BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel tergantung : Harga diri 2. Varibel bebas : a. Dukungan sosial b. Regulasi emosi B. Definisi Operasional 1. Harga Diri Harga diri ialah penilaian individu terhadap dirinya sendiri secara positif atau negatif yang dipengaruhi oleh hasil interaksinya dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya serta dari sikap, penerimaan, penghargaan dan perlakuan orang lain terhadap dirinya. Pengukuran harga diri dilakukan dengan menggunakan skala harga diri yang disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Maslow (dalam Schultz, 1991) yaitu aspek penghargaan dari diri sendiri dan penghargaan dari orang lain. Harga diri dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu harga diri rendah, harga diri sedang, dan harga diri tinggi. Semakin tinggi skor yang didapat wanita lansia bekerja maka harga diri yang dialami semakin tinggi pula dan sebaliknya bila skor yang didapatkan semakin rendah maka harga diri yang dialami juga semakin rendah. 54
55 2. Dukungan Sosial Dukungan sosial adalah suatu dorongan atau bantuan nyata seperti kenyamanan, perhatian, penghargaan serta hal-hal yang dapat memberikan keuntungan dari orang-orang di sekitar individu baik itu berasal dari pasangan, teman dekat, tetangga, saudara, anak, keluarga dan masyarakat sekitar kepada individu yang sedang mengalami kesulitan, agar individu tersebut merasa dicintai, diperhatikan, dihargai dan bernilai. Dukungan sosial diukur dengan skala dukungan sosial Sarafino (1994). Aspek dukungan sosial tersebut, yaitu: dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informatif dan dukungan jaringan sosial. Semakin tinggi skor skala dukungan sosial berarti semakin tinggi dukungan sosial yang diterima wanita lansia bekerja demikian juga sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh berarti semakin rendah dukungan sosial yang diterima wanita lansia bekerja tersebut. 3. Regulasi Emosi Regulasi emosi adalah suatu proses intrinsik dan ekstrinsik yang dapat mengontrol serta menyesuaikan emosi yang muncul pada tingkat yang tepat untuk mencapai suatu tujuan yang meliputi kemampuan mengatur perasaan, reaksi fisiologis, cara berpikir seseorang dan respon emosi (ekspresi wajah, tingkah laku dan nada suara) serta dapat dengan cepat menenangkan diri setelah kehilangan kontrol atas emosi yang dirasakan. Regulasi emosi diukur dengan skala regulasi emosi menggunakan aspek yang dikemukakan oleh Thompson (1994) yang meliputi : emotion monitoring,
56 emotion evaluating, emotion modification. Semakin tinggi skor skala regulasi emosi berarti semakin tinggi kemampuan yang dimiliki wanita lansia yang bekerja dalam meregulasi emosinya, demikian juga sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh berarti semakin rendah regulasi emosi yang dimiliki wanita lansia yang bekerja tersebut. C. Populasi, Sampel, Dan Sampling 1. Populasi Populasi yaitu semua individu atau sejumlah kelompok yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama (Hadi, 2004). Populasi yang akan menjadi responden dalam penelitian ini adalah wanita lansia di Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Jumlah dari wanita usia lansia yang bekerja wiraswasta di Kecamatan Jebres Kota Surakarta diketahui pada tahun 2007 sebanyak 278 orang. 2. Sampel Sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi (Hadi, 2004). Arikunto (1998) menjelaskan beberapa hal tentang pengambilan jumlah sampel, yaitu: a. Banyaknya sampel akan mempengaruhi hasil penelitian, tetapi bukan menjadi sesuatu yang mutlak karena semua tergantung dari sifat atau ciri yang dimiliki populasi yang berkaitan erat dengan homogenitas dalam populasi b. Penentuan besarnya sampel setidaknya tergantung dari kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana yang menyangkut luas wilayah pengamatan.
57 Berdasarkan pertimbangan di atas, peneliti menetapkan jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini berjumlah minimal 30 orang wanita bekerja usia lansia yang tinggal di Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Penentuan jumlah sampel tersebut juga telah sesuai dengan pendapat Roscoe (dalam Sugiyono, 2010) tentang penentuan ukuran sampel dalam penelitian yaitu ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500 orang subjek. Sampel yang digunakan homogen dan memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target dan terjangkau untuk diteliti (Nursalam, 2001). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : 1) Bersedia sebagai responden penelitian. 2) Berumur 60-75 tahun. 3) Memiliki pekerjaan baik dalam bidang perdagangan, pertanian, maupun peternakan. 4) Bukan sebagai penopang keuangan utama dalam keluarga 5) Tinggal di Kecamatan Jebres Kota Surakarta. 3. Sampling Teknik pengambilan sampel (sampling) adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sample (Hadi, 2004). Tidak diketahuinya jumlah pasti lansia perempuan yang bekerja di Kecamatan Jebres Kota Surakarta maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis sampel tidak terbatas (Arikunto, 1998). Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive quota incidental sampling. Purposive quota incidental sampling
58 merupakan bentuk sampling yang mana pemilihan sekelompok subjek didasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (purposive), jumlah subjek yang akan diteliti telah ditentukan terlebih dahulu (quota) dan subjek yang dijadikan sebagai anggota sampel adalah subjek yang kebetulan dijumpai di tempat-tempat tertentu (incidental) (Hadi, 2004). Jumlah sampel yang dipenuhi oleh peneliti dalam penelitian ini adalah 30 orang wanita bekerja usia lanjut yang tinggal di Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Penentuan ukuran sampel yang sejumlah 30 orang wanita bekerja usia lanjut yang tinggal di Kecamatan Jebres Kota Surakarta adalah didasarkan pada pendapat Roscoe (dalam Sugiyono, 2010) tentang penentuan ukuran sample dalam suatu penelitian, yaitu: a. Ukuran sample yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500 responden. b. Bila dalam suatu penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (misalnya: analisis korelasi atau regresi ganda) maka jumlah anggota sampel minimal adalah 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Berdasarkan pendapat Roscoe di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa ukuran sampel penelitian yang berjumlah 30 telah sesuai dengan jumlah minimal sampel. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berdasarkan cara memperolehnya dibagi menjadi dua, yaitu:
59 1. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer. Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertama (Suryabrata, 2005). Oleh karena itu, data dalam penelitian ini diperoleh langsung dari wanita lanjut usia yang bekerja melalui tanggapan atas tiga skala yang diberikan. 2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan tiga macam skala, yaitu skala harga diri, skala dukungan sosial dan skala regulasi emosi. Skala yang digunakan dalam penelitian ini merupakan modifikasi skala Likert, tiap-tiap skala memiliki ciri-ciri empat alternatif jawaban yang dipisahkan menjadi pernyataan favorable dan unfavorable, dengan cara penilaian menggunakan empat kategori jawaban sebagai berikut : Tabel 1 Penilaian Pernyataan Favourable dan Unfavourable Kategori Jawaban Favorable Unfavorable SS (Sangat Sesuai) 4 1 S (Sesuai) 3 2 TS (Tidak Sesuai) 2 3 STS (Sangat Tidak Sesuai) 1 4
60 a. Skala Harga diri Harga diri diungkap melalui instrumen skala harga diri yang disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Maslow (dalam Schultz, 1991) yaitu penghargaan dari diri sendiri dan penghargaan dari orang lain. Harga diri dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu harga diri rendah, harga diri sedang,dan harga diri tinggi. Semakin tinggi skor yang didapat maka harga diri yang dialami semakin tinggi dan sebaliknya bila skor yang didapatkan semakin rendah maka harga diri yang dialami juga semakin rendah. Tabel 2 Blueprint Skala Harga diri No. Aspek Harga Indikator Pernyataan JumlahA Diri F U item 1. Penghargaan 1. Memiliki rasa 1, 2,3 6,7,8 6 dari diri sendiri percaya diri yang tinggi 2. Yakin akan 4,5,11,25 9,10,16,1 8 kemampuan diri sendiri 7 2. Penghargaan 1. Merasa 12,13,14, 18,19,20, 9 dari orang lain diperhatikan oleh lingkungan 15,21 26, 2. Merasa diterima oleh lingkungan 22,23,24 27,28,29, 30 7 Jumlah 15 15 30
61 b. Skala dukungan sosial Skala dukungan sosial dibentuk berdasarkan lima aspek yang diungkapkan Sarafino (1994) yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informatif dan dukungan jaringan sosial. Dukungan sosial dibagi menjadi tiga kategori yaitu dukungan sosial rendah, dukungan sosial sedang, dan dukungan sosial tinggi. Semakin tinggi skor yang didapat maka dukungan sosial yang dimiliki semakin tinggi dan sebaliknya bila skor yang didapatkan semakin rendah maka dukungan sosial yang dimiliki juga semakin rendah.
62 Tabel 3 Blueprint Skala Dukungan sosial No. Aspek Dukungan Sosial 1. Dukungan Emosional 2. Dukungan Penghargaan 3. Dukungan Instrumental 4. Dukungan Informatif 5. Dukungan Jaringan Sosial Indikator Pernyataan Jumlah F U Aitem 1. Merasa dicintai. 1,2 6,7 4 2. Merasa diperhatikan. 3,4,37 8,9,30 6 1. Mendapat pujian ketika 5,11 10,16 4 melakukan hal positif. 2. Mendapat hadiah setelah 12,13 17 3 melakukan hal positif. 1. Memperoleh bantuan 14,15 18,19 4 tenaga orang lain dalam mengerjakan sesuatu. 2. Memperoleh benda-benda 23,24 20,21,3 5 untuk kebutuhan hidup. 1 1. Menerima saran dari 25,26,2 22,32 5 orang lain saat 7 menghadapi masalah. 2. Memiliki sarana 38 28,29 3 komunikasi yang memadai untuk mendapatkan informasi. 1. Terlibat aktif dalam 33,34, 39,40 6 kelompok 35,36 Jumlah 20 20 40
63 c. Skala regulasi emosi Skala regulasi emosi dibentuk berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Thompson (1994) yang meliputi : emotion monitoring, emotion evaluating, emotion modification. Regulasi emosi dibagi menjadi tiga kategori yaitu regulasi emosi rendah, regulasi emosi sedang, dan regulasi emosi tinggi. Semakin tinggi skor yang didapat maka regulasi emosi yang dimiliki semakin tinggi dan sebaliknya bila skor yang didapatkan semakin rendah maka regulasi emosi yang dimiliki juga semakin rendah. Tabel 4 Blueprint Skala Regulasi emosi No. Aspek Regulasi Indikator Pernyataan Jumlah Emosi F U Aitem 1. Emotion 1. Mampu memahami 1,2,3,4,5 6,7,8,9,10 10 Monitoring dengan baik dari emosi yang dirasakan. 2. Emotion 1. Memprediksi dan 11,12,13 16,17, 11 Evaluating mengontrol penyebab emosi 14,15,25 18,19, 20 3. Emotion 1. Mampu mengubah 21,22 26,27, 28 5 Modification emosi yang dirasakan ke dalam bentuk perilaku positif. 2. Mampu mengubah 23,24 29,30 4 emosi yang dirasakan ke dalam bentuk motivasi. Jumlah 15 15 30
64 E. Teknik Analisis Data 1. Uji Validitas Uji validitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity), yaitu validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional melalui profesional judgement, yaitu oleh dosen pembimbing. Validitas isi terbagi menjadi dua tipe, yaitu validitas muka (face validity) dan validitas logik (logical validity). Validitas muka yaitu validitas yang didasarkan pada penilaian pada format penampilan tes yang dianggap telah meyakinkan dan memberikan kesan mampu mengungkap apa yang hendak diukur. Adapun validitas logik menunjuk pada sejauh mana isi tes merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur (Azwar, 2008). 2. Uji Daya Beda Aitem dan Uji Reliabilitas Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya (Suryabrata, 2005). Uji beda aitem atau daya diskriminasi aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Uji diskriminasi aitem merupaka analisis butir dari sampel uji-coba untuk memastikan butir yang ditulis dapat membedakan karakteristik sampel dari atribut yang diukur. Proses ini dilakukan dengan menghitung korelasi aitem total sebagai koefisien yang menunjukkan daya diskriminasi aitem. Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan dengan
65 formulasi koefisien korelasi product moment Pearson karena aitem dalam alat ukur akan diberi skor pada level interval (Azwar, 2008). Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem total, dengan batasan r xy 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal daya diskriminasi aitemnya dianggap memuaskan dan bila kurang dari 0,30 maka daya diskriminasinya dianggap rendah (Azwar, 2008). Aitem yang masuk dalam uji reliabilitas merupakan aitem yang memiliki daya diskriminasi yang memuaskan dengan ketentuan batasan nilai r xy 0,30. Uji reliabilitas ini merupakan kelanjutan dari uji diskriminasi aitem. Reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Hal ini ditunjukkan oleh taraf konsistensi skor yang diperoleh para subjek yang diukur dengan alat yang sama, atau diukur dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda. (Azwar, 2008). Skala dalam penelitian ini diuji reliabilitasnya menggunakan Alpha Cornbach. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas, yang angkanya berada dalam rentang 0 hingga 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00, berarti semakin tinggi reliabilitas. Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Alfa 0,60 (Priyatno, 2008). Perhitungan selengkapnya menggunakan program Statistical Product and Service Solution. 3. Uji Hipotesis Berdasarkan tujuan penelitian ini dan hipotesis penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dan
66 regulasi emosi dengan harga diri wanita bekerja usia lansia. Hal ini disebabkan penelitian ini melibatkan dua variabel bebas, yaitu dukungan sosial dan regulasi emosi. Perhitungan analisis regresi berganda akan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 17.0. Selanjutnya menggunakan analisis korelasi parsial untuk mengetahui hubungan tiap-tiap variabel bebas ( dukungan sosial dan regulasi emosi ) dengan harga diri pada wanita bekerja usia lansia. Prayitno (2008) menyatakan bahwa untuk dapat menggunakan analisis regresi berganda, harus dilakukan tahapan perhitungan uji asumsi terlebih dahulu yang meliputi : 1. Uji Asumsi Dasar a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui populasi berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan melihat nilai Kolmogorov-Smirnoff dalam uji One Sample Kolmogorov - Smirnoff. Data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. b. Uji Linearitas Uji Linearitas dilakukan untuk mengetahui dua variabel memiliki hubungan linier atau tidak secara signifikan. Dua variabel dinyatakan liniear apabila signifikansi (liniearity) kurang dari 0,05.
67 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan utnuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antarvariabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah ada tidaknya multikolinearitas. b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah ada tidaknya heterokesdastisitas. c. Uji Otokorelasi Uji otokorelasi dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain dari model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya otokorelasi.