Kejadian Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada Pekerja Tambang Kapur

dokumen-dokumen yang mirip
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan penyakit paru (Suma mur, 2011). Penurunan fungsi paru

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kawasan penambangan kapur

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MEROKOK, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PENGRAJIN BATU AKIK DARI BEBERAPA TEMPAT DI KOTA MANADO

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ** Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

JURNAL ILMU LINGKUNGAN Volume 11, Issue 1: (2013) ISSN

ABSTRAK. Utin Dewi Sri Aryani; 2016 Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr., M.Kes Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iv. ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi telah terjadi perkembangan di berbagai aspek

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

HUBUNGAN PAPARAN DEBU DENGAN GANGGUAN FAAL PARU DI INDUSTRI PAKAN TERNAK PT.CHAROEN POKPHAND INDONESIA SEMARANG SKRIPSI

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS PARU PETERNAK AYAM. Putri Rahayu H. Umar. Nim ABSTRAK

Kata Kunci : Sampah,Umur,Masa Kerja,lama paparan, Kapasitas Paru, tenaga kerja pengangkut sampah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Buliide, Kecamatan Kota Barat merupakan salah satu mata

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dibahas pada bab. sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA PEMBUAT BATU BATA DI KELURAHAN PENGGARON KIDUL KECAMATAN PEDURUNGAN SEMARANG TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal FAKTOR RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK BALITA DI DESA POTUGU KECAMATAN MOMUNU KABUPATEN BUOL ABSTRAK

Riski Noor Adha 1, Rafael Djajakusli 1, Masyitha Muis 1.

HUBUNGAN PAPARAN PARTIKEL DEBU KAYU DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL DI UD. SURYA ABADI FURNITURE, GATAK, SUKOHARJO

KAPASITAS FAAL PARU PADA PEDAGANG KAKI LIMA. Olvina Lusianty Dagong, Sunarto Kadir, Ekawaty Prasetya 1

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU PADA TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI DAERAH CARGO PERMAI, KABUPATEN BADUNG, BALI

PREVALENSI GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA BATU PADAS DI SILAKARANG GIANYAR BALI. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebiasaan lain, perubahan-perubahan pada umumnya menimbulkan beberapa

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA DAN PERILAKU PEKERJA TERPAPAR BAHAN KIMIA DENGAN GEJALA ISPA DI INDUSTRI KUKU PALSU PURBALINGGA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. ISPA adalah suatu infeksi pada saluran nafas atas yang disebabkan oleh. yang berlangsung selama 14 hari (Depkes RI, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

Keywords : exposure to dust, the events of respiratory disorders

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat penggunaan sumber daya alam (Wardhani, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara..., Dian Eka Sutra, FKM UI, Universitas Indonesia

HUBUNGAN PAPARAN DEBU KAYU TERHIRUP DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA DI INDUSTRI MEBEL CV. CITRA JEPARA FURNITURE KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

Kata Kunci: Katarak, Diabetes Mellitus, Riwayat Trauma Mata, Konsumsi Minuman Beralkohol, Pekerjaan

Kata Kunci: anak, ISPA, status gizi, merokok, ASI, kepadatan hunian

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN INDEKS KESEGARAN KARDIOVASKULER PEGAWAI PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PERILAKU PEKERJA DENGAN GEJALA ISPA DI PABRIK ASAM FOSFAT DEPT. PRODUKSI III PT. PETROKIMIA GRESIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN FREKUENSI KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

Kata Kunci: Debu Kapur, Keluhan Gangguan Pernafasan

Kata Kunci:Pengetahuan, Sikap, Lama Kontak, Masa Kerja, Tata Cara, Keterpaparan Pestisida

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA SKOR COPD ASSESSMENT TEST (CAT), INDEKS BRINKMAN DAN FUNGSI PARU

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK. Kata kunci : ISPA, angka kejadian.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

berkembang, baik pencemaran udara dalam ruangan maupun udara ambien di

HUBUNGAN ANTARA KRITERIA PEROKOK DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA KECAMATAN PRAMBANAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN

Kata Kunci: pengetahuan, pendapatan, minyak jelantah

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP TERJADINYA DRY MOUTH PADA PEROKOK FILTER DI KELURAHAN SUKAWARNA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. balita yang menderita ISPA adalah kelompok umur bulan yaitu

Ratih Wahyu Susilo, Dwi Astuti, dan Noor Alis Setiyadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) adalah infeksi saluran

HUBUNGAN JENIS, LAMA DAN JUMLAH BATANG ROKOK DENGAN KEJADIAN BRONKHITIS DI RSUD Prof. Dr.MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK ORANG TUA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG KABUPATEN PURBALINGGA 2012

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNAAN MASKER DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL DI KELURAHAN HARAPAN JAYA, BANDAR LAMPUNG

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB I PENDAHULUAN. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. bahaya tersebut diantaranya bahaya faktor kimia (debu, uap logam, uap),

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Millenium Development Goal Indicators merupakan upaya

Pembimbing II : dr. Rita Tjokropranoto, M.Sc.

Hubungan Paparan Debu Terhirup Terhadap Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Bongkar Muat Di Pelabuhan Manado Sulawesi Utara Tahun 2017

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. maupun di luar rumah, baik secara biologis, fisik, maupun kimia. Partikel

HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELONGUANE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: ISPA, Pengetahuan Ibu, ASI Eksklusif, Merokok, Jenis Bahan Bakar Memasak

PENGARUH PAPARAN GAS NOx TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PEDAGANG KULINER DI DEPAN PUSAT GROSIR SOLO DAN PASAR BUKU SRIWEDARI SURAKARTA

Abstrak. Pendahuluan. Secaria, et al, Hubungan Paparan Getaran Mesin Gerinda...

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA PEKERJA BAGIAN RING SPINNING

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS PARU TENAGA KERJA DI PT EASTERN PEARL FLOUR MILLS KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak pabrik yang mengolah bahan mentah. menjadi bahan yang siap digunakan oleh konsumen. Banyaknya pabrik ini

Oleh: Roy Marchel Rooroh Dosen Pembimbing : Prof. dr. Jootje M. L Umboh, MS dr. Budi Ratag, MPH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Efek Asap Bakaran Sate terhadap Kesehatan Pernapasan Penjual Sate yang Diukur dengan Peak Flow Meter di Kota Medan tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pneumokoniosis merupakan penyakit paru yang disebabkan oleh debu yang masuk ke dalam saluran pernafasan

Transkripsi:

Kes Mas: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 11, No. 1, March 2017, pp. 41 ~ 45 ISSN: 1978-0575 41 Kejadian Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada Pekerja Tambang Kapur Rahayu H Akili, Febi Kolibu, Ardainsyah C. Tucunan Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia E-mail: akilirahayu@gmail.com Received: 27/11/2016; published: 27/02/2017 Abstract Background: Limestone industrial has been polluting the air with dust and combustion gases of limestone. The main effects of limestone dust to worker that dust in the form of both acute lung disorder and chronic disruption of physiologic function, eye irritation, irritation of sensory as well as the accumulation of harmful substances in the body. The effect on the respiratory tract is the irritation of the respiratory tract (). One of the negative effects of the limestone processing activities is environmental degradation that marked the air pollution and the growing number of diseases related to the respiratory tract. in the Buliide Village on 2014 348 cases, 185 cases of asthma, and pneumonia 10 cases. The purpose of this study is determine the factors related to the case of respiratory disease in limestone mining workers in Buliide Sub-District, Kota Barat District, Gorontalo province. Method: Type of research used in this research is observational research with cross sectional analytic study, which is a plan that examines the dynamics of the correlation or association between the independent variables (independent) and dependent variable (dependent) at the same time (Point Time Approad). The research was done at Buliide Village, Kota Baru District, Gorontalo Province in 2015. Result: The results showed that there is a relationship between working duration, age, smoking behavior, have a relation with case of respiratory disease. While working period do not have any relation with case of respiratory disease in limestone mining workers in Buliide Sub-District, Kota Barat District, Gorontalo province. Conclusion: It was advisable for the government to provide education on prevention and control of dust hazards, information dangers of smoking, and health check on where the service is available. Keywords: Buliide Village, Gorontalo,, limestone mining. Copyright 2017 Universitas Ahmad Dahlan. All rights reserved. 1. Latar Belakang Pembangunan yang berwawasan lingkungan sebagai suatu prinsip pembangunan nasional dengan berbagai peraturan pelaksanaannya. Dalam praktiknya mekanisme yang ditetapkan belum berjalan sebagaimana yang diharapkan. Isu tentang pencemaran sering dijumpai di media massa akibat dan dampak dari suatu kegiatan. (1) Pertambangan kapur adalah salah satu tempat kegiatan pertambangan dengan kadar pencemaran udara yang dapat mengganggu kesehatan, terutama pada pekerjanya. (2) Di Indonesia risiko gangguan kesehatan pada pekerja di pertambangan kapur lebih besar karena sistem penambangan yang masih tradisional. (3) Industri batu kapur telah mencemari udara dengan debu dan gas-gas hasil. Debu dan gas-gas yang disebabkan oleh proses pengolahan batu kapur berada di lingkungan kerja, hal ini akan berakibat tenaga kerja terpapar debu kapur dan gas-gas pada konsentrasi maupun ukuran yang berbeda-beda. Efek utama debu kapur terhadap tenaga kerja berupa kelainan paru baik bersifat akut dan kronis, terganggunya fungsi fisiologis, iritasi mata, iritasi sensorik serta penimbunan bahan berbahaya dalam tubuh. (4) Efek terhadap saluran pernapasan adalah terjadinya infeksi saluran pernapasan akut (), peningkatan Kejadian Penyakit pada Pekerja Tambang Kapur di Kelurahan Buliide...(Rahayu H. Akili)

42 ISSN: 1978-0575 produksi lendir, penyempitan saluran pernapasan, lepasnya silia dan lapisan sel selaput lendir serta kesulitan bernapas. (5) Sumber daya alam yang ada di Kota Gorontalo memerlukan pengelolaan yang terpadu adalah batu kapur yang terletak di Kelurahan Buliide Kota Gorontalo. Pertambangan tradisional kapur di kelurahan Buliide Kota Gorontalo diperkirakan sudah berlangsung hampir satu abad atau 100 tahun beroperasi. Operasional pertambangan kapur itu sendiri dari dahulu hingga saat ini masih dilakukan secara tradisional oleh penambang melalui pengetahuan turun temurun. Pertambangan kapur secara tradisional di Kelurahan Buliide Kota Gorontalo secara ekonomis dapat dikatakan mempunyai potensi untuk di kembangkan menjadi usaha masyarakat apabila di kelola dengan cara yang lebih profesional dan teratur. Pekerja bekerja tanpa menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti masker, sarung tangan, sepatu boot, dan kaca mata. Pembakaran batu kapur yang sering disebut Tobong terletak di tengah perkampungan penduduk, pada saat produksi hal yang paling menyolok adalah tebalnya debu, asap disertai bau menyengat di udara baik debu yang berasal dari bubuk kapur maupun dari pembakaran bahan bakar yang menggunakan batu bara. Data penyakit pada Puskesmas Buladu penyakit menduduki urutan pertama dalam urutan sepuluh besar penyakit tahun 2014 sebanyak 348 kasus. 2. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional study, yaitu suatu rancangan yang mengkaji dinamika korelasi atau asosiasi antara variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen) pada saat yang bersamaan. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo Tahun 2015. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang bekerja sebagai pekerja tambang kapur sebanyak 40 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara total sample. 3. Hasil dan Pembahasan Pekerja kapur yang berada di Kelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo paling banyak berada pada kelompok umur 49-57 Tahun yaitu 12 orang (30%) dan paling sedikit berada pada kelompok umur 58-66 yaitu lima orang (12,5%). Jumlah pekerja kapur yang menderita sebanyak 28 orang (70%) sedangkan yang tidak menderita sebanyak 12 orang (30%), seperti pada Tabel 1 dan 2. Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Umur (Tahun) Jumlah % 22 30 7 17,5 31 39 7 17,5 40 48 9 22,5 49 57 12 30 58 66 5 12,5 Total 40 100 Tabel 2. Distribusi Pekerja Kapur yang Menderita Jumlah % Menderita 28 70 Tidak Menderita 12 30 Total 40 100 Pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa pekerja tambang yang memiliki lama kerja lebih dari delapan jam/hari dan menderita sebanyak 13 (68,4%) sedangkan yang tidak menderita sebanyak enam (31,6%). Pekerja tambang yang memiliki lama kerja delapan jam/hari dan menderita sebanyak 15 (71,4%) sedangkan yang tidak menderita sebanyak enam (28,6%). Lama bekerja memiliki hubungan (p=0,836, p>0,05) dengan kejadian penyakit pada pekerja tambang kapur di Kelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo Tahun 2015. Ini disebabkan KESMAS Vol. 11, No. 1, March 2017: 41 45

KESMAS ISSN: 1978-0575 43 karena variabel lama bekerja tidak merupakan faktor risiko yang secara langsung berhubungan dengan gangguan pernapasan, hal ini karena variabel lama bekerja tidak dapat berdiri sendiri untuk memengaruhi gangguan pernapasan, sehingga memerlukan variabel lain untuk bersama-sama memengaruhi gangguan pernapasan, selain itu pekerja tambang kapur tidak terus menerus berada di tambang kapur, perkerja tambang kapur hanya bekerja selama tiga jam atau empat jam sehari, pekerja tambang kapur hanya bekerja dari pukul 06.00 pagi sampai jam 09.00 pagi, sehingga pekerja tidak terlalu lama terpajan debu batu kapur. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purnomo. (6) Tabel 3. Hubungan Lama Bekerja dengan Kejadian Penyakit Lama Kerja Menderita % Tidak Menderita % >8 jam/hari 13 68,4 6 31,6 19 100 8 jam/hari 15 71,4 6 28,6 21 100 0,836 Tabel 4 menunjukkan bahwa pekerja tambang yang memiliki lama kerja 10 tahun dan menderita sebanyak 17 (60,7%) sedangkan yang tidak menderita sebanyak 11 (39,3%). Pekerja tambang yang memiliki lama kerja < 10 tahun dan menderita sebanyak 11 (91,7%) sedangkan yang tidak menderita sebanyak satu (8,3%). Masa kerja tidak memiliki hubungan (p=0,05) dengan kejadian penyakit pada pekerja tambang kapur di Kelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo Tahun 2015. Hal ini terjadi karena pekerja bekerja di tempat yang kerentanannya tinggi terhadap debu dan polusi terutama yang berasal dari pembakaran batu kapur, seperti yang diketahui hampir sebagian besar pekerja tambang kapur tidak memakai masker pada saat melakukan pengayakan batu kapur. Hal ini sejalan dengan penelitian pada petugas penyapu jalan yang masa kerjanya rata-rata 10 tahun, dan masa kerja paling lama 15 tahun didapat hasil terdapat hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan fungsi paru. (7) Hal ini menunjukkan bahwasanya paparan debu yang ada di lingkungan kerja dan terpapar oleh pekerja dan kosentrasi yang tinggi dan masa kerja yang semakin lama akan berdampak pada gangguan fungsi paru seseorang. Tabel 4. Hubungan Masa Kerja dengan Kejadian Penyakit Masa Kerja Tidak Menderita % % Menderita 10 tahun 17 60,7 11 39,3 28 100 < 10 tahun 11 91,7 1 8,3 12 100 0,05 Pada Tabel 5 dapat diketahui bahwa pekerja tambang yang berumur 40 tahun dan menderita sebanyak 20 (74,1%) sedangkan yang tidak menderita sebanyak tujuh (25,9%). Pekerja tambang yang berumur < 40 tahun dan menderita sebanyak delapan (61,5%) sedangkan yang tidak menderita sebanyak lima (38,5%). Umur memiliki hubungan (p=0,418, p>0,05) dengan kejadian penyakit pada pekerja tambang kapur di Kelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo Tahun 2015. 2015 berapapun umurnya pada dasarnya memiliki untuk terpapar debu kapur yang menyebabkan sehingga menggunakan APD perlu dilakukan untuk mengurangi paparan debu, menerapkan pola hidup sehat dengan istrahat yang cukup, rajin olahraga mengonsumsi makanan yang sehat, tidak merokok dan sebaiknya memeriksakan kesehatan secara berkala. Semua pekerja Ini disebakan karena umur berhubungan erat dengan faktor keterpaparan besarnya risiko terhadap penyakit, dan sifat resistensi pada kelompok umur tertentu. Hal ini disebabkan karena tingkat kerentanan seseorang dan pengalaman terhadap penyakit tertentu yang biasanya dialami oleh kelompok umur yang lebih tua. Sejumlah penyakit yang menyerang kelompok umur lebih tua bisa Kejadian Penyakit pada Pekerja Tambang Kapur di Kelurahan Buliide...(Rahayu H. Akili)

44 ISSN: 1978-0575 terjadi karena tingkat keterpaparan serta proses perjalanan penyakit dalam tubuh (patogenesis) yang mungkin memakan waktu lama. (8) Tabel 5. Hubungan Umur dengan Kejadian Penyakit pada Pekerja Tambang Kapur Umur Menderita % Tidak Menderita % 40 tahun 20 74,1 7 25,9 27 100 < 40 tahun 8 61,5 5 38,5 13 100 0,418 Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa pekerja tambang yang merokok dan menderita sebanyak 20 (69%) sedangkan yang tidak menderita sebanyak sembilan (31%). Pekerja tambang yang tidak merokok dan menderita sebanyak delapan (72,7%) sedangkan yang tidak menderita sebanyak tiga (27,3%). Perilaku merokok memiliki hubungan (p=0,817, p>0,05) dengan kejadian penyakit pada pekerja tambang kapur di Kelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo Tahun 2015. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa perilaku merokok dapat menyebabkan bertambah, karena merokok dapat menghasilkan asap rokok yang dapat membuat silia dalam sistem pernapasan rusak sedikit demi sedikit, karena dalam satu batang rokok yang dinyalakan akan menghasilkan asap sampingan selama 10 menit, sedangkan asap utamanya akan dikeluarkan pada waktu rokok itu dihisap dan biasanya hanya kurang dari satu menit. (9) Merokok adalah tindakan meyulut rokok dengan api kemudian menghisap batang rokok tersebut dan menghembuskan asapnya. Asap yang terhirup kemudian akan masuk ke dalam paru-paru. Merokok memiliki dampak yang begitu besar terhadap gangguan pernapasan. Bahan berbahaya dan racun dalam rokok tidak hanya mengakibatkan gangguan kesehatan pada orang yang merokok namun kepada orangorang disekitarnya yang tidak merokok. Rokok mengandung nikotin yang farmakologisnya banyak bersifat rangsangan dengan efek aktivasi elektrokortis, jantung dan sistem endokrin, akibat akut penggunaan nikotin meliputi peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dan aliran dari jantung serta penyempitan pembuluh darah. (10) Tabel 6. Hubungan Perilaku Merokok dengan Kejadian Penyakit Perilaku Tidak Merokok Menderita % % Menderita Merokok 20 69 9 31 29 100 Tidak Merokok 8 72,7 3 27,3 11 100 0,817 4. Simpulan Pekerja kapur yang berada di Kelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo paling banyak berada pada kelompok umur 49-57 Tahun yaitu 12 orang (30%) dan paling sedikit berada pada kelompok umur 58-66 yaitu lima orang (12,5%). Jumlah pekerja kapur yang menderita sebanyak 28 orang (70%) sedangkan yang tidak menderita sebanyak 12 orang (30%). Lama bekerja memiliki hubungan (p=0,836, p>0,05) dengan kejadian penyakit pada pekerja tambang kapur di Kelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo Tahun 2015. Masa kerja tidak memiliki hubungan (p=0,05) dengan kejadian penyakit pada pekerja tambang kapur di Kelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo Tahun 2015. Perilaku merokok memiliki hubungan (p=0,817, p>0,05) dengan kejadian penyakit pada pekerja tambang kapur di Kelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo Tahun 2015. Umur memiliki hubungan (p=0,418, p>0,05) dengan kejadian penyakit pada pekerja tambang kapur di Kelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo Tahun 2015. Pemerintah dalam hal ini dinas kesehatan melakukan penyuluhan materi tentang bahaya paparan debu kepada pekerja tambang batu kapur, cara pencegahan dan penanggulangan bahaya debu, serta memberikan informasi bahaya rokok. Menjaga kesehatan diri sendiri dan anggota keluarga dengan cara mengonsumsi makanan yang KESMAS Vol. 11, No. 1, March 2017: 41 45

KESMAS ISSN: 1978-0575 45 bergizi, istrahat yang cukup, menciptakan udara yang bersih (dengan menanam pohon), serta menciptakan lingkungan sehat. Segera memeriksakan kesehatan apabila ada penghuni rumah yang sakit untuk mengurangi risiko penularan penyakit kepada anggota keluarga yang lain. Daftar Pustaka 1. Wardhana WA. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Andi; 2004. 2. Algunadi IG. Analisis Dampak Penambangan Batu Kapur Terhadap Lingkungan di Kecamatan Nusa Penida. J Jur Pendidik Geogr. 2013 Aug 19;3(1). 3. Yulaekah S, Adi MS, Nurjazuli N. Pajanan Debu Terhirup dan Gangguan Fungsi Paru pada Pekerja Industri Batu Kapur (Studi di Desa Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan). J Kesehatan Lingkungan Indonesia. 2007 Apr;6(1):24 32. 4. Bwalya D, Bråtveit M, Moen BE. Chronic respiratory symptoms among workers at a limestone factory in Zambia. Arch Environ Occup Health. 2011;66(1):47 50. 5. Tolinggi S, Nakoe MR, Gobel IA, Sengke J, Keman S, Sudiana IK, et al. Effect Inhaling of Limestone Dust Exposure on Increased Level of IL-8 Serum and Pulmonary Function Decline to Workers of Limestone Mining Industry. International Refereed Journal of Engineering and Science (IRJES). 2014 Aug;3(8):66 72. 6. Purnomo A, Anwar T. Pajanan Debu Kayu (PM10) dan Gejala Penyakit Saluran Pernapasan Pekerja Mebel Sektor Informal di Kota Pontianak Kalimantan Barat. Jurnal Vokasi Kesehatan. 2015 Nov;1(6):181 7. 7. Wulandari R, Setiani O, Astorina N. Hubungan Masa Kerja Terhadap Gangguan Fungsi Paru Pada Petugas Penyapu Jalan di Protokol 3, 4, dan 6 Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-journal). 2015 Apr;3(3):797 806. 8. Noor N. Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadapn Gangguan Saluran Pernapasan. Surabaya: Airlangga University Press; 2008. 9. Stoleski S, Minov J, Mijakoski D, Karadzinska-Bislimovska J. Chronic Respiratory Symptoms and Lung Function in Agricultural Workers - Influence of Exposure Duration and Smoking. Open Access Maced J Med Sci. 2015 Mar 15;3(1):158 65. 10. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Konsumsi Tembakau dan Prevalensi Merokok di Indonesia. 2008. Kejadian Penyakit pada Pekerja Tambang Kapur di Kelurahan Buliide...(Rahayu H. Akili)