ANALISIS PENDAPATAN USAHA LAUNDRY DI KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU

dokumen-dokumen yang mirip
Perencanaan bisnis usaha laundry De Cuci

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS LAUNDRY KILOAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PELUANG BISNIS USAHA LAUNDRY ON KILO. Oleh: NAMA : ACHMAD BUKHORI KELAS : S1 SI 2C NIM :

ANALISIS BREAK EVEN POINT DAN RISIKO PENDAPATAN USAHA KERUPUK IKAN GABUS DI KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN KALIMANTAN TENGAH

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

ANALISIS TITIK IMPAS SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PEDAGANG CABAI RAWIT DI WILAYAH KOTA GORONTALO* )

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

Strategi yang dapat dilakukan yang pertama dengan melakukan inovasi program

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) DAN BAURAN PEMASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik

KARYA ILMIAH TENTANG BISNIS BISNIS LAUNDRY

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA USAHA KERIPIK SINGKONG BAROKAH DESA KARANG REJO KABUPATEN PESAWARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Penjualan Pabrik Kemplang Matahari 222 Palembang Tahun Jenis Produksi

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA TANI TERUNG DI DESA TULUNGSARI KECAMATAN SUKAMAJU KABUPATEN LUWU UTARA. Intisari

M. Yusuf Universitas Pamulang Abstract

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PELUANG BISNIS LOUNDRY KILOAN ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data 3.3 Metode Analisis Data Analisis Biaya Produksi

BREAK EVENT POINT (BEP)

KONTRIBUSI PENDAPATAN NELAYAN TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA DI TOKOLAN DESA BATANG TUMU KECAMATAN MANDAH KABUATEN INDRAGIRI HILIR

ANALISA BREAK EVENT POINT

PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT (BEP) DALAM JUMLAH UNIT DAN RUPIAH PADA USAHA GENTENG SRI DI TALANG KELAPA

PENERAPAN FASILITAS GOAL SEEK PADA EXCEL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN KEUANGAN. Arif Budi Satrio

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM

ABSTRACT. Key Words : analysis cost-volume-profit, break even point, profit target, operating leverage

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai.

ANALISA BIAYA PRODUKSI

Nilai Tambah Produk Olahan Ikan Salmon di PT Prasetya Agung Cahaya Utama, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

RENTABILITAS USAHA PEMASARAN AYAM RAS PEDAGING PADA UD. MITRA SAHABAT

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN LABA PADA HOTEL METRO BANJARMASIN. Hendro Ravelly T. (Universitas Lambung Mangkurat)

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROPOSAL USAHA ROTI GORENG BIDANG KEGIATAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

Fungsi biaya. Biaya tetap (fixed cost) Biaya variabel (variable cost) FC = k VC = f (Q) = vq C = g(q) = FC + VC = k + vq

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami krisis moneter sejak tahun 1997 yang menyebabkan

TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bisnis laundry kiloan adalah salah satu bisnis di bidang jasa yang

III. METODE PENELITIAN. meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem kondisi, suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Berikut beberapa persiapan jika Anda ingin menjalankan bisnis Laundry ini:

BAB I PENDAHULUAN. bersangkutan. Untuk itu, kegiatan bisnis tersebut harus dapat memberikan kepuasan

Oleh. Adi Syahputra 1), Lamun Bathara 2) dan Eni Yulinda 2) ABSTRAK

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

AGRITEPA, Vol. I, No. 1, Juni 2014

BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

ABSTRACT. Keywords : sales volume, profit, break even point, margin of safety, fixed costs, variabel cost, mixed cost. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengemukakan suatu kesimpulan serta saran-saran yang kiranya dapat bermanfaat

23 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

BAB I PENDAHULUAN. kecilnya laba yang dapat dicapai. Sehingga manajemen perusahaan harus

TITIK PULANG POKOK PRODUK OLAHAN COKELAT PADA INDUSTRI SA ADAH AGENCY DI KOTA PALU

Karya Ilmiah PELUANG BISNIS MAKELAR LAUNDRY

BAB II LANDASAN TEORI

EVALUASI HARGA SEWA RUSUN PENJARINGANSARI DAN SIWALANKERTO

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Cluster

PERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kelangsungan perusahaannya, untuk itu pihak manajemen perusahaan

Company Profile. Keunggulan Shantika Nabilla

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

BISNIS PLAN JILBAB SHOP

Novi Riana Dewi ( ) Dewi Ismia Desi ( ) Sukma Istantia ( )

ANALISIS BREAK EVEN POINT DAN MARGIN OF SAFETY UNTUK PERENCANAAN LABA PADA KONVEKSI ULYA COLLECTION KUDUS. Oleh: PUTRIANA PROGRAM STUDI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini persaingan bisnis antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. laba untuk menjaga kelangsungan hidup operasi dan ekspansi perusahaan. Perusahaan

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENJUALAN UNTUK MENCAPAI LABA YANG DIINGINKAN (STUDI PADA QUICK CHICKEN CABANG KOTA BLITAR)

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Lampiran 1. Analisis Biaya Produksi Pala Menjadi Sirup Pala Dalam Sebulan (3x produksi) di Kabupaten Bireuen

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMI DKI CABANG ROSLIANA. : Yuli Setia Ningsih :

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KEUNTUNGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (Studi Kasus di Koperasi Agung Jaya Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DI DESA PONDOK PANJANG KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL

Fadilah et al., Pendapatan Wanita...

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

PELUANG BESAR DENGAN SISTEM PROFESIONAL. kiloslaundryblog.wordpress.com (021)

MODUL II. ANALISIS RESIKO MENJALANKAN USAHA

BAB I PENDAHULUAN. produk yang dijual, maka laba yang ditargetkan akan dapat tercapai. menjamin kelangsungan hidup suatu perusahaan.

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN NILAI TAMBAH PRODUK AGRIBISNIS KEDELAI PADA USAHA ANEKA TAHU MAJU LESTARI DI KECAMATAN LANDASAN ULIN, KOTA BANJARBARU

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Konsumen Emping Jagung KWT Tri Manunggal

ANALISIS BREAK EVENT POINT USAHA TANI JAGUNG

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. John Soeprihanto (1999:414) adalah biaya yang seharusnya untuk produksi suatu

Transkripsi:

ANALISIS PENDAPATAN USAHA LAUNDRY DI KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU Tri Sari, Yesi, 2012, Analisis Pendapatan Usaha Laundry Di Kecamatan Tampan Pekanbaru, Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Universitas Riau, Pembimbing I: Dr. Caska, M.Si, Pembimbing II: Drs. Gani Haryana, M.Pd, M.Si. ABSTRACT Laundry business that is now as binatu has been so populer this recent days and has a wide market segment and a fantastic profit. The purpose of the research is that to know how much the average income, BEP and also waht group of people that act as the customer of the laundry business in Kecamatan Tampan Pekanbaru. This research has been done started on june 2012 until august 2012 in Kecamatan Tampan Pekanbaru. The population in this research is that all of the laundry enterpreneurs in Kecamatan Tampan Pekanbaru which lonsistsof 25 units laundry business. The technique used to collect the data in this reseacrh is that by distributing the questionnaire paper and doing interview to the owners of laundry business. Based on the research result we can take conducion : (1). the avarge income of laundry business is about Rp. 3.763.800,00 every month. (2). the profit of laundry business is about Rp. 1.640.640,00 every month. (3). BEP that is determined by laundry business in order does not get loss is that about 166 Kg clothes everyday with marketing is about Rp. 1.619,00/Kg. (4).The highest group of people who act as customer is the group of university students which live in rooming hause rental in the area of Kecamatan Tampan Pekanbaru and same of the customers are the local people in Kecamatan Tampan Pekanabru. Keywords: Income, Profit, BEP, Highest Customer ABSTRAK Bisnis laundry yang dahulu dikenal dengan sebutan binatu saat ini semakin populer dan mempunyai pangsa pasar yang luas serta keuntungan yang cukup menggiurkan. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk megetahui berapa besar rata-rata pendapatan, laba, BEP serta dari kalangan mana sajakah pelanggan usaha Laundry Di Kecamatan Tampan. Penelitan ini mulai dilakukan pada bulan Juni 2012 sampai dengan bulan Agustus pada tahun yang sama di Kecamatan Tampan Pekanbaru. Populasi dalam penelitian ini adalah para pengusaha laundry di Kecamatan Tampan Pekanbaru. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah seluruh usaha laundry di Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berjumlah berjumlah 25 unit usaha laundry. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara penyebaran angket dan wawancara langsung kepada pemilik usaha laundry. Dari hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan : (1). Rata-rata pendaptan usaha laundry mencapai Rp. 3.763.800,00 per bulan. (2). Laba yang diterima usaha laundry mencapai Rp. 1.640.640,00 per bulan. (3). BEP yang ditetapkan usaha laundry agar tidak mengalami kerugian adalah sebesar 166 kg pakaian setiap hari nya dengan tarif penjualan Rp 1.619,00/kg. (4). Pelanggan terbesar usaha laundry berasal dari kalangan mahasiswa atau anak kost yang tinggal di Kecamatan Tampan dan sebagian kecilnya pelanggan laundry berasal dari penduduk setempat atau masyarakat di Kecamatan Tampan. Kata kunci : Pendapatan, Laba, BEP, Pelanggan Terbesar 1

PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi di Indonesia adalah prioritas utama yang harus ditingkatkan. Sebab dengan adanya ekonomi yang maju akan mempercapat pembangunan di segala bidang.sasaran pembangunan pada hakekatnya adalah peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Salah satu wujud peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran dapat diamati dari tinggkat pendapatan masyarakat yang pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan hidup tentunya diperlukan pendapatan yang bisa dibelanjakan. Pendapatan ini bisa berupa uang atau barang. Pada dasar nya pendapatan dapat dilihat dari ruang lingkup yang luas dan sempit. Dalam ruang lingkup yang luas dikenal dengan pendapatan nasional sedangkan dalam ruang lingkup yang sempit dikenal dengan pendapatan pribadi. Di samping bekerja pada orang lain atau perusahaan dengan menerima gaji atau upah, banyak pula orang bekerja secara mandiri yang tidak tergantung pada perusahaan dan orang lain. Orang yang bekerja secara mandiri menerima semua unsur pendapatan untuk dirinya sendiri, termasuk gaji, sewa, bunga dan bahkan laba. Sebagaimana dengan manusia yang selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dengan melakukan berbagai pengorbanan, demikian juga halnya dengan pendapatan yang diperoleh terlebih dahulu harus memberikan pengorbanan yang sesuai dengan hasil yang diterapkan. Dengan berbagai macam usaha yang dilakukan oleh masyarakat tentu tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil atau pendapatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Bisnis laundry adalah bisnis jasa kepercayaan, untuk memperoleh kepercayaan konsumen dibutuhkan kwalitas hasil kerja yang handal, teruji dan terukur. Perubahan gaya hidup dan pola berfikir masyarakat ikut menyokong tumbuhnya bisnis laundry ini. Yang pasti peluang pasarnya masih sangat besar untuk diperebutkan (Spriyadi,2009:17). Haryo Bagus Handoko (2009:1) mengemukakan bahwa aktivitas dan kesibukan kerja yang banyak dijumpai di wilayah perkotaan sering kali menyebabkan para warga kota yang umumnya berprofesi sebagai karyawan atau pegawai maupun pelajar yang tinggal ditempat kost sering tidak punya cukup waktu untuk melakukan aktivitas harian seperti memasak atau mencuci. Saat pulang kerja atau pulang kuliah,sering kali tubuh sudah terlalu lelah untuk mencuci pakaian kotor. Masa liburan akhir pekanpun dinilai lebih layak digunakan untuk bersantai bersama keluarga dari pada untuk mencuci pakaian kotor. Dengan alasan kepraktisan serta biaya yang dipandang cukup murah, keberadaan jasa laundry semakin banyak dijumpai. Masing-maing menawarkan keunggulan demi menarik lebih pelanggan, seperti layanan ambil antar. Dari waktu ke waktu semakin banyak alternatif pilihan yang ditawarkan demi menarik pangsa pasar yang lebih luas. Para warga kota sering kali lebih memilih jalan yang lebih praktis yaitu mengandalkan jasa laundry untuk menggantikan kegiatan mencuci pakaian. Mereka inilah pasar yang sangat potensial untuk dibidik dalam bisnis laundry. 2

METODOLOGI PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di Kecamtan Tampan kota Pekanbaru. Peneliti mulai melakukan penelitian di lokasi tersebut pada bulan Juni 2012 sampai dengan bulan Agustus pada tahun yang sama. Data primer data yang diperoleh lagsung dari responden yang merupakan objek penelitian atau langsung dari responden usaha laundry baik pemilik atau karyawan. Data ini berupa umur, tingkat pendidikan, pendapatan dan pengeluaran keluarga responden. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan pengambilan data atau informasi yang diperoleh penulis dari objek penelitian yaitu berupa datadata pendukung berupa data nama, alamat dan gambaran umum daerah penelitian. Teknik pengambilan data dilakukan dengan dua cara yaitu yang pertama angket atau questioner, yaitu berupa pertanyaan yang di sajikan kepada responden untuk memperoleh data usaha laundry. Kedua adalah teknik wawancara, yaitu berupa pertanyaan langsung peneliti kepada pengusaha laundry untuk mendapatkan informasi tentang usaha laundry. Data yang diperoleh dari responden dikumpulkan dan selanjut nya ditabulasikan secara sistematis dan kemudian di sajikan dalam bentuk tabel. Teknik analisis yang digunakan untuk memperoleh pendapatan usaha dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Teknik analisis statistik 1. Menghitung rata-rata pendapatan usaha laundry. Menurut Sudjana (2005:67) menghitung rata-rata dapat menggunakan rumus: x = xi n dimana : x = Rata-rata pendapatan perusaha laundry xi = Total rata-rata pendapatan usaha laundry n = Jumlah usaha laundry b. Teknik analisis non statistik 1. Menghitung besar laba dari pendapatan usaha laundry. Menurut Bagus Haryo Handoko (2009:112) menghitung laba dapat digunakan rumus : Keuntungan = Total penerimaan Total biaya operasional 2. Menghitung besar analisis titik impas atau break event point (BEP). Menurut Murti Sumarni dan John Soeprihanto (2005 : 285) menghitung besar BEP dapat digunakan rumus: BEP = FC : ( P-VC) keterangan : FC = Fixed Cost (Biaya tetap) P = Price (Harga Jual) VC = Variable Cost ( Biaya Variabel) \ 3

Karakteristik Usaha Laundry HASIL DAN PEMBAHASAN Pengelolaan usaha laundry diolah langsung oleh pemiliknya sebagai mana dengan usaha perorangan lainnya. Dari hasil pengamatan di lapangan semua pemilik usaha laundry langsung terlibat dalam pengelolaan usaha laundry dan dibantu dengan beberapa karyawan untuk menjalankan usahanya. Dalam pengelolaan usaha laundry para pemilik usaha laundry bersaing dalam memberikan pelayanan kepada konsumen, harga dan fasilitas lain untuk menarik konsumen. Dalam menjalankan usahanya para pemilik usaha laundry menawarkan berbagai macam keunggulan untuk menarik konsumen misalnya dengan menyediakan jasa jemput antar gratis, melaundry sehari bisa selesai serta mencuci bersih dan wangi, hal ini dilakukan pemilik usaha untuk menarik lebih banyak perhatian para konsumen. Dari data yang diperoleh sebagian besar pelanggan usaha laundry ini adalah mahasiswa dan sebagian kecilnya dari kalangan PNS atau penduduk setempat, hal ini di karenakan di Kecamatan Tampan lebih banyak terdapat mahasiswa selain itu juga di karenakan kesibukan mahasiswa yang menghabiskan banyak waktu untuk di kampus. Keunggulan-keunggulan yang ditawarkan usaha laundry Di Kecamatan Tampan Pekanbaru di antaranya mencuci bersih dan wangi sebanyak 12 usaha atau 48% dari seluruh usaha laundry. Kemudian keunggulan mencuci bersih, cepat dan wangi sebanyak 10 usaha atau 40% dan keunggulan dalam antar penjemputan pakaian kealamat sebanyak 2 usaha atau 8% serta keunggulan mengganti pakaian pelanggan yang hilang karena kelalaian pengusaha laundry sebanyak 1 usaha atau 4%. Dari uraian di atas keunggulan yang banyak ditawarkan usaha laundry adalah keunggulan mencuci bersih dan wangi. Umur adalah salah satu faktor yang mendorong suatu kegiatan usaha, karena tingkat umur dapat mempengaruhi produktifitas serta pengambilan satu keputusan dalam mengembangkan usaha. Kriteria umur pengusaha laundry yang berkisar antara 19-28 tahun sebanyak 13 orang atau 52%, kemudian yang berumur 29-38 tahun sebanyak 11 orang atau 44%, dan yang berumur 39-45 tahun sebanyak 1 orang atau 4%. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengusaha laundry terbanyak adalah mereka yang berumur 19-28 tahun, sedangkan yang paling sedikit adalah berumur 39-45 tahun sebanyak 1 orang atau 4%. Sebagian besar tingkat pendidikan pengusaha laundry yang sebagian besar berpendidikan SMA/Sederajat sebanyak 23 orang atau 92% dari semua seluruh pengusaha laundry dikecamatan Tampan, kemudian perguruan tinggi hanya 2 orang atau sebesar 8%. Pada umumnya dalam rumah tangga bagian mencuci pakaian kebanyakan dilakukan oleh istri atau oleh wanita. Tetapi lain hal nya dengan usaha laundry, usaha laundry bisa dijalan kan oleh wanita ataupun pria. Namun pada usaha laundry lebih banyak dijalan kan oleh Laki-laki yaitu sebanyak 17 orang atau 68% dan usaha laundry yang dijalan kan oleh perempuan sebanyak 8 orang atau 32%. Hal ini berarti usaha laundry di Kecamatan Tampan pekanbaru lebih banyak dijalankan oleh Laki-laki di bandingkan dengan Perempuan. 4

Biaya Di antara biaya-biaya yang dikeluarkan setiap bulannya oleh usaha laundry tersebut dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap setiap periodenya. Dalam hal ini meliputi sewa tempat usaha dan biaya karyawan. Selain biaya tetap ada juga biaya variabel. Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proposional sejalan dengan perubahan volume usahanya. Biaya ini meliputi biaya bahan baku deterjen, biaya bahan baku pewangi dan biaya listrik. Biaya perbulan usaha laundry berkisar dari Rp. 1.000.000,00 - Rp.1.500.000,00 sebanyak 4 orang atau sebesar 16%, usaha laundry dengan biaya perbulan sebesar Rp.1.550.000,00 Rp. 2.100.000,00 sebanyak 6 orang atau sebesar 24%, dan usaha laundry dengan biaya perbulan Rp.2.150.000,00 Rp. 3.500.000,00 sebanyak 15 orang atau sebesar 60%. Hal ini menunjukkan bahwa pengusaha laundry lebih banyak mengeluarkan biaya di atas Rp.2.000.000,00 perbulannya, sebagian kecil pengusaha yang mengeluarkan biaya diatas Rp.1000.000,00 ini mereka jarang yang menggunakan tenaga kerja melainkan hanya bekerja di bantu istri atau suami mereka sendiri, dan sebagian besar dari mereka memilih untuk menggunakan tenaga kerja atau mempekerjakan orang lain. Pendapatan pendapatan adalah balas jasa atas penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh sektor rumah tangga, sektor perusahaan yang dapat berupa gaji dan upah, sewa, bunga, serta keuntungan (profit). Pendapatan merupakan salah satu tujuan didirikannya suatu usaha. Dengan adanya pendapatan itu berarti sebuah usaha masih berjalan dan layak untuk dipertahankan walaupun sebenarnya masih ada beberapa hal yang masih harus dipertimbangkan untuk melanjutkan sebuah usaha. Dengan mengetahui pendapatan maka dapat diketahui apakah usaha tersebut mengalami keuntungan atau kerugian. Begitu juga hal nya dengan usaha laundry, tujuan utama usaha laundry itu sendiri adalah untuk mendapat kan hasil dari berusaha laundry tersebut. Pendapatan usaha laundry dapat dihitung dengan cara mencari selisih antara pendapatan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan usaha laundry disetiap bulannya. Pendapatan usaha laundry dapat dilihat dari tabel 1. Jumlah rata-rata biaya adalah jumlah rata-rata biaya tetap dan biaya variabel setiap bulannya. Selanjutnya untuk menentukan besar pendapatan usaha laundry diperoleh dari penjualan dikurangi dengan rata-rata jumlah biaya perbulan. 5

Tabel 1. Rata-rata pendapatan usaha laundry perbulan No. Nama laundry Jumlah Rata-Rata Pendapatan (Rp) Biaya (Rp) Laba pendapatan (Rp) 1 Kuantan laundry 4.500.000 3.049.900 1.450.100 2 Mr.kals 3.250.000 2.507.900 742.100 3 Lala laundry 4.100.000 2.557.350 1.542.650 4 Super dry luandry 4.000.000 2.261.900 1.738.100 5 Orange laundry 4.000.000 1.919.800 2.080.200 6 Rafi laundry 3.000.000 1.609.950 1.390.050 7 Family fress laundry 3.500.000 2.164.900 1.335.100 8 Dr.laundry 4.500.000 2.019.900 2.480.100 9 Arika laundry 3.150.000 2.577.350 1.572.650 10 Star laundry 4.000.000 2.257.900 1.742.100 11 Efji laundry 3.500.000 2.179.750 1.320.250 12 Laundry mr.kall s 3.500.000 3.214.900 285.100 13 Latina laundry 4.000.000 2.712.350 1.287.650 14 Bahagia laundry 3.500.000 1.227.350 2.272.650 15 Fantastik laundry 4.500.000 1.969.900 2.530.100 16 Buble laundry 3.000.000 2.319.900 680.100 17 I.M.R laundry 3.500.000 2.149.800 1.350.200 18 Seqeh laundry 4.500.000 1.149.800 3.350.200 19 Adeng laundry 3.000.000 1.819.900 1.180.100 20 Jasmin laundry 3.150.000 1.764.800 1.385.200 21 Kg laundry 3.250.000 1.789.850 1.460.150 22 Wing s laundry 3.645.000 2.907.800 737.200 23 SHS laundry 5.000.000 1.564.900 3.435.100 24 Makde laundry 3.900.000 2.123.900 1.776.100 25 Riski laundry 4.150.000 1.257.350 2.892.650 JUMLAH Rp. 94.095.000 53.129.000 Rp. 40.966.000 Untuk menghitung rata-rata pendapatan dapat dicari dengan rumus sebagai berikut: X= xi n X= Rp. 94.095.000,- 25 X= Rp.3.763.800,- dimana : x = Rata-rata pendapatan perusaha laundry xi = Total pendapatan usaha laundry n = Jumlah usaha laundry 6

Pada perhitungan di atas, total pendapatan seluruh usaha laundry di Kecamatan Tampan perbulan adalah sebesar Rp. 94.095.000,00 atau dengan ratarata sebesar Rp. Rp.3.763.800,00 perbulan per usaha laundry di Kecamatan Tampan. Pendapatan ini adalah pendapatan usaha laundry dalam kapasitas normal. Laba Yang Diperoleh Usaha Laundry Laba bersih dapat dihitung dengan mengurangi total penerimaan atau pendapatan usaha laundry dengan total biaya-biaya operasional. Pendapatan adalah sejumlah hasil yang diterima usaha dari penjualan yang dilakukan oleh usaha laundry tersebut. Biaya operasional pada usaha laundry tersebut terdiri dari ; 1). Biaya tetap yaitu biaya yang jumlahnya tetap setiap periodenya, dalam hal ini biaya tetap meliputi biaya tempat usaha dan dan biaya karyawan. 2). Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proposional sejalan dengan perubahan volume usaha nya, biaya ini meliputi biaya bahan baku deterjen, biaya bahan baku pewangi, dan biaya listrik. Berikut perhitungan laba pada usaha laundry Perhitungan laba bersih usaha laundry dikecamatantampan Pendapatan 94.095.000 Biaya tetap 27.980.000 Biaya variabel 25.149.000 Jumlah 53.129.000 Total 40.966.000 Rata-rata laba 1.638.640 Dari tabel di atas dapat dilihat laba yang diperoleh usaha laundry di setiap bulan nya adalah sebesar Rp. 40.966.000,00/bulan, dengan rata-rata 1.638.640,00/bulan. Rata-rata laba usaha laundry diketahui dengan cara membagikan jumlah keseluruhan laba dengan jumlah seluruh laundry di Kecamatan Tampan kota Pekanbaru. Perhitungan BEP Pada Usaha Laundry Di Kecamatan Tampan BEP atau break even point adalah suatu analisis data untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan. Untuk menghitung BEP dapat dicari dengan cara: BEP = FC P - VC BEP = 27.980.000 4.980 25.149.000 = 4.980-2.831 = 2.149kg keterangan : 7

FC = Fixed Cost (Biaya tetap) P = Price (Harga Jual) VC = Variable Cost ( Biaya Variabel) Artinya tarif jasa minimal yang harus ditetapkan untuk tiap kilogram jasa cuci pakaian hendaknya tidak kurang dari Rp. 2.149/kg. Jika usaha laundry di Kecamatan Tampan menetapkan tarif cuci sebesar Rp. 2.149/kg maka usaha laundry tidak akan mengalami keuntungan atau kerugian, untuk mendapatkan keuntungan maka usaha laundry di Kecamatan Tampan harus menetapkan tarif di atas nilai BEP, yaitu Rp. 2.149/kg. Jadi target pencucian pakaian per hari agar tercapai BEP dapat ditentukan dengan membagikan harga tarif jual dengan jumlah hari kerja usaha laundry. Harga jual : Jumlah hari kerja 4.980kg/bulan : 30 hari = 166kg/hari Artinya agar usaha laundry di Kecamatan Tampan tidak mengalami kerugian, dalam sehari usaha laundry di Kecamatan Tampan harus menyelesaikan 166 kg cucian milik konsumen dengan biaya tarif yang dikenakan tidak kurang dari Rp.2.149/kg atau diatas nilai BEP. Sebuah usaha didirikan karena sebelumnya para pengusaha melihat pangsa pasar yang menjanjikan untuk berusaha. Begitu juga dengan usaha laundry, usaha laundry didirikan karena banyaknya para konsumen yang memerlukan usaha laundry untuk mempermudah masalah pekerjaan rumah tangga di sela-sela waktu kerja atau kuliah yang sangat padat. Berikut tabel 3. penjelasan pelanggan terbesar usaha laundry di Kecamatan Tampan Pekanbaru. Pelanggan terbesar usaha laundry No. Jenis pelanggan Jumlah persentase 1. Kalangan masyarakat biasa/ bukan 5 20 mahasiswa 2. Mahasiswa 20 80 JUMLAH 25 100 Dari tebel 4 diatas dapat dilihat bahwa pelanggan terbesar usaha laundry adalah dari kalangan mahasiswa sebanyak 20 orang atau sebesar 80% laundry yang berarti pelanggannya adalah mahasiswa, kemudian 5 orang atau sebesar 20% pelanggan laundry berasal dari kalangan PNS atau masyarakat yang bukan dari kalangan mahasiswa. Jadi pelanggan terbesar usaha laundry di Kecamatan Tampan Pekanbaru adalah mahasiswa. Sebagian besar laundry memang mengakui bahwa target pangsa pasar mereka adalah para mahasiswa yang bermukim di Kecamatan Tampan Pekanbaru. 8

Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN 1. Rata-rata pendaptan usaha laundry mencapai Rp. 3.763.800,00 per bulan. 2. Laba yang diterima usaha laundry mencapai Rp.1.638.640,00 per bulan. 3. BEP yang ditetapkan usaha laundry agar tidak mengalami kerugian adalah sebesar 166 kg pakaian setiap hari nya dengan tarif penjualan diatas Rp 2.149,00/kg. 4. Pelanggan terbesar usaha laundry berasal dari kalangan mahasiswa atau anak kost yang tinggal di Kecamatan Tampan dan sebagian kecilnya pelanggan laundry berasal dari penduduk setempat atau masyarakat di Kecamatan Tampan. Saran 1. Perlunya perbaikan dalam administrasi dan keuangan usaha, sehingga lebih sistematis dalam penyelanggeraan administrasi dan keuangan usaha. Pendapatan usaha yang tidak merata sehingga perlu memperhatikan tempat atau lokasi usaha yang lebih strategis. 2. Untuk meningkatkan pendapatan, para pengusaha laundry bisa memperluas atau membuka cabang baru ditempat yang lebih sedikit saingan untuk memperluas usaha dan menarik konsumen dengan keunggulan yang ditawarkan. 3. Untuk memperoleh jumlah BEP agar tidak mengalami kerugian sebaiknya pera pengusaha laundry harus rajin mempromosikan usahanya, bisa dengan cara menawarkan sistem jemput antar, menawarkan sistem promosi menggunakan diskon, bisa dengan menawarkan kepada konsumen gratis 1 kali cuci setelah beberapa kali menggunakan usaha laundry yang dimiliki, atau dengan alternatif lain memberikan bonus payung, topi, atau baju yang berlabelkan logo dan alamat usaha laundry yang dimiliki bagi para konsumen yang telah mengumpulkan nota pembayaran biaya laundry dengan nilai yang ditentukan pengusaha. 9

DAFTAR PUSTAKA Handoko, Haryo Bagus, (2009), Sukses Wirausaha Laundry di Rumah, PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Supriadyadi, Slamet, (2009), Peluang Usaha dan Solusinya Pengusaha, PT.Indo Dunia Usaha: Jakarta. Namara, Erick, (2007), 101 Peluang Bisnis Sampingan Bagi Karyawan, Medpress: yog Jakarta. Murti Sumarni dan John Soeprihanto, (2005), Pengantar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan), Liberty, Yogyajarta. Sudjana, (2005), Metoda Statistika, PT Tarsito: Bandung. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2011/05/analisis-break-event-point-break-even.html 10