ANALISIS PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA PENYULINGAN MINYAK DAUN CENGKEH DI DESA PALAU KECAMATAN BALAESANG TANJUNG KABUPATEN DONGGALA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI MINYAK NILAM DI DESA LUMBUTAROMBO KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai sumber bahan baku

ANALISIS PENDAPATAN USAHA ABON IKAN TENGGIRI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA ALTHAF FOOD DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG PUTIH GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH DODOL RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITA RASA DI KELURAHAN TINGGEDE KABUPATEN SIGI

TITIK PULANG POKOK PRODUK OLAHAN COKELAT PADA INDUSTRI SA ADAH AGENCY DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI MINYAK NILAM DI DESA LUMBUTAROMBO KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA JAYA

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-234

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-39

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHA PEMBUATAN GARAM DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

II. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CITRA LESTARI PRODUCTION DI KOTA PALU

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA RASA DI KOTA PALU

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TANI CENGKEH (STUDI KASUS DESA SULUUN RAYA) Heince A. A. Lolowang Vicky V. J. Palenewen Arie D. P. Mirah

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA BAWANG GORENG PADA INDUSTRI ACRAN SIGI DI DESA LOLU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMADI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA DISTILASI MINYAK DAUN CENGKEH DI DESA PALAU KECAMATAN BALAESANG TANJUNG KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS PEMASARAN KOPRADI DESA TAMBU KECAMATAN BALAESANG KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO

RENTABILITAS USAHA PADA INDUSTRI BAWANG GORENG SAL-HAN DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH. Profitability of Sal-Han fried onions in Palu -Central Sulawesi

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN. diutamakan. Sedangkan hasil hutan non kayu secara umum kurang begitu

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CAHAYA INDI DI DESA TANAMEA KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU

PENDAHULUAN. Nurmedika 1, Marhawati M 2, Max Nur Alam 2 ABSTRACT

MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA GULA MERAH DENGAN USAHA GULA TAPO (STUDI KASUS DI DESA AMBESIA KACAMATAN TOMINI KABUPATEN PARIGI MOUTONG)

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

ANALISIS NILAI TAMBAH SERABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ANEKA PRODUK (KASUS PT. SUMBER UTAMA LESARI KECAMATAN TANANTOVEA KABUPATEN DONGGALA)

IDENTIFIKASI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MINYAK KAYU PUTIH DI KPHL TARAKAN

ANALISIS NILAI TAMBAH TORTILA RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA DARI TANAMAN KELAPA DI DESA REBO KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

ANALISIS SENSITIVITAS PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DI DESA BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KALEKE KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PENJUALAN AYAM RAS PEDAGING DI PASAR MASOMBA KOTA PALU

AGUS PRANOTO

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TORTILA RUMPUT LAUT DI INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

KINERJA KEUANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KACANG GOYANG PRIMA JAYA DI KOTA PALU

KINERJA KEUANGAN INDUSTRI CITRA LESTARI PRODUCTION KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA KERIPIK UBIKAYU PADA INDUSTRI PUNDI MASDI KOTA PALU

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA FURNITURE ROTAN PADA INDUSTRI IRMA JAYA DI KOTA PALU

Arman dan Ruslang T., Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) :

MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU ROTAN PADA MEUBEL ROTAN TORA-TORA KELURAHAN UJUNA KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, Peningkatan pengembangan sektor pertanian menuntut perhatian khusus dari

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PEDAGANG KELAPA MUDA DI KELURAHAN TATURA UTARA DENGAN KELURAHAN TALISE KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KARAKTERISTRIK USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM AMALIA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS EFISIENSI DAN PENDAPATAN USAHA PEMBIBITAN KARET PADA PTPN III KEBUN RAMBUTAN TEBING TINGGI, SUMATERA UTARA

ANALISIS PENDAPATAN USAHA MEUBEL ROTAN PADA INDUSTRI IRMA JAYA DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

ANALISIS PENDAPATAN DAN POLA KELEMBAGAAN PEMASARAN USAHATANI CABAI RAWIT DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI

Analisis Pendapatan Usaha Pengrajin Gula Aren Di Desa Tulo a Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI CENGKEH DI DESA BOUKECAMATAN SOJOL KABUPATEN DONGGALA PROVINSI SULAWESI TENGAH

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 01Januari 2012, ISSN

ANALISIS PEMASARAN BAWANG GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA FLAMBOYAN DI KELURAHAN PANAU KECAMATAN TAWAELI KOTA PALU

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA DISTILASI MINYAK DAUN CENGKEH DI DESA LUMBUTAROMBO KECAMATAN BANAWA SELATANKABUPATEN DONGGALA

Pengembangan Strategi Usaha Penyulingan Minyak Daun Cengkeh di Desa Sabang Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan mempunyai

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya bahwa sektor pertanian masih

ANALISIS BREAK EVEN POINT DAN RISIKO PENDAPATAN USAHA KERUPUK IKAN GABUS DI KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN KALIMANTAN TENGAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

I. PENDAHULUAN. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang

e-j. Agrotekbis 1 (3) : , Agustus 2013 ISSN :

Key words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill

ANALISIS KETERKAITAN BAURAN PEMASARAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN UKM PENGAIS JAYA VIRGIN COCONUT OIL DI DESA AMPIBABO

PEMODELAN SISTEM. Pendekatan Sistem. Analisis Sistem

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR HJ. SARI INTAN DI DESA POTOYA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS TITIK IMPAS (BEP) VIRGIN COCONUT OIL PADA KUB YEVO MULIA DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE

BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

KONTRIBUSI USAHATANI PADI SAWAH TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI KELUARGA DI DESA OGOAMAS II KECAMATAN SOJOL UTARA KABUPATEN DONGGALA

DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT

ANALISIS PENDAPATAN KERIPIK SUKUN PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA CITRA LESTARI PRODUCTION DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH

Berkala Ilmiah AGRIDEVINA : Vol 5 No 2, Desember 2016

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK TALAS PRIANGAN PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DARMATIAN PRODUCT DI KOTA PALU

e-j. Agrotekbis 2 (2) : , April 2014 ISSN :

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. tantangan, baik dari faktor internal maupun eksternal. Masalah kesenjangan dan

Transkripsi:

e-j. Agrotekbis 4 (4) : 461 467, Agustus 2016 ISSN: 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA PENYULINGAN MINYAK DAUN CENGKEH DI DESA PALAU KECAMATAN BALAESANG TANJUNG KABUPATEN DONGGALA Income Analysis of Home Industry of Oil Distillation Extracted from Clove Leaves in Palau Village, Balaesang Tanjung District of Donggala District Muh. Nur Hanief Arizona 1), Arifuddin Lamusa 2) 1) Mahasiswa Program StudiAgribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Palu. E-mail :aryzona11@gmail.com 2) Dosen Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Palu. E-mail : lamusa.arif@yahoo.com ABSTRACT Indonesia was a country which located at kebayoran the equator and tropics and two seasons. Variegated plants can grow well, in various areas there were plants which can be used as a source of oil producer volatile is no exception in central Sulawesi that is one producer cloves who leaves are a raw materials making volatile oil. Village Palau who is located in Kecamatan Balaesang Tanjung Donggala is one of the villages there is a oil production volatile leaves cloves. The purpose to be achieved in this study is to find the income from income home industry the distillation of volatile oil of the leaves cloves in the village of Palau. The location of this research ditentuan deliberately and implemented from home industry the distillation of volatile oil of the leaves cloves located in the village of Palau, Tanjung sub-district Balesang, Donggala, central Sulawesi province. The number of respondents in research are always two people namely business owners and employees to your production. An instrument the analysis used is an analysis of income. Based on the results of the data analysis and discussion then obtained a conclusion that is flattened income per month home industry volatile oil of the leaves cloves for five months the production process in the village of Rp. 5.450.654 Palau. The average oil production per month as many as 287.8 Kg. Key Words: Income, Home Industry, Volatile Oil Of The Leaves Cloves. ABSTRAK Indonesia merupakan salah satu Negara yang terletak di kawasan khatulistiwa dan beriklim tropis serta dua musim. Beraneka ragam tanaman dapat tumbuh dengan baik, di berbagai wilayah terdapat tanaman yang dapat dijadikan sebagai sumber penghasil minyak atsiri tidak terkecuali di Sulawesi Tengah yang merupakan salah satu penghasil cengkeh yang daunnya merupakan bahan baku pembuatan minyak atsiri. Desa Palau yang terletak di Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala adalah salah satu desa yang terdapat usaha produksi minyak atsiri daun cengkeh. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk Mengetahui pendapatan yang diperoleh dari pendapatan industri rumah tangga penyulingan minyak daun cengkeh di Desa Palau. Lokasi penelitian ini ditentukan secara sengaja dan dilaksanakan pada industri rumah tangga penyulingan minyak daun cengkeh yang terletak di Desa Palau, Kecamatan Balesang Tanjung, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah dua orang yaitu pemilik usaha dan karyawan dibagian produksi. Alat analisis yang digunakan adalah analisis pendapatan. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa rata rata pendapatan per bulan industri rumah tangga minyak daun cengkeh selama 5 bulan proses produksi di Desa Palau sebesar Rp. 5.450.654. Rata-rata produksi minyak per bulan sebanyak 287,8 Kg. Kata Kunci : Pendapatan, industri rumah tangga, minyak daun cengkeh. 461

PENDAHULUAN Dalam era yang serba bersaing serta menghadapi krisis ekonomi seperti sekarang ini, peningkatan ekspor non migas sangat penting untuk di perhatikan. Minyak cengkeh yang terutama yang berasal dari daun cengkeh, tampil sebagai salah satu mata dagang ekspor yang mampu menerobos keberbagai pasar manca Negara (Perwitasari dkk., 2013). Tanaman cengkeh adalah tanaman rempah, dimana bagian utama tanaman tersebut yang paling komersial adalah bunga cengkeh yang sebagian besar digunakan dalam industry rokok yaitu berkisar 80-90% (Nurdjannah, 2004). Sementara untuk daun cengkeh belum termanfaatkan secara maksimal dan masih dianggap limbah yang kurang berguna. Padahal daun cengkeh memiliki kandungan minyak atsiri 1-4% yang memungkinkan untuk dilakukan penyulingan minyak yang terkandung didalamnya, sehingga limbah tersebut memiliki nilai ekonomis yang tinggi (Nuryoto, 2011). Menurut Guenther dalam Supriana dkk (2004), tanaman cengkeh yang berumur lebih dari 20 tahun, setiap minggunya dapat terkumpul daun kering sebanyak rata-rata 0,96 kg/pohon, sedangkan tanaman yang berumur kurang dari 20 tahun dapat terkumpul sebanyak 0,46 kg/pohon. Isolasi minyak atsiri dari daun cengkeh dapat menggunakan beberapa metode yaitu ekstraksi, penyulingan dengan air, penyulingan dengan uap dan penyulingan uap dan air yang masingmasing metode memiliki kelebihan dan kelemahannya (Jayanudin, 2011). Kabupaten Donggala merupakan salah satu Kabupaten di Sulawesi Tengah yang potensial untuk pengembangan industry penyulingan minyak daun cengkeh. Hal ini ditunjang oleh adanya perkebunan cengkeh yang terdapat di Kabupaten Donggala (BPS, 2013). Lahan yang sudah dimanfaatkan untuk tanaman cengkeh seluas 41.279 ha yang tersebar di sembilan kabupaten dengan produktivitas rata-rata 0,26 ton/ha. Kabupaten yang memiliki lahan terluas adalah Kabupaten Toli-toli dengan luas lahan 24.985 ha dan daerah yang luas memiliki lahan paling sedikit adalah Kabupaten Morowali dengan luas lahan hanya 411 ha. Sementara Kabupaten Donggala berada pada posisi kedua dengan luas lahan 4.229 ha (BPS, 2013). Desa Palau Kecamatan Blaesang Tanjung merupakan salah satu wilayah dari Kabupaten Donggala yang memiliki perkebunan cengkeh yang luas dan rata-rata tanaman cengkeh tersebut berusia 20 tahun. Bahan baku utama yang digunakan untuk memproduksi minyak daun cengkeh adalah daun cengkeh kering yang sudah gugur. Usaha minyak daun cengkeh bersifat musiman karena sangat tergantung pada ketersediaan bahan baku. Saat musim kemarau ketersediaan bahan baku melimpah dan sebaliknya pada musim penghujan terjadi kekurangan suplai bahan baku, akan tetapi, hal tersebut dapat diantisipasi dengan menyimpan sebagian hasil produksinya untuk dijual pada saat mereka tidak dapat melakukan proses produksi. Umumnya, proses produksi dapat dilakukan 5-6 bulan dalam satu tahun. Hasil produksi dan harga minyak cengkeh selalu mengalami peningkatan dari tahun 2006-2010. Jumlah produksi dari tahun 2006-2010 sebesar 19.500 ton dengan rata-rata produksi minyak cengkeh sebanyak 3.900 ton/tahun, sedangkan harga minyak daun cengkeh mengalami peningkatan sebesar 41,25% antara tahun 2006-2010 (BPS, 2013). Industri rumah tangga penyulingan minyak daun cengkeh termasuk jenis usaha yang baru berkembang dan dikenal di daerah Kabupaten Donggala sekitar tahun 2011. Tempat penelitian ini akan di laksanakan di penyulingan milik bapak Muh. Ali yang didirikan awal tahun 2012 di daerah Kabupaten Donggala tepatnya di Desa Palau Kecamatan Balaesan Tanjung. Minyak daun cengkeh didapatkan dari hasil proses penyulingan daun cengkeh kering yang dibeli dari masyarakat di sekitar 462

penyulingan. Dari hasil observasi diperoleh infomasi harga pembelian daun cengkeh kering sebesar Rp. 1.000/kg, minyak daun cengkeh sebesar Rp. 130.000/kg dan untuk mendapatkan minyak daun cengkeh 1 kg dibutuhkan daun cengkeh kering sebanyak 55-60 kg. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, permasalahan pokok dalam penelitian dapat dikemukakan adalah berapa besar pendapatan industry rumah tangga penyulingan minyak daun cengkeh di Desa Palau. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui pendapatan yang diperoleh dari pendapatan industry rumah tangga penyulingan minyak daun cengkeh di Desa Palau. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada industri rumah tangga penyulingan minyak daun cengkeh yang terletak di Desa Palau Kecamatan Balesang Tanjung Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan September 2014. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 2 orang yakni pemilik usaha dan karyawan bagian produksi pada industri rumah tangga penyulingan minyak daun cengkeh di Desa Palau Kecamatan Balesang Tanjung Kabupaten Donggala. Penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa respon den tersebut cukup mengetahui dengan industry penyulingan minyak daun cengkeh. Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil observasi dan wawancara langsung dengan responden, dan menggunakan daftar pertanyaan (quistionnaire). Data sekunder diperoleh dari dinas terkait seperti BPS Provinsi Sulawesi Tengah dan BPS Kabupaten Donggala dan dari berbagai literarur. Tabel 1. Jenis Data Primer dan Data Sekunder yang Digunakan Dalam Penelitian, 2014 Jenis Data Data Primer Data Sekunder 1. Identitas Responden (Nama, Umur, Pendidikan 1. Tanaman penghasil minyak atsiri. 2. Luas lahan, produksi Terakhir, dan produktivitas Pengalaman tanaman cengkeh Berusaha). 2. Pendapatan di Provinsi Sulawesi Tengah dan di tiaptiap dan Kabupaten di penerimaan Sulawesi Tengah 3. Proses Produksi Sumber: Data Diolah 2014. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis pendapatan. Analisis pendapatan ini digunakan untuk menjawab permasalahan dalam tujuan penelitian. Menurut Antara (2012) Pendapatan suatu usaha adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Bentuk matematis dapat dituliskan : π= TR TC Dimana : TR= Pq.Q TC= TFC + TVC Keterangan : π = Pendapatan (Rp) TR = Total Penerimaan (Rp) TC = Total Biaya (Rp) TFC = Total BiayaTetap (Rp) TVC = Total BiayaVariabel (Rp) HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat. Industri rumah tangga penyulingan minyak daun cengkeh yang terletak di Desa Palau Kabupaten Donggala adalah milik Bapak Muhammad Ali yang didirikan pada bulan November 2012. Usaha tersebut didirikan dengan pertimbangan bahwa didaerah tersebut tersedia bahan baku karena dekat dengan perkebunan cengkeh, sehingga dapat mengurangi biaya pengangkutan bahan baku dan belum 463

terdapat usaha serupa di daerah tersebut. Selain pertimbangan lokasi usaha tersebut, tersedia pula pangsa pasar yang luas bagi produk yaitu minyak daun cengkeh sehingga layak untuk dijadikan sebagai suatu usaha. Usaha tersebut merupakan salah satu agroindustri yang mengelola komoditi pertanian yaitu pemanfaatan limbah daun cengkeh kering. Daun cengkeh kering kemudian disuling dengan menggunakan teknik penyulingan uap, air dan menggunakan teknologi sederhana yang menghasilkan produk minyak atsiri daun cengkeh. Proses Produksi Minyak Daun Cengkeh. Gasperz (1999), menyatakan bahwa organisasi industry merupakan salah satu mata rantai dari system perekonomian, karena memproduksi dan mendistribusikan produk (barang dan jasa). Produksi merupakan fungsi pokok dalam setia poeganisasi yang mencakup aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri tersebut. Proses produksi merupakan suatu kegiatan mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau menjadi barang jadi yang sudah siap untuk dipasarkan. Kegiatan produksi dalam suatu usaha merupakan tahapan yang sangat penting guna menghasilkan produk yang berkualitas, untuk menghasilkan produk yang berkualitas dibutuhkan keterampilan dan penggunaan teknologi yang tepat. Adapun alur proses produksi minyak daun cengkeh dapat diilustrasikan pada Gambar 1. Gambar 1 menunjukkan bahwa bahan bakuutama yang digunakan untuk memproduksi minyak daun cengkeh adalah daun cengkeh kering yang sudah gugur yang dibeli dari petani/masyarakat sekitar. Sebelum proses produksi dimulai, disediakan bahan baku sebanyak 600-700 kg karena dalam satu kali proses produksi dibutuhkan bahan baku sebanyak 600-700 kg, setelah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam ketel suling/ketel uap selama 8 jam. Satu jam proses penyulingan berlangsung, barulah keluar uap yang bercampur dengan minyak yang dialirkan melalui kolam pendingin agar minyak yang bercampur dengan air keluar bukan dalam bentuk uap panas, melainkan sudah dingin. Tahap selanjutnya adalah pemisahan air dengan minyak yang sudah keluar melalui pipa yang dialirkan melalui kolam pendingin. Minyak yang sudah dipisahkan dengan air kemudian ditampung dalam drum plastik dan kemudian siap dipasarkan. Pemasaran Produk Minyak Daun Cengkeh. Pemasaran produk merupakan kegiatan yang penting untuk menciptakan nilai dari suatu kegiatan produksi. Maka dari itu untuk menghasilkan nilai yang tinggi, seorang pengusaha harus memiliki posisi tawar yang tinggi dengan cara memiliki jaringan komunikasi yang luas. Pemasaran produk minyak daun cengkeh untuk saat ini didistribusikan ke Makassar dengan menggunakan jasa ekspedisi angkutan darat. Akan tetapi, pemilik perusahaan sudah melakukan kerjasama dengan PT. Van Aroma dan PT Tawon Jaya Makassar. Biaya Produksi Minyak DaunCengkeh. Setiap kegiatan produksi, seorang produsen akan dihadapkan pada masalah biaya yang harus dikeluarkan dan diperhitungkan guna memfasilitasi faktor produksi yang diperlukan dalam kegiatan produksi. Daun Cengkeh Kering Penimbangan Penyulingan 8 jam Kolam Pendingin (Kondensor) Air Bercampur Minyak Pemisahan Minyak dengan Air (Destilator) Penampungan Gambar 1. Alur Proses Produksi Minyak Daun Cengkeh, 2014. Biaya dalam penelitian ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk proses pembuatan penyulingan minyak cengkeh. Biaya tersebut terdiri atas biaya 464

tetap dan biaya variable, yang mana dari kedua jenis biaya tersebut merupakan total biaya yang dikeluarkan oleh industri dalam melakukan proses produksi. Biaya variabel adalah yang berubah-ubah jumlahnya dan mempengaruhi banyak atau sedikitnya produksi yang dihasilkan produksi minyak daun cengkeh di Desa Palau Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala. Biaya variable yang dikeluarkan oleh industri rumah tangga penyulingan minyak cengkeh utuk memproduksi minyak pada bulan maret sebesar Rp. 22.519.000, sedangkan pada bulan April Rp. 19.245.00, Mei sebesar Rp. 30.215.000, Juni sebesar Rp. 26.327.000 dan September sebesar Rp. 46.635.000. Biaya tetap adalah biaya relatif tetap jumlahnya dan harus dikeluarkan pemilik usaha minyak daun cengkeh di Desa Palau Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh industri penyulingan minyak cengkeh untuk memproduksi minyak cengkeh pada bulan Maret, April, Mei, Juni, dan September sebesar Rp. 2.399.146. Biaya total merupakan keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan, yaitu merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel. Total biaya yang dikeluarkan oleh industri penyulingan minyak cengkeh pada bulan maret sebesar Rp. 24.918.146, sedangkan pada bulan April sebesar Rp. 21.644.146, Mei sebesar Rp. 32.614.146, Juni sebesar Rp. 28.726.146, dan September sebesar Rp. 49.034.146. Total biaya yang dikeluarkan industri rumah tangga penyulingan minyak cengkeh terlihat pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa total biaya industri rumah tangga penyulingan minyak cengkeh kurun waktu lima bulan sebesar Rp. 156.936.730 dengan rata-rata biaya yang dikeluarkan setiap bulan sebesar Rp. 31.387.346. Penerimaan Industri Rumah Tangga Minyak Daun Cengkeh. Penerimaan industri rumah tangga minyak daun cengkeh adalah perkalian antara produksi dan harga minyak daun cengkeh. Jadi, penerimaan ditentukan oleh besar kecilnya produksi minyak daun cengkeh yang dihasilkan dari harga produksi minyak daun cengkeh tersebut. Lebih jelasnya terlihat pada Tabel 3. Tabel 2. Total Biaya pada Industri Rumah Tangga Penyulingan Minyak Cengkeh No Bulan Total Biaya (Rp) 1 Maret 24.918.146 2 April 21.644.146 3 Mei 32.614.146 4 Juni 28.726.146 5 September 49.034.146 Jumlah Rata-rata 156.936.730 31.387.346 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014 Tabel 3. Penerimaan Usaha Industri Rumah Tangga Minyak Daun Cengkeh. No Bulan Produksi/ bln (Kg) Harga Penerimaan (Rp) (Rp) 1 Maret 255 127.000 32.385.000 2 April 189 130.000 24.570.000 3 Mei 270 127.000 34.290.000 4 Juni 290 130.000 37.700.000 5 September 435 127.000 55.455.000 Jumlah Rata-rata Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 201 1.439 287,8 641.000 128.200 184.190.000 36.838.000 465

Tabel 4. Rekapitulasi Pendapatan Industri Rumah Tangga Penyulingan Minyak Daun Cengkeh di Desa Palau No Bulan Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp) Pendapatan (Rp) 1 Maret 32.385.000 24.918.146 7.466.854 2 April 24.570.000 21.644.146 2.925.854 3 Mei 34.290.000 32.614.146 1.675.854 4 Juni 37.700.000 28.726.146 8.973.854 5 Sept 55.245.000 49.034.146 6.210.854 Jumlah 184.190.000 156.936.730 27.253.270 Rata rata 36.838.000 31.387.346 5.450.654 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014 Tabel 3 menunjukkan bahwa total penerimaan responden Rp.184.190.000 dan rata-rata penerimaan responden sebesar Rp. 36.838.000. Produksi rata-rata selama 5 bulan sebanyak 287,8 Kg dan harga rata-rata sebesar Rp. 128.200/Kg. Berfluktuasinya pendapatan pengusaha dikarenakan karena beberapa faktor diantaranya disebabkan oleh ketersediaan bahan baku serta kualitas bahan baku dan harga minyak yang juga berfluktuasi. Pendapatan Industri Rumah Tangga Minyak Daun Cengkeh. Menurut Winardi (1992), pendapatan adalah sebagai saluran penerimaan baik berupa uang maupun barang baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri yang dimulai dengan sejumlah uang atau jasa atas dasar harga yang berlaku pada saat itu. Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Pendapatan merupakan pemasukan bagi pemilik usaha. Analisis pendapatan berfungsi untuk mengukur apakah kegiatan usaha menguntungkan atau tidak. Ukuran yang digunakan untuk menetapkan besarnya pendapatan yang diterima oleh pengusaha adalah selisih antara penerimaan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan, jelasnya terlihat pada Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan bahwa pendapatan industry rumah tangga minyak daun cengkeh selama 5 bulan produksi sebesar Rp. 27.253.270 dan rata ratanya sebesar Rp. 5.450.654. Pendapatan tertinggi yaitu pada saat musim kemarau bulan Maret yaitu sebesar Rp. 27.253.270 dan pendapatan terendah yaitu pada bulan Mei sebesar Rp. 1.675.854 disebabkan karena bulan Mei adalah musim hujan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan yaitu rata rata pendapatan per bulan industri rumah tangga minyak daun cengkeh selama 5 bulan proses produksi di Desa Palau sebesar Rp. 5.450.654. Rata-rata produksi minyak per bulan sebanyak 287,8 Kg. Saran Perlu adanya peningkatan produksi sehingga pendapatan usaha dapat ditingkatkan. Memiliki manajemen yang jelas sehingga dapat dilihat perbandingan produksi dari tahun ke tahun. Perlu adanya sistem keamanan yang baik terutama untuk karyawan industri rumah tangga. Pemilihan bahan baku perlu ditingkatkan lagi agar hasil produksi minyak lebih baik lagi. Perlu adanya gudang penyimpanan bahan baku agar bahan baku pada musim penghujan tersedia. DAFTAR PUSTAKA Antara, M. 2012. Agribisnis dan Penerapannya dalam Penelitian. Edukasi Mitra Grafika. Palu. Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala. Kabupaten Donggala dalam Angka 2013. BPS, Donggala. 466

Gasperz, 1999. Ekonomi Manajerial Pembuatan Keputusan Bisnis. PT Gramedia. Jakarta. Jayanudin, 2011. Komposisi Kimia Minyak Atsiri Daun Cengkeh Dari Proses Penyulingan Uap. J. Teknik Kimia Indonesia. Vol. 10 No 1 April 2011. Hal. 37 42. Nurdjannah, N., 2004. Diversifikasi Penggunaan Cengkeh, Perspektif. Vol. 3(2). 61-70. Nuryoto, Jayanudin, dan Hartono, 2011. Karakterisasi Minyak Atsiri dari Limbah Daun Cengkeh. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia. Yogyakarta, 22 Februari 2011. ISSN 163 4393. Perwitasari, D.S., Mangundap, F., dan Lestari W.S., 2013. Pemurnian Eugenol Minyak Daun Cengkeh dengan Menggunakan Proses Adsorpsi. J. Teknik Kimia. Vol. 17. No. 2. April 2013. Supriatna, A., Rambitan, U.N., Sumangat, D.,Nurdjannah, N., 2004. Analisis Sistem Perencanaan Model Pengembangan Agroindustri Minyak Daun Cengkeh : Studi kasus di Sulawesi Utara. Buletin TRO. 2004. Vol. XV(1). 1-18. Winardi. 1992. Asas-Asas Marketing. CV. Mandar Maju. Bandung. 467