Bab IV Hasil dan Pembahasan A. Area Serapan β-karoten dari Ketiga Varietas Lokal Ubi Jalar Hasil pengujian kandungan β-karoten terhadap ketiga varietas lokal ubi jalar dengan menggunakan HPLC, dan setelah dinormalisasi adalah sebagai berikut: 30 Puncak Area Serapan β-karoten 25 20 15 10 5 0 Ubi Jalar Putih Ubi Jalar Kuning Ubi Jalar Oranye 0 2 4 6 8 10 12 Waktu (menit) Gambar 1. Grafik Serapan β-karoten pada Ketiga Varietas Lokal Ubi Jalar Dari gambar 4 terlihat bahwa puncak area serapan β-karoten pada masing-masing ubi jalar berbeda. Untuk ubi jalar oranye (lauk loil kanalu) β- karoten terdapat pada area serapan 26,1, ubi jalar 15
kuning (lauk loil molo) β-karoten terdapat pada area serapan 20,5, dan ubi jalar putih (lauk loil muti) β- karoten terdapat pada area serapan 11. Dengan panjang gelombang 460 nm dan waktu tambat yang sama yaitu 10 menit. Berdasarkan ketiga puncak β-karoten yang muncul pada gambar 4, perbandingan serapan β- karoten ketiga varietas ubi jalar adalah 26 : 20 : 10, dengan ubi jalar oranye 2¼ kali lebih tinggi dari ubi jalar putih. Sedangkan ubi jalar kuning 2 kali lebih tinggi dari ubi jalar putih. Lebih tingginya puncak β- karoten pada ubi jalar oranye, menunjukkan bahwa kandungan β-karoten tertinggi berada pada ubi jalar oranye. Ini dapat dilihat dari kandungan β-karoten pada tiga varietas ubi Jalar yang disajikan pada tabel 1. B. Kandungan β-karoten dari Ketiga Varietas Lokal Ubi Jalar Dari grafik serapan β-karoten (gambar 4), dapat digunakan untuk memperoleh kandungan β-karoten yang lebih representatif. Total kandungan β-karoten akan ditunjukkan dalam tabel 1. 16
Tabel 1. Kandungan β-karoten dari Ketiga Varietas Lokal Ubi Jalar Ubi Jalar Area Kromatogram Sampel Konsentrasi Sampel dari Standar (µg/ml) Volume Larutan Sampel dan Faktor Pengenceran (FP) Putih 35781 22,29 2 ml (FP= -) Kuning 126645 79,84 5 ml (FP= -) Oranye 103818 65,38 10 ml (FP= 2x) Keterangan: Data hasil analisa merupakan rerata 2 kali ulangan β- Karoten (µg/g) 14,16 128,02 411,26 β-karoten yang terdapat dalam ubi jalar menyebabkan daging umbi berwarna kuning, oranye hingga jingga. Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa ketiga sampel ubi jalar memiliki kandungan β-karoten yang berbeda. Ubi jalar oranye lebih banyak mengandung β-karoten dari pada kedua jenis ubi jalar kuning maupun putih. Ubi jalar oranye (lauk loil kanalu) mengandung β-karoten sebesar 411,26 µg/g, ubi jalar kuning (lauk loil molo) mengandung β-karoten sebesar 128,02 µg/g dan ubi jalar putih (lauk loil muti) mengandung β-karoten sebesar 14,16 µg/g. Disajikan juga dalam grafik batang perbandingan kandungan β- karoten antara ketiga varietas ubi jalar (gambar 5). 17
β-karoten (μg/g) 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 Ubi Jalar Putih Ubi Jalar Kuning Ubi Jalar Oranye Varietas Lokal Ubi Jalar Gambar 2. Grafik Perbandingan Kandungan β-karoten dari Ketiga Varietas Lokal Ubi Jalar Secara kualitatif kandungan β-karoten juga dapat diketahui. Semakin pekat intensitas warna kuning atau oranye, akan semakin tinggi pula kandungan β-karoten dari ubi jalar (Woolfe 1992; Simonne dkk. 1993). Daging umbi yang berwarna oranye dan kuning, mengandung β-karoten sebagai komponen utamanya (Tumuhimbise dkk. 2010). Untuk ubi jalar kuning kadar β-karoten berkisar antara 0 4000 µg/100 g, dan pada ubi jalar oranye 3000 20.000 µg/100 g (Jusuf dkk. 2012). Kadar β-karoten varietas lokal ubi jalar kuning (lauk loil molo) dan oranye (lauk loil kanalu) asal Desa Oelbubuk Kecamatan Mollo Tengah Kabupaten TTS Provinsi NTT secara umum bernilai tinggi. Sebagai bahan perbandingan, kadar β-karoten ubi jalar varietas unggul Beta-1 dan Beta-2 yang dikeluarkan oleh Balai 18
Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbiumbian (Balitkabi) di Malang adalah 12.032 μg/100 g dan 4.629 μg/100 g (Ginting dkk. 2012). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jusuf dkk. (2007), kandungan β-karoten memiliki keterkaitan erat dengan kadar air. Ubi jalar yang memiliki kandungan β-karoten yang tinggi memiliki kadar air yang tinggi. Selain memiliki kadar air yang tinggi, bahan keringnya rendah (lebih kecil dari 30 %), tekstur umbinya lembek dan kurang disukai. Aywa dkk. (2013) melaporkan bahwa ubi jalar oranye memiliki kandungan karbohidrat, mineral, dan vitamin yang lebih tinggi dibandingkan dengan ubi jalar kuning dan putih. Dalam penelitian ini juga dilaporkan bahwa kandungan β-karoten pada ubi jalar oranye lebih tinggi (4619-4889 μg/100 g) dari ubi jalar kuning (2017-2628 μg/100 g). Pada penelitian yang dilakukan oleh Rose dan Vasanthakaalam (2011), yaitu membandingkan kandungan glukosa dan β-karoten pada daging ubi jalar putih dan daging ubi jalar kuning disebutkan bahwa kandungan β-karoten dan glukosa pada ubi jalar kuning lebih banyak dari ubi jalar putih. Perbedaan kandungan pigmen β-karoten antara satu ubi dengan ubi lainnya tergantung pada perbandingan dari perbedaan genotipe dengan lingkungan, dan juga teknologi budidaya. Selain itu 19
untuk intensitas warna kuning, oranye hingga jingga sangatlah bergantung pada perbedaan waktu dan musim tanam, umur panen, lokasi maupun kecukupan air irigasi. Sedangkan untuk dapat meningkatkan kandungan pigmen β-karoten dalam ubi jalar harus diperhatikan lingkungan tumbuh optimalnya, seperti kecukupan air, unsur hara, udara (CO2), dan jarak tanam yang tidak terlalu rapat (Wahyuni dkk. 2007; Ginting dkk. 2012). 20