerintah dalam melaksanakan kebijakan moneter. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penelitian perlu melakukan pembatasan dalam bentuk ruang lingkup penelitian adapun ruang lingkup penelitian ini adalah : 1) Penelitian ini hanya membahas tentang pengaruh tingkat kesehatan Bank Syariah terhadap kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan rasio (risk-based bank rating) sebagai alat ukurnya. 2) Perusahan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahan perbankan syariah yang terdaftar di Bank Indonesia. Perusahan yang dijadikan sampel dipilih berkaitan dengannon performing financing, finance to deposit ratio,net operating margin, dan capital adequacy ratio

10 yang dihubungkan dengan return on asset pada laporan triwulanan perbankan syariah selama periode tahun 2012 sampai dengan 2015.