BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

laporan dari menajement konstruksi kepada pemberi tugas (Owner). proyek selama kegiatan berlangsung dalam suatu hari.

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. hingga akhir pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini berguna untuk mengetahui

6.2.1 Pengendalian Mutu Pada umumnya dalam sebuah proyek konstruksi mengenal beberapa aspek pengendalian mutu yang sering diterapkan, diantaranya adal

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. diperlukan untuk menjaga kualitas struktur agar sesuai dengan spesifikasi yang

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. proses pemikiran yang tangguh dalam mengatasi persoalan pelaksanaan

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. 6.1 Kemajuan Pekerjaan Dan Pengendalian Proyek

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik

PERENCANAAN WAKTU PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan,

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

BAB III LANDASAN TEORI. baik investasi kecil maupun besar dalam skala proyek memerlukan suatu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA

4- PEKERJAAN PERSIAPAN


BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

PROJECT PLANNING AND CONTROLLING GEDUNG RUSUNAWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MS.PROJECT

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

BAB III METODE PENELITIAN. 3.2 Objek Penelitian Obyek studi dari penelitian ini adalah proyek pembangunan X

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan


BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu


Dian Rahayu Rose Marini

DIPLOMA III TEKNIK SIPIL - FTSP STEFANUS HENDY L DIANA WAHYU HAYATI DISUSUN OLEH : DOSEN PEMBIMBING :

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

COST CONTROL Rencana Anggaran Pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. Proyek merupakan pelaksanaan sesuatu bangunan mulai dari perencanaan sampai

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

Kata kunci: perbandingan biaya, penambahan tenaga kerja, jam kerja (kerja lembur), time cost trade off

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN


ANALISIS CASH FLOW OPTIMAL PADA KONTRAKTOR PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN

STRUKTUR ORGANISASI DALAM PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

Laporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN KERJA PRAKTIK PROYEK PEMBANGUNAN MENARA ASTRA PROJECT (METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS)

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK

BAB III METODOLOGI 3.1. TINJAUAN UMUM

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. pihak yang terkait satu sama lain yang mempunyai tugas dan wewenang masing

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB 5 PERENCANAAN WAKTU

PENGENDALIAN MUTU DAN WAKTU PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON SPL.KS

I T S INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA. Biodata Penulis TRI WAHYU NUR WIJAYANTO

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam periode tertentu ( Maharesi Dannyanti,2010 ). kurun waktu tertentu ( Tampubolon dalam Dannyanti,2010 )

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

Scheduling Method, dan telah didapatkan waktu penyelesaian proyek masingmasing

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

Owner (Pemilik Proyek)

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK PROTOTIPE RUSUNAWA TIPE 36 BERDASARKAN PERENCANAAN CASH FLOW OPTIMAL

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Data ketidaksesuaian atau defect atau punch list yang terjadi pada 8 proyek yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB III SISTEM ORGANISASI DALAM MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,

Analisa Time Cost-Trade Off Pada Pembangunan Perluasan Rumah Sakit Petrokimia Gresik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengadakan, menjadikan. Efisiensi dapat di rumuskan menurut suatu pengertian

ANALISA KINERJA BIAYA DAN WAKTU PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS (EVA)

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN

BAB III MANAJEMEN ORGANISASI DAN SISTEM KONTRAK. merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mongkoordinasi dan

Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penulangan beton dan formwork atau bekisting. Diantara ketiga komponen tersebut,

Transkripsi:

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Menurut Setiadi dan Andi (2013), monitoring pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi merupakan kegiatan pengamatan jalannya aktivitas dilapangan secara langsung. Pada saat monitoring, sangat penting untuk membuat dokumentasi / catatan terhadap actual work dan durasi. Hasil dokumentasi / catatan tersebut akan dibandingkan dengan as plan schedule sebagai tolak ukur (standard yang diharapkan). Kemajuan proyek sendiri merupakan progress pekerjaan dari awal proyek sampai dengan pekerjaan proyek berakhir. Progress / kemajuan pekerjaan proyek menjadi indikator dalam monitoring untuk menilai perkembangan pelaksanaan pekerjaan yang dibandingkan dengan rencana. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai evaluasi kemajuan proyek dari awal proyek hingga akhir pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini bertujuan untuk mengetahui kemajuan pekerjaan proyek. Laporan kemajuan proyek dapat berupa laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan. Berikut ini penjelasan berdasarkan data proyek dan sumber pustaka. Laporan harian Menurut Permen PU (2011), Laporan harian merupakan catatan kegiatan setiap hari yang berkaitan dengan semua kegiatan proyek yang dilakukan dalam satu hari. Laporan harian ini berisi : Jenis dan kuantitas bahan yang berada dilokasi pekerjaan; Penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya; VI-1

Jenis, jumlah dan kondisi peralatan; Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan; Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan. Berikut bentuk laporan harian pada pekerjaan proyek ini, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1 (hal L-1). Gambar 6.1 Laporan Harian Proyek pembangunan Deltomed Office Laporan mingguan Menurut Permen PU (2011), Laporan mingguan merupakan laporan yang berisikan kemajuan proyek selama satu minggu merupakan rekapitulasi data dari laporan harian, bentuk laporan mingguan pada pekerjaan proyek ini sebagai berikut, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2 sampai lampiran 5 (hal L-2 hingga L-5). VI-2

Gambar 6.2 Laporan Mingguan Proyek pembangunan Deltomed Office Laporan bulanan Menurut Permen PU (2011), Laporan bulanan merupakan laporan yang berisikan kemajuan proyek selama satu bulan berdasarkan laporan harian dan laporan mingguan. Bentuk laporan bulanan pada pekerjaan proyek ini sebagai berikut, untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 6 (hal L-6). Gambar 6.3 Laporan Bulanan Proyek pembangunan Deltomed Office VI-3

Terdapat tiga tahap guna untuk kemajuan proyek yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana sebuah proyek direncanakan, dikontrol, dan diawasi sejak dari proyek disepakati untuk dikerjakan hingga proyek tercapai. a) Tahap perencanaan Tahap perencanaan merupakan tahap awal proyek. Semua proyek konstruksi biasanya dimulai dari gagasan atau rencana dari pemilik dan dibangun berdasarkan kebutuhan proyek pembangunan Deltomed Office Tangerang. Menurut Walean (2012), ntuk dapat membuat kemajuan didalam proyek dibutuhkan perencanaan (planning) yang baik dengan meletakkan dasar dari tujuan dan sasaran proyek yang meliputi sebagai berikut : Menetapkan tanggal dimulainya proyek dan kapan sebuah proyek berakhir Menyusun jenis-jenis tugas yang ada Menentukan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap jenis tugas Menetapkan korelasi atau hubungan antara suatu tugas dengan tugas lain Membuat perencanaan sumber daya yang akan digunakan pada proyek Menyusun data dari sumber daya yang ada berdasarkan pada jenis-jenis tugas Menentukan kalender kerja untuk menyusun hari kerja dan jam kerja dari proyek Memasukkan data biaya yang diperlukan VI-4

Melakukan pemeriksaan apabila ada jadwal penggunaan sumber daya yang overlapping (pekerjaan yang dilakukan bersama-sama) atau berbenturan dengan cara melakukan levelling (pekerjaan dilakukan secara bertahap setelah pekerjaan yang satu selesai kemudian mulai pekerjaan lainnya). Untuk membuat perencanaan yang baik yaitu dengan melakukan studi kelayakan dan perencanaan area dari manajemen suatu proyek seperti biaya, mutu, waktu, kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L), sistem informasi, sumber daya dan resiko yang dapat terjadi dari suatu proyek. Dan tahap perencanaan itu sendiri ditangani langsung oleh pihak pemilik proyek (owner) yaitu PT.Deltomed. b) Tahap penjadwalan (schedule) Tahap penjadwalan (schedule) merupakan perangkat untuk menentukan aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek dalam urutan serta kerangka waktu tertentu, dalam mana setiap aktivitas harus dilaksanakan agar proyek selesai tepat waktu dengan biaya yang ekonomis. Untuk mendapatkan penjadwalan yang realistis yang sesuai dengan jadwal rencana yang telah dibuat yaitu dengan cara melakukan monitoring dan juga updating. Proses penjadwalan proyek bisa dilakukan dengan kurva s, barchart, penjadwalan linier (diagram vektor), network working planning. Jika jadwal yang telah direncanakan tidak sesuai dengan realita maka dilakukan evaluasi dan memberikan solusinya agar proyek tetap sesuai yang telah direncanakan (Walean, 2012). Berikut, gambar kurva S pada proyek pembangunan Deltomed Office, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 7 (hal L-7): VI-5

Gambar 6.4 Grafik Kurva S Proyek pembangunan Deltomed Office c) Tahap pengendalian proyek Tahap pengendalian proyek ini dilakukan untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran dan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan penyimpangan, kemudian melakukan tindakan koreksi yang diperlukan agar sumber daya dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan. Tahap ini merupakan tahap yang menentukan hasil akhir dari suatu proyek. Dalam tahap pengendalian proyek dilakukan kegiatan pengawasan, pemeriksaan, serta tindakan koreksi yang dilakukan selama proses implementasi (Suparno, 2012). 6.2 Pengendalian Proyek Pengendalian proyek merupakan usaha yang sistematis guna untuk menemukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan. Melakukan VI-6

tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya yang digunakan secara efektif dan juga efisien dalam rangka mencapai sasaran (Proyek, 2017). Lokasi proyek pembangunan Deltomed Office ini berada diwilayah gedung pertokoan, dan perumahan. Pada lokasi seperti tersebut dapat teridentifikasi berbagai kendala yang mungkin dapat terjadi disebabkan oleh lokasi pryek tersebut maka harus dilakukan hal-hal seperti berikut: Menjaga kebersihan baik sebelum maupun sesudah kerja Menjaga keamanan dan ketenangan lingkungan sekitar Menyelesaikan proyek secara tepat waktu sesuai dengan yang telah direncanakan Menjaga kebersihan jalan raya terutama saat pelaksanaan struktur bawah seperti pondasi dan galian tanah Selalu menjalankan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Kendala-kendala diatas harus disiasati agar tidak saling merugikan, yaitu dengan selalu melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Pengawasan proyek (project monitoring) dalam pengendalian adalah bertujuan untuk : Mengevaluasi dan mengawasi realisasi fisik sesuai dengan rencana kerja Meneliti dan mengawasi kondisi proyek serta memberikan saran-saran bila terdapat masalah yang dapat berdampak pada kemajuan proyek. Mencapai hasil kerja yang maksimal. Proses pengawasan dalam pengendalian proyek pembangunan Deltomed Office dapat diuraikan menjadi langkah-langkah berikut ini : VI-7

1. Menentukan sasaran Sasaran pokok proyek yaitu menghasilkan produk atau instalasi dengan batasan lingkup anggaran, jadwal dan mutu yang telah ditentukan. Sasaran ini menjadi faktor pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembangunan proyek atau investasi, maka sasaran merupakan tonggak tujuan dari kegiatan pengendalian. 2. Menentukan standar dan kriteria sebagai patokan untuk mencapai sasaran Untuk dapat mencapai sasaran secara efektif dan efisien, diperlukan suatu standar dan kriteria yang dipakai sebagai tolak ukur guna untuk membandingkan dan juga menganalisis dari hasil pekerjaan. Macam-macam standar dan kriteria sebagai berikut : Berupa unit pekerjaan yang berhasil diselesaikan. Berupa jadwal, misalnya waktu yang ditentukan guna mencapai milestone. Berupa standar mutu dan kriteria, misalnya yang berhubungan dengan kualitas material dan hasil uji coba. Berupa satuan uang, misalnya anggaran per satuan unit, pekerjaan (SRK)/ Standar Rencana Kerja, anggaran pekerjaan per unit per jam, penyewaan alat per unit per jam, biaya angkutan per ton per km. 3. Mengumpulkan data info hasil implementasi Untuk mendapatkan gambaran yang realistis dibutuhkan adanya pelaporan, pemeriksaan, pengukuran dan pengumpulan data serta informasi hasil pelaksanaan pekerjaan. Pelaporan sejauh mungkin didasarkan atas pengukuran penyelesaian fisik pekerjaan. VI-8

4. Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan terhadap standar, kriteria, dan sasaran yang telah ditentukan. Menganalisis berdasarkan indikator yang diperoleh serta membandingkan dengan kriteria dan standar yang telah ditentukan. Hasil analisis digunakan sebagai landasan dan dasar tindakan pembetulan, maka dari itu metode yang digunakan harus tepat dan peka terhadap adanya kemungkinan penyimpangan. 5. Mengadakan tindakan perbaikan Apabila hasil dari analisis menunjukan adanya penyimpangan, maka lakukan tindakan perbaikan seperti : Mengubah metode, cara, dan prosedur kerja atau mengganti peralatan yang digunakan. Menambah tenaga kerja dan pengawasan dan lain-lain. Dengan dilakukannya tindakan perbaikan sasaran yang telah direncanakan akan tetap tercapai. Berikut hal-hal yang menjadi unsur penting dalam proses pengendalian proyek : 6.2.1 Pengendalian waktu Pengendalian waktu adalah pengaturan perincian yang diperlukan untuk melaksanakan suatu rencana secara seksama dengan melihat segala aspek yang ada di lapangan, dengan cara mengadakan rapat-rapat periodik yang diselenggarakan setiap satu kali dalam seminggu di kantor proyek (Hadinata, dkk, 2013). Untuk mempermudah dalam mengontrol pengendalian waktu pelaksanaan proyek, perlu dilakukannnya penjadwalan waktu kerja (time schedule) yang dibuat VI-9

sesuai dengan urutan pelaksanaan pekerjaan. Penjadwalan kerja ini dilakukan supaya pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan penjadwalan watu kerja yang telah direncanakan. Penjadwalan waktu kerja (time schedule) yang dibuat yaitu sebagai berikut : Master schedule : Jadwal waktu pelaksanaaan pekerjaan yang dibuat berdasarkan urutan pekerjaan dari proyek dimulai hingga proyek selesai. Dengan master schedule dibuat kurva-s perencanaan dan kurva-s aktual. Monthly schedule : Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang dibuat pada minggu terakhir setiap bulan yang berisikan rencana pelaksanaan berbagai pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk bulan berikutnya. Weekly schedule : Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang dibuat untuk dilaksanakan dalam waktu satu minggu. Daily schedule : Rencana kerja harian yang dibuat dengan mengacu pada weekly schedule. Pengendalian waktu didasarkan pada time schedule tiap pekerjaan. Agar pelaksanaan pekerjaan dapat berlangsung sesuai dengan yang telah direncanakan, time schedule disusun sebagai alat control untuk mengukur tingkat prestasi pekerjaan berdasarkan lamanya pelaksanaan. Pekerjaan apa yang harus didahulukan serta kapan harus dimulai dapat dilihat pada time schedule, sehingga keterlambatan pekerjaan dapat sebisa mungkin dihindari. Dengan time schedule, pembagian waktu setiap jenis pekerjaan dapat terperinci, mulai dari permulaan sampai akhir pekerjaan sehingga akumulatif presentase bobot pekerjaan akan dapat membentuk kurva S realisasi. S-Curve atau kurva S merupakan sebuah grafik yang dikembangkan oleh Warren T. Hanumm VI-10

atas dasar pengamatan terhadap sejumlah besar proyek sejak awal hingga akhir proyek. Dengan adanya S-Curve dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang direpresentasikan sebagai persentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek (Tolangi, 2012). Untuk memperjelas S-Curve dari proyek pembangunan Deltomed Office Alam Sutera dapat dilihat pada lampiran 8 (hal L-8). Menurut Tolangi (2012), fungsi dari kurva S adalah : Dapat menentukan waktu penyelesaian tiap pekerjaan proyek Dapat menentukan besarnya biaya pelaksanaan proyek Dapat mengukur kemajuan fisik di lapangan Dapat menentukan waktu untuk mendatangkan material, alat, dan tenaga kerja yang akan dipakai untuk pekerjaan tertentu. Selain membuat time schedule pengendalian waktu pelaksanaan proyek juga dilakukan dengan membuat Bar Chart dan Network Planning (NWP). Bar chart berisikan kegiatan pelaksanaan pekerjaan serta waktu pelaksanaannya dalam waktu satuan minggu yang dibuat dalam bentuk tabel, sedangkan untuk NWP dibuat untuk menggambarkan jalur-jalur yang menghubungkan satu kegiatan dengan kegiatan lainnya dengan durasi dan waktu paling awal/akhir untuk memulai ataupun mengakhiri kegiatan tersebut. Dengan NWP (Network Planning) dapat ditentukan kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam lintasan kritis (critical path) yaitu kegiatan yang jika mengalami keterlambatan dapat mempengaruhi kegiatan yang lain. VI-11

Pengendalian waktu pelaksanaan dilakukan dengan memonitor semua kegiatan proyek yang berlangsung tahap demi tahap yang mencakup pengadaan material, pelaksanaan proyek dan pengadaan tenaga kerja di setiap pekerjaan. 6.2.2 Pengendalian biaya Pengendalian biaya dilakukan dengan perencanaan pembiayaan pada setiap kegiatan proyek secara matang, proses monitoring dilakukan dengan acuan S-curve (grafik cash flow proyek), dimana setiap biaya yang keluar dan masuk dapat dimonitor setiap waktu. RAB (Rencana Anggaran Biaya) adalah besarnya biaya yang diperkirakan akan digunakan dalam pekerjaan suatu proyek konstruksi yang disusun berdasarkan gambar atau bestek, RAB bukan merupakan biaya yang sebenarnya melainkan biaya yang dipakai kontraktor untuk menetapkan harga penawaran sehingga dalam pelaksanaan nantinya tidak menghabiskan biaya yang lebih tinggi dari penawaran dan bila memungkinkan biaya kurang dari penawaran yang ditetapkan. RAP (Rencana Anggaran Pelaksanaan) adalah suatu perencanaan tentang besarnya biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek kostruksi, RAP direncanakan dan digunakan sebagai pedoman agar pengeluaran biaya tidak melampaui anggaran batas yang disediakan tetapi dapat mencapai kualitas mutu dan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam kontrak (Hadinata, dkk, 2013). Besarnya biaya ini dapat dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) yang telah disusun. Dari VI-12

perbandingan antara RAB dengan RAP dapat diketahui apabila pekerjaan yang telah dikerjakan mengalami pembengkakan biaya di setiap item pekerjaan sehingga dapat dilakukan evaluasi biaya. Evaluasi biaya dilakukan secara periodik di setiap bulannya. Jika terjadi penyimpangan dari yang sudah direncanakan, maka penyimpangan tersebut dibahas oleh tim dan pelajari penyebabnya, kemudian dibuat solusi untuk memperbaikinya. Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya yang telah dikeluarkan. 6.2.3 Pengendalian mutu Untuk memperoleh hasil pekerjaan struktur yang baik, maka mutu bahan untuk struktur dan finishing bangunan harus sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan kegiatan pengawasan dan pengendalian mutu dalam pemilihan bahan, pengujian berkala, cara pelaksanaan, perawatan, dan pemeliharaan. Dalam pengendalian mutu bahan yang terpenting yaitu pada pekerjaan beton, besi, bata dan campuran spesi. Sedangkan pada pengendalian mutu pekerjaan yang terpenting pada bagian pekerjaan struktur yaitu pekerjaan beton bertulang dan untuk pekerjaan finishing yaitu pada pemakaian jenis-jenis material finishing sesuai spesifikasi teknis, approval material yang telah disetujui oleh pemilik (owner), dan campuran spesi yang sesuai dengan spesifikasi, serta pengawasan terhadap gmbar kerja. 1. Pengawasan terhadap gambar proyek Pada proyek bangunan, gambar merupakan peranan yang sangat penting. Ide dan perencanaan semuanya dituangkan dalam sebuah gambar teknik. Dari VI-13

gambar inilah dipecahkan metode pelaksanaan pekerjaan hingga suatu bangunan dapat terealisasi. Jenis-jenis gambar teknik pada suatu proyek bangunan : Gambar tender : gambar yang dimiliki pemilik (owner) untuk menganalisa dan membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu proyek. Berikut gambar tender, untuk lebih jelas dapat dilihat di lampiran (hal.l-8). Berikut lingkar merah menandakan perbedaan dengan gambar forcon dimana adanya penambahan bentuk struktur. Gambar 6.5 Gambar T ender Gambar for construction : gambar yang digunakan sebagai pedoman untuk membuat gambar detail pelaksanaan konstruksi (Shop Drawing). Berikut gambar forcon, untuk lebih jelas dapat dilihat di lampiran (hal.l-9). Berikut pemberian lingkaran merah menandakan perubahan bentuk VI-14

struktur dan adanya perbedaan elevasi yang di gambarkan dalam gambar tender. Gambar 6.6 Gambar For construction Gambar shop drawing : gambar yang dibuat oleh kontraktor yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Berikut gambar shop drawing, untuk lebih jelas dapat dilihat di lampiran (hal.l- 10). Berikut pemberian tanda warna merah ini menjelaskan perbedaan bentuk struktur yang awalnya ada menjadi tidak ada dan pula yang ada balok-balok anak di ujung pada gambar tender maupun forcon menjadi tidak ada dan diganti balok utama saja serta adanya perbuhan elevasi dari gambar sebelumnya. VI-15

Gambar 6.7 Gambar Shopdrawing Gambar as built drawing : gambar actual pelaksanaan setelah proses pekerjaan lapangan selesai. Terdapat tiga parameter yang dapat menyatukan status gambar pada pengawasan shop drawing, yaitu : Approved : approved ini artinya shop drawing disetujui untuk dijadikan pedoman pelaksanaan di lapangan. Approved as note : ini artinya shop drawing disetujui namun dengan catatan-catatan yang ada untuk dijadikan pedoman pelaksanaan di lapangan. Not approved : not approved artinya shop drawing tidak disetujui, maka pihak kontraktor harus melakukan perbaikan-perbaikan pada kesalahankesalahan sesuai dengan catatan yang ada (Ahadi, 2011). VI-16

2. Pengawasan pekerjaan form work / bekisting Yang merupakan pelaksanaan pekerjaan form work yaitu pengawasan terhadap elevasi tanah, dimensi bekisting, kekokohan schaffolding dan support, pemeriksaan bahan bekisting yang memenuhi syarat, dan pelaksanaan pengawasan pekerjaan di lapangan. Pengawasan terhadap pekerjaan form work ini penting karena pekerjaan ini yang akan memberikan bentuk pekerjaan pembesian dan pekerjaan beton, sehingga pekerjaan form work ini harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi shop drawing. 3. Pengawasan pekerjaan pembesian Setelah pengawasan pekerjaan form work, disarankan juga untuk pemeriksaan mutu besi beton yang digunakan. Besi beton yang digunakan dalam bangunan harus memenuhi syarat terhadap metode pengujian dan pemeriksaan untuk bermacam-macam mutu baja beton. Bentuk form pengecekan bekisting dan pembesian pada pekerjaan proyek ini sebagai berikut, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 11 dan 12 (hal L-11 dan L-12) VI-17

4. Pengawasan mutu beton Gambar 6.8 Form pengecekan bekisting dan pembesian Selama masa pelaksanaan mutu beton dan mutu pelaksanaan perlu adanya pengawasan dan pemeriksaan secara rutin. Penggunaan beton pada proyek pembangunan Deltomed Office Alam Sutera ini menggunakan beton siap pakai (ready mix) karena faktor efisiensi pembuatan beton tersebut. Sebelum beton digunakan terlebih dahulu lakukan pengetesan dengan pengujian kekentalan adukan beton ke dalam kubus atau silinder untuk di uji kekuatan beton terhadap gaya tekan, untuk perbandingan kekuatan tekan pada berbagai benda uji. VI-18

a. Uji Slump Gambar 6.9 Uji Slump b. Uji Tekan Gambar 6.10 Hasil Uji T ekan VI-19

5. Pengawasan pekerjaan pasangan, plesteran, dan acian dinding Pelaksanaan pekerjaan finishing arsitektur seperti pekerjaan pasangan dinding mulai dari adukan, air yang digunakan, kelurusan dan kerapihan pasangan memerlukan pengawasan yang tinggi karena apabila terjadi kesalahan akan membuang waktu dan biaya. 6. Pengawasan pekerjaan pasangan lantai (keramik) Pekerjaan finishing lantai keramik juga penting untuk menjaga kualitas pemasangan seperti kerataan pemasangan dan adukan perekat keramik, selain itu material keramik juga sangat berpengaruh dalam kerapihan pemasangan lantai keramik. 7. Pengawasan pekerjaan pengecatan Pengawasan pekerjaan pengecatan ini perlu diperhatikan dalam hal pencampuran cat dengan pengencer cat dan material cat itu sendiri jangan sampai berubah dari spesifikasi yang telah ditentukan. 8. Pengawasan pekerjaan finishing lainnya Seperti pekerjaan pengawasan yang telah dijelaskan diatas, jadi semua pekerjaan seharusnya memerlukan pengawasan supaya terkontrol, jadi apabila terjadi kesalahan dapat segera terdeteksi. Dalam hal ini seperti pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen pintu dan jendela, pemasangan accessories lainnya, serta saluran air bersih dan kotor. 6.2.4 Pengendalian tenaga kerja Suatu proyek tidak akan berjalan tanpa adanya tenaga kerja. Sebagai suatu bidang jasa yang membutuhkan keahlian dan ketelitian yang tinggi, bidang VI-20

konstruksi tentunya melibatkan berbagai macam pihak dengan berbagai latar belakang bidang keilmuan. 1) Jenis tenaga kerja Berdasarkan hasil wawancara di proyek dengan site engineer, Eric Raynaldi tenaga kerja yang terdapat dalam proyek pembangunan deltomed office alam sutera terdiri dari : a. Tenaga kerja tetap Tenaga kerja tetap merupakan tenaga kerja yang direkrut langsung oleh kantor pusat yang bekerja sebagai karyawan tetap. Tenaga kerja tetap biasanya terdiri dari individu yang menduduki jabatan penting didalam proyek tersebut seperti Site Manager, Site Engineer, Logistik, Admin, Purchasing, Security, Drafter, Mekanik, Surveyor. b. Tenaga kerja kontrak Tenaga kerja kontrak merupakan tenaga kerja yang bekerja ikatan kerja berupa kontrak yang terbatas dalam jangka waktu tertentu. Di dalam proyek pembangunan deltomed office alam sutera tidak ada tenaga kerja kontrak. Semua karyawan yang memiliki jabatan adalah karyawan tetap. c. Tenaga kerja harian Tenaga kerja harian merupakan tenaga kerja yang bekerja tanpa ikatan kontrak dan sistem pembayaran upahnya berdasarkan dari jumlah hari kerja. Bentuk form system pembayaran pada pekerjaan proyek ini sebagai berikut, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 13 (hal L-13). Pembayaran tenaga kerja ini dengan cara perhitungan jenis pekerja dan jam kerja keluar-masuk pekerja per hari. VI-21

d. Tenaga kerja borongan Gambar 6.11 form pembayaran tenaga kerja harian Lain hal dengan tenaga kerja harian, tenaga kerja borongan ini merupakan tenaga kerja yang sudah dipasok dari mandor sesuai dengan kebutuhan yang diminta oleh pihak kontraktor.biasanya tenaga kerja borongan ini merupakan tenaga kerja kasar yang pembayarannya diberikan oleh pihak mandor sesuai dengan jumlah hari kerjanya. Bentuk form sistem pembayaran pada pekerjaan proyek ini sebagai berikut, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 14 (hal L-14). Sistem pembayarannya adalah dengan jenis pekerja (tukang, kepala tukang dan mandor), jam kerja keluar-masuk pekerja tiap hari dalam seminggu. VI-22

Gambar 6.12 form pembayaran tenaga kerja borongan 6.2.5 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan sesuatu yang sangat penting didalam area konstruksi. Terdapat banyak risiko yang dapat terjadi yang berkaitan dengan kegiatan kerja di area konstruksi, maka dari itu sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja sangat dibutuhkan di dalam area konstruksi. Tujuan di terapkannya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yaitu untuk melindungi para pekerja dan orang yang beraktifitas didalam area konstruksi / area kerja, dari kejatuhan benda-benda ataupun kejadian yang dapat mencelakakan para pekerja dan orang-orang yang beraktifitas di dalam area konstruksi serta melindungi masyarakat di sekitar tempat kerja. Ada beberapa jenis perlengkapan yang digunakan guna untuk keselamatan dan kesehatan yaitu antara lain Alat Pelindung Diri (APD), rambu peringatan tentang keselamatan, dan perlengkapan yang digunakan untuk keselamatan disekitar area konstruksi yang dijelaskan sebagai berikut: VI-23

1. Alat Pelindung Diri (APD) Alat Pelindung Diri (APD) wajib digunakan baik untuk para pekerja maupun untuk semua pihak yang terlibat di lapangan. Berikut macam-macam Alat Pelindung Diri yang digunakan pada area proyek deltomed office alam sutera : a. Helm Safety Helm safety merupakan salah satu penerapan dari Alat Pelindung Diri (APD). Helm safety ini wajib digunakan oleh seluruh elemen yang bekerja di lapangan. Adapun untuk helm safety dapat dilihat pada gambar 6.13. Gambar 6.13 Helm Safety b. Sepatu Safety Sepatu safety merupakan salah satu Alat Pelindung Diri yang dapat melindungi kaki saat di lapangan yang wajib digunakan oleh seluruh elemen yang bekerja di lapangan dan sepatu safety dapat dilihat pada gambar 6.14. VI-24

Gambar 6.14 Sepatu safety c. Sarung tangan Sarung tangan merupakan perlengkapan kesehatan dan keselamatan yang dapat dilihat pada gambar 6.3 dibawah ini. 2. Rambu peringatan keselamatan Gambar 6.15 Sarung Tangan Rambu-rambu peringatan keselamatan dan kesehatan di pasang disekitar area kerja yang dibuat mudah untuk dibaca dan jelas. Rambu-rambu ini dipasang dengan tujuan untuk mengingatkan para pekerja di area konstruksi untuk berhatihati selama bekerja dan menjaga keselamatan dan kesehatannya. Rambu-rambu peringatan keselamatan dapat dilihat pada gambar 6.16 dibawah ini. VI-25

Gambar 6.16 Rambu-rambu peringatan keselamatan 3. Perlengkapan untuk keselamatan disekitar area konstruksi Perlengkapan keselamatan disekitar area konstruksi diperlukan untuk memberikan keamanan pada area kerja maupun lingkungan disekitar proyek. VI-26

a) Jaring Jaring di sekeliling area terbuka berfungsi agar limbah proyek dan debu tidak mencemari lingkungan sekitar yang dapat dilihat pada gambar 6.17 dibawah ini. b) Safety wing net Gambar 6.17 Jaring Safety wing net berfungsi menjaga keamanan yang dikondisikan guna untuk menghindari bahaya jatuh yang dapat dilihat pada gambar 6.18 dibawah ini. Gambar 6.18 Safety wing net VI-27