Edu Geography 5 (1) (2017) Edu Geography.

dokumen-dokumen yang mirip
Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography.

Edu Geography

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

Edu Geography 4 (1) (2016) Edu Geography.

Edu Geography 3 (5) (2015) Edu Geography.

PENGARUH DUKUNGAN ORANG TUA, LINGKUNGAN SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 4 (1) (2016) Edu Geography.

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Jurnal Geografi. Media Informasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Edu Geography 5 (1) (2017) Edu Geography.

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM

Journal of Mechanical Engineering Learning

Edu Geography

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.

I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Pendidikan merupakan

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PEMBERIAN PENGUATAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography.

Economic Education Analysis Journal

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMPN I PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

Edu Geography 4 (1) (2016) Edu Geography.

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Economic Education Analysis Journal

Edu Geography 5 (1) (2017) Edu Geography.

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR

HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DAN PEMBENTUKAN SEKOLAH EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR JURNAL. Oleh CITRA PUSPITA SARI RISWANDI RISWANTI RINI

Perbedaan Persepsi Antara Siswa Sekolah Negeri Dan Swasta Terhadap Pembelajaran Guru Pendidikan Jasmani

Edu Geography

Indonesian Journal of History Education

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Abstract. Info Artikel. Abstrak. Agus Suwarno. Prodi Geografi IKIP PGRI Pontianak Kalimantan Barat, Indonesia

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

Automotive Science and Education Journal

FAKROR PENYEBAB RENDAHNYA HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS VIII DI SMP N 31 PADANG

I. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi.

Edu Geography 5 (1) (2017) Edu Geography.

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA KARTIKA 1-5 PADANG ABSTRACT

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Dedy Kintaka Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN SMARTPHONE (KASUS : SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 PAINAN)

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Automotive Science and Education Journal

Journal of Sport Sciences and Fitness

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Economic Education Analysis Journal


HUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VII MTSN PARAK LAWAS PADANG

Indonesian Journal of History Education

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

ARTIKEL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh

Edu Geography 5 (3) (2017) Edu Geography.

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA MELALUI LAYANAN INFORMASI

Antok Dian Pranadi, Dr. H. Roemintoyo. S.T., M.Pd., Drs. Bambang Sulistyo Budhi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

Edu Geography 5 (3) (2017) Edu Geography.

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

Journal of Mechanical Engineering Learning

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI

Economic Education Analysis Journal

UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

Economic Education Analysis Journal

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography.

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

Studi tentang pelaksanaan pengajaran geografi di sekolah standar nasional. Oleh : Siti Zahratul Hajar NIM K BAB I PENDAHULUAN

Journal of Mechanical Engineering Learning

HUBUNGAN KESAN SISWA TERHADAP PELAKSANAAN METODE DISKUSI MODEL COOPERATIVE LEARNING

Oleh YULIYANTO A

Automotive Science and Education Journal

ANALISIS LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MAN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017

INDAH TRI SUBEKTI A

Transkripsi:

Edu Geography 5 (1) (2017) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo TINGKAT PARTISPASI PENDUDUK DALAM UPAYA PELESTARIAN TANAMAN MANGROVE DIDESA PECAKARAN KABUPATEN PEKALONGAN Desy Inayati, Erni Suharini, Sriyono Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Januari 2017 Disetujui Februari 2017 Dipublikasikan Maret 2017 Keywords: Community Participation, Conservation, Mangrove Plant Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Kondisi tingkat pendidikan masyarakat di Desa Pecakaran, (2) Partisipasi penduduk dalam upaya pelestarian tanaman mangrove, (3) Hubungan tingkat pendidikan dengan partisipasi penduduk dalam upaya pelestarian tanaman mangrove. Populasi penelitian ini adalah masyarakat Desa Pecakaran yang berjumlah 1014 orang. Sampel yang digunakan sebesar 10% maka diperoleh 104 responden yang dipilih dengan metode stratified random sampling. Hasil penelitian tingkat pendidikan responden tergolong rendah dengan rerata pendidikan dasar 62,5% dilandasi dengan sebagian besar masyarakat dengan tingkat pendidikan lulus SD dan lulusan SMP dan partisipasi masyarakat tergolong sangat rendah yaitu dengan skor 88% terutama pada sub variabel memelihara tanaman mangrove dari kerusakan kurangnya peran partisipasi masyarakat. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan partisipasi penduduk dalam upaya pelestarian tanaman mangrove ini ditandai hasil perhitungan tabel r product moment dengan taraf kesalahan ditetapkan 5% (taraf kepercayaan 95%) dan N=104, maka harga r tabel=0,195. Harga r hitung lebih besar dari r tabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya ada hubungan positif dan nilai koefisien antara tingkat pendidikan dan partisipasi penduduk dalam upay pelestarian tanaman mangrove. Abstract This study aims to determine (1) The condition of public education at the village level Pecakaran, (2) participation of the population in the preservation of mangrove plants, (3) Relationship with the education level of the population's participation in the preservation of mangrove plants. The study population was the village community Pecakaran totaling 1014 people. The sample used by 10% of the obtained 104 respondents selected by stratified random sampling method. Results of research education level of respondents classified as "low" with the average of 62.5% of basic education based on the majority of people with education level graduating from elementary school and junior high school graduates and community participation classified as "very low" at the score of 88%, primarily in sub-variables preserve mangroves lack of damage to the role of community participation. There is a relationship between level of education and participation of the population in the preservation of mangroves is marked on the calculation table r product moment with the specified error level of 5% (95% confidence level) and N = 104, then the price table r = 0.195. Prices r count larger than r table so Ho rejected and Ha accepted. In conclusion there is a positive relationship and the coefficient between level of education and participation of the population in Mason preservation of mangrove plants. 2017 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Gedung C1 Lantai 2 FIS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: geografiunnes@gmail.com ISSN 2252-6684 18

PENDAHULUAN Daya dukung lingkungan yang baik didapatkan dengan pemanfaatan lingkungan tetapi tidak merusak lingkungan. Dalam kehidupannya, seseorang harus dapat menyelaraskan diri dengan lingkungan hidup. Kesadaran lingkungan merupakan syarat mutlak dalm mempertahankan kelestarian lingkungan hidup, namun banyak masyarakat yang kurang sadar akan pelestarian lingkungan. Menurut Neolaka (2004: 43) ada 4 faktor yang mempengaruhi kesadaran lingkungan yaitu : (1) faktor pendidikan atau ketidaktahuan (2) faktor kemiskinan (3) faktor kemanusiaan, dan (4) faktor gaya hidup. Faktor pendidikan merupakan salah satu faktor yang berperan penting terhadap kesadaran masyarakat tentang upaya pelestarian lingkungan. Menurut Munib, Achmad, dkk (2010:33) pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya dalam masyarakat tempat hidup, proses sosial yakni orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol ( khususnya yang datang dari sekolah ) sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal. Perbedaan latar belakang pendidikan akan mempengaruhi pola pikir dan sikap seseorang dalam menghadapi suatu permasalahan. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan sistem terbuka. Pendidikan dengan sistem terbuka disini dimaksud bahwa setiap warga Negara mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pendidikan yang bermutu dan berkualitas (UU No.20 Tahun 2003). Hutan mangrove (bakau) merupakan salah satu ekosistem yang unik dan merupakan suatu sumber daya alam yang sangat potensial. Mangrove menjadi tempat hidup berbagai flora dan fauna dari komunitas terestis dan kuatis yang secara langsung maupun tidak langsung berperan penting dalam mata rantai kehidupan manusia baik dari sisi ekonomi, sosial maupun 19 lingkungan. Keberadaan hutan mangrove di Kabupaten Pekalongan dilindungi kelestarian melalui perda Kabupaten Pekalongan Nomor 17/2009 Tentang Peraturan Zona Pesisir Kabupaten Pekalongan dan Perda Kabupaten Pekalongan Nomor 2/2011 Tentang RTRW kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2031. Kabupaten Pekalongan memiliki panjang pantai 10,50 Km dan luas hutan mangrove 819 ha diberbagai lokasi pesisir Kabupaten Pekalongan. Pemkab Pekalongan melalui instansi terkait sudah melakukan upaya pelestarian dan rehabilitasi mangrove pada tahun 2012. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif mencari tahu hubungan tingkat pendidikan dengan partisipasi penduduk dlam upaya pelestarian tanaman mangrove Di Pecakaran Kabupaten PekalonganPopulasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010:173). Populasi penelitian ini adalah masyarakat Desa Pecakaran yang berjumlah 1014 orang. Sampel yang digunakan sebesar 10% maka diperoleh 104 responden yang dipilih dengan metode stratified random sampling. Hasil tingkat pendidikan responden yaitu sebagai berikut lulus SD (19,2%), lulus SMP (43,3%), lulus SMA (27,9%) dan lulus PT (9,6%). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan (x). Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lulus satuan pendidikan SD, SMP, SMA,dan Perguruan Tinggi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah partisipasi penduduk dalam upaya pelestraian tanaman mangrove (y) meliputi mencegah keruskan tanaman mangrove, memelihara tanaman mangrove dari kerusakan, rebooisasi tanaman mangrove yang telah rusak, menjaga gangguan peruskan tanaman mangrove. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara dan angke. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan metode analisis deskriptif presentase dan product moment.

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dilaksanakan di Desa Pecakaran Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan. Letak astronomis merupakan letak suatu daerah berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Desa pecakaran merupakan salah satu Desa yang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan Provinsi Jawa Tengah jarak 22 Km dari ibukota Pekalongan. Bila dilihat dari letak bujur dan lintang, Desa Pecakaran terletak antara : 104 38 03-104 39 30 BT dan 6 50 52-6 52 27 LS. Desa Pecakaran mempunyai batas-batas administrasi sebagai berikut :Sebelah Utara : Laut, Sebelah Selatan: Desa Sijambe, Sebelah Timur: Desa Mulyo Rejo, Sebelah Barat: Desa Api api. Gambar 1. Peta Lokasi penelitian 20

1. Tingkat pendidikan masyarakat Desa Pecakaran Desa Pecakaran Kabupaten Pekalongan merupakan desa pesisir yang kondisi tanaman mangrovenya kurang baik, hal ini dapat dilihat dari rendahnya partisipasi penduduk dalam upaya pelestarian tanaman mangrove. Pengaruh pendidikan sangat penting terhadap perilaku individu maupun kelompok. Menurut Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003, Pendidikan nasional berdasarkan pada pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentukwatak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggungjawab. Tabel 1. Tingkat Pendidikan Desa Pecakaran Tingkat pendidikan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent SD 20 19.2 19.2 19.2 SMP 45 43.3 43.3 62.5 SMA 29 27.9 27.9 90.4 PT 10 9.6 9.6 100.0 Total 104 100.0 100.0 Sumber : Data Primer 2015 Dari hasil penelitian tingkat pendidikan Desa Pecakaran Kabupaten Pekalongan menunjukkan bahwa mayoritas pendididikan penduduk masih tergolong rendah, terbukti 19,2 % ( 20 orang ) di Desa Pecakaran telah menempuh pendidikan sampai SD, tamat SMP ada 43,3 % ( 45 orang ), tamat SMA ada 27,9 % ( 29 orang ) dan perguruan tinggi sebanyak 9,6 % ( 10 orang ). Rendahnya tingkat pendidikan di Desa Pecakaran. 2. Partisipasi Penduduk dalam Upaya Pelestarian Tanaman Mangrove Partisipasi penduduk dalam upaya pelestraian tanaman mangrove adalah tindakan yang dilakukan untuk pengelolahan sumberdaya alam sehingga dapat menjamin kelestariannya. Partisipasi penduduk dalam upaya pelestarian tanaman mangrove dianalisis menggunakan deskripsi persentase. Tujuannya untuk memperjelas gambaran terhadap perbedaan tentang partisipasi penduduk dalam upaya pelestarian tanaman mangrove di Desa Pecakaran. Hasil partisipasi penduduk dalam upaya pelestarian tanaman mangrove terbagi menjadi 4 sub variabel yaitu mencegah kerusakan tanaman mangrove, memelihara tanaman mangrove dari kerusakan, reboisasi tanaman mangrove yang rusak, menjaga gangguan perusakan tanaman mangrove. a. Mencegah kerusakan tanaman mangrove Hasil penelitian dengan 3 indikator terhadap 104 responden diketahui adanya mencegah kerusakan tanaman mangrove termasuk dalam kriteria sangat rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel yaitu dari 104 responden 73 responden atau 70% kategori sangat rendah. Responden menujukan kategori rendah terhadap mencegah kerusakan tanaman mangrove dari 104 responden 24 responden atau 23% kategori rendah. Data hasil penelitian responden yang termasuk dalam kategori tinggi dari 104 responden terdapat 7 responden atau 7%, sedangkan kategori sangat tinggi terhadap mencegah kerusakan tanaman mangrove menunjukan tidak ada. 21

Tabel 2. Mencegah kerusakan tanaman mangrove 62.5% < Skor 81.25% Tinggi 7 7% 43.75 % < Skor 62.5% Rendah 24 23% 25% < Skor 43.75% Sangat Rendah 73 70% Tertinggi 66.7% Rata-rata 42.1% SR Sumber : Hasil Penelitian 2015 b. Memelihara tanaman mangrove dari kerusakan Hasil penelitian dengan 3 indikator terhadap 104 responden diketahui adanya memelihara tanaman mangrove dari kerusakan termasuk dalam kriteria sangat rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel yaitu dari 104 responden 92 responden atau 88% kategori sangat rendah. Responden menujukan kategori rendah terhadap mencegah kerusakan tanaman mangrove dari 104 responden 12 responden atau 12% kategori rendah. Dari data hasil penelitian responden yang termasuk dalam kategori tinggi dan sangat tinggi tidak ada. Tabel 3. Memelihara tanaman mangrove dari kerusakan 62.5% < Skor 81.25% Tinggi 0 0% 43.75 % < Skor 62.5% Rendah 12 12% 25% < Skor 43.75% Sangat Rendah 92 88% Tertinggi 58.3% Rata-rata 32.4% SR Sumber: Hasil Penelitian 2015 c. Reboisasi tanaman mangrove yang rusak Hasil penelitian dengan 3 indikator terhadap 104 responden diketahui adanya 22 reboisasi tanaman mangrove yang rusak termasuk dalam kriteria sangat rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel yaitu dari 104

responden 68 responden atau 65% kategori sangat rendah. Responden menujukan responden 34 responden atau 33% kategori rendah. Dari data hasil penelitian responden yang termasuk dalam kategori kategori rendah terhadap mencegah kerusakan tanaman mangrove dari 104 tinggi dari 104 responden 2 responden atau 2% dan sangat tinggi tidak ada. Tabel 4. Reboisasi tanaman mangrove yang rusak 62.5% < Skor 81.25% Tinggi 2 2% 43.75 % < Skor 62.5% Rendah 34 33% 25% < Skor 43.75% Sangat Redah 68 65% Tertinggi 75.0% Rata-rata 43.4% SR Sumber: Hasil Penelitian 2015 d. Menjaga gangguan perusakan mangrove Hasil penelitian dengan 2 indikator terhadap 104 responden diketahui adanya menjaga gangguaan perusakan tanaman mangrove termasuk dalam kriteria rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel yaitu dari 104 responden 32 responden atau 31% kategori sangat rendah. Responden menujukan kategori rendah terhadap mencegah kerusakan tanaman mangrove dari 104 responden 71 responden atau 68% kategori rendah. Dari data hasil penelitian responden yang termasuk dalam kategori tinggi yaitu 104 responden 1 responden atau 1% dan sangat tinggi tidak ada. Tabel 5. Menjaga gangguan perusakan mangrove 62.5% < Skor 81.25% Tinggi 1 1% 43.75 % < Skor 62.5% Rendah 71 68% 25% < Skor 43.75% Sangat Rendah 32 31% Tertinggi 75.0% Rata-rata 45.6% R Sumber: Hasil Penelitian 2015 3. Hubungan tingkat pendidikan terhadap partisipasi penduduk dalam upaya pelestarian tanaman mangrove 23 Pendidikan adalah proses dimana masyarakat melalui lembaga pendidikan (sekolah, perguruan tinggi atau lembagalembaga lain) dengan sengaja

mentransformasikan warisan budayanya yaitu pengetahuan, nilai-nilai dan ketrampilanketrampilan dan generasi- generasi ( Siswoyo, 2008: 18 ). Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa pendidikan formal, non formal, maupun informal. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahauan serta memberi dampak pada perubahan sikap dan tingkah laku seseorang dalam mengambil sikap dan beraktivitas dalam kehidupan seharihari. Pendidikan secara umum memiliki manfaat untuk membentuk sikap dan kesadaran seseorang dalam menghadapi suatu masalah. Perbedaan latar belakang tingkat pendidikan akan mempengaruhi pola pikir serta sikap seseorang dalam menghadapi masalah. Adanya pendidikan dapat memebekali ilmu pengetahuan termasuk upaya pelestarian tanaman mangrove. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Kondisi tingkat pendididikan penduduk masih tergolong rendah, terbukti 19,2 % ( 20 orang ) di Desa Pecakaran telah menempuh pendidikan sampai SD, tamat SMP ada 43,3 % ( 45 orang ), tamat SMA ada 27,9 % ( 29 orang ) dan perguruan tinggi sebanyak 9,6 % ( 10 orang ). Hasil perhitungan partsipasi penduduk dalam upaya pelestarian tanaman mangrove termasuk dalam kriteria Sangat Rendah yaitu dengan skor 88%. Berdasarkan tabel r product moment dengan taraf kesalahan ditetapkan 5% ( taraf kepercayaan 95% ) dan N=104, maka harga r tabel = 0,195. Harga r hitung lebih besar dari r tabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi kesimpulannya ada hubungan positif dan nilai koefisien antara tingkat pendidikan dan partisipasi penduduk dalam upaya pelestarian tanaman mangrove. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Munib, Ahmad, dkk. 2010. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES Press. Neolaka, Amos. 2004. Kesadaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta. Tim Penyusun. 2002. Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20, Tahun 2002: Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Semarang: CV. Duta Nursindo. 24