BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
KULTUR ORGANISASI 12/6/2016 1

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

Definisi Budaya Organisasi

TEORI KOMUNIKASI Teori Budaya Organisasi

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA. Jalan Babarsari No.

BAB II LANDASAN TEORI. dijelaskan lebih dahulu mengenai pengertian dari budaya organisasi. Menurut John R. Schermerhorn Jr (2002 : 49) dalam bukunya

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Suatu organisasi harus dapat mengatur dan memanfaatkan sedemikian rupa sehingga potensi sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. dari globalisasi yang berkembang dalam dunia bisnis yang membuat

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas

BAB II LANDASAN TEORI

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI. Modul ke: 14FIKOM KOMUNIKASI ORGANISASI. Fakultas REDDY ANGGARA. Program Studi MARCOMM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. intrapreneurship sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. banyak dan komplek, kemudian bila kebutuhan- kebutuhan serta tujuantujuan

BAB I PENDAHULUAN. Communication, is as complex as culture. Komunikasi seperti layaknya budaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat. Keadaan ini menuntut

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Budaya Organisasi. Rani Puspita D, M.Kom

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Tabel Job Satisfaction and Organization al Culture,ProQ uest

BUDAYA ORGANISASI. Institutionalization:

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Kemajuan telah dialami oleh manusia, baik yang bersifat keilmuan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari hari, maupun dalam kehidupan suatu perusahaan/organisasi.

Manusia sebagai Makhluk Sosial

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Agar tujuan-tujuan organisasi dapat tercapai, maka para pemimpin senior

4. Komunikasi yang Efektif

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Alexandros dkk (2005) dalam penelitiannya mengenai implementasi metodologi

Komunikasi Organisasi

BUDAYA (Moeljono, 2003:16)

BUDAYA ORGANISASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Konsep Budaya Organisasi 2. Budaya Dan Keberhasilan Organisasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

KOMUNIKASI ORGANISASI TIM DOSEN PERPUSINFO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Departemen On Air Promotion PT Surya Citra Televisi, yang dibentuk dan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan yang ingin dicapai.

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI CV. MULIA PLASINDO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 3, Edisi Oktober 2012 (ISSN : ) PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI. Rahmi yuliana. Dosen Tetep STIE Semarang

BAB I PENDAHULUAN. bersama orang lain dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia akan

Pengertian Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. sementara pesaing juga melakukan hal yang serupa. Kondisi tersebut

PENTINGNYA KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB IV ANALISA DATA. yang telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).

BAB 2 LANDASAN TEORI. mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah (Rachmat

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang harus dipenuhi Indonesia agar menjadi negara maju. Salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

4 menginvestasikan waktu dan uang untuk mengembangkan dan memelihara kualitas website mereka, karena saat ini website mungkin menjadi salah satu alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat. Aktivitas komunikasi dapat dilihat pada setiap aspek kehidupan

Perilaku Keorganisasian IT

Iklim Komunikasi pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung

Komunikasi Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Implementasi Program Perawatan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas Program Perawatan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB II. Kajian Pustaka. 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art) Sumber Internasional :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB II LANDASAN TEORI

organisasi tersebut berasal, dan apakah budaya organisasi tersebut dapat diatur, kesemuanya akan dibicarakan pada halaman berikut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada awalnya komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan

I. PENDAHULUAN. adanya ketaatan atas aturan dan juga kebijakan-kebijakan perusahaan, maka diharapkan

Contoh Perilaku dan Budaya Organisasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian korelasional dengan. B. Variabel Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi Pengertian Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan bukanlah hal yang

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial

MANAGEMENT. (Chapter 2)

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

MANAJEMEN STRATEJIK DAN BUDAYA PERUSAHAAN: DAMPAK SERTA IMPLEMENTASI

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Dalam melakukan penelitian, dibutuhkan referensi sebelumnya untuk dapat membedakan bagaimana hasil yang dicapai dari penelitian yang dilakukan. Dibawah ini adalah tabel 2.1 sampai tabel 2.5 penelitian sebelumnya (state of the art) yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh mengenai budaya organisasi terhadap efektivitas komunikasi pada perusahaan Baidu Indonesia, sebagai berikut: Tabel 2.1 Penelitian sebelumnya (State of The Art) Judul Analisis Pengaruh Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Pada PT. Pos Indonesia Cabang Kudus) Peneliti Maulvi Nizar Metode Kuantitatif Penelitian Tahun 2011 Variable Variabel X : Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Variabel Y : Kepuasan Kerja Karyawan Hasil Hasil pada penelitian hipotesis pada penelitian ini adalah budaya organisasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan tenaga kerja. Sedangkan kepemimpinan juga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan tenaga kerja karyawan. sedangkan hasil koefesieon determinasi yang kecil menunjukan bahwa kemampuan variable x ( kepemimpinan dan budaya organisasi) dalam menjelaskna variable y (kepuasan kerja karyawan). Lembaga Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro Semarang Publikasi Sumber : Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang 7

Tabel 2.2 Penelitian sebelumnya (State of The Art) Judul Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas Komunikasi Internal pada PT. Krakatau Tirta Industri Peneliti Vina Ariani Metode Kuantitatif Penelitian Tahun 2008 Variable Variabel X : Budaya Organisasi Variabel Y : Efektivitas Komunikasi Internal Hasil Hasil penelitian pada penelitian ini adalah adanya pengaruh antara budaya organisasi terhadap efektifitas komunikasi internal pada PT. Krakatau Titra Industri sebesar 52,1% yang bersifat positif dan signifikan antara budaya organisasi terhadap efektivitas komunikasi internal. Lambaga Publikasi Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya Sumber: e-journal.lib.unika Tabel 2.3 Penelitian sebelumnya (State of The Art) Judul Budaya Oganisasi Dalam Meningkatkan Efektivitas Organisasi Peneliti Lita Wulantika Metode Kualitatif Penelitian Tahun 2010 Variable Variable X : Budaya Organisasi Variable Y : Efektivitas Organisasi Hasil Budaya berguna bagi organisasi dan karyawan. budaya mendorong terciptanya komitmen organisasi dan meningkatkan konsistensi sikap karyawan. Budaya merupakan suatu kecendrungan pada saat nilai nilai bersama tidak selaras dengan efektivitas organisasi untuk waktu selanjutnya. Lembaga Universitas Komunikasi Indonesia publikasi Sumber: e-journal.unikom 8

Tabel 2.4 Penelitian sebelumnya (State of The Art) Judul Managing Organizational Culture For Effective Communication Peneliti Solomon George Anacto Metode Kualitatif Penelitian Tahun 2010 Variabel Variabel X : Managing Organizational Culture Variabel Y : Effective Communication Hasil Setiap organisasi memiliki budaya dan budaya bisa di mengatur sebuah keefktivitasan komunikasi didalam sebuah organisasi tersebut. Setiap organisasi harus memiliki strategi tentang apa yang mereka butuhkan untuk membuat suatu budaya itu. Karena efektivitas komunikasi menjadi kunci untuk menjadi budaya organisasi yang positif. Lembaga Publikasi Departement of Mass Communication, Babcook Universit, Ilisan-Roma, Orgun State, Nigeria Sumber: Medwell.mg.journal Tabel 2.5 Penelitian sebelumnya (State of The Art) Judul Management: A Study of Organizational Culture and the Relationship between Emotional Intelligent and Communication Effectiveness (Case Study in Organizational in Iran) Peneliti Hassan Jorfi Metode Kuantitatif Penelitian Tahun 2011 Variabel Variabel X : Emotional Intellegent Variabel Y : Communication Effectiveness Hasil Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara emotional intelligent dengan efektifivitas komunikasi pada organisasi yang ada di Iran. Budaya organisasi menjadi pengatur untuk keefektivitasan komunikasi tersebut. Lembaga Universitas Technology Malaisya (UTM) Publikasi 9

Sumber: e-journal macrothink institute Seperti yang telah dijabarkan pada penelitian sebelumnya, bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh yang sangat penting didalam suatu organisasi. Menurut Maulvi Nizar (2011) bahwa budaya organisasi dan kepemimpinan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Pos Indonesia Cabang Kudus. Sedangkan menurut Vina Ariani (2008) adalah adanya pengaruh antara budaya organisasi terhadap efektifitas komunikasi internal pada PT. Krakatau Titra Industri sebesar 52,1% yang bersifat positif dan signifikan antara budaya organisasi terhadap efektivitas komunikasi internal. Sedangkan menurut Lita Wulantika (2010) Budaya berguna bagi organisasi dan karyawan. budaya mendorong terciptanya komitmen organisasi dan meningkatkan konsistensi sikap karyawan. Budaya merupakan suatu kecendrungan pada saat nilai nilai bersama tidak selaras dengan efektivitas organisasi untuk waktu selanjutnya. Menurut 2 Jurnal Internasional, dalam judul Managing Organizational Culture For Effective Communication dari Solomon George Anacto (2010), Setiap organisasi memiliki budaya dan budaya bisa mengatur sebuah keefktivitasan komunikasi didalam sebuah organisasi tersebut. Setiap organisasi harus memiliki strategi tentang apa yang mereka butuhkan untuk membuat suatu budaya itu. Karena efektivitas komunikasi menjadi kunci untuk menjadi budaya organisasi yang positif. Sedangkan menurut Hassan Jofri (2011) dalam jurnal internasionalnya yang berjudul Management: A Study of Organizational Culture and the Relationship between Emotional Intelligent and Communication Effectiveness (Case Study in Organizational in Iran), bahwa Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara emotional intelligent dengan efektifivitas komunikasi pada organisasi yang ada di Iran. Budaya organisasi menjadi pengatur untuk keefektivitasan komunikasi tersebut. 2.2 Landasan Teoritis 2.2.1 Teori Budaya Organisasi 10

Budaya organisasi adalah pola asumsi bersama yang dipelajari oleh suatu kelompok dalam memecahkan masalah melalui adaptasi eksternal dan integrasi internal, yang telah bekerja cukup baik untuk dipertimbangkan kebenarannya. Oleh karena itu, untuk diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk melihat, berfikir, dan merasakan kaitannya dengan masalah masalah yang ada. (Schein, 2010 : 27) Menurut Robbins (2013 : 256), budaya organisasi a system of shared meaning held by members that distinguishes the organization from other organization budaya organisasi merupakan sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya. Dengan mendasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi merupakan unsur terpenting dalam perusahaan yang hakikatnya mengarah pada perilaku perilaku yang dianggap tepat, megikat, dan memotivasi setiap individu yang ada didalamnya. Menurut Schein (2010 : 28) hal yang dapat kita sadari bahwa budaya itu bersifat stabil dan sulit untuk berubah karena budaya mencerminkan akumulasi pembelajaran dari sebuah kelompok (cara mereka berfikir, merasakan, meyakinkan dunia bahwa budaya dapat menciptakan kesuksesan suatu organisasi. 2.2.2 Asumsi Budaya Organisasi Menurut Pacanowsky dan O Donnell Trujillo dalam West dan Turner (2012, 320), terdapat tiga asumsi yang mengarahkan pada teori budaya organisasi, yaitu: 1. Anggota anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan perasaan yang dimiliki bersama mengenai realitas organisasi, yang berakibat pada pemahaman yang lebih baik mengenai nilai nilai sebuah organisasi. 2. Penggunaan dan interprestasi symbol sangat penting dalam budaya organisasi 11

3. Budaya bervariasi dalam organisasi organisasi yang berbeda, dan interprestasi tindakan dalam budaya ini juga beragam. 2.2.3 Karakteristik Budaya Organisasi Budaya organisasi mengacu pada sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini, adalah sekumpulan karakteristik kunci yang ditunjang oleh organisasi. Ada tujuh karakteristik utama yang secara keseluruhan, merupakan hakikaat budaya sebuah organisasi (Robbins, 2013 : 256) 1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko, sejauh mana karyawan didorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil resiko. 2. Perhatian kepada hal hal rinci, sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan presisi, analisis, dan perhatian pada hal hal detail. 3. Orientasi hasil, sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut. 4. Orientasi orang, sejauh mana keputusan keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada dalam organisasi. 5. Orientasi tim, sejauh mana kegiatan kegiatan kerja diorganisasi pada tim ketimbang pada individu individu. 6. Keagresifan, sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai. 7. Stabilitas, sejauh mana kegiatan kegiatan organisasi menekankan dipertahankan status quo dalam perbandingan dengan pertumbuhan. 12

Masing masing karakteristik ini berada di suatu kontinum mulai dari rendah sampai tinggi. Karenanya, menilai organisasi berdasarkan tujuh karakteristik ini akan menghasilkan suatu gambaran utuh mengenai kultur sebuah organisasi. 2.2.4 Fungsi Fungsi Budaya Dalam Organisasi Menurut Robbins (21013 : 262), Budaya memiliki sejumlah fungsi dalam organisasi, yaitu: 1. Budaya berperan sebagai penentu batas batas, artinya: budaya menciptakan perbedaan atau distingsi antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. 2. Budaya memuat rasa identitas organisasi 3. Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar daripada kepentingan individu. 4. Budaya meningkatkan stabilitas sistem sosial. Budaya adalah perekat sosial yang membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan karyawan. 5. Budaya bertindak sebagai mekanisme sense-making serta kendali yang menuntun dan membentuk sikap dan perilaku karyawan. 2.2.5 Tingkatan Budaya Organisasi Menurut Schein (2010, 26) mengidentifikasikan budaya organisasi memiliki tiga tingkatan, yaitu: 1. Artifact Budaya yang dilihat secara nyata, hasil proses kebudayaan semua hal dapat dilihat, didengar dan diamati seseorang dan penglihatan para anggota organisasi (misalnya: pakaian, pola perilaku, symbol fisik, upacara organisasi, tata letak kantor) 2. The Norm and Values 13

Pemahaman tentang norma dan nilai yang berlaku untuk menunjukan benar atau salah, baik atau buruk dan penting atau tidak penting. Dilihat dari seseorang menjelaskan dan membenarkan apa yang mereka perbuat dan diinterprestasikan dan kisah kisah, bahasa dan symbol organisasi yang dapat digunakan para anggota untuk menggambarkan mereka. 3. Basic Underlying Assumtions Asumsi dasar yang menjadi pedoman seseorang memahami nilai nilai dan norma yang berlaku. Inti dari budaya dan secara dibawah sadar membimbing perilaku dan keputusan. 2.2.6 Komunikasi Organisasi Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya. Sifat terpenting komunikasi organisasi adalah penciptaan pesan, penafsiran, dan penanganan kegiatan anggota organisasi. Bagaimana komunikasi berlangsung dalam organisasi dan apa maknanya bergantung pada konsepsi seseorang mengenai organisasi. (Pace & Faules, 2010 : 34) Komunikasi dalam organisasi penting berfungsi sebagai adanya penciptaan dan pendistribusian pesan dari satu anggota kepada anggota organisasi yang lainnya. Pesan tersebut diciptakan, ditafsirkan, dan dicipta ulang dalam suatu proses berkelanjutan. Dicipta ulang fungsinya agar apa yang dikerjakan di dunia nyata dapat sesuai dengan pesan yang telah diterima. Dari beberapa definisi mengenai komunikasi organisasi para ahli, ada beberapa hal umum yang dapat disimpulkan, yaitu komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang mempengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal; komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media; komunikasi organisasi 14

meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan keterampilan / skilnya. (Muhammad, 2011 : 67) Komunikasi organisasi hanya terjadi dalam sistem yang terbuka, karena merupakan organisasi segala informasi yang ada tidak tertutup melainkan diberitahukan secara umum kepada seluruh anggota organisasi. Konteks dalam komunikasi organisasi harus diperhatikan sehingga mampu mengetahui bagaimana strategi dalam penyampaian pesan dan penerimaan pesan serta strategi dalam mengolah pesan. Dalam komunikasi organisasi terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu orang serta sikap orang tersebut ketika memperoleh informasi, perasaan orang tersebut bila menerima informasi tersebut dan hubungan serta keterampilan / skil. Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal merupakan komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja didalam organisasi, produktifitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan didalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers dan surat-surat resmi. Sedangkan informasi informal merupakan komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual. (Romli, 2011 : 2) Komunikasi pada umumnya cenderung menggunakan komunikasi informal karena manusia memiliki keegoisan dalam dirinya maupun dalam berorganisasi, sehingga manusia lebih menginginkan kepentingan individualnya diutamakan dibandingkan kepentingan bersama. Namun, mayoritas perusahaan lebih menggunakan komunikasi formal, karena manusia akan cenderung besar kepala jika segala keinginannya diikuti. 2.2.7 Efektivitas Komunikasi Pengertian efektivitas menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah keberhasilan, kemujaraban, pengaruh dan kesan. Efektivitas berarti sejauh mana suatu kelompok mencapai tujuannya. Jadi, jika seseorang melakukan perbuatan 15

dengan tujuan tertentu, maka orang tersebut dikatakan efektif apabila sasaran atau tujuan dapat tercapai sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Dengan kata lain, sesuatu disebut efektif apabila proses kegiatan itu waktunya singkat, tenaga sedikit, hemat biaya, tetapi hasilnya sesuai dengan target. Definisi komunikasi menurut Joseph De Vito, (2012, 24) komunikasi adalah mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan atau (noise), terjadi dalam satu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Efektifnya sebuah komunikasi adalah jika pesan yang dikirimkan memberikan pengaruh terhadap komunikan, artinya bahwa informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik sehingga menimbulkan respon atau umpan balik dari penerimanya. Menurut Joseph De Vito, (2012, 285) ada lima kualitas umum yang dipertimbangkan untuk efektivitas sebuah komunikasi, yaitu: 1. Keterbukaan Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya t Openese : adanya keterbukaan. Untuk mencapai komunikasi yang efektif dibutuhkan sikap terbuka terhadap perbedaan yang ada diantara orang orang. Terutama bersikap terbuka terhadap perbedaan nilai, kepercayaan, dan sikap, selain juga terhadap perilaku. Sikap tertutup individu dalam perbedaan yang ada dapat menghambat proses efektivitas komunikasi. 2. Saling Mendukung Kualitas saling mendukung yang dimaksud adalah, adanya suasana saling mendukung. Untuk mencapai komunikasi yang efektif dibutuhkan sikap saling mendukung, menjelaskan semua dengan deskriptif, tidak evaluatif. Saling bersaing dan menjatuhkan dapat menghambat proses efektivitas komunikasi. 16

3. Sikap Positif Bersikap positif. Untuk mencapai komunikasi yang efektif dibutuhkan sikap positif. Ini khususnya penting penting dalam situasi antar budaya. Karena begitu banyak hal yang tidak dikenal atau diketahui. Sebagai akibatnya, individu tidak akan mampu memperkirakan apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain. 4. Empati Memahami perasaan orang lain. untuk mencapai komunikasi yang efektif dibutuhkan sikap empati. Cara ini akan lebih efektif dan memberikan perspektif baru. Dengan memahami perasaan orang lain, mereka akan merasakan kenyamanan. Isyaratkan rasa empati ini dengan ekspresi wajah, gerak gerik yang penuh minat dan perhatian, serta tanggapan yang mencerminkan pengertian dam kesependapatan. 5. Kesetaraan Untuk mencapai komunikasi yang efektif dibutuhkan sikap kesetaraan. Hilangkan reputasi diri lebih unggul, dengan selalu bersikap bahwa kita berkomunikasi dengan pihak yang setara. 2.2.8 Komunikasi Antar Budaya Komunikasi antar budaya terjadi bila komunikator (si pemberi pesan) adalah anggota suatu budaya dan penerima pesan (komunikan) adalah suatu budaya lainnya. (Mulyana, 2006 : 20) Artinya, budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan, oleh karena budaya tidak hanya menentukan siapa bicara siapa, tentang apa, dan bagaimana komunikasi berlangsung, tetapi budaya juga turut menentukan orang menyandi pesan, maka yang dimiliki oleh pesan tersebut dan kondisi kondisinya untuk mengirim, memperhatikan, dan menafsirkan pesan. Budaya merupakan landasan komunikasi. Bila budaya beraneka ragam, maka beragam pula praktik praktik komunikasi. (Sihabudin, 2011 : 20) 17

2.2.9 Model Komunikasi Antar Budaya Pengaruh budaya atas individu dan masalah masalah penyandian dan penyandian balik pesan, terlukis dalam model dibawah ini: A B C Gambar 2.1 Model Komunikasi Antar Budaya (Sihabudin, 2011 : 22) Pengertian gambar: 1. Budaya A dan B relative serupa: diawali oleh segiempat dan segi delapan tidak beraturan yang menyerupai segi empat. 2. Budaya C sangat berbeda dari budaya A dan B. perbedaannya tampak pada bentuk melingkar dan jarak fisiknya dari budaya A dan B. 3. Proses komunikasi antar budaya dilukiskan oleh panah panah yang menghubungkan antarbudaya. a. Pesan mengandung makna yang dikehendaki oleh pemberi pesan (komunikator) b. Pesan mengalami suatu perubahan dalam arti pengaruh budaya penerima pesan (komunikan), telah menjadi bagian dari makna pesan. 18

c. Makna pesan berubah selama fase penerimaan / feedback dalam komunikasi antar budaya karena makna yang dimiliki oleh penerima pesan (komunikan) tidak mengandung makna budaya yang sama dengan pemberi pesan (komunikator). 4. Panah panah pesan menunjukan: a. Perubahan antara budaya A dan Budaya B lebih kecil daripada perubahan A ke C. b. Karena budaya C tampak berbeda dari budaya A dan B, feedback nya juga sangat berbeda dan lebih menyerupai pola budaya C. Model menunjukan bahwa bisa terdapat banyak ragam perbedaan budaya dalam komunikasi antarbudaya. Komunikasi antar budaya terjadi dalam banyak ragam situasi, yang berkisar dari ragam interaksi antara orang orang yang memiliki budaya dominan yang sama, tetapi memiliki sub kultur dan subkelompok yang berbeda. 2.2.10 Subbudaya dan Subkelompok Suatu komunitas rasial, regional, ekonomi atau sosial yang memperlihatkan pola pola perilaku yang membedakannya dari subkultur subkultur lainnya dalam suatu budaya atau masyarakat yang melingkupinya. Contoh subkultur di Jawa Barat: Cirebon, Parahyangan. Subkultur Timur: Indonesia, China, dan daerah Asia Lainnya. (Sihabudin, 2011 : 20) Suatu unsur masyarakat penting tidak memenuhi kriteria disebut subkultur. Namun, menghadapi masalah masalah komunikasi serupa, adalah subkelompok menyimpang, misalnya: homoseksual, germo, pelacur, pecandu obat bius, dll. Subkelompok ini merupakan produk budaya yang dominan, tetapi keberadaan kelompok mereka belum berlangung cukup lama dan belum mengembangkan pola perilaku (menyimpang) yang memadai untuk disebut sebagai suatu budaya atau subbudaya. (Sihabudin, 2011 : 21) 2.2.11 Pentingnya Komunikasi Antar Budaya 19

Beberapa faktor menyebabkan pentingnya komunikasi antar budaya antara lain: (Sihabudin, 2011 : 6 9) 1) Mobilitas Mobilitas masyarakat di seluruh dunia sedang mencapai puncaknya. Perjalanan dari satu Negara ke negera lain, dari satu benua ke benua lain banyak dilakukan, termasuk juga perjalanan domestik, banyak dilakukan orang. Saat ini orang seringkali mengunjungi budaya budaya lain untuk mengenal daerah baru dan orang orang yang berbeda serta untuk menggali peluang peluang bisnis. Hubungan antarpribadi semakin menjadi hubungan antar budaya. 2) Pola Imigrasi Pola imigrasi pada setiap tempat itu hadir dengan segala konsekuensinya. Hampir setiap kota besar didunia, dapat menjumpai orang orang dari bangsa lain. 3) Saling Ketergantungan Ekonomi Kebanyakan Negara secara ekonomi bergantung pada Negara lain. Banyak kegiatan perdagangan dilakukan oleh bangsa bangsa lain yang berbeda budaya dan bahasa. 4) Teknologi Komunikasi Teknologi komunikasi yang berkembang pesat telah membawa kultur luar yang masuk kedalam kehidupan tanpa disadari maupun tidak disadari. Film film import yang ditayangkan ditelevisi telah membuat lebih mengenal adat kebiasaan dan riwayat bangsa bangsa lain. 5) Stabilitas Politik Stabilitas politik pada masa sekarang ini sangat tergantung pada stabilitas politik kultur Negara lain. Kekacauan politik di belahan dunia lain misalnya Vietnam. Polandia, Timur Tengah mempengaruhi keamanan Indonesia. Komunikasi dan saling pengertian antarbudaya sangat penting untuk stabilitas politik. 20

2.3 Kerangka Berfikir Pada penelitian pengaruh budaya organisasi terhadap efektivitas komunikasi pada perusahaan Baidu Indonesia mempunyai dua variable, satu variable X (variable bebas) pada penelitian ini yaitu Budaya Organisasi. Satu variable Y (variable terikat) pada penelitian ini yaitu efektivitas komunikasi. VARIABEL X BUDAYA ORGANISASI 1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko 2. Perhatian pada hal hal kecil 3. Orientasi hasil 4. Orientasi orang 5. Orientasi tim 6. Keagresifan 7. Stabilitas Robbins (2013) VARIABEL Y EFEKTIFITAS KOMUNIKASI 1. Keterbukaan 2. Saling mendukung 3. Sikap positif 4. Empati 5. Kesetaraan Joseph De Vito (2011) Gambar 2.2 Kerangka Berfikir 21