BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V SIMPULAN DAN SARAN"

Transkripsi

1 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai analisis perbandingan kinerja keuangan pada Bank Syariah dan Bank Konvensional, maka penulis membuat beberapa penarikan kesimpulan antara lain sebagai berikut : 5.1 Simpulan Perkembangan Kinerja Keuangan Bank BRI Syariah Periode o Perkembangan Permodalan (CAR) Perkembangan kinerja keuangan Bank BRI Syariah yang dihitung menggunakan CAR selama priode penelitian yang dimulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mengalami perubahan setiap tahunnya dengan diketahui bahwa rata-rata CAR Bank BRI Syariah adalah sebesar 21.84%. CAR Bank BRI Syariah pada waktu tahun 2008 menjadi yang tertinggi dan perkembangannya dari tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami penurunan yang cukup berarti yaitu sebesar 28,42%, hal itu di sebabkan karena pada tahun 2008 Bank BRI Syariah secara resmi baru memulai oprasinya. Selain itu ditunjang dengan meningkatnya jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Akan tetapi pada tahun 2009 ke 2010 mengalami peningkatan sebesar 3.58%, hal itu karena meningkatnya modal inti dan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Bank BRI Syariah. Sedangkan pada tahun 2010 ke 2011 kembali mengalami penurunan sebesar 5,88% dan begitu pula pada tahun 2011 ke 2012 mengalami penurunan sebesar 3,39% dan pada tahun 2012 menjadi tahun terendah. Pada umumnya CAR Bank BRI Syariah mengalami flukutatif setiap tahunnya itu di sebabkan karena meningkatnya ATMR yang cukup tinggi setiap tahunnya dengan tidak di imbangi peningkatan jumlah modal inti dan juga modal pelengkap mauupun modal pelengkap tambahan. 140

2 141 o Perkembangan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Perkembangan kinerja keuangan Bank BRI Syariah menggunakan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) selama periode penelitian yang dimulai pada tahun 2008 sampai tahun 2012 mengalami perubahan setiap tahunnya dengan diketahui bahwa rata- rata KAP Bank BRI Syariah sebesar 3,83%. Apabila dilihat dari perkembangannya dari tahun ke tahun, KAP pada Bank BRI Syariah dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup dinamis. Pada tahun 2008 sebesar 6,40% Bank BRI Syariah mampu menurunkan pada tahun 2009 menjadi sebesar 4,44%, mengalami penurunan kembali pada tahun 2010 menjadi sebesar 3,14%, serta terus mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi sebesar 2,69% dan mengikuti tahun-tahun sebelumnya pada tahun 2012 juga mengalami penurunan yaitu menjadi sebesar 2,45%. Hal ini mencerminkan kualitas kinerja keuangan Bank BRI Syariah yang sangat baik dengan menunjukan adanya peningkatan terhadap total aktiva produktifnya dan berkurangnya total aktiva yang macet, serta ditunjang oleh penurunan aktiva yang diklasifikasikan. o Perkembangan Earnings/Rentabilitas (ROA) Perkembangan kinerja keuangan Bank BRI Syariah yang dihitung dengan menggunakan ROA juga mengalami perubahan setiap tahunnya yang diperoleh ratarata ROA pada Bank BRI Syariah dari periode 5 taun yaitu sebesar %. Artinya Bank BRI Syariah memiliki tingkat efesiensi kegiatan yang kurang baik dalam memperoleh laba karena rata-rata ROA Bank BRI Syariah masih kurang dari minimum standar yang telah di tetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 1,5 %. Namun jika dilihat dari perkembangan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan seperti pada tahun 2008 sebesar -2,52%, tahun 2009 meningkat menjadi 0,53%, tahun 2010 menurun menjadi 0,35%, tahun 2011 menurun juga menjadi 0,20% dan pada tahun 2012 meningkat kembali menjadi 1,19%. Hal itu dipengaruhi oleh kebijakan dalam pengunaan laba pada setiap tahunnya.

3 142 o Perkembangan Likuiditas (LDR) Perkembangan kinerja keuangan Bank BRI Syariah yang dihitung menggunakan LDR selama periode penelitian mengalami perubahan setiap tahunnya dengan diketahui bahwa rata-rata LDR Bank BRI Syariah adalah sebesar 153,228%. Artinya bahwa 100% dana pihak ketiga yang dihimpun oleh Bank BRI Syariah, sebesar 153,228%-nya disalurkan ke masyarakat dalam bentuk kredit/pembiayaan. LDR pada tahun 2008 sebesar 551,05% mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2009 yaitu menjadi sebesar 34.77%, hal tersebut di sebabkan karena peningkatan jumlah kredit/pembiayaan yang disalurkan jauh dibawah dana pihak ketiga. Sedangkan pada tahun 2010 sebesar 84,09% mengalami kenaikan yang cukup besar dari tahun 2009 sebesar 49,32%, hal ini disebabkan kenaikan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang menyebabkan total pembiayaan bank terhadap pendapatan masyarakat menjadi naik juga. Sedangkan pada tahun 2011 sebesar 73,34% mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 10,75% dan pada tahun 2012 sebesar 22,89% mengalami penurunan juga dari tahun sebelumnya sebesar 50,45% dan pada tahun 2012 menjadi tahun yang paling rendah diantara tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan pada tahun 2012 peningkatan jumlah kredit/pembiayaan yang disalurkan jauh dibawah dana pihak ketiga. Kelebihan dana yang timbul (over liquid) baik dari penghimpunan dana masyarakat maupun modal yang ada, tidak sepenuhnya disalurkan dalam bentuk pembiayaan, kemudian ditempatkan pada sertifikat wadiah bank Indonesia (SWBI) Perkembangan Kinerja Keuangan Bank BRI Periode Perkembangan Permodalan (CAR) Perkembangan kinerja keuangan Bank BRI yang dihitung menggunakan CAR selama priode penelitian yang dimulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mengalami perubahan setiap tahunnya dengan diketahui bahwa rata-rata CAR Bank BRI adalah sebesar 14.44%. Artinya Bank BRI dapat menjaga kemampuannya untuk

4 143 menjamin aktiva aktiva beresiko dengan kecukupan modalnya, dimana setiap 100% aktiva tertimbang menurut resiko dapat dijamin oleh modal sebesar 14.44%. Rata-rata CAR masih lebih baik dari nilai minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 8%. Hal ini mencerminkan kinerja keuangan Bank BRI yang baik dan modal yang efektif. Apabila dilihat dari perkembangannya dari tahun ke tahun CAR Bank BRI pada tahun 2008 ke 2009 mengalami penurunan sebesar 0,36%, hal itu di sebabkan karena meningkatnya jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) sebesar Rp (dinyatakan dalam jutaan rupiah). Akan tetapi pada tahun 2009 ke 2010 mengalami peningkatan sebesar 0,56%. Sedangkan pada tahun 2010 ke 2011 kembali mengalami peningkatan sebesar 1,19% dan begitu pula pada tahun 2011 ke 2012 mengalami peningkatan sebesar 1,99%. Pada umumnya CAR Bank BRI mengalami peningkatan setiap tahunnya itu di sebabkan karena terus meningkatnya jumlah modal inti dan juga modal pelengkap maupun modal pelengkap tambahan setiap tahunnya Perkembangan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Perkembangan kinerja keuangan menggunakan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) selama periode penelitian yang dimulai pada tahun 2008 sampai tahun 2012 mengalami perubahan setiap tahunnya dengan diketahui bahwa rata- rata KAP Bank BRI sebesar 2,2%. Apabila dilihat dari perkembangannya dari tahun ke tahun KAP pada Bank BRI dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup dinamis. Pada tahun 2008 sebesar 2,39% Bank BRI, namun pada tahun 2009 terjadi kenaikan menjadi sebesar 2,83%, hal tersebut karena adanya peningkatan juamlah aktiva yang diklasifikasikan dengan tidak diimbangi peningkatan jumlah aktiva produktif. Pada tahun 2010 mengalami penurunan kembali menjadi sebesar 1,82%, namun kembali mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi sebesar 2,16% dan pada tahun 2012 juga kembali mengalami penurunan yaitu menjadi sebesar 1,81%. Hal ini mencerminkan kualitas kinerja keuangan Bank BRI baik

5 144 dengan menunjukan adanya peningkatan terhadap total aktiva produktifnya dan berkurangnya total aktiva yang diklasifikasikan setiap tahunnya. Perkembangan Earnings/Rentabilitas (ROA) Perkembangan kinerja keuangan Bank BRI yang dihitung dengan menggunakan ROA mengalami perubahan setiap tahunnya dengan diperoleh rata-rata ROA pada Bank BRI dari periode 5 taun yaitu sebesar 3,74 %. Artinya Bank BRI memiliki tingkat efesiensi kegiatan yang sangat baik dalam memperoleh laba karena rata-rata ROA Bank BRI lebih dari minimum standar yang telah di tetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 1,5 %. Apabila dilihat dari perkembangan tahun ke tahun, ROA pada Bank BRI tahun 2008 ke 2009 mengalami penurunan sebesar 0.46 %, yang disebabkan oleh adanya kenaikan beban oprasional sebesar Rp yang juga menyebabkan berkurangnya earning before tax (EBT) yaitu sebesar Rp ,-. Akan teapi dari tahun 2009 ke tahun 2012 mengalami kenaikan yang cukup dinamis. Pada tahun 2010 meningkat sebesar 0,56%, hal tersebut disebabkan oleh adanya kenaikan total aktiva tahun 2010 yaitu sebesar Rp yang menyebabkan kenaikan pada earning before tax (EBT) yaitu sebesar Rp ,-. Dan juga tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 0,31%, hal tersebut disebabkan karena meningkatnya total aktiva sebesar Rp yang menyebabkan kenaikan pada earning before tax (EBT) sebesar Rp ,-. Begitu juga pada tahun 2012 meningkat sebesar 0,33% dikarenakan oleh peningkatan jumlah total aktiva sebesar Rp yang juga menyebabkan kenaikan pada (earning before tax/ebt) sebesar Rp Perkembangan Likuiditas (LDR) Perkembangan kinerja keuangan Bank BRI yang dihitung menggunakan LDR selama periode penelitian dari tahun 2008 sampai dengan 2012 mengalami setiap tahunnya dengan diketahui bahwa rata-rata LDR Bank BRI adalah sebesar 73,20%.

6 145 Artinya bahwa 100% dana pihak ketiga yang dihimpun oleh Bank BRI, sebesar 73,20%-nya disalurkan ke masyarakat dalam bentuk kredit/pembiayaan. Apabila dilihat dari tahun ke tahun, LDR pada tahun 2009 merupakan LDR paling tinggi diantara tahun-tahun yang lain yaitu sebesar 75,89%, hal ini disebabkan kenaikan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang menyebabkan total pembiayaan bank terhadap pendapatan masyarakat naik. Dan pada tahun 2010 merupakan LDR yang paling kecil diantara tahun-tahun lainnya, hal ini dikarenakan keadanan ekonomi yang kurang kondusif sehingga bank masih hati-hati dalam pengambilan keputusan pemberian kredit. LDR Bank BRI pada tahun 2009 mengalami kenaikan dibanding dengan tahun 2008 yang sebelumnya sebesar 75,52% menjadi sebesar 75.89%, hal ini disebabkan kelebihan dana pihak ketiga yang di himpun Bank. Sedangkan pada tahun 2010 mengalami penurunan yaitu sebesar 69,82% disbanding taun sebelumnya, hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah kredit yang disalurkan jauh dibawah peningkatan dana pihak ketiga, namun Bank BRI lebih banyak berinvestasi pada sektor moneter seperti peningkatan Sertifikat Bank Indonesia. Akan tetapi pada tahun 2011 kembali mengalami peningkatan sebesar 70,12 % dan tahun 2012 juga mengalami peningkatan sebesar 74,65%, yang disebabkan kelebihan dana pihak ketiga yang di himpun oleh Bank. Hal ini menunjukan bahwa kinerja keuangan Bank BRI cukup baik Perbandingan Kinerja Keuangan Bank BRI Syariah dan Bank BRI Periode Permodalan (CAR) Berdasarkan data diatas maka dapat diketahui bahwah CAR pada Bank BRI Syariah terlihat lebih baik dibandingkan dengan Bank BRI, hal ini ditunjukan dengan tingginya rata-rata nilai CAR selama periode dibandingkan dengan Bank BRI. Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan Bank BRI Syariah dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya lebih baik dibandingkan dengan Bank BRI

7 146 konvensional. Jika dilihat dari nilai CAR Bank BRI Syariah masih tergolong lebih sehat dibandingkan Bank BRI selama periode penelitian karena nilai CARnya lebih dari standar yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu sebesar 8% dan lebih tinggi sebesar 7,35% dari Bank BRI. Semakin tinggi nilai CAR maka tingkat solvabilitas bank semakin baik. Hal ini mencerminkan bahwa pemodalannya semakin baik karena dapat digunakan untuk menjamin pemberian kredit atau pembiayaan. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Berdasarkan data diatas maka dapat diketahui bahwa KAP Bank BRI lebih baik dibandingkan Bank BRI Syariah. Hal ini ditunjukan dengan rendahnya nilai ratarata KAP selama periode penelitian yaitu tahun dibandingkan dengan nilai rata-rata KAP Bank BRI Syariah. Karena sesuai dengan formulasi perhitungan KAP yang merupakan antara perbandingan jumlah aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan total aktiva produktif, maka semakin tinggi nilai KAP semakin besar pila jumlah aktiva produktif yang diklasifikasikan. Pengklasifikasian ini dimaksudkan sebagai pencadangan dana bagi Non Performing Loan (NPL). Dengan demikian bila jumlah aktiva produktif bank yang diklasifikasikan meningkat, maka bank tersebut mengalami penurunan kualitas. Maka dari itu semakin rendah nilai KAP Bank BRI menunjukan Bank BRI mengalami peningkatan kualitas dibandingkan dengan Bank BRI Syariah yang rata-rata nilai KAPnya lebih besar. Earnings/Rentabilitas (ROA) Berdasarkan data diatas maka dapat diketahui bahwa ROA pada Bank BRI lebih tinggi dibandingkan dengan Bank BRI Syariah. Hal ini menunjukan bahwa pada tahun tersebut kinerja keuangan Bank BRI lebih baik dalam kemampuan menghasilkan labanya lebih tinggi dibandingkan kemampuan Bank BRI Syariah. Tingkat kesehatan juga dapat dilihat dari rasio ROA yaitu dilihat dari nilai rata-rata ROA, Bank BRI Syariah kurang sehat, hal ini ditunjukan dengan rata-rata nilai ROA yaitu sebesar -0,05% yang kurang dari standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

8 147 berkisar antara 0,50% - 1,25%. Sedangkan tingkat kesehatan Bank BRI sangat sehat, hal itu ditunjukan dengan tingginya nilai rata-rata ROA yaitu sebesar 3,74% melebihi dari ketentuan standar Bank Indonesia berkisar antara 0,50% - 1,25%. Likuiditas (LDR) Berdasarkan data pada tabel 4.12 diatas maka dapat diketahui bahwa LDR selama periode tahun pada Bank BRI Syariah lebih tinggi dibandingkan dengan Bank BRI. Hal ini menunjukan bahwa dari 100% dana pihak ketiga yang dihimpun oleh Bank BRI Syariah sebesar 153,288%-nya disalurkan ke masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan. LDR Bank BRI Syariah lebih besar nilai rataratanya dibandingkan dengan nilai Bank BRI yang nilai rata-ratanya lebih kecil yaitu sebesar 73,202%. Dengan demikian menunjukan bahwa dana pihak ketiga yang dihimpun oleh Bank BRI Syariah salurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan lebih besar dibandingkan dengan Bank BRI. Hal ini menunjukan bahwa minat masyarakat lebih baik dan percaya kepada Bank BRI Syariah. Apabila LDR dilihat dari tingkat kesehatan bank, rata-rata nilai LDR Bank BRI tergolong cukup sehat. Hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata LDR Bank BRI 73,202% yang tergolong sehat karena sesuai yang ditetapkan Standar Bank Indonesia yaitu < 110%. Sedangkan LDR Bank BRI Syariah mengalami kelebihan dari Standar Bank Indonesia tetapkan yaitu sebesar 153,228%, hal itu menujukan Bank BRI Syariah kurang sehat jika dibandingkan dengan Bank BRI.

9 Saran Berdasarkan hasil kesimpulan maka penulis mencoba memberikan saran yang kiranya dapat bermanfaat, antara lain: 1) Bagi Bank Syariah Secara umum, kinerja Bank Syariah yang diwakili Bank BRI Syariah cukup baik dengan waktu yang terbilang baru berdiri, hal tersebut dapat dilihat dari rasio-rasio yang telah diuraikan diatas. Pada CAR Bank BRI Syariah sangat baik dengan menandakan kemampuannya dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya sangat baik dan perlu dipertahankan namun jangan terlalu besar karena itu akan mempengaruhi ke kemampuan dalam menghasilkan laba. Untuk KAP Bank BRI Syariah masih kurang baik, hal itu dibuktikan dengan masih tingginya nilai rata-rata selama periode penelitian. Akan tetapi jika dilihat dari perkembangan setiap tahunya menunjukan perbaikan oleh karena itu Bank Syariah harus bisa menurunkan lagi nilai KAPnya dengan menekan aktiva produktif yang diklasifikasikan terutama untuk yang macet agar tidak terjadi penurunan kualitas. Untuk ROA Bank BRI Syariah masih kurang baik, hal itu dibuktikan dengan rendahnya nilai rata-rata selama 5 tahun kebelakang. Namun jika dilihat dari perkembangan setiap tahunnya mencerminkan terus pada peningkatan, oleh sebab itu Bank BRI Syariah harus bisa meningkatkan lagi kemampuannya dalam menghasilkan laba dengan lebih berhati-hati dalam melakukan ekspansi. Usahakan setiap ekspansi senantiasa menghasilkan laba. Selain itu jangan biarkan asset berkembang tanpa menghasilkan produktifitas. Dan pada LDR sangat baik dengan menandakan kemampuan Bank BRI Syariah dapat mengimbangi pemberian kredit kepada nasbah dengan kewajibannya untuk segera memenuhi penarikan kembali dana yang digunakan untuk pemberian kredit dan perlu dipertahankan namun jangan terlalu besar juga karena itu akan berdampak pada kegiatan oprasional lainya yang menunjukan kerawanan dan kemampuan suatu bank.

10 149 2) Bagi Bank Konvensional Secara umum, kinerja Bank Konvensional yang diwakili Bank BRI baik, hal tersebut dapat dilihat dari rasio-rasio yang telah diuraikan diatas. Pada CAR Bank BRI cukup baik dengan menandakan kemampuannya dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya cukup baik dan perlu dipertahankan, namun jangan terlalu besar karena itu akan mempengaruhi ke kemampuan dalam menghasilkan laba dan jika dilihat dari perkembangan CAR setiap tahunnya menunjukan terus meningkat. Untuk KAP Bank BRI Sangat baik, hal itu dibuktikan dengan rendahnyanya nilai rata-rata selama periode penelitian dan menunjukan kualitas aktiva yang dimiliki Bank BRI sangat baik oleh karena itu harus dipertahankan. Untuk ROA Bank BRI sangat baik, hal itu dibuktikan dengan tingginya nilai rata-rata selama 5 tahun kebelakang. Namun jika dilihat dari perkembangan setiap tahunnya mencerminkan terus pada peningkatan, oleh sebab itu Bank BRI harus bisa meningkatkan lagi kemampuannya dalam menghasilkan laba dengan lebih berhati-hati dalam melakukan ekspansi. Usahakan setiap ekspansi senantiasa menghasilkan laba. Selain itu jangan biarkan asset berkembang tanpa menghasilkan produktifitas. Dan pada LDR sangat baik dengan menandakan kemampuan Bank BRI Syariah dapat mengimbangi pemberian kredit kepada nasbah dengan kewajibannya untuk segera memenuhi penarikan kembali dana yang digunakan untuk pemberian kredit dan perlu dipertahankan namun jangan terlalu besar juga karena itu akan berdampak pada kegiatan oprasional lainya yang menunjukan kerawanan dan kemampuan suatu bank. 3) Bagi nasabah atau investor yang ingin menginvestasikan dananya di bank syariah sebaiknya lebih memahami aturan dan teknis dari produk bank syariah, karena produk bank syariah berbeda dengan bank konvensional sehingga perlu dipahami lebih lanjut. 4) Universitas Widyatama dapat digunakan sebagai referensi atau sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi mahsiswa.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu: PT Bank Mandiri dan PT Bank Rakyat Indonesia. Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. /atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. /atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan /atau bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak disorot oleh masyarakat banyak karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak disorot oleh masyarakat banyak karena BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia perbankan saat ini banyak disorot oleh masyarakat banyak karena banyak sekali menimbulkan permasalahan yang sulit untuk dipecahkan. Salah satu permasalahan yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH iv. DAFTAR ISI. vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. ABSTRAK i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH iv. DAFTAR ISI. vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PRAKATA ABSTRAK i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH iv DAFTAR ISI. vi DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis kinerja keuangan BPR Konvensional di Jawa dan Sumatera dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan antara tahun 2007

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KENERJA KEUANGAN BANK DKI KONVENSIONAL DAN BANK DKI SYARIAH

ANALISIS PERBANDINGAN KENERJA KEUANGAN BANK DKI KONVENSIONAL DAN BANK DKI SYARIAH ANALISIS PERBANDINGAN KENERJA KEUANGAN BANK DKI KONVENSIONAL DAN BANK DKI SYARIAH Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu lembaga kuangan, bank perlu menjaga kinerja agar dapat beroperasi secara optimal.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai analisis Kesehatan Bank terhadap Harga Saham pada Perbankan BUMN Go Public periode tahun 2007-2011,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan. 52 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu dari berbagai literatur, catatan, artikel, penelitian terdahulu dari dokumen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat -giatnya melaksanakan pembangunan segala bidang kehidupan, salah satunya adalah di bidang perekonomian.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai analisis perbandingan kinerja keuangan pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Muamalat Malaysia Berhad, maka penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perbankan merupakan urat nadi perekonomian di seluruh negara. Tidak sedikit roda-roda perekonomian terutama di sektor riil digerakkan oleh perbankan baik secara langsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Di negara seperti Indonesia, bank memegang peranan penting dalam pembangunan karena bukan hanya sebagai sumber pembiayaan untuk kredit investasi kecil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi masyarakat ekonomi asean, perbankan Indonesia harus memiliki daya saing yang komparatif dan tidak mudah ditiru oleh para kompetitor sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga yang memiliki peran penting dalam perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara pihak kelebihan dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga keuangan khususnya perbankan. Perbankan berperan penting sebagai lembaga intermediasi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penulisan penelitian ini dilakukan pada 13 April 2013 sampai dengan selesai dengan memperoleh data dari internet dan buku-buku di perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia sekarang ini mengalami kemajuan yang luar biasa. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri (manufaktur), jasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat kompleksitas yang tinggi dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank. Kompleksitas usaha perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat Indonesia akan keberadaan bank sudah sangat dirasakan saat ini, bagaimana tidak karena bank dijadikan sebagai tempat untuk melakukan transaksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup. BAB II LANDASAN TEORI A. Profitabilitas Sebagaimana dengan Bank Umum lainnya, tugas utama Bank Syariah dalam upaya pencapaian keuntungan adalah dengan mengoptimalkan laba, meminimalkan risiko dan menjamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan dampak bagi perekonomian di indonesia terutama pada struktur perbankan. Hal ini menyebabkan krisis

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan analisis laporan keuangan Bank BUMN selama periode 2010 sampai tahun 2014 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Perbedaan Capital Adequacy Ratio Kinerja Keuangan Sebelum Dan. Sesudah Krisis Keuangan Global 2008 PT. Bank Syariah Mandiri

BAB V PEMBAHASAN. A. Perbedaan Capital Adequacy Ratio Kinerja Keuangan Sebelum Dan. Sesudah Krisis Keuangan Global 2008 PT. Bank Syariah Mandiri BAB V PEMBAHASAN A. Perbedaan Capital Adequacy Ratio Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Krisis Keuangan Global 2008 PT. Bank Syariah Mandiri Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi kuat terhadap kualitas aktiva perbankan, sehingga perbankan harus lebih berhati hati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan masyarakat akan jasa keuangan semakin meningkat dan beragam, peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat baik

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE 2010-2012 DOSEN PEMBIMBING : Rini Tesniwati, SE., MMSi Galih Pangestu 22210924 3EB06 Latar Belakang Menurut UU RI No 10 1998 tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara. Kinerja perbankan yang kuat akan menopang berbagai sektor ekonomi termasuk didalamnya sektor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 2.1.1 Pengertian Perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

Lebih terperinci

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu BAB HI METODE PENELITIAN Pendahuluan Bab ini merupakan bab yang berisi mengenai Metode Penelitian yang digunakan untuk melakukan analisis di bab selanjutnya. Bab ini berisi tentang obyek yang akan diteliti

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : Adanya perbedaan pada rasio-rasio kinerja keuangan pada bank konvensional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi dalam sebuah negara. Bank memegang peranan penting dalam menyeimbangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan pada semua bank syariah dan bank konvensional yang berada di Bursa Efek Indonesia. Adapun ruang lingkup penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, peranan perbankan sebagai fungsi intermediary yaitu menghimpun dan menyalurkan kembali dana dirasakan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang dinamis yang mendorong pertumbuhan perekonomian nasional. Usaha bank bukan saja sebagai penyimpan dan pemberi kredit, tetapi juga pencipta

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan pada bab IV, serta berdasarkan teori yang mendasari penelitaian ini, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank konvensional yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Capital (Modal) permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal terhadap Aset Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Sehingga dengan rumus yang ada maka CAR (Capital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat di ambil simpulan sebagai berikut: 1. Perkembangan Capital Adequacy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah.

III. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah. 31 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan yang tidak kalah pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham Menurut Anoraga, Pakarti (2006:54) pengertian saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas dan memiliki manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998, bank merupakan sebuah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang bagaimana perbandingan antara kinerja perbankan syariah

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang bagaimana perbandingan antara kinerja perbankan syariah V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian tentang bagaimana perbandingan antara kinerja perbankan syariah Indonesia dengan perbankan syariah Malaysia pada tahun 2010 2013 telah dilakukan analisis

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ilwin Husain 1, Zulkifli Bokiu 2, Mahdalena 3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara. Aspek Rentabilitas turut andil didalam

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara. Aspek Rentabilitas turut andil didalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga perbankan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian suatu Negara. Aspek Rentabilitas turut andil didalam memberikan penilaian terhadap kesehatan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilik modal (fund supplier) dengan pengguna dana (fund user). Bank dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemilik modal (fund supplier) dengan pengguna dana (fund user). Bank dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga perbankan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian suatu negara, karena memiliki fungsi intermediasi atau sebagai perantara antara pemilik modal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak jaman penjajahan Belanda, sistem pengkreditan rakyat sudah diterapakan pada masa itu dengan mendirikan Bank Kredit Rakyat (BKR) yang membantu para petani, pegawai,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di babbab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR),

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi. 1 SKRIPSI PENGARUH NON PERFORMING LOAN, CAPITAL ADEQUACY RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO, TERHADAP PROFITABILITAS DI SEKTOR PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Diajukan kepada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang merupakan pengamatan terhadap objek penelitian, yaitu bank konvensional (Bank Persero)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan data, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : 1. Kinerja keuangan Bank Mandiri ditinjau dari ROA, ROE dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko ( kredit, penyertaan, surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Perbankan merupakan urat nadi perekonomian di seluruh dunia. Roda perekonomian terutama di sektor riil digerakan oleh perbankan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara unit-unit ekonomi yang surplus dana, dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara unit-unit ekonomi yang surplus dana, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu negara memiliki peranan cukup penting, bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan jantung perekonomian suatu negara dan saat ini menjadi salah satu lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam sektor perekonomian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, karena perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan usahanya sebagai lembaga intermediasi keuangan, kegiatan bank sehari-hari tidak dapat dipisahkan dari bidang keuangan. Kegiatan utama suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan dana (Lending)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 117 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan dari hipotesis yang diajukan sebagai berikut : Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perbankan di Indonesia saat ini memang sangat baik, dimana terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bank Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi suatu negara memerlukan peran serta lembaga keuangan untuk membiayainya, karena suatu pembangunan tentunya sangat memerlukan akan ketersediaan

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMA KASIH...

UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 8 1.3 Maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kestabilan perekonomian disuatu negara ditentukan oleh banyak faktor salah satunya adalah sektor perbankan sektor perbankan merupakan jantung dalam sistem perekonomian

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. dunia perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank dituntut memberikan

BAB I LATAR BELAKANG. dunia perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank dituntut memberikan 1 BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan yang pesat menjadikan iklim persaingan dalam dunia perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank dituntut memberikan pelayanan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah peningkatan, menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kini sudah ada 12 Bank Umum Syariah (BUS),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperoleh laba merupakan tujuan utama berdirinya suatu badan usaha, baik badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Yayasan maupun bentuk-bentuk badan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pihak yang kekurangan dana. Kelebihan dana tersebut dapat disalurkan

BAB I PENDAHULUAN. dan pihak yang kekurangan dana. Kelebihan dana tersebut dapat disalurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan perbankan syariah menjadi salah satu sektor yang mempunyai peran besar dalam perekonomian suatu negara, karena fungsi dari bank adalah sebagai perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja keuangan bank merupakan suatu gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu, baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Bank 1. Pengertian Bank Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan perekonomian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lembaga kepercayaan dengan tugas pokok menjadi perantara antara pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor yang mengalami

Lebih terperinci

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut : Berikut ini adalah analisis CAMEL terhadap Laporan Keuangan PT Bank Mandiri periode 2011-2012 yang digunakan untuk menganalisis kesehatan bank tersebut. 1. Capital (Permodalan) Rasio permodalan diukur

Lebih terperinci

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode 2009-2014 Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi Pendahuluan Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang surut. Diawali pada tahun 1983, ketika berbagai macam deregulasi dilakukan oleh pemerintah,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. tahun 2010 sebesar 13,75% 2011 sebesar 16,25%, 2012 sebesar 16%, 2013

BAB V PEMBAHASAN. tahun 2010 sebesar 13,75% 2011 sebesar 16,25%, 2012 sebesar 16%, 2013 BAB V PEMBAHASAN A. Rasio Keuangan PT Bank Mandiri Tbk a. Rasio Permodalan Berdasarkan tabel 4.1 nilai mean CAR PT Bank Mandiri pada tahun 2010 sebesar 13,75% 2011 sebesar 16,25%, 2012 sebesar 16%, 2013

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA, Tbk. DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PERIODE

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA, Tbk. DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PERIODE ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA, Tbk. DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PERIODE 2011-2015 Nama : Gita Nurul Azania NPM : 23213757 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dra.

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 21 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Analisis Kinerja Keuangan Suatu pengukuran tingkat kesehatan Usaha Simpan Pinjam (USP) dalam kemampuan kerja dan produktifitasnya adalah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi. Hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antara kedua atau lebih objek yang diteliti. keuangannya dimulai dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. antara kedua atau lebih objek yang diteliti. keuangannya dimulai dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat komparatif (perbandingan) yaitu bersifat menguraikan sifat-sifat dan keadaan sebenarnya dari dua atau lebih objek penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak terlepas dari peran semakin meningkatnya sektor usaha mikro, kecil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank merupakan sarana intermediasi antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari masyarakat (DPK) dalam

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan BAB V PENUTUP BAB V PENUTUP 5. Dalam bab ini akan dijelaskan kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan BUMN. 5.1. Kesimpulan Penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan pada Permata Bank dan Panin Bank pada tahun 2013-2015,dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Permodalan Tingkat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah yang telah dirumuskan pada bab satu juga berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab empat dan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis moneter sebagai akibat jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap valuta asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 merupakan penyebab utama terjadinya krisis perbankan. Besarnya cadangan kredit dan kerugian sebagai akibat selisih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal didefinisikan sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli berbagai instrumen atau sekuritas jangka panjang (Gunawan, 2012). Kehadiran pasar modal ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri perbankan merupakan industri yang penuh dengan resiko, terutama karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk berbagai investasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan saat ini menjadi salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran penting di dalam sektor perekonomian. Di Indonesia bank merupakan sebuah lembaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian

Lebih terperinci

Ekonomi moneter ( PROFIT, CAR, NPR dan CREDIT MACET)

Ekonomi moneter ( PROFIT, CAR, NPR dan CREDIT MACET) Ekonomi moneter ( PROFIT, CAR, NPR dan CREDIT MACET) Created by : Umrah Sitti Nur Jannah Liliyani Ridwan Yudi Pratama A3009 A30289 A000 A0257 Fakultas ekonomi dan bisnis Universitas hasanuddin Makassar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beban dan sangat menyusahkan, sebaliknya bank bank lain bahkan

BAB I PENDAHULUAN. beban dan sangat menyusahkan, sebaliknya bank bank lain bahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelolaan bank umum dekade 1990-an merupakan tugas yang amat menantang. Kondisi perekonomian yang semakin sulit, terjadinya perubahan peraturan yang cepat, persaingan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan pada bab empat, serta berdasarkan teori yang mendasari penelitaian ini, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai

Lebih terperinci