BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional adalah sektor konstruksi. Sektor ini, berkontribusi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat investor akan menanamkan modalnya, untuk dapat mendapat keuntungan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan sehingga reputasi dari perusahaan tersebut baik dimata publik.

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan dalam tatanan ekonomi dunia. Dinamika perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal Indonesia. Menurut Sari dan Kaluge (2013) Pasar modal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke empat

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang digunakan oleh. perusahaan untuk mempeoleh dana. Kehadiran pasar modal banyak

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan program pemerintah untuk melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik.

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi

BAB I PENDAHULUAN. karya, yang sedikitnya menyerap 1,8 juta pekerja. Dari sisi tenaga kerja, tekstil adalah industri yang berorientasi ekspor.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Menurut Husnan (2004) nilai

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. dipakai oleh perusahaan-perusahaan di negara lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang berorientasi pada profit selalu memiliki tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, persaingan bisnis antar perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan melakukan investasi adalah untuk memilih aset-aset yang mampu. kesejahteraan yang akan diperoleh investor (Utomo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di antara berbagai macam sektor perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Perkembangan ekonomi selalu dijadikan faktor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Industri pariwisata juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( UU No 8/1995 Tentang Pasar Modal ).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kita perlu memiliki pengetahuan tentang Nilai Perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. terganjal oleh kualitas infrastruktur yang kurang. Industri semen mampu

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan di pasar modal Indonesia. Saham dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan bagi investor atau pemegang saham baik itu individu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terkait dengan rumusan masalah yang telah disebutkan pada bab pertama antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tentu minat perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) akan

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, perdagangan, pengangkutan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

I PENDAHULUAN. fungsi keuangan. Dengan adanya pasar modal maka perusahaan publik dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum BUMN

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui. dimasa depan. Disebutkan bahwa terdapat tiga area penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Industri ditujukan untuk memperkokoh struktur ekonomi nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan tentunya ingin terus berkembang dan tujuannya dapat

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari banyaknya perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

BAB I PENDAHULUAN. mata investor. Salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan pada saat ini maupun prospek

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

BAB I PENDAHULUAN. minuman tetap di butuhkan. Sebab produk ini menjadi kebutuhan pokok. bagi masyarakat seluruh indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masa mendatang (Tandelilin, 2010:2).Secara umum, pemodal (investor) yang

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal yang cukup dalam. menjalankan kegiatan operasional sehari-hari. Meningkatnya efektifitas

BAB I PENDAHULUAN. dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan (Mardiyanto,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kegiatan menggunakan dana (fungsi investasi) dan kegiatan mencari sumber

BAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan

I. PENDAHULUAN. tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba sebesar-besarnya. Pendapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman di Indonesia memiliki peran penting

BAB 1 PENDAHULUAN. standar perilaku yang ditetapkan sebelumnya agar tercapai tujuan perusahaan. menentukan struktur dan strategi keuangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian perusahaan ini melibatkan peranan manajer keuangan, dimana. mengambil keputusan merupakan kegiatan para manajer.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan telah dilakukan. Penelitian menemukan bahwa struktur risiko

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk kredit. Bank menjual jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kelapa sawit adalah salah satu komoditi yang diharapkan mampu memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. para pemegang saham dalam bentuk dividen. Laba ditahan (retained earning)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu bidang usaha yang memiliki nilai strategis dalam perekonomian nasional adalah sektor konstruksi. Sektor ini, berkontribusi untuk menghasilkan produk-produk bangunan (infrastruktur), yang termasuk dalam public goods maupu private goods. Aktivitasnya mewujudkan pembangunan infrastruktur berkontribusi pada penambahan besaran PDB yang diterima negara. Pada tahun 2014 sampai dengan triwulan IV atas dasar harga berlaku diketahui PDB yang diperoleh dari lapangan usaha ini memiliki nilai sebesar 282,5 triliun rupiah (Badan Pusat Statistik, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I tahun 2015, 2015). Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terjadi pada tahun 2015 triwulan I, sektor konstruksi memiliki sumbangan sebagai berikut. Grafik 1.1 Sumber Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha Sumber: Badan Pusat Statistik, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2015 1

Jika dilihat berdasarkan grafik 1.1 diketahui sumber pertumbuhan ekomomi Indonesia triwulan I tahun 2015 (year on year). Menurut informasi resmi Badan Pusat Statistik yang dipublikasikan Industri Pengolahan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 0,85 persen, diikuti Konstruksi sebesar 0,57 persen, serta Pertanian, Kehutanan, Perikanan, Perdagangan Besar- Eceran, Reparasi Mobil-Sepeda Motor masing-masing sebesar 0,50 persen. 1 Hal ini membuktikan bahwa ketersediaan lingkungan pendukung (enabling environment) yang memfasilitasi efisiensi dan peningkatan produktivitas dunia usaha serta penguatan pilar-pilar fundamental perekonomiaan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Terkait masalah ini maka sangat penting untuk memperkuat ketersediaan modal-modal dasar yang digunakan pada proses pembangunan yang dapat menopang ketersediaan lingkungan pendukung tersebut (Bank Indonesia, Laporan Perekonomian Indonesia, 2014). Dalam konteks Indonesia sebagai negara yang sedang bermigrasi ke Negara berpendapatan lebih tinggi modal dasar yang utama salah satunya adalah infrastruktur. 2 Untuk memperkuat pembiayaan pembangunan infrastruktur, maka dibutuhkan kerjasama dengan investor dari dalam negeri dan luar negeri. Berdasarkan katalog yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik yang 1 Badan Pusat Statistik, Berita Resmi Statistik: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I- 2015, Halaman 2, Tahun 2015. 2 Bank Indonesia, Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2014: Memperkokoh Stabilitas, Mempercepat Reformasi Struktural untuk Memperkuat Fundamental Ekonomi, Halaman 254, Tahun 2015. 2

berjudul Konstruksi Dalam Angka 2014, diperoleh data mengenai Perkembangan Realisasi Investasi PMDN dan PMA untuk Sektor Konstruksi, 2011 - Triwulan III/2014 sebagai berikut. Uraian Satuan 2012 2013 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Triwulan II Triwulan Proyek Paket 17 33 9 5 10 24 Investasi Rp. Miliar 4.586,62 6.033,18 2.298,40 2.588,89 2.749,48 7.636,77 Penanaman Modal Asing (PMA) Tabel 1.1. Perkembangan Realisasi Investasi PMDN dan PMA Sektor Konstruksi, Tahun 2011 - Triwulan III/2014 Triwulan Proyek Paket 77 146 39 58 37 134 Investasi US $ Juta 239,57 526,81 74,85 312,96 230,9 618,71 I 2014 III Jumlah Sumber: BKPM Indonesia Investment Coordinating Board yang diambil dari Badan Pusat Statistik, Konstruksi Dalam Angka 2014 Gambar 1.1 yang diambil dari laporan Badan Pusat Statistik (2014), diperoleh informasi bahwa realisasi investasi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dan PMA (Penanaman Modal Asing) mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2014 sampai dengan triwulan III mengalami peningkatan sebesar 26,58 persen dibandingkan dengan tahun 2013, yakni 7.636,77 (dalam miliaran rupiah). Sedangkan untuk PMA (Penanaman Modal Asing) realisasi investasi mengalami peningkatan sebesar 17,44 persen, yakni 618,71 (dalam jutaan dolar). Hal ini menunjukkan bahwa investor dari dalam maupun luar negeri masih percaya untuk menanamkan modalnya di Indonesia. 3

Kinerja perusahaan sangat berpengaruh bagi investor domestik ataupun asing untuk menanamkan modalnya dalam bentuk saham. Karena mereka berharap tanggung jawab dari manajemen kepada mereka untuk memaksimalkan kekayaannya sebagai pemegang saham (stockholder wealth maximization) perusahaan tersebut (Brigham, Eugene F., & Houston, 2010). Kinerja perusahaan dapat diukur dengan laproan yang dikeluarkan perusahaan setiap tahunnya. Laporan tahunan (annual report) merupakan laporan yang paling penting bagi para pemegang saham. Dalam laporan ini terdapat dua jenis informasi yang diberikan. Pertama, informasi verbal yang disampaikan oleh direktur utama mengenai laba operasi perusahaan tahun sebelumnya dan rencana perusahaan yang akan mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan di masa yang akan datang. Kedua, laporan keuangan yang menyajikan data neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas perusahaan (Brigham, Eugene F., & Houston, 2010). Laporan keuangan digunakan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan. 3 Jadi selain digunakan oleh pemegang saham, laporan ini juga digunakan oleh perusahaan untuk memperbaiki kinerja perusahaan, dan sebagai alat analisis kreditur untuk mengetahui kemungkinan tak tertagihnya pinjaman (Brigham, Eugene F., & Houston, 2010). Rasio keuangan merupakan alat analisis yang dirancang untuk mebantu pihak yang memiliki kepentingan dalam mengevaluasi laporan 3 Subramanyam, K.R., & John J. Wild, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kesepuiluh, Jilid I, Salemba Empat, tahun 2013, halaman 16. 4

keuangan (Brigham, Eugene F., & Houston, 2010). Analisis rasio keuangan juga digunakan sebagai dasar penyusunan perencanaan dan pengendalian keuangan (Sartono, 2009). Analisis laporan keuangan dibagi menjadi tiga bagian, yakni analisis profitabilitas (profitability analysis) yang digunakan untuk mengevaluasi tingkat pengembalian investasi perusahaan. Analisis risiko (Risk Analysis) yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya dengan menggunakan penilaian solvabilitas dan likuiditas yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis arus kas digunakan untuk mengevaluasi cara perusahaan dalam meperoleh sumber dan menggunakan dananya (Subramanyam, K.R. & John J. Wild, 2013). Sartono (2009) mengatakan bahwa analisis rasio keuangan terdiri dari, rasio likuiditas untuk mengukur kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek. Pada penulisan ini hal yang ingin diketahui adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang, maka diperlukan analisis dari rasio likuiditas (liquidity raito) dan rasio solvabilitas (solvency ratio). Kemudian rasio profitabilitas (profitability ratio), yakni kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan aset, dan modal saham tertentu (Hanafi, 2004). Angka-angka dari rasio yang berdiri sendiri akan mempunyai arti yang kecil jika diteliti. Jadi diperlukan angka pembanding untuk melakukan 5

penelitian dengan menggunakan data historis atau tahun-tahun sebelumnya dan angka pembanding dari perusahaan lain yang sejenis (Hanafi, 2004). Sektor konstruksi merupakan sektor yang memiliki pengaruh besar bagi perekonomian Indonesia. Selain itu pada tahun 2014, sektor ini merupakan sektor yang paling menguntukngkan di pasar modal. Salah satu perusahaan yang menghasilkan return tertinggi adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk (Brusa Efek Indonesia, IDX LQ 45 Februrary 2015, 2015). Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 1.2. Price Earning Ratio PT Waskita Karya (Persero) Tbk Tahun 2012-2015 SHARES TRADED 2012 2013 2014 Jan-01 PER (X) 17,04 10,6 84,55 98,64 PER Industry (X) 17,34 9,57 16,29 17,39 *Adjusted price after corporate action Sumber: Bursa Efek Indonesia, IDX LQ 45 February 2015 PER perusahaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata industri menunjukkan bahwa perusahaan memiliki tingkat perutumbuhan yang tinggi yang berarti prospek perusahaan baik. Hal ini tentu akan membuat investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang telah berdiri sejak tahun 1961. Data historis yang digunakan sebagai pembanding dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan yang sudah diaudit dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014. Data laporan keuangan untuk tahun 2009 sampai dengan 6

tahun 2011 merupakan data laporan sebelum PT Waskita Karya (Persero) Tbk melakukan IPO (Initial Public Offering). Untuk laporan tahu 2012 sampai dengan tahu 2014 merupakan data laporan keuangan setelah listing di Bursa Efek Indonesia (PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Laporan Tahunan, 2014). Untuk data pembanding dari perusahaan sejenis. Penelitian ini akan menggunakan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Hal ini dikarenakan, perusahaan telah melakukan IPO terlebih dahulu dibandingkan dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, yakni pada tahun 2007 (PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Laporan Tahunan, 2014). Berdasarkan informasi tersebut, analisis rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk dapat dijadikan sebagai objek penelitian. Kemudian dilakukan analisis perbandingan berdasarkan data historis perusahaan dan perusahaan dari sektor industri sejenis yakni PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul, yaitu RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS,DAN SOLVALBILITAS PERUSAHAAN SEKTOR KONSTRUKSI (Perbandingan antara PT Waskita Karya (Persero) Tbk dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk). 7

1.2. Rumusan Masalah Perumusan masalah pada penelitian ini merupakan rumusan penelitian komparatif, dan berdasarkan latar belakang penelitian diatas. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini berkaitan dengan: 1. Bagaimana rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas PT Waskita Karya (Persero) Tbk periode 2009-2014? 2. Bagaimana perbandingan antara rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas PT Waskita Karya (Persero) Tbk dengan PT Wiijaya Karya (Persero) Tbk peridoe 2009-2014? 1.3. Tujuan Penulisan Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan ini untuk mengetahui rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas PT Waskita Karya (Persero) Tbk menurut data time series dan jika dibandingkan dengan perusahaan industri sejenis yakni PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 1.4. Kerangka Penulisan Pada Tugas Akhir ini, sistematika penulisan disusun berdasarkan urutan bab yang terdiri dari 4 bab dengan sistematika sebagai berikut. BAB 1 Pendahuluan Latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan kerangaka penulisan. Pembaca akan lebih mudah untuk memahami isi dari penelitian yang dilakukan hanya dengan membaca bab pendahuluan pada Tugas Akhir ini. 8

BAB 2 Gambaran Umum Uraian pada bab ini akan berisi mengenai kondisi umum dari topik penulisan seperti gambaran perusahaan yang diperoleh dari annual report perusahaan pada tahun 2014, tinjauan kepustakaan (berisikan: teori mengenai rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas beserta alat ukurnya) serta kajian sebelumnya, metodologi penelitian (berisikan: obyek dan variabel penelitian, sumber pengumpulan data, alat ukur dan cara perhitungan data, dan metode analisa data), dan jenis dan/atau sumber data penelitian. BAB 3 Analisis dan Pembahasan Proses dan pembahasan hasil pengolahan data statistik deskriptif berupa tabel dan grafik. BAB 4 Kesimpulan dan Saran Penyampaian tentang penelitian dan saran hasil penelitian. Daftar Pustaka Lampiran 9