LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 2 TAHUN : 1993 SERI : C.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 8 TAHUN : 1993 TENTANG IZIN TRAYEK ANGKUTAN PENUMPANG UMUM DI WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II SUMEDANG Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1990 tentang Penyerahan sebagian Urusan Pemerintahan dalam bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kepada Derah Tingkat I dan Daerah Tingkat II, dipandang perlu mengatur kembali Izin Trayek Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang; b. bahwa berdasarkan pertimbangan butir a diatas, perlu ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok pokok Pemerintahan di daerah; 2. Undang Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Barat; 3. Undang Undang Nomor 12 Drt Tahun 1957 tenatng Peraturan Umum Retribusi Daerah; 4. Undang Undang Nomor 3 Tahun 1965 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1985 tentang Penyidikan terhadap pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1990 tentang Penyerahan sebagian Urusan Pemerintahan dalam bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1974 tentang Bentuk Peraturan Daerah; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 5 Tahun 1986tentang Penerbitan Lembaran Daerah dan Penugasan Pengundangan Peraturan Daerah/Keputusan Daerah kepada Sekretaris Wilayah/Daerah; 9. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 6 Tahun 1986 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil. DENGAN PERSETUJUAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG TENTANG IZIN TRAYEK ANGKUTAN PENUMPANG UMUM DI WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. c. Bupati Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sumedang.
d. Dinas adalah Dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang yang menangani urusan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. e. Trayek adalah Lintasan tertentu yang digunakan untuk pelayanan jasa angkutan. f. Izin adalah Izin trayek angkutan penumpang umum di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. g. Kendaraan Penumpang adalah Setiap kendaraan bermotor terdiri atas Bis dan Mobil Penumpang yang digunakan jasa Angkutan Umum di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. h. Perusahaan Angkutan Penumpang Umum adalah Perusahaan Angkutan yang memenuhi persyaratan yang bergerak di bidang Angkutan Penumpang Umum baik yang dikelola Pemerintah maupun Swasta. i. Kartu Pengawasan adalah Kartu yang berisi kutipan Surat Keputusan Izin Trayek untuk setiap kendaraan. j. Kas Daerah adalah kas Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang pada Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Cabang Sumedang. BAB II PEMBERIAN, BENTUK DAN MASA BERLAKUNYA IZIN Pasal 2 (1) Setiap Perusahaan Angkutan Penumpang Umum dalam Daerah diwajibkan mempunyai izin terlebih dahulu. (2) Izin yang dimaksud ayat (1) Pasal ini diberikan oleh Bupati Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk. Pasal 3 (1) Bentuk Surat Izin ditentukan lebih lanjut oleh Bupati Kepala Daerah. (2) Izin diberikan selam perusahaan tersebut masih berjalan. (3) Setiap 1 (satu) tahun pemegang izin diwajibkan melakukan daftar ulang.
BAB III TATA CARA MEMPEROLEH IZIN TRAYEK DAN BERLAKUNYA SURAT IZIN Pasal 4 (1) Permohonan untuk memperoleh izin diajukan pemohon kepada Bupati Kepala Daerah secara tertulis. (2) Tata cara pengajuan permohonan izin dan syarat yang dipenuhi pemohon diatur lebih lanjut oleh Bupati Kepala Daerah. (3) Pemegang izin diwajibkan mematuhi dan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Surat Izin. (4) Permohonan daftar ulang izin harus diajukan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum jatuh temp daftar ulang. Pasal 5 Surat izin tidak dapat dipindahtangankan kepada pihak lain, kecuali atas persetujuan dari pemberi izin. Pasal 6 (1) Izin tidak berlaku karena ; a. Telah berakhir usaha angkutan yang bersangkutan; b. Dikembalikan oleh pemegang izin; c. Dicabut oleh pejabat yang berwenang. (2) Pencabutan izin sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c dilakukan jika : a. Tidak melakukan kegiatan wajib angkut selama dalam jangka 3 (tiga) bulan sejak izin dikeluarkan tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan; b. Pemegang izin tidak memenuhi, mentaati ketentuan yang berlaku yang ditetapkan dalam Surat Izin; c. Alasan kepentingan ketentraman dan ketertiban umum.
BAB IV PUNGUTAN DAN BESARNYA RETRIBUSI Pasal 7 (1) Kepada setiap pemegang izin dikenakan retribusi yang besarnya ditetapkan sebagai berikut : a. Besarnya retribusi izin bagi : - Mobil Bis dengan kapasitas tempat duduk 10 s/d 15 orang sebesar Rp. 50.000,- (Lima puluh ribu rupiah); - Mobil Bis dengan kapasitas tempat duduk 16 s/d 25 orang sebesar Rp. 80.000,- (Delapan puluh ribu rupiah); - Mobil Bis dengan kapasitas tempat duduk 26 orang keatas sebesar Rp. 110.000,- (Seratus sepuluh ribu rupiah); - Mobil penumpang umum lainnya sebesar Rp. 30.000,- (Tiga puluh ribu rupiah); - Kendaraan Angkutan Penumpang Umum yang dipergunakan angkutan khusus sebesar Rp. 25.000,- (Dua puluh lima ribu rupiah). b. Besarnya retribusi daftar ulang per kendaraan : - Mobil Bis tempat duduk 10 s/d 15 orang sebesar Rp. 20.000,- (Dua puluh ribu rupiah); - Mobil Bis tempat duduk 16 s/d 25 orang sebesar Rp. 25.000,- (Dua puluh lima ribu rupiah); - Mobil Bis temapat duduk 26 orang keatas sebesar Rp. 35.000,- (Tiga puluh lima ribu rupiah); - Mobil penumpang lainnya sebesar Rp. 15.000,- (Lima belas ribu rupiah); - Kendaraan Angkutan Penumpang Umum yang dipergunakan angkutan khusus sebesar Rp. 10.000,- (Sepuluh ribu rupiah). c. Pemberian izin insidentil ditetapkan sebesar Rp. 5.000,- (Lima ribu rupiah)/kendaraan /1kali perjalanan /PP. d. Kartu pengawasan yang merupakan kutipan surat Izin Trayek tidak dikenakan Retribusi. (2) Pungutan Retribusi dilakukan oleh dinas.
(3) Hasil Pungutan Retribusi Izin Trayek sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini disetorkan secara bruto ke Kas Daerah. (4) Tata cara pemungutan retribusi diatur kemudian dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah. Pasal 8 Setiap keterlambatan daftar ulang pemegang izin yang dimaksud Pasal 3 Peraturan Daerah ini dikenakan denda 10% per bulan dari besarnya retribusi dengan ketentuan apabila keterlambatan kurang dari 1 (satu) bulan dihitung 1 (satu) bulan. Pasal 9 Yang bertanggung jawab mengenai pembayaran retribusi adalah : a. Untuk perorangan adalah pemilik atau pihak lain atas kuasa pemilik. b. Untuk perusahaan berbadan hukum adalah pengurusnya atau penanggung jawab. BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 10 (1) Pembinaan dan pengawasan trayek angkutan penumpang Umum dilakukan oleh Dinas dan Instansi Kepolisian sesuai dengan fungsinya. (2) Dinas berkewajiban memberikan laporan atas pelaksanaan tugasnya kepada Bupati Kepala Daerah. (3) Untuk keperluan pembinaan dan pengawasan disediakan dana sebesar 10% (Sepuluh per seratus) dari realisasi penerimaan diluar dana peningkatan dan pelayanan.
BAB VI KETENTUAN PIDANA DAN PENYIDIKAN Pasal 11 (1) Barang siapa melanggar ketentuan Pasal 2 ayat (1) Pasal 5 dan Pasal 7 ayat (1) Peraturan Daerah ini diancam Pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda sebesar-besarnya Rp. 50.000,- (Lima puluh ribu rupiah). (2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah pelanggaran. Pasal 12 (1) Penyidikan terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) Peraturan Daerah ini dilakukan oleh penyidik POLRI dan atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah yang pengangkatannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan para Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini berwenang : a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindakan Pidana; b. melakukan tindakan pertama pada saat itu di temapat kejadian dalam melakukan pemeriksaan; c. menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. melakukan penyitaan benda dan atau surat; e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik POLRI bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik POLRI memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya;
i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur kemudian dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah. Pasal 14 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH, TINGKAT II SUMEDANG Ketua, Sumedang, 23 Februari 1993 BUPATI KEPALA DAERAH TK II SUMEDANG Cap.ttd Cap.ttd H. ATJEP ABDUL LATIEF Drs. H. SUTARDJA Peraturan Daerah ini telah disahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan Keputusannya tanggal 19 April 1993 Nomor 188.342/SK.624-Huk/1993 GEBERNUR KEPALA DAERAH TK I JAWA BARAT, Cap Ttd. H,R. MOH. YOGIE S.H.
Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang tanggal 4 Mei 1993 Nomor : 2 Tahun 1993 Seri : C.1 SEKRETARIS WILAYAH/DAERAH, Drs. H. YITNO. Pembina Tk. I Nip. 010 043 052
PENJELASAN : ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG TENTANG IZIN TRAYEK ANGKUTAN PENUMPANG UMUM DI WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG. PENJELASAN UMUM Bahwa lajunya usaha pembangunan mengakibatkan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sarana dan prasarana angkutan penumpang umum. Banyaknya perusahaan angkutan di wilayah kabupaten daerah tingkat II sumedang dikhawatirkan tumbuhnya persaingan yang kurang sehat sehingga akan membawa akibat yang tidak menguntungkan bagi perkembangan usaha angkutan sendiri dan bagi kelancaran angkutan penumpang umum di wilayah kabupaten daerah tingkat II sumedang. Untuk terjaminnya ketertiban lalu lintas di jalan serta kelangsungan hidup para pengusaha angkutan yang bersangkutan, perlu pembinaan dan pengawasan melalui pengaturan izin trayek. Penjelasan pasal demi pasal Pasal 1 Dalam pasal ini ditentukan beberapa pengertian dari istilah yang digunakan dalam peraturan daerah ini dengan maksud agar terdapat pengertian yang sama tentang pengertian istilah yang bersangkutan, sehingga dengan demikian kesalah pahaman dalam penafsiran dapat dihindarkan. Pasal 2 Ayat (1) cukup jelas Ayat (2) Pejabat yang ditunjuk dimaksud dalam pasal ini adalah pejabat dilingkungan dinas.
Pasal 3 dan Pasal 4 Cukup jelas Pasal 5 Tidak boleh dipindahgunakan yang dimaksud dalam pasal ini antara lain seperti penjualan surat izin, karena izin trayek tidak menjadi milik perusahaan tapi merupakan kepercayaan pemerintah kepada pemilik kendaraan, jadi sewaktu-waktu izin dapat diambil oleh pemberi izin. Pasal 6 Ayat (1). Cukup Jelas Ayat (2). Huruf a dan b cukup jelas Ayat (2). Huruf c. kepentingan ketentraman dan ketertiban umum yang dimaksud dalam pasal ini adalah kepentingan masyarakat lainnya dan apabila diizinkan menimbulkan bahaya bagi masyarakat yang lebih luas Pasal 7 Ayat (1). Kendaraan angkutan penumpang umum yang dipergunaka angkutan khusus yang dimaksud pasal ini misalnya angkutan karyawan, angkutan anak sekolah dan sejenisnya yang bersifat tetap. Ayat (2) s/d (4) cukup jelas Pasal 8 dan Pasal 9 Cukup Jelas Pasal 10 Ayat (1). Cukup jelas Ayat (2). Cukup Jelas Ayat (3). Pembinaan yang dimaksudkan dalam pasal ini adalah pembinaan lalu lintas dan angkutan jalan di bidang perizinan trayek meliputi kegiatan survey kebutuhan jasa angkutan setiap lintasan, survey asal tujuan pelaksanaan pengendalian lalu lintas dan angkutan survey kebutuhan fasilitas lalu lintas dan lain-lain.
Pasal 11 s/d 14 Cukup jelas