BAB I PENDAHULUAN. demikian, rasio tersebut relatif lebih rendah di banding negara kawasan Asia lainnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. global tahun 2012 menunjukan pertumbuhan yang negatif. Dana Moneter

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan, baik bagi manusia maupun perusahaan. Kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis sebagai intermediary institution dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan perekonomian. Peranan strategis disebabkan oleh fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar uang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. semua kebutuhan keuangan.perekonomian suatu negara sudah sangat bergantung

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS)

BAB I PENDAHULUAN. yang negatif terbukti bank-bank di Eropa mempunyai rencana untuk menjual asetasetnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karolina, 2014 Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. beban dan sangat menyusahkan, sebaliknya bank bank lain bahkan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era persaingan yang semakin kompetitif pada industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraaan masyarakat. Proses tersebut melibatkan banyak pihak dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang cukup pesat, baik dari sisi volume usaha, mobilisasi dana

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek kehidupan. Proses pemulihan perekonomian dunia pada tahun 2011

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian di Indonesia diprediksi akan maju pada tahun 2014 terutama di industri perbankan. Peran perbankan dalam pembangunan nasional semakin meningkat yang tercermin dari rasio kredit terhadap PDB Indonesia pada tahun 2013 yang tercatat sebesar 36% meningkat dari tahun 2012 yang sebesar 32%. Namun demikian, rasio tersebut relatif lebih rendah di banding negara kawasan Asia lainnya seperti Singapura, Malaysia dan Thailand yang telah berada di atas 100% (sumber: laporan tahunan Bank Indonesia tahun 2013). Dunia Perbankan terdiri dari Bank Sentral, Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank umum memiliki peranan yang cukup signifikan dalam menyediakan berbagai jasa perbankan, sebagai jantung perekonomian, dan melaksanakan kebijakan moneter. Bank umum di Indonesia totalnya mencapai 120, yang terdiri dari Bank Persero 4, Bank Umum Swasta Nasional Devisa 35, Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa 30, Bank Asing 10, Bank Campuran 15 dan Bank Daerah 26 (sumber : laporan tahunan Bank Indonesia tahun 2013). Tugas Bank umum adalah menghimpun dana dari masyarakat, menyediakan dana untuk dipinjamkan (kredit), menyediakan jasa lalu lintas pembayaran, menciptakan uang giral, menyediakan fasilitas untuk memperlancar perdagangan luar negeri, menyediakan jasa-jasa trusty (wali amanat), menyediakan berbagai jasa yang

2 bersifat off balance sheet seperti jasa safety deposit boxes, inkaso, pialang, save keeping, garansi bank, dan lain-lain. Kegiatan perkreditan merupakan kegiatan terbesar dari perbankan karena itu pengolaan kredit harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Dari aktifitas perkreditan, bank akan memperoleh pendapatan operasional berupa pendapatan bunga, provisi dan komisi. Pendapatan bunga merupakan sumber pendapatan terbesar dari bank (Lukman 2009:23). Pendapatan operasional merupakan salah satu komponen untuk menentukan besarnya laba operasional yang diperoleh dalam suatu periode. Pada dasarnya, kepercayaan masyarakat tergantung pada kinerja bank dalam mengelola dana manajemen bank. Selain itu hal lain yang mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Bank Sentral Indonesia melalui lima indikator yang disingkat CAMEL, yaitu Capital Adequency (kecukupan modal), Asset Quality (kualitas asset), management Quality (kualitas manajemen), Earning Ability (profitabilitas), Liquidity Sufficiency (kecukupan likuiditas, solvabiitas). Memperoleh laba atau meningkatkan profitabilitas merupakan tujuan utama berdirinya suatu lembaga keuangan baik bank atau lembaga keuangan lainnya. Laba yang diperoleh tidak saja digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, tetapi juga digunakan untuk ekspansi dimasa yang akan datang. Kemudian yang lebih penting apabila suatu lembaga keuangan terus menerus memperoleh laba, maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan terjamin. Karena aktifitas terbesar bank adalah pada bidang perkreditan, maka menentukan besarnya laba yang akan diperoleh dalam suatu

3 periode. Dengan profitabilitas yang tinggi bank tetap konsisten dalam menghadapi persaingan. Profitabilitas adalah suatu kemampuan suatu bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara profitabilitas yang terus meningkat di atas standar yang telah ditentukan penilaiannya. Meningkatkan rasio profitabilitas membuat bank dapat bertahan dan berkompetensi serta dapat pula terhindar dari kebangkrutan ataupu likuidasi. Semakin tinggi profitabilitas suatu bank maka semakin bagus bank tersebut jika dilihat dari kualitas kesehatannya. Menurut Kasmir (2012:92) mengemukakan bahwa Rasio profitabilitas bertujuan untuk mengukur efektivitas bank dalam mencapai tujuannya. Rasio rentabilitas sering disebut profitabilitas usaha, dan digunakan untuk mengukur tingkat efisien usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Penilaian kuantitatif terhadap profitabilitas bank tertuang dalam Surat edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP 31 Mei 2004 dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 dengan menggunakan berbagai macam indikator lain yaitu Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), pertumbuhan laba operasional, komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan.

4 Menurut Statistik Perbankan Indonesia (SPI) dalam buku laporan tahunan Bank Indonesia tahun 2013 profitabilitas menunjukan kinerja positif terkecuali yang diukur oleh Net Interest Margin (NIM) pada tahun 2013 menjadi sebesar 4,9%, lebih rendah dari tahun 2012 sebesar 5,5%. Sedangkan laba yang positif masih terjaga Return On Asset (ROA) pada kisaran 3%, laba bersih mengalami peningkatan dari 7,74 triliun rupiah pada 2012 menjadi 8,9 triliun rupiah. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) membaik dari tahun sebelumnya tercatat 74,0%, membaik dari tahun 2012 sebesar 74,2%. Tabel 1.1 menunjukan perkembangan Net Interest Margin (NIM) perbankan nasional Tabel 1.1 PERKEMBANGAN NET INTEREST MARGIN (NIM) PERBANKAN NASIONAL BERDASARKAN KELOMPOK (DALAM PERSEN %) Kelompok 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Bank Umum Konvensional 5,66 5,56 5,73 5,91 5,49 5,67 Bank Persero Konvensional 66,07 5,81 6,11 6,55 5,95 5,86 Bank Umum Swasta Nasional Devisa Konvensional Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa Konvensional 5,32 5,64 5,35 5,42 5,17 5,68 7,25 7,97 9,1 9,21 9,34 9,43 BPD Konvensional 8,52 7,88 8,74 8,1 6,70 6.50 Bank Campuran Konvensional 3,75 3,77 3,83 3,91 3,63 3,86 Bank Asing Konvensional 4,29 3,78 3,54 3,62 3,47 3,26 Rata-rata 5,84 5,77 6,06 6,10 5,68 5,71 Sumber : Statistik Perbankan Indonesia Bank Indonesia tahun 2013

5 Tabel 1.1 merupakan perkembangan Net Interest Margin (NIM) perbankan Nasional dari tahun 2008 hingga 2013. Net Interest Margin (NIM) Nasional mengalami fluktuasi setiap tahunnya Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa Konvensional cenderung terus mengalami peningkatan selain itu memperoleh Ner Interest Margin (NIM) paling tinggi di bandingkan kelompok bank lain. Bank BPD mengalami penurunan paling tinggi dari tahun 2011 ke tahun 2012 yaitu turun 1,40% dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2013, sedangkan posisi ketiga ditempati oleh Bank Persero Konvensional dengan perolehan sebesar 5,95%. Bank Umum Konvensional mengalami fluktuatif setiap tahunnya, hingga pada tahun 2013 mendapatkan Net Interest margin (NIM) sebesar 5,67%. Tingkat perolehan profitabilitas terendah dimiliki bank asing konvensional sebesar 3,47%, selain itu bank asing juga cenderung terus mengalami penurunan. Hal ini menunjukan kinerja bank asing konvensional yang kurang sehat sebagai akibat terjadinya krisis. Kelompok bank pencetak Net Interets Margin (NIM) tertinggi adalah bank umum non-devisa sebesar 9,30% dan terendah bank asing sebesar 3,45%. Masalah yang terjadi bahwa bank asing memiliki Profit yang rendah diukur dengan mergin pendapatan bersih. Net Interest Margin (NIM) merupakan rasio profitabilitas yang menunjukan perbandingan antara pendapatan bunga bersih dengan aktiva produktif yang dimiliki oleh bank, rasio ini menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya sehingga dapat menghasilkan pendapatan atau laba.

6 Menurunnya laba bank asing disebabkan oleh berkurangnya laba operasional yang dipicu oleh berkurangnya pendapatan operasional selain bunga. Laba operasional menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) (2008:181) yaitu selisih lebih pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan operasional suatu usaha. Laba operasional menunjukan operasional perusahaan berjalan dengan baik atau tidak berjalan dengan baik, dengan kata lain perusahaan mengalami keuntungan atau mengalami kerugian. Dengan perhitungan selisih pendapatan. Bank asing mencatat laba operasional sebesar 3,2 triliun rupiah, turun 37%, sedangkan pendapatan operasional selain bunga turun 0,04% menjadi 14,6 triliun rupiah. Pendapatan bunga dapat tumbuh walaupun sedikit tercatat pendapatan bunga sebesar 7,3 triliun rupiah atau tumbuh 10% sedangkan bunga tumbuh lebih tinggi daripada pendapatan bunga. Beban bunga tahun 2013 tumbuh 16% menjadi 2,1 triiun rupiah. Hal ini tersebut menyebabkan pendapatan bunga bersih hanya dapat tumbuh sekitar 8,3% menjadi 5,1 triliun rupiah. Tahun 2013 bank asing memperoleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih industri bank asing senilai 10,57 triliun rupiah, tumbuh 18,89% dari posisi 8,89 triliun rupiah pada periode yang sama 2012. Sedangkan pendapatan operasional selain bunga tumbuh hingga 36% menjadi 34,07 triliun rupiah. Tabel 1.2 NET INTEREST MARGIN (NIM) BANK ASING KONVENSIONAL TAHUN 2012-2013 (DALAM PERSEN)

7 Nama Bank 2012 2013 Perubahan Bank Of America, N.A 3,26 2,98-0,28 Bank Of China Limited 4,83 4,20-0,63 Citibank N.A 3,90 2,83-1,07 Deutsche Bank AG 3,40 4,48 +1,08 Standard Charetered 4,01 5,02 +1,01 The Bangkok Bank Comp. Ltd 2,59 2,69 +0,1 The Hongkong &Shanghai Banking Corp 5,31 4,87-0,44 The bank Of Tokyo-Mitsubishi UFJ LTD 3,32 3,64 +0.32 Sumber : laporan Keuangan Bank Asing Konvensional Tahun 2012-2013 (data diolah kembali) Tabel 1.2 menujukan profitabilitas Bank Asing Konvensional yang diukur oleh Net Interet Margin (NIM). Profitabilitas bank asing mengalami fluktuatif, terjadi pada Bank Of America, N.A mengalami penurunan sebesar 0,29%, disusul oleh Bank Of China Limited mengalami penurunan sebesar 0,63%, Citibank Indonesia mengalami penurunan yang cukup drastis sebesar 1,07%, Deutsche Bank AG mengalami kenaikan sebesar 1,08%, Bank Standard Charetered pada tahun 2013 mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu sebesar 1,01%, The Bangkok Bank Comp. Ltd mengalami kenaikan dari 2,59% menjadi 2,69%, The Hongkong & Shanghai Banking Corp mengalami penurunan sebesar 0,44% dan terakhir The Bank Of Tokyo-Mitsubishi mengalami kenaikan sebesar 0,32%. Penurunan yang paling drastis terlihat pada Citibank Indonesia yaitu sebesar 1,07%, hal ini sebagai akibat dari tren penurunan suku bunga di perbankan. Rata-rata bank asing mengalami penurunan profitabilitas. Walaupun nilai Net Interest Margin (NIM) Citibank Indonesia besar dibandingkan dengan bank lainnya, maka terjadi

8 masalah pada Citibank Indonesia dengan penurunan profitabilitas. Semakin kecil rasio profitabilitas maka mengurangi pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola oleh bank sehingga memungkinkan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Profitabilitas Citibank Indonesia mengalami penurunan yang besar dibanding dengan bank asing lainnya. Dilihat dari faktor-faktor profitabilitas lainnya Net Interest Margin (NIM) Citibank Indonesia mengalami penurunan setiap tahunnya dimulai dari tahun 2009 hingga 2013. Dapat dilihat dari tabel 1.3. TABEL 1.3 PROFITABILITAS CITIBANK INDONESIA PERIODE 2009-2013 (dalam persen %) Profitabilitas 2009 2010 2011 2012 2013 ROA 5,6 5,7 5,3 5,8 5,9 ROE 28,1 25,3 23,5 26,0 27,6 NIM 6,7 4,8 4,1 3,9 3,8 BOPO 81,7 86,8 71,3 72,6 73,8 Tabel 1.3 menjelaskan profitabilitas Citibank periode 2009-2013 yang diukur oleh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM) dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Terlihat pada setiap tahunnya dari tahun 2009 hingga 2013 ROA, ROE dan BOPO mengalami kenaikan dan penurunan, hanya profitabilitas yang diukur oleh NIM yang mengalami penurunan terus menerus dari tahun 2009 hingga 2013. Faktor yang mempengaruhi penurunan profitabilitas Citibank Indonesia diindikasi oleh Net Interest Margin (NIM). Penurunan NIM terjadi terus menerus dari tahun 2009 hingga 2013, maka

9 terjadi masalah pada profitabilitas Citibank, walaupun nilai NIM Citibank masih diatas nilai yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 1,5% tetapi Citibank mengalami terus menerus penurunan. Pada tahun 2009 Net Interest Margin (NIM) Citibank sebesar 6,7%, mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi sebesar 4,8%. 2011 menjadi sebesar 4,1%, 2012 dan 2013 kembali terjadi penurunan sebesar 3,9% dan 2,8%. Berikut adalah gambaran Net Interest Margin (NIM) Citibank Indonesia tertera pada Gambar 1.1 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Perkembangan Net Interest Margin (NIM) Citibank 2009 2010 2011 2012 2013 Net Interest Margin (NIM) (dalam %) Sumber : Laporan Keuangan Citibank N.A Tahun 2009-2013 GAMBAR 1.1 PERKEMBANGAN NET INTEREST MARGIN (NIM) CITIBANK INDONESIA TAHUN 2009-2013 Net Interets Margin (NIM) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaaan dalam menghasilkan laba dari pengelolaan

10 aktiva yang digunakan. Semakin kecil rasio profitabilitas maka mengurangi pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola oleh bank sehingga memungkinkan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Penurunan setiap tahun menandakan Citibank Indonesia menandakan adanya masalah yang terjadi pada Citibank Indonesia. Aktiva yang dimiliki oleh perusahaan seharusnya menjadi asset yang penting untuk menghasilkan profit. Karena tujuan utama dari perusahaan yaitu menghasilkan laba. Keuntungan yang didapat oleh Citibank N.A setiap tahunnya memperoleh laba yang semakin rendah, hal ini tidak baik bagi keberlangsungan hidup perusahaan untuk kedepannya, karena dapat mengganggu kegiatan operasional dan mempengaruhi kesehatan perusahaan bahkan dapat membuat Citibank N.A menjadi likuid atau bankrut. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, maka peneliti merasa perlu untuk mengadakan penelitian mengenai rendahnya profitabilitas pada Citibank Indonesia periode 2009-2013. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diidentifikasi masalah dari penelitian ini yaitu penurunan profitabilitas Citibank National Association Indonesia periode 2009-2013, yang antara lain dipengaruhi oleh tingkat likuiditas perusahaan.

11 Penurunan profitabilitas ini diindikasi dipengaruhi oleh likuiditas denga rasio Loan To Deposit Ratio (LDR) karena penyaluran dana kredit yang diberikan dibandingkan dengan dana pihak ketiga kecenderungan menurun dari tahun 2009 hingga tahun 2013. Seperti yang dikatakan oleh Kasmir (2013:71) yaitu besarnya tingkatan keuntungan yang diperoleh oleh bank disebabkan membesarnya volume kredit dalam rangka mengejar profitabilitas yang tinggi. Seperti yang dikatakan oleh Lukman Dendawijaya (2009:58) Loan To Deposit Ratio (LDR) merupakan tolak ukur untuk memperbesar volume kredit dalam mencapai profit. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah penelitian yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran likuiditas pada Citibank Indonesia periode 2009-2013. 2. Bagaimana gambaran profitabilitas Citibank Indonesia periode 2009-2013. 3. Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas pada Citibank Indonesia periode 2009-2013. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memperoleh temuan mengenai likuditas pada Citibank Indonesia periode 2009-2013..

12 2. Untuk memperoleh temuan mengenai profitabilitas pada Citibank Indonesia periode 2009-2013. 3. Untuk memperoleh temuan likuiditas kredit terhadap profitabilitas pada Citibank Indonesia periode 2009-2013. 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis dan praktik sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan menjadi sebuah sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu manajemen keuangan, khususnya menyangkut volume kredit dan profitabilitas. 2. Kegunaan Praktis 1) Bagi Citibank Indonesia Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Citibank Indonesia dalam mengelola secara efektif aktiva sehingga meningkatkan profitabilitas pada Citibank Indonesia 2) Bagi Penulis Penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai likuiditas dan profitabilitas.