BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Manfaat Penulisan Kerangka Penulisan...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan Terhadap Modal Bank. 2. Kualitas Aset (Asset) Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan Terhadap Aktiva Produktif

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BANK CENTRAL ASIA,Tbk PADA PERIODE Nama : Inggriany Wijaya NPM :

Menurut Marrie Muhamad Mantan Menteri Keuangan mengatakan bahwa ada dua pihak yang kontra-privatisasi, dan pihak yang pro-privatisasi. Pihak yang kont

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SETELAH MERGER (Studi Kasus: Bank UOB Indonesia)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB 5 PENUTUP. normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor


BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

III. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan Bank Umum Syariah yang lahir melalui proses spin off. Metode

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS)

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

ANALISIS KINERJA BANK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu dari berbagai literatur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. Nama : Sarah Natya

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

MANAJEMEN DANA UNTUK LKM OLEH :.OYONG LISA,SE.MM.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur.

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang didapatkan secara tidak langsung dari nara sumbernya, dengan runtun

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga yang mengumpulkan dana dari

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang besar terhadap perekonomian. Setiap bank memiliki cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peran Perbankan sebagai lembaga intermediasi cukup penting dalam

BAB III METODE PENELITIAN dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya pertumbuhan ekonomi suatu negara (Dietrich dkk, 2014). Dimana Bank

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA, Tbk. DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu: PT Bank Mandiri dan PT Bank Rakyat Indonesia. Analisis ini menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisisnya, dimana data yang digunakan ialah data laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laba-rugi, Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum, kualitas aktiva produktif dan lainnya tahun 2006-2010. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan Bank Mandiri dengan Bank Rakyat Indonesia dan membandingkannya dari tahun ke tahun. A. Analisis Rasio Keuangan Bank Mandiri 1. Rasio Permodalan (capital) Hasil perhitungan rasio permodalan (CAR) disajikan dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Perhitungan CAR Dalam Jutaan Rupiah Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010 Total Modal 30.576.270 30.818.838 30.143.568 33.916.722 35.028.502 ATMR 112.138.825 133.960.413 172.833.315 199.803.056 244.039.830 CAR 27,26 23 17,44 16,97% 14,35% Nilai Minimum 8% 8% 8% 8% 8% Hasil Baik Baik Baik Baik Baik Sumber : data sekunder, diolah tahun 2010 Hasil perhitungan rasio CAR atau capital adequacy ratio tahun 2006 sebesar 27,26%. Pada tahun 2007 terdapat penurunan karena 29

30 meningkatnya pembiayaan menjadi 23%. Pada tahun 2008 kembali mengalami penurunan menjadi 17,44% karena pembiayaan yang terus meningkat, sehingga ATMR atau Aktiva Tertimbang Menurut Resiko tidak meningkat sebanding dengan peningkatan Total Modal dan pada tahun 2009 kembali mengalami penurunan menjadi 16,97% sampai pada tahun 2010 aktiva tertimbang menurut resiko melambung cukup signifikan tetapi total modal hanya meningkat sedikit, ini mengakibatkan CAR pada tahun ini turun sedikit lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya menjadi 14,35%. Penurunan tersebut disebabkan oleh meningkatnya pembiayaan, sehingga berakibat pada melambungnya jumlah aktiva tertimbang menurut resiko yang tidak sebanding dengan kenaikan modal. 2. Rasio Rentabilitas (earning) a. Return On Asset (ROA) Hasil perhitungan rasio disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.2 Perhitungan ROA Dalam Jutaan Rupiah Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010 EBT 2.764.500 6.198.858 7.927.316 9.999.657 11.522.379 Total Aktiva 256.211.217 303.435.870 338.404.265 373.508.708 408.771.732 ROA 1,07 2,04 2,34 2,67% 2,81% Nilai Minimum 0,5% 0,5% 0,5% 0,5% 0,5% Hasil Baik Baik Baik Baik Baik Sumber : data sekunder, diolah tahun 2010

31 Dari perhitungan diatas maka didapat angka-angka pada tahun 2006 sebesar 1,07%. Tahun 2007 mengalami peningkatan Laba yang signifikan sehingga ROA meningkat menjadi 2,04%. Tahun 2008 kembali mengalami peningkatan laba bersih walaupun tidak sebesar tahun sebelumnya, tetapi tetap meningkatkan ROA menjadi 2,34%, tahun 2009 mengalami peningkatan lagi menjadi 2,67% dan pada tahun 2010 kembali terjadi peningkatan laba bersih (EBT) yang cukup signifikan, tetapi peningkatan total aktiva juga meningkat tajam sehingga ROA hanya meningkat sebesar 0,14% menjadi 2,81%. Pada tahun 2006 sampai 2010 selalu mengalami peningkatan ROA karena meningkatnya laba bersih lebih signifikan daripada peningkatan total aktiva yang mengakibatkan kenaikan yang cukup besar. b. Return On Equity (ROE) Hasil perhitungan disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.3 Perhitungan ROE Dalam Jutaan Rupiah Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010 EAT 2.421.405 4.346.224 5.312.821 6.724.401 8.851.051 Total Ekuitas 26.340.670 29.243.732 30.513.869 34.785.439 34.580.516 ROE 9,19 14,86 17,40 19,30% 25,50% Nilai Minimum 0,5% 0,5% 0,5% 0,5% 0,5% Hasil Baik Baik Baik Baik Baik Sumber : data sekunder, diolah tahun 2010

32 Dari perhitungan diatas maka didapat angka-angka pada tahun 2006 sebesar 9,19%. Tahun 2007 mengalami peningkatan laba bersih yang signifikan dengan peningkatan ekuitas yang tidak terlalu besar, sehingga ROE meningkat menjadi 14,86%. Tahun 2008 kembali mengalami peningkatan laba bersih sehingga ROE menjadi 17,4%, tahun 2009 mengalami peningkatan laba bersih (EAT) dengan peningkatan ekuitas yang tidak terlalu besar sehingga ROE meningkat stabil menjadi 19,3% dan pada tahun 2010 laba bersih meningkat tetapi total ekuitas menurun, sehingga ROE meningkat cukup besar menjadi 25,5%. Dari tahun 2006 hingga 2010 progres ROE Bank Mandiri selalu meningkat, hal ini dikarenakan laba bersih yang meningkat lebih signifikan dibanding peningkatan total ekuitas, bahkan dari tahun 2009 ke 2010 total ekuitas menurun sebesar Rp 204.923.000.000 sehingga ROE mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu meningkat sebesar 6,2%.

33 3. Rasio Likuiditas (liquidity) Hasil perhitungan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) disajikan dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.4 Perhitungan LDR Dalam Jutaan Rupiah Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010 Total Kredit 109.379.723 126.826.445 159.007.051 179.687.845 218.992.542 DPK 197.438.261 235.802.393 273.565.821 299.721.940 332.727.856 LDR 55,39 53,78 58,12 59,90% 65,80% Nilai Maksimum 110% 110% 110% 110% 110% Hasil Baik Baik Baik Baik Baik Sumber : data sekunder, diolah tahun 2010 Hasil perhitungan rasio LDR dimana Total Kredit dibagi DPK atau Dana Pihak Ketiga yang didapat dari hasil penjumlahan Tabungan, Giro, dan Simpanan Berjangka ini pada tahun 2006 sebesar 55,39%. Pada tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 1,61% menjadi sebesar 53,78%, penurunan ini terjadi karena menurunnya kredit sehingga peningkatan persentase total kredit lebih sedikit daripada dana pihak ketiga. Pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 4,34% menjadi sebesar 58,12%, peningkatan ini terjadi karena kredit yang diberikan lebih besar sehingga total kredit meningkat jauh daripada dana pihak ketiga. Pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 1,78%, walaupun tidak sebesar tahun sebelumnya tetapi tetap menunjukan kinerja positif karena peranan kredit yang besar dan tahun 2010 kembali mengalami peningkatan yang signifikan dengan persentase kenaikan

34 sebesar 5,90% menjadi 65,80%, peningkatan ini merupakan peningkatan yang drastis dan berarti juga mendapatkan atau menghasilkan pendapatan bunga yang lebih besar karena peranan kredit yang lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 merupakan angka tertinggi sebesar 65,80% dimana bank telah dapat atau mampu menyalurkan dana yang diinvestasikan kepadanya, artinya bank dapat memenuhi kebutuhan likuiditas yang harus segera dipenuhi dengan menghasilkan pendapatan bunga dari kredit yang diberikan. Semakin tinggi tingkat LDR nya berarti bank telah menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik, dimana Bank Indonesia menetapkan nilai maksimal rasio LDR sebesar 110%.

35 B. Analisis Rasio Keuangan Bank Rakyat Indonesia 1. Rasio Permodalan (capital) Hasil perhitungan rasio permodalan (CAR) disajikan dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.5 Perhitungan CAR Dalam Jutaan Rupiah Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010 Total Modal 14.984.871 12.267.686 19.740.376 23.422.583 30.553.024 ATMR 74.690.731 102.382.429 140.316.552 171.737.109 196.052.079 CAR 20,06% 16,86% 14,07% 13,6% 15,58% Nilai Minimum 8% 8% 8% 8% 8% Hasil Baik Baik Baik Baik Baik Sumber : data sekunder, diolah tahun 2010 Hasil perhitungan rasio CAR tahun 2006 sebesar 20,06%. Pada tahun 2007 mengalami penurunan yang cukup besar, yaitu sebesar 3,20%, penurunan ini terjadi karena dipengaruhi oleh meningkatnya pembiayaan yang besar, tetapi modal hanya meningkat sedikit, hal ini mengakibatkan CAR menurun menjadi sebesar 16,86%. Pada tahun 2008 CAR kembali mengalami penurunan yang besar tetapi tidak sebesar pada tahun sebelumnya, pada tahun ini CAR menurun sebesar 2,79% menjadi 14,07%, penurunan CAR tahun ini juga karena peningkatan pembiayaan, meningkatnya Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) yang jauh lebih besar ketimbang peningkatan Total Modal. Sedangkan pada tahun 2009 sedikit lebih baik karena hanya mengalami penurunan sebesar 0,47% jauh lebih kecil dari tahun-tahun sebelumnya, peningkatan Total

36 Modal jauh lebih besar ketimbang peningkatan ATMR pada tahun ini, dan pada tahun 2010 jauh lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya, CAR meningkat sebesar 1,98% menjadi 15,58%, Total Modal meningkat jauh lebih besar dari ATMR pada tahun ini, ini menunjukan bahwa dengan adanya kecukupan permodalan bank yang meningkat maka bank mampu menutupi penurunan aktiva sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang timbul akibat aktiva yang mengandung resiko. 2. Rasio Rentabilitas (earning) a. Return On Asset (ROA) Hasil perhitungan rasio disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.6 Perhitungan ROA Dalam Jutaan Rupiah Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010 EBT 5.906.721 7.780.074 8.823.331 9.896.769 11.670.306 Total Aktiva 154.725.486 203.603.934 246.026.225 314.745.744 395.394.177 ROA 3,81% 3,82% 3,68% 3,14% 2,95% Nilai Minimum 0,5% 0,5% 0,5% 0,5% 0,5% Hasil Baik Baik Baik Baik Baik Sumber : data sekunder, diolah tahun 2010 Dari perhitungan diatas maka didapat angka-angka pada tahun tahun 2006 sebesar 3,81%, pada tahun 2007 sedikit mengalami peningkatan menjadi 3,82%, peningkatan ini karena persentase kenaikan Earning Before Tax atau laba sebelum pajak lebih besar daripada persentase peningkatan Total Aktiva pada tahun tersebut dan

37 pada tahun 2008 sebesar 3,68%. Pada tahun 2008 ROA mengalami penurunan sebesar 0,14% dari tahun sebelumnya yaitu menjadi 3,68%, penurunan ini terjadi karena meningkatnya total aktiva yang tidak diimbangi dengan peningkatan laba, persentase total aktiva meningkat lebih besar, sedangkan laba tidak meningkat sebesar persentase kenaikan total aktiva. Pada tahun 2009 ROA kembali mengalami penurunan, pada tahun ini penurunan ROA sebesar 0,54%, penurunannya bisa dibilang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya total aktiva yang jauh lebih besar karena pembiayaan yang dilakukan, sehingga ROA menjadi sebesar 3,14%. Dan pada tahun 2010 kembali mengalami penurunan, penurunan ROA pada tahun ini cukup signifikan walaupun tidak sebesar tahun sebelumnya, ROA tahun ini menjadi sebesar 2,95% dengan persentase penurunan sebesar 0,19%. Pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 ROA mengalami penurunan karena banyaknya pembiayaan yang dilakukan sehingga persentase aktiva mengalami kenaikan yang cukup besar dan tidak diimbangi dengan kenaikan persentase laba.

38 c. Return On Equity (ROE) Hasil perhitungan disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.7 Perhitungan ROE Dalam Jutaan Rupiah Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010 EAT 4.257.572 4.838.001 5.958.368 7.308.292 9.033.594 Total Ekuitas 16.878.808 19.437.635 22.356.697 27.257.381 37.673.578 ROE 25,22% 24,88% 26,65% 26,81% 23,98% Nilai Minimum 0,5% 0,5% 0,5% 0,5% 0,5% Hasil Baik Baik Baik Baik Baik Sumber : data sekunder, diolah tahun 2010 Dari perhitungan diatas maka didapat angka-angka pada tahun tahun 2006 sebesar 25,22%, pada tahun 2007 sedikit mengalami penurunan menjadi 24,88%, penurunan ini karena persentase kenaikan Earning After Tax atau laba setelah pajak lebih kecil daripada persentase peningkatan total ekuitas pada tahun tersebut dan pada tahun 2008 sebesar 26,65%. Pada tahun 2008 ROE mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 1,77% dari tahun sebelumnya yaitu menjadi 26,65%, peningkatan ini terjadi karena meningkatnya laba yang tidak diimbangi dengan peningkatan total ekuitas, persentase laba meningkat lebih besar, sedangkan total ekuitas tidak meningkat sebesar persentase kenaikan total ekuitas. Pada tahun 2009 ROE kembali mengalami peningkatan, pada tahun ini peningkatan ROE sebesar 0,16%, peningkatannya bisa dibilang cukup dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini dipengaruhi oleh

39 meningkatnya total ekuitas yang jauh lebih kecil daripada laba yang dihasilkan, sehingga ROE menjadi sebesar 26,81%. Sedangkan pada tahun 2010 ROE mengalami penurunan, penurunan ROE pada tahun ini jauh lebih signifikan, ROE tahun ini menjadi sebesar 23,98% dengan persentase penurunan sebesar 2,83%. Pada tahun 2007 dan tahun 2010 ROE mengalami penurunan karena lebih sedikitnya laba yang dihasilkan daripada ekuitas para pemegang saham sehingga persentase ekuitas mengalami kenaikan yang cukup besar dan tidak diimbangi dengan kenaikan persentase laba. 3. Rasio Likuiditas (liquidity) Hasil perhitungan rasio Loan to Deposite Ratio (LDR) disajikan dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.8 Perhitungan LDR Dalam Jutaan Rupiah Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010 Total Kredit 90.282.752 113.853.335 161.061.059 205.522.394 241.064.755 DPK 124.466.447 165.475.256 201.495.222 254.117.950 328.778.818 LDR 72,53% 68,80% 79,93% 80,87% 73,32% Nilai Maksimum 110% 110% 110% 110% 110% Hasil Baik Baik Baik Baik Baik Sumber : data sekunder, diolah tahun 2010

40 Hasil perhitungan rasio LDR pada tahun 2006 sebesar 72,53%. Pada tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 3,73% menjadi sebesar 68,80%, penurunan ini terjadi karena menurunnya kredit sehingga peningkatan persentase total kredit lebih sedikit daripada dana pihak ketiga. Pada tahun 2008 mengalami peningkatan yang signikan sebesar 11,13% menjadi sebesar 79,93%, peningkatan ini terjadi karena kredit yang diberikan lebih besar sehingga total kredit meningkat jauh daripada dana pihak ketiga. Pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 0,94%, menjadi sebesar 80,87% walaupun tidak sebesar tahun sebelumnya tetapi tetap menunjukan kinerja positif karena peranan kredit yang besar dan tahun 2010 kembali mengalami penurunan yang signifikan dengan persentase penurunan sebesar 7,55% menjadi 73,32%, penurunan ini merupakan penurunan yang tajam dan berarti juga kurang dalam mendapatkan atau menghasilkan pendapatan bunga dari peranan kredit. Pada tahun 2009 merupakan angka tertinggi sebesar 80,87% dimana bank telah dapat atau mampu menyalurkan dana yang diinvestasikan kepadanya, artinya bank dapat memenuhi kebutuhan likuiditas yang harus segera dipenuhi dengan menghasilkan pendapatan bunga dari kredit yang diberikan. Semakin tinggi tingkat LDR nya berarti bank telah menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik, dimana Bank Indonesia menetapkan nilai maksimal rasio LDR sebesar 110%.

41 C. Analisa dan Perbandingan Kinerja Keuangan Bank 1. Analisa dan Perbandingan Resiko a. Rasio Permodalan (capital) Tabel 4.9 Perbandingan Capital Adequacy Ratio (CAR) MANDIRI BRI 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 27,26 23 17,44 16,97 14,35 20,06 16,86 14,07 13,6 15,58 Di lihat dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa tingkat rasio CAR Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia tergolong baik karena masih di atas nilai minimum KPMM atau Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yaitu sebesar 8%. Jika di telaah lebih mendalam nilai CAR Bank Mandiri untuk tahun 2006 sampai dengan 2009 lebih baik daripada Bank Rakyat Indonesia, begitu pula dengan ATMR Bank Mandiri lebih baik dari pada Bank Rakyat Indonesia, walaupun Bank Mandiri lebih menekankan pada pembiayaan sehingga ATMR-nya meningkat dan penambahan modal, dimana peningkatannya lebih baik dibanding Bank Rakyat Indonesia. Tetapi pada tahun 2010 CAR bank Mandiri turun jauh hingga 2,62%, berbeda dengan BRI yang tetap stabil bahkan terjadi peningkatan pada tahun tersebut.

42 b. Rasio Rentabilitas 1) ROA Tabel 4.10 Perbandingan Return On Assets (ROA) MANDIRI BRI 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 1,07 2,04 2,34 2,67 2,81 3,81 3,82 3,68 3,14 2,95 Di lihat dari ROA pada tabel 4.10 diketahui bahwa pada tahun 2006 sampai dengan 2010 ROA Bank Rakyat Indonesia lebih baik dari pada Bank Mandiri. Nilai rasio ROA Bank Rakyat Indonesia lebih baik karena kenaikan yang stabil antara laba dengan total aktiva sehingga nilai rasio ini tetap terjaga walaupun terjadi penurunan, tetapi tidak terlalu besar, sementara untuk Bank Mandiri kenaikan rasio ROA pada tahun 2007 diikuti pada tahun-tahun berikutnya. Laba Bank Mandiri pada tahun 2007 hingga 2010 terus mengalami peningkatan dengan total aktiva yang meningkat, walaupun tetap ROA Bank Rakyat Indonesia lebih unggul. Oleh sebab itu, nilai ROA Bank Rakyat Indonesia lebih baik.

43 2) ROE Tabel 4.11 Perbandingan Return On Equity (ROE) MANDIRI BRI 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 9,19 14,86 17,40 19,30 25,50 25,22 24,88 26,65 26,81 23,98 Di lihat dari ROA pada tabel 4.11 diketahui bahwa pada tahun 2006 sampai dengan 2009 persentase ROE Bank Rakyat Indonesia lebih baik dari pada Bank Mandiri, tetapi tidak pada tahun 2010, Bank Mandiri selalu meningkat hingga pada tahun 2010. Nilai rasio ROE Bank Rakyat Indonesia lebih baik karena kenaikan yang stabil antara laba dengan total ekuitas sehingga nilai rasio ini tetap terjaga walaupun terjadi penurunan, tetapi tidak pada tahun 2010 yang mengalami penurunan yang signifikan yang pada akhirnya Bank Mandiri lebih unggul pada tahun 2010, kenaikan rasio ROE Bank Mandiri pada tahun 2007 diikuti hingga pada tahun 2010. Laba Bank Mandiri pada tahun 2005 mengalami peningkatan yang signifikan dengan total ekuitas yang meningkat pula. Walapun pada tahun 2007 sampai dengan 2010 mengalami kenaikan, tapi hanya sedikit. Oleh sebab itu, nilai ROE Bank Rakyat Indonesia lebih baik.

44 c. Rasio Likuiditas Tabel 4.12 Perbandingan Loan to Deposit Ratio (LDR) MANDIRI BRI 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 55,39 53,78 58,12 59,90 65,80 72,53 68,80 79,93 80,87 73,32 Di lihat dari rasio LDR pada tabel 4.12 didapat persentase nilai LDR Bank Rakyat Indonesia lebih besar dari pada Bank Mandri dari tahun 2006 sampai dengan 2010. Pada tahun 2006 sampai dengan 2010 Bank Rakyat Indonesia lebih unggul karena dana pihak ketiga yang jauh lebih kecil dibanding Bank Mandiri, serta dalam 3 tahun terakhir yaitu tahun 2008 sampai dengan 2010 Bank Rakyat Indonesia juga mengungguli total kredit dalam penyaluran dana nya, Bank Rakyat Indonesia lebih baik, walaupun nilai dari LDR naik-turun dari tahun 2006 sampai dengan 2010, tetapi Bank Rakyat Indonesia tetap stabil, sehingga pada lima tahun tersebut nilai rasio LDR Bank Rakyat Indonesia selalu lebih baik daripada Bank Mandiri, namun Bank Mandiri juga tidak terlalu buruk, terbukti dari progress yang positif dari tahun ke tahun, terutama pada tahun 2008 dan 2010, peningkatan LDR pada tahun tersebut sangat signifikan yaitu meningkat lebih kurang sekitar 5%.

45 2. Analisa dan Perbandingan Kinerja Keuangan Faktor yang dinilai 1. Permodalan CAR 2. Rentabilitas ROA ROE 3. Likuiditas LDR Tabel 4.13 Resume Penilaian Kinerja Keuangan Bank Mandiri Nilai Faktor pada Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 27,26 23 17,44 16,97 14,35 1,07 2,04 2,34 2,67 2,81 9,19 14,86 17,4 19,30 25,50 55,39 53,78 58,12 59,90 65,80 Total 92,91 93,68 95,3 98,84 108,46 Faktor yang dinilai 1. Permodalan CAR 2. Rentabilitas ROA ROE 3. Likuiditas LDR Tabel 4.14 Resume Penilaian Kinerja Keuangan Bank Rakyat Indonesia Nilai Bobot pada Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 20,06 16,86 14,07 13,60 15,58 3,81 3,82 3,68 3,14 2,95 25,22 24,88 26,65 26,81 23,98 72,53 68,80 79,93 80,87 73,32 Total 121,62 114,36 124,33 124,42 115,83