PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

RANCANG DAN IMPLEMENTASI PATTERN RECOGNITION PADA GARIS TELAPAK TANGAN UNTUK AKSES KEAMANAN PINTU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih locker

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem dimulai dari penempatan posisi kamera dengan posisi yang

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA dan Haar-Like Feature

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

Principal Component Analysis

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE

TEKNIK PENGENALAN WAJAH DENGAN ALGORITMA PCA BERBASIS SELEKSI EIGENVECTOR

IDENTIFIKASI DAN TRACKING OBJEK BERBASIS IMAGE PROCESSING SECARA REAL TIME

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

Jurnal String Vol.1 No.2 Tahun 2016 ISSN : PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS UNTUK SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

BAB 1 PENDAHULUAN. keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer.

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Sistem biometrik merupakan penerapan teknologi yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian penerapan metode Jaringan Syaraf Tiruan Learning Vector

APLIKASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari

SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

Perancangan Sistem Identifikasi Barcode Untuk Deteksi ID Produk Menggunakan Webcam

Sistem Pengenal Wajah Manusia untuk Personalisasi Perintah pada Robot

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. satu bagian sistem biometrika adalah face recognition (pengenalan wajah). Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ADJACENT PIXEL INTENSITY DIFFERENCE QUANTIZATION TERMODIFIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENGENALAN BUAH MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM dan EUCLIDEAN DISTANCE

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN SUPPORT VECTOR MACHINE BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KEAMANAN PINTU BERBASIS PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi

Calculati Alfi Jannati Mujiono Pembimbing : Dr. Singgih Jatmiko, SSi., MSc

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

KAMERA PENDETEKSI GERAK MENGGUNAKAN MATLAB 7.1. Nugroho hary Mindiar,

RANCANGAN AWAL SISTEM PRESENSI KARYAWAN STMIK BANJARBARU DENGAN PENDEKATAN EIGENFACE ALGORITHM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. melacak badan manusia. Dimana hasil dari deteksi atau melacak manusia itu akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam bidang animasi, motion capture adalah salah satu cara yang dipakai para

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE VIOLA & JONES

PROTOTYPE PENGENALAN WAJAH MELALUI WEBCAM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRICIPAL COMPONENT ALAYSIS (PCA) DAN LINIER DISCRIMINANT ANALYSIS (LDA)

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login

APLIKASI PENGENALAN WAJAH UNTUK VALIDASI PESERTA UJIAN ONLINE MENGGUNAKAN METODE HAAR CASCADE DAN EIGEN FACE VECTOR

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

PENGKONVERSIAN IMAGE MENJADI TEKS UNTUK IDENTIFIKASI PLAT NOMOR KENDARAAN. Sudimanto

BAB I PENDAHULUAN. dengan memanfaatkan ciri wajah yang telah tersimpan pada database atau wajah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Hasil Ekstraksi Algoritma Principal Component Analysis (PCA) untuk Pengenalan Wajah dengan Bahasa Pemograman Java Eclipse IDE

BAB III PERANCANGAN SISTEM

SAMPLING DAN KUANTISASI

Identifikasi Wajah Manusia untuk Sistem Monitoring Kehadiran Perkuliahan menggunakan Ekstraksi Fitur Principal Component Analysis (PCA)

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

APLIKASI PENGENALAN KARAKTER HURUF HIJAIYAH UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) SKRIPSI

IDENTIFIKASI CITRA BILANGAN DESIMAL 0-9 BERBASIS LEARNING VECTOR QUANTIZATION SECARA REAL TIME

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING )

Aplikasi Pengolahan Citra Dalam Pengenalan Pola Huruf Ngalagena Menggunakan MATLAB

BAB I PENDAHULUAN. individu dapat dibedakan dengan individu yang lain.

PENGENALAN ABJAD SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) BERBASIS KAMERA DEPTH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini mengacu pada tahapan proses yang ada pada sistem

Rancang Bangun Prototipe Aplikasi Pengenalan Wajah untuk Sistem Absensi Alternatif dengan Metode Haar Like Feature dan Eigenface

SISTEM IDENTIFIKASI POSISI PELAT NOMOR KENDARAAN SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN HOUGH TRANSFORM

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK

Pengenalan Bentuk Wajah Manusia Pada Citra Menggunakan Metode Fisherface

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang Computer Vision. Computer Vision membuat komputer

Elisabeth Patricia Chandra 1, Astri Novianty 2, Agung Nugroho Jati 3. Abstrak

AKURASISI PELONTARAN CAKRAM PADA ROBOT PELONTAR BERBASIS WEBCAM SEBAGAI PENDETEKSI OBJEK

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

APLIKASI PENGENALAN DAUN UBI JALAR UNTUK JENIS UBI JALAR UNGU, MERAH, PUTIH DAN KUNING MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

YOGI WARDANA NRP

PERANCANGAN SISTEM PENGENAL DIGIT ANGKA METER AIR MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN KOHONEN

Transkripsi:

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS Sinar Monika 1, Abdul Rakhman 1, Lindawati 1 1 Program Studi Teknik Telekomunikasi, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Sriwijaya Jalan Srijaya Negara, Bukit Besar, Bukit Lama, Ilir Barat I, Kota Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia * Email : sinarmonika11@gmail.com Abstrak Rumah pada hakikatnya merupakan tempat kita berlindung sekaligus menjadi tempat untuk menyimpan barang-barang berharga terutama nyawa. Pengaman rumah yang lebih canggih sangat diperlukan agar tidak terjadi tindak kejahatan yang tidak kita inginkan. Di implementasikan pada pengaman pintu dengan sistem Face Recognition atau pengenalan wajah, karena wajah adalah salah satu bentuk fisiologis yang paling mudah digunakan untuk membedakan identitas antar individu. Di proses dengan memasukkan citra yang sesuai dari 6 orang penghuni rumah untuk setiap satu orang memiliki 30 database citra yang diambil melalui kamera webcam dari sisi depan wajah tanpa menggunakan aksesoris. Dari database wajah tersebut lalu dilakukan pengujian yang berbasis real time objek masukannya berupa objek 3D yang diambil menggunakan kamera webcam karena mempunyai variabel yang sangat besar untuk melakukan transformasi dilakukan reduksi dimensi supaya menghasilkan variabel yang lebih rendah dan mudah untuk diobsevasi dengan menggunakan metode Principal Component Analysis yang juga dikenal dengan metode eigenfaces yang telah dikembangkan dengan menggunakan Software Visual Studio 2015 agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan database secara realtime. Persentase keberhasilan dalam percobaan ini mencapai nilai akurasi lebih dari 88%. Persentase keberhasilan tergantung dengan pencahayaan, serta faktor gambar yang dilakukan saat proses pengolahan citra, ekspresi dari wajah, dan sudut pengambilan gambar. Kata Kunci: Eigenface, Face Recognition, PCA, Visual Studio 2015 1. PENDAHULUAN Rumah adalah tempat dimana beberapa aset-aset kita disimpan. Untuk itu penting untuk memastikan keamanan rumah kita agar selalu terjaga dengan baik dan itu juga menjadi kebutuhan yang tak terhindarkan bagi pengguna yang menginginkan adanya privasi. Sistem face recognition (pengenalan wajah) semakin dimanfaatkan dan dikembangkan dengan menggunakan komputer. Melalui komputer untuk melakukan face recognition (pengenalan wajah) memerlukan usaha keras dibandingkan hanya dengan mengenali wajah seseorang oleh manusia. Perlu kemampuan yang lebih lanjut agar komputer dapat mengidentifikasi suatu wajah dengan menggunakan metode pengenalan wajah sebagai petunjuk identitas proses komputasi dengan menggunakan metode Principal Component Analysis yang pada dasarnya dapat menyederhanakan variabel dari suatu citra. Tugas akhir ini bertujuan untuk merancang dan mengimplementasikan sistem face recognition (pengenalan wajah) dengan menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA) atau biasa disebut dengan Eigenface yang dikembangkan dengan suatu Software Visual Studio 2015. Terdapat rumusan masalah mengenai tugas akhir yang penulis susun, yaitu seperti cara merancang dan mengimplementasikan suatu sistem menggunakan pengembangan menggunakan software Visual Studio 2015 dengan menggunakan database yang sesuai agar dapat membuka pintu prototype secara real time dengan pencahayaan yang sama dengan tingkat akurasi yang tinggi. Metode PCA telah terbukti dapat mempresentasikan secara efisien serta memungkinkan kecepatan pengenalan wajah pada komputer semakin cepat dan pengimplementasian metode PCA agar dapat mengenali citra wajah penghuni rumah secara real time dan mengkontrol buka tutupnya pintu prototype. Sistem face recognition ini sangatlah unik karena muka manusia berbeda-beda. Contoh variabelnya seperti mata, hidung dan mulut. Jadi metode ini pada dasarnya adalah dengan 395

cara menyusutkan(mereduksi) dimensi pada suatu citra 3D yang memiliki variabel yang sangat besar agar mudah ditangani harus mengubahnya terlebih dahulu menjadi variabel yang lebih kecil agar dapat di identifikasi dengan baik menggunakan pengembangan perangkat lunak yaitu software Visual Studio 2015 dan perangkat keras yaitu pintu prototype sebagai keluaran dari identifikasi untuk menerjemahkan sebagai akses untuk membuka dan mengunci pintu prototype. 2. METODOLOGI 2.1 Pengenalan Wajah Face Recognition atau pengenalan wajah adalah proses mengenali wajah dimana otak dan pikiran berusaha menginterpretasi, memahami, dan menafsirkan wajah yang ada di hadapannya terutama wajah manusia. Pada dasarnya Sistem Pengenalan Wajah bekerja dengan cara mengambil data wajah digital sebuah citra atau frame pada video dan membandingkannnya dengan data wajah yang tersimpan di dalam basis data. Pada dasarnya, sebuah sistem pengenalan wajah harus mampu untuk membedakan wajah dengan latar belakang citra. Penggunaan model 3D dalam software face recognition pada saat pencocokan diklaim memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi. Namun, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan proses analisis tekstur ini tidak dapat bekerja, misalnya pantulan cahaya dari kacamata, atau foto wajah yang menggunakan kacamata matahari. Faktor penghambat analisis lainnya adalah rambut panjang yang menutupi bagian tengah wajah, pencahayaan yang kurang tepat yang mengakibatkan foto wajah menjadi kelebihan atau kekurangan cahaya, serta resolusi yang rendah foto diambil dari kejauhan [3]. 2.2 Pengolahan citra Pengolahan citra adalah setiap bentuk pengolahan sinyal dimana masukan berupa suatu gambar, seperti foto atau video bingkai, sedangkan keluaran dari pengolahan gambar dapat berupa gambar atau sejumlah karakteristik atau parameter yang berkaitan dengan gambar. Pengolahan citra bertujuan untuk memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau mesin dalam hal ini komputer. Teknik-teknik pengolahan citra mentransformasikan citra menjadi citra lain. Jadi, masukannya adalah citra dan keluarannya juga citra, namun citra keluaran mempunyai kualitas lebih baik daripada citra masukan. Termasuk ke dalam bidang ini juga adalah pemampatan citra. [1] 2.3 Konversi Citra Proses awal yang banyak dilakukan dalam image processing adalah mengubah citra berwarna menjadi grayscale. Hal ini digunakan untuk menyederhanakan model. Citra berwarna terdiri dari 3 layer matrik yaitu R-layer, G-layer, dan B-layer sehingga untuk melakukan proses selanjutnya tetap diperhatikan tiga layer tadi. Dalam citra ini tidak ada lagi warna yang ada hanya derajat keabuan. Untuk mengubah citra berwana menjadi Gray-scale digunakan rumus: X = (1) Lalu dilakukan Citra Biner (hitam putih) merupakan citra yang banyak dimanfaatkan untuk keperluan pattern recognition yang sederhana seperti mengenal angka atau pengenalan huruf. Untuk mengubah suatu citra grayscale menjadi citra biner, sebetulnya prosesnya sama dengan Thresholding yaitu mengubah kuantisasi citra. Pembentukan citra biner memerlukan nilai batas keabuan yang akan digunakan sebagai nilai patokan. Piksel dengan derajat keabuan lebih besar dari nilai batas akan diberi nilai 1 dan sebaliknya piksel dengan derajat keabuan lebih kecil dari nilai batas akan diberi nilai 0. Fungsi dari binerisasi sendiri adalah untuk mempermudah proses pengenalan pola, karena pola akan lebih mudah terdeteksi pada citra yang mengandung lebih sedikit warna.[2] 396

Persamaan untuk binerisasi dapat dilihat pada rumus di bawah ini : (2) nilai a1 biasanya 0 dan nilai a2 = 1 Proses Thresholding ini adalah proses pengubahan kuantisasi pada citra, sehingga untuk melakukan thresholding keabuan a dapat digunakan rumus: x = b.int(w/b) Dimana: w = nilai derajat keabuan sebelum thresholding x = nilai derajat keabuan setelah thresholding x = b.int (256/a). [5] 2.4 Principal Component Analysis PCA (principal component analysis) yaitu suatu teknik analisis faktor di mana beberapa faktor yang akan terbentuk berupa variabel laten yang belum dapat ditentukan sebelum analisis dilakukan. Pada prinsipnya analisis faktor eksploratori di mana terbentuknya faktor-faktor atau variabel laten baru adalah bersifat acak, yang selanjutnya dapat diinterprestasi sesuai dengan faktor atau komponen atau konstruk yang terbentuk. PCA merupakan suatu teknik untuk mereduksi data dari variabel asal atau variabel awal menjadi variabel baru atau faktor yang jumlahnya lebih kecil dari pada variabel awal. 2.5 Eigenfaces Teori ini dikembangkan dengan membagi sebuah citra wajah menjadi data set fitur karakteristik yang disebut eigenface. Fitur karakteristik ini merupakan komponen utama (principal component) dari training set awal dari citra wajah. Pada prakteknya Mungkin kita mengetahui mana orang yang sama tetapi Eigenface tidak bisa membedakannya dan menganggap bahwa itu ada orang yang berbeda. Jadi faktor pencahayaan juga merupakan faktor pembeda di dalam Eigenface. Selain itu juga ada beberapa faktor yang lain yaitu, gambar yang dilakukan proses stretch, blur, ekspresi dari wajah, dan sudut pengambilan gambar. 2.6 Perancangan Sistem Perancangan Sistem adalah proses penting untuk mengetahui konsep pengaplikasiannya, baik dalam segi program maupun alatnya. Dibawah ini adalah gambaran dari proses perancangannya: 397

Tahap Penyimpanan Database Ambil Gambar Capture Image Preprocessing Simpan Database Tahap Pengenalan Citra Asli Preprocessing Tahap Pengenalan Hasil Pengenalan Gambar 1. Bagan Blok Sistem Tahap Preprocessing adalah tahap proses pengolahan database citra yang merupakan tahap inti yang diproses dari citra RGB dikonversi menjadi Grayscale setelah itu diubah menjadi biner dan menggunakan Threshold lebih dari 4000 agar mendapatkan hasil yang maksimal. Mulai Database Citra Grayscalling Auto Resize Normalisasi Selesai Gambar 2 Diagram Alir pemprosesan data 398

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengujian tahan Preprocessing Pada gambar 3 dibawah ini merupakan hasil preprocessing untuk proses pengambilan database yang sudah melalui proses pengolahan citra diawali dari proses RGB menjadi Grayscale dan di binerkan lalu di cropping. Pada pengambilan database ini juga telah diatur thresholdnya adalah 6000 agar hasil yang dicapai maksimal dapat dilihat seperti yang ditunjukkan pada gambar 4. Gambar 3. Pengambilan database Gambar 4. Hasil Histogram/Konversi Citra Setelah dilakukan pengolahan citra dan di dapatlah seperti gambar diatas, untuk trained database telah terbentuk hasil yang sudah dilalui pada tahan preprocessing sebelumya sehingga trained database merupakan data untuk pencocokan pada saaat pengetesan secara realtime. 399

Gambar 5. Contoh Sample dari Train Database Gambar 6. Hasil pada saat pengetesan Pada gambar 5 yaitu Trained database diatas digunakan citra masukan dengan nama face_sinar_12856.jpg nama yang tercantum akan sesuai dengan wajah masing-masing anggota rumah yang dimana nanti pada saat pengetesan dapat terlihat nama siapa saja yang dapat membuka akses pintu tersebut. contoh trained database diatas merupakan salah satu dari 6 wajah yang ada pada trained database yang masing-masing memiliki 30 sample wajah yang ada pada trained database. Sehingga pada saat pengetesan akan tampil seperti yang ada pada Gambar 6. 3.2 Pengujian Data Setelah didapatkan database maka dilanjutkan dengan pengujian agar dapat mengetahui proses pengenalan wajah dengan 180 database wajah yang telah ada untuk diuji. Didapatkan hasil : Tabel 1. Persentase keberhasilan setiap penghuni No Nama Penghuni Persentase Keberhasilan (%) 1 Sinar 80 2 Hevi 80 3 Jauhari 90 4 Nis 100 5 Harif 100 6 Helen 80 Persentase rata-rata 88% Dari tabel diatas dapat diketahui persentase keberhasilan mencapai 88%. Terdapat 180 citra yang ada 159 citra yang berhasil dikenali pada saat pengetesan, dan ada 21 citra yang sedikit sulit untuk dikenali. 3.3 Analisa Setelah citra masing-masing penghuni di ujikan, maka dapat di analisa bahwa hasil yang didapat pada saat penujian di daketahui tingkat keberhasilannya mencapai 88%. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pengenalan wajah manusia menggunakan metode Principal Component Analysis atau Eigenface ini berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Namun terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat akurasi pada saat pengujian. Faktor-faktor tersebut adalah : 1. Pencahayaan Pada saat pengujian tingkat pencahayaan sangat berperan penting agar dapat mendapatkan hasil yang akurat, baiknya pada saat pengetesan tidak berada pada tempat yang gelap karna semakin 400

gelap maka proses Grayscalling juga akan semakin menurun dan akan berpengaruh pada saat pengakurasiannya. 2. Sudut Pengambilan Masukan Citra Wajah Posisi atau sudut pengambilan wajah yang ada pada database juga sangat menentukan pada saat pengujian secara realtime nantinya, karena saat pengakurasian database citra merupakan acuan pola yang diharapkan sesuai dengan pengambilan citra secara realtime semakin mirip posisi citra dengan masukkan citra pada saat pengujian maka akan semakin cepat pendeteksian yang bekerja, apakah citra tersebut sesuai dengan database yang telah ada sebagai penghuni rumah. 3. Kemiripan Nilai Eigenface Antar Penghuni Pengenalan wajah yang dilakukan oleh mata manusia saja masih sering terjadi kesalahan apalagi hanya dari sistem komputer yang digunakan untuk membedakan wajah antar manusia. Pada Eigenface sering terjadi kesalahan pada saat pengujian karena setiap citra memiliki variabelnya sendiri yang terkadang memiliki kemiripan nilai dengan citra penghuni lain. Sehingga eigenface sedikit susah untuk mendeteksinya. 4. Ekspresi Wajah Ekspresi wajah disini juga dapat mempengaruhi karena harus sesuai dengan database yang sudah ada, jika pada saat pengujian model menunjukkan ekspresi yang berbeda maka Eigenface sulit untuk mengakurasikannya. 4.KESIMPULAN Dari Hasil Pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Pada saat melakukan pengenalan wajah, sistem melewati 2 tahap yaitu tahap preprocessing dan tahap pengenalan. Kedua tahap yang dilakukan pada saat pengujiannya berjalan dengan baik, sesuai dengan yang diharapkan. 2. Pada tahap preprocessing dilakukan pengolahan data didalamnya yaitu melalai tahap pengubahan warna citra RGB menjadi Grayscalling lalu dibinerkan, sehingga menghasilkan kualitas citra tajam dan memiliki tingkat akurasi yang tinggi. 3. Persentase keberhasilan dari 6 wajah citra masukan dengan 180 database citra wajah menghasilkan tingkat keberhasilan mencapai 88% yang tergolong sangat baik. 4. Proses pengenalan terbaik adalah pada saat citra masukan menggunakan ekspresi datar dan diam, sehingga sistem mudah bekerja pada saat pengakurasiannya. 5. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengenalan citra masukan, yaitu pada saat pencahayaan yang kurang terang, sudut pengambilan masukan citra wajah,kemiripan nilai eigenface antar penghuni, serta ekspresi wajah. 6. Pada saat pengujian sistem Face Recognition atau yang disebut Eigenface terbukti bahwa nilai akurasinya berjalan dengan cepat dan sesuai dengan yang diinginkan. DAFTAR PUSTAKA Fennisya, Riza. 2017. Definisi Pengolahan Citra Digital. Universitas Negeri Makassar. Kusniyati, Harni. 2012. Mengubah Citra Berwarna Menjadi Grayscale. Universitas Mercu Buana Jakarta. Nur Ikhsan, Syarief. 2016. Face Recognition. Universitas Gunadarma. Rizal,Ahmad. 2014. Pengolahan Citra. Telkom University. Setiani,Yuni. 2012. Segmentasi Citra. Semarang. 401