ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), LOAN TO DEPOSIT RATIO

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PERBANKAN TERHADAP FUNGSI INTERMEDIASI PERBANKAN (STUDI PADA 5 BANK TERBESAR DI INDONESIA)

PENGARUH PENGELOLAAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS BANK (Studi pada Bank Persero di Indonesia Periode )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

PENGARUH NON PERFORMING LOAN CAPITAL ADEQUACY RATIO DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perbankan Indonesia. kategori bank, diantaranya adalah Bank Persero, Bank Umum Swasta Nasional

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa bank lainnya (Martono, 2010 : 37). Tujuan fundamental bisnis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

Perbandingan Kinerja Keuangan Lima Bank Dengan Aset Terbesar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perbandingan Time Serries Bank BRI, Mandiri, dan BNI Dengan Lima Bank. Berikut ini adalah data perbandingan rasio-rasio penilaian kesehatan bank

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTABILITAS (ROA) PADA PT BPR DI KABUPATEN SEMARANG

I. PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia Periode membutuhkan kajian teori sebagai

BAB V PENUTUP. variabel dependen. Hasil analisisnya adalah sebagai berikut : a. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS

BAB 5 PENUTUP. normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan syariah merupakan institusi yang memberikan pelayanan jasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan atau financial

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

Ekonomi moneter ( PROFIT, CAR, NPR dan CREDIT MACET)

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

ABSTRAK ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK BUMN DAN BANK SWASTA NASIONAL DI INDONESIA. Oleh SYAPUTRI NOVIYANI

I. PENDAHULUAN. penunjang pembangunan ekonomi. Pengelolaan bank dituntut untuk senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup. kepada masyarakat yang kekurangan dana (Abdullah, 2005:17).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. financial intermediary, yaitu suatu lembaga yang berperan menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

ANALYSIS OF THE INFLUENCE CREDIT RISK, LIQUIDITY RISK AND CAPITAL BANK TO PROFITABILITY (STUDY IN COMMERCIAL BANKS LISTED ON BEI YEAR

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi bank menurut UU No. 10/1998 tentang Perbankan Pasal 1, yaitu. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Rasio LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO, FBIR, ROA dan NIM secara

BAB IV. Analisis Data. 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

PENGARUH CAR, BOPO, NIM, NPL, DAN LDR TERHADAP ROA: STUDI KASUS PADA 10 BANK TERBAIK DI INDONESIA PERIODE

BAB V PENUTUP. 1. Variabel LDR, NPL, APB, IRR, FBIR, dan ROA secara bersama-sama

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO

ANALISIS PENGARUH KREDIT BERMASALAH DAN CADANGAN PENGHAPUSAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS PADA BPR NUSAMBA NGUNUT. Oleh: Dessy Cristyani

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

PENGARUH RISIKO KREDIT, RISIKO LIKUIDITAS, DAN PERMODALAN TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN

ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN UMKM, KUK, CAR DAN BOPO TERHADAP KREDIT BERMASALAH PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA. Masyithah Safira Arimbi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. banyak pula kebutuhan dan keinginan masyarakat sehingga menyebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan di Indonesia. Keberadaan sektor perbankan memiliki peranan cukup penting,

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. intermediaris atau perantara yang menghubungkan pihak pihak yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai

Analisis Tingkat Kesehatan Perbankan Metode Camels (Studi Kasus Pada Bank Milik Pemerintah Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode )

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan bank sebagai urat nadi dari sistem keuangan yang menerima

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Terintegrasinya perekonomian global telah menyebabkan krisis di suatu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB III DATA & METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

ANALISIS KINERJAKEUANGAN PERBANKAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN ROA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING. Diyah Santi Hariyani 1 1 Universitas PGRI Madiun

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO), DAN CADANGAN PENGHAPUSAN KREDIT TERHADAP KREDIT BERMASALAH (NON PERFORMING LOAN) BANK UMUM DI INDONESIA 2009-2015: ANALISIS DATA PANEL JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Dyah Ayu Wandadari 115020107111014 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO), DAN CADANGAN PENGHAPUSAN KREDIT TERHADAP KREDIT BERMASALAH (NON PERFORMING LOAN) BANK UMUM di INDONESIA 2009-2015: ANALISIS DATA PANEL Dyah Ayu Wandadari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Email: Wandha8706@gmail.com ABSTRACT Bank is a part of financial institutions which have intermediation function which is collecting fund from people and distribute it back into loan. Loan which distribute by bank have potentially make non performing loan, because the more loan being distributed the more credit problem will be held by the bank. This research have purpose to know how the influence of CAR, LDR,BOPO, and also proposal of Eliminating non performing Loans in ordinary bank in indonesia. This research sample is using 5 bank that have highest asset and method that use panel data methods. Independent variable which is used in this research is CAR, LDR, BOPO and proposal of Elimination of non performing loans. The disscussion result of this research show that simultantly, independent variable affect significantly to Non performing loans. The Result partialy test showed that CAR, LDR, BOPO and the proposal of elimination of non performing loans affected significantly and positively into Non performing loans Kata Kunci: Non Performing Loan, CAR, LDR, BOPO, the proposal of elimination of non performing loans (PPAP) A. LATAR BELAKANG Bank merupakan bagian dari lembaga keuangan yang memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut dalam bentuk kredit. Menurut undang- undang No. 10 tahun 1998 menyatakan bahwa di Indonesia jenis perbankan terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Dalam penyaluran dananya bank umumlah yang paling banyak menyalurkan dana.

Grafik 1: Penyaluran Dana Perbankan di Indonesia 6.000.000 5.000.000 4.000.000 3.000.000 2.000.000 1.000.000 0 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 bank umum ( triliun) BPR (triliun) Sumber: Bank Indonesia, 2009-2015 Grafik 1 menunjukan pebandingan penyaluran dana Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Penyaluran Bank Umum paling banyak dibandingkan BPR meskipun setiap tahunnya antara Bank umum dan BPR sama-sama mengalami kenaikan. Pada tahun 2009 penyaluran dana bank umum sebesar Rp 2.282.179 triliun dan pada tahun 2015 penyaluran dananya menjadi Rp. 5.821.498 triliun. Sedangkan pada BPR pada tahun 2009 hanya menyalurkan dana sebesar Rp. 36.076 Triliun dan 2015 menjadi Rp. 90.703 triliun. Sejak adanya pakto 1998 pertumbuhan bank- bank umum semakin pesat, hingga saat ini tercatat ada 119 bank umum yang terdaftar di Bank Indonesia (Bank Indonesia,2014). Sehingga dalam penelitian ini, bank umum yang diteliti adalah 5 bank yang mempunyai asset paling tinggi (kompas.com,2014) yaitu Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Central Asia (BCA), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank CIMB Niaga. Grafik 2: Bank Umum yang memiliki asset tertinggi di Indonesia Asset bank umum Bank Internasional Indonesia (BII) Bank Permata Bank CIMB Niaga Bank Central Asia (BCA) Bank Mandiri Sumber: Kompas.com, 2014 142.43 144.37 172.65 185.37 194.37 227.73 408.05 537.21 705.29 798.19 0 200 400 600 800 1000 Asset (dalam Triliun)

Dalam Persen Grafik 2 menjelaskan peringkat 10 bank umum yang memiliki asset tertinggi di Indonesia. Bank yang mempunyai Asset tertinggi adalah bank mandiri dengan total asset Rp.798.19 Triliun. Kemudian disusul oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan total asset Rp. 705.29 Triliun. Posisi ketiga adalah Bank Central Asia dengan asset yang dimiliki sebesar 537.21 Triliun. Posisi ke empat diduduki oleh Bank Negara Indonesia (BNI) dengan asset sebesar Rp. 408.05 Triliun, posisi kelima adalah bank Bank CIMB Niaga yaitu sebesar Rp. 227.73 Triliun, dan bank selanjutnya adalah bank Damanon, bank permata, bank panin, bank internasional Indonesia (BII) dan yang terakhir adalah Bank Tabungan Negara (BTN) dengan total asset dibawah 200 Triliun. Asset bank yang tinggi akan membuat penyaluran dana suatu bank tinggi sehingga kemungkinan kredit bermasalah yang akan ditanggung bank tersebut tinggi pula. Grafik 3: Data Non Performing Loan 5 bank umum yang memiliki asset tertinggi 5.00 4.50 4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Otoritas Jasa Keuangan, 2009-2010 Mandiri Grafik 3 menjelaskan bahwa 5 bank tersebut mempunyai kinerja yang cukup baik karena dapat mengelola dananya dengan optimal hal tersebut dapat dilihat dari nilai Non Performing Loan yang masih dibawah 5%. Menurut Bank Indonesia yaitu sebagai regulator perbankan di Indonesia dalam peraturan Bank Indonesia No.15/2/PBI/2013 telah menetapkan nilai standar maksimal tingkat Non Performing Loan sebesar 5%. Meskipun demikian perlu adanya penelitian lebih dalam, karena kredit bermasalah (Non Performing Loan) merupakan masalah yang sangat krusial sehingga masih menjadi masalah utama bagi perbankan di Indonesia. Memperhatikan kemungkinan terjadi, bank setidaknya harus mengetahui faktor-faktor yang dapat memicu kemungkinan naik turunnya tingkat Non Performing Loan, sehingga dapat melakukan antisipasi terlebih dahulu dalam mempersiapkan kebijakan-kebijakan kredit yang akan dikeluarkan agar tetap BRI BCA BNI Bank CIMB Niaga

memberikan keuntungan dan pendapatan yang maksimal bagi bank tanpa memperbesar kemungkinan naiknya angka Non-Performing Loan. Atas dasar itulah, penulis dalam penyusunan skripsi ini mengambil judul tentang : Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Dan Cadangan Penghapusan Kredit Terhadap Kredit Bermasalah (Non Performing Loan). B. TINJAUAN PUSTAKA Default Risk Bank (Non Performing Loan) Bank sebagai lembaga intermediasi berfungsi untuk menghimpun dana dan menyalurkan dana kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. setiap penyaluran yang dilakukan oleh pihak bank tertentu mengandung resiko, hal itu dikarenakan keterbatasan kemampuan manusia dalam memprediksi masa yang akan datang. Salah satu resiko yang dihadapi oleh bank adalah resiko yang tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada debitur yaitu kredit bermasalah. Menurut Rivai (2005:153) kredit bermasalah merupakan kredit yang mengalami kesulitan didalam penyelesaian kewajiban-kewajibannya terhadap bank, dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya, pembayaran bunga dan pembayaran ongkosongkos bank yang menjadi beban nasabah yang bersangkutan. Besarnya kredit bermasalah dinyatakan dengan Non Performing Loan. Menurut Riyadi,S (2006) rasio Non Performing Loan merupakan perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan tingkat kolektibilitas yang merupakan kredit bermasalah. Menurut surat edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP 2004, rumus Non Performing Loan adalah sebagai berikut: Capital Adequancy Ratio (CAR) dengan Kredit bermasalah (Non Performing Loan) Capital Adequancy Ratio (CAR) atau sering disebut rasio pemodalan merupakan modal dasar yang harus dipenuhi oleh bank. Modal ini digunakan untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank. CAR merupakan rasio pemodalan yang menunjukan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung resiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank (Kasmir, 2008). Sesuai dengan surat edaran

bank Indonesia no. 26/5/BPPP tanggal 29 mei 1993 besarnya CAR yang harus dicapai oleh suatu bank minimal 8%. Rumus dari Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah sebagai berikut: Semakin tinggi CAR maka semakin mudah bank dalam mengatasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran kredit dan sebaliknya, semakin Rendah CAR maka potensi terjadinya kredit bermasalah akan tinggi. Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) Loan to deposit ratio (LDR) merupakan rasio yang mampu menggambarkan besar peluang munculnya kredit. Menurut kasmir (2013), LDR merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. LDR merupakan rasio perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit) dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan (mulyono,2001:101). Besarnya standart LDR yang ditentukan oleh bank Indonesia adalah 78%-92%. Loan to Deposit Ratio (LDR) dirumuskan sebagai berikut: Semakin tinggi LDR maka semakin tinggi kredit bermasalah yang akan terjadi karena semakin banyak penyaluran kredit terjadi dan sebaliknya, semakin rendah LDR maka semakin rendah pula kredit bermasalah yang terjadi. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) merupakan rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional (Siamat,2001:153). Bila bank memiliki rasio BOPO yang baik, bank tersebut berarti dapat membiayai operasionalnya dengan baik. Rasio BOPO yang baik dimana nilai rasionya semakin kecil. Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah 90%. BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut:

Semakin kecil rasio BOPO berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan Sehingga keuntungan yang diterima bank semakin besar dan kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Sebaliknya apabila semakin tinggi BOPO maka efisiensi biaya operasional bank buruk sehingga keuntungan yang didapat bank kecil maka kemunkinan kredit bermasalah akan semakin besar. Cadangan penghapusan kredit terhadap Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) Kredit dapat menaikan laba, karena kredit masuk dalam aktiva produktif. Tetapi ada kalanya pihak bank harus menanggung resiko pemberian kredit kepada nasabah akibat dari tidak diterimanya kembali sebagian atau keseluruhan dari kredit yang disalurkan. Menurut bastian,i &Suharjono (2006:272) cadangan penghapusan kredit adalah penyisihan yang dibentuk untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul sehubungan degan penanaman dana kedalam aktiva produktif, baik dalam rupiah maupun valuta asing. Cadangan penghapusan kredit dapat dirumuskan sebagai berikut: Semakin tinggi cadangan penghapusan kredit maka semakin tinggi kredit bermasalah yang akan ditanggung bank, sebaliknya semakin rendah cadangan penghapusan kredit maka semakin rendah pula kredit masalah yang akan ditanggung karena cadangan penghapusan merupakan cerminan dari kredit bermasalah. C. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, Periode yang digunakan yaitu pada tahun 2009 kuartal 1 sampai tahun 2015 kuartal 2 dengan menggunakan data triwulanan. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan bank umum di Indonesia yaitu 119 bank (Bank Indonesia,2014). Sedangkan sampel adalah 5 bank umum yang memiliki asset tertinggi yaitu Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Central Asia (BCA), Bank Negara Indonesia (BNI), dan. Bank CIMB Niaga. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi data panel. Menurut Gujarati

(2012) terdapat tiga metode yang bisa digunakan untuk mengestimasi model regresi dengan data panel yaitu: pooling least square (common Effect), pendekatan efek tetap (fixed effect), dan pendekatan efek random (random effect). Dengan model analisis sebagai berikut: NPL it = β 0 + β 1 CAR it + β 2 LDR it + β 3 BOPO it + β 4 PPAP it + e it Dimana: NPL : Non Performing Loan, CAR : Capital Adequacy Ratio, LDR : Loan Deposit Ratio, BOPO : Biaya Operasional Pendapatan Operasional, PPAP : Cadangan Penghapusan Kredit, e : error term, i : cross-section (subjek atau perusahaan bank), t : time series (periode waktu), β 0 : intercept dan β 1 -β 4 : koefisien D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penentuan Model estimasi A. Uji Chow Tabel 1: Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Pool: dyah Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 68.649416 (4,121) 0.0000 Cross-section Chi-square 153.998930 4 0.0000 Sumber: Data Sekunder (diolah) Berdasarkan hasil uji chow nilai probabilitas yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan kondisi H0 ditolak yaitu model yang dipilih adalah model fixed effect. Sehingga disimpulkan bahwa untuk data yang dimiliki model fixed effect lebih sesuai digunakan.

B. Uji Hausman Tabel 2: Hasil Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: dyah Test cross-section random effects Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 274.597665 4 0.0000 ** WARNING: estimated cross-section random effects variance is zero. Sumber : Data Sekunder (Diolah) Berdasarkan hasil uji Hausman diatas diperoleh nilai Prob. Cross section Random < 0,05 yaitu 0.0000 sehingga disimpulkan bahwa model yang paling baik digunakan adalah fixed effect. Tabel 3: Hasil regresi data panel Variabel Koefisien Probabilitas Keputusan CAR? 0.067988 0.0024 Signifikan LDR? 0.013047 0.0152 Signifikan BOPO? 0.014132 0.0010 Signifikan PPAP? 0.799223 0.0000 Signifikan R-squared 0.928848 Prob (F-statistic) 0.000000 Sumber: Data yang diolah Keterkaitan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan dan positif terhadap kredit bermasalah (Non Performing Loan) bank umum di Indonesia. Hal ini terjadi karena CAR merupakan modal dasar yang harus dipenuhi bank. Modal digunakan untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank. Modal yang tinggi akan membuat masyarakat percaya akan bank tersebut dan akan membuat dana pihak ketiga yang dihasilkan oleh suatu bank tinggi sehingga akan meningkatkan penyaluran kredit. pihak bank pasti akan meningkatkan penyaluran kreditnya

dikarenakan modal yang dimiliki meningkat dan jika penyaluran kredit oleh bank tersebut meningkat maka akan menimbulkan kredit bermasalah, apabila kredit bermasalah semakin banyak terjadi maka tentunya akan mengakibatkan naiknya rasio Non Performing Loan. Hal ini berbeda dengan teori yang ada yaitu semakin besar jumlah modal yang dimiliki suatu bank maka dapat berfungsi untuk menampung resiko kerugian yang dihadapi oleh bank karena peningkatan kredit bermasalah. Keterkaitan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) Hasil analisis pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Kredit bermasalah (Non Performing Loan) pada penelitian bank umum di Indonesia periode 2009-2015 ini menyatakan bahwa LDR berpengaruh signifikan kearah positif. Hal ini dapat dinilai dari kemampuan bank dalam menjalankan fungsi intermediasinya yaitu dalam mengelola kredit yang disalurkan, dimana semakin tinggi kredit yang disalurkan maka akan tinggi pula potensi terjadi kredit bermasalah dan begitu juga sebaliknya. Hasil Penelitian ini mendukung teori yang ada bahwa semakin tinggi tingkat LDR suatu bank maka akan semakin besar pula peluang terjadinya kredit bermasalah pada suatu bank. Hal ini karena apabila dana yang dihimpun oleh bank disalurkan dalam bentuk kredit secara berlebihan sementara simpanan masyarakat rendah akan menyebabkan resiko tidak tertagihnya pinjaman yang tinggi yang nanti akan mengakibatkan terjadinya kredit bermasalah. Keterkaitan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) Hasil Analisis pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) pada bank umum di Indonesia periode 2009-2015 menunjukan bahwa Biaya Operasional Pendapatan Operasional berpengaruh signifikan dan positif. Hal ini karena rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) adalah rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan untuk kegiatan penyaluran kredit dan resiko yang harus ditanggung juga kecil sehingga income yang dihasilkan juga lebih tinggi. Dengan income yang tinggi mampu menutupi potensi kerugian serta meningkatkan modal sehingga bank lebih mudah membiayai aktiva yang mengandung resiko (kredit), dan sebaliknya. Semakin tinggi rasio ini bank dikatakan tidak efisien, biaya operasional yang dikeluarkan bank tinggi sehingga income yang dihasilkan turun. Untuk menaikan income bank harus menaikan suku

bunga akibatnya gagal bayar masyarakat meningkat sehingga kredit bermasalah tinggi. Keterkaitan Cadangan Penghapusan Kredit terhadap Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) Hasil analisis pengaruh Cadangan Penghapusan Kredit terhadap Non Performing Loan (NPL) bank umum pada periode 2009-2015 menjelaskan bahwa Cadangan Penghapusan Kredit berpengaruh signifikan dan Positif. Cadangan penghapusan Kredit adalah penyisihan yang dibentuk untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul sehubungan dengan penanaman dana kedalam aktiva produktif baik dalam rupiah maupun valuta asing. pecadangan penghapusan kredit berdampak pada bertambahnya biaya yang harus dikeluarkan bank guna mengantisipasi kredit yang bermasalah. Pengaruh cadangan Kredit akan semakin terasa apabila terdapat kredit bermasalah (Non Performing Loan) dihapusbukukan bertambah sehingga perlu adanya tambahan untuk menutup biaya cadangan kredit yang sudah ada. Dalam penelitian ini hasil menunjukkan bahwa cadangan penghapusan Kredit memiliki pengaruh yang signifikan dan positif. Hal ini dikarenakan semakin besar Cadangan penghapusan kredit yang dikeluarkan oleh bank maka hal tersebut mengindikasikan bahwa kredit bermasalah yang terjadi pada bank juga semakin tinggi, dan sebaliknya. E. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil estimasi regresi pada bagian analisis dan pembahasan, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan antara lain yaitu: 1. Peningkatan Rasio CAR akan meningkatkan kepercayaan diri bank dalam menyalurkan kredit, dengan adanya penyaluran kredit yang tinggi akan menimbulkan potensi kredit bermasalah (Non Performing Loan) yang tinggi pada bank umum di Indonesia periode 2009-2015. 2. Peningkatan Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) menunjukan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank sebagian besar disalurkan dalam bentuk kredit, sehingga bank mempunyai resiko tidak tertagihnya pinjaman yang tinggi yang dapat mengakibatkan meningkatnya kredit bermasalah (Non Performing Loan) bank umum di Indonesia periode 2009-2015. 3. Peningkatan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) menunjukan bahwa bank tidak efisien dalam menjalankan aktivitasnya sehingga keuntungan bank rendah dan bank harus meningkatkan suku bunga untuk memperoleh keuntungan. Peningkatan suku bunga ini akan menambah beban hutang peminjam dan selanjutnya akan meningkatkan kredit bermasalah bank umum di Indonesia tahun 2009-2015.

4. Cadangan Penghapusan Kredit disini merupakan cerminan dari kredit bermasalah yang terjadi, apabila ada peningkatan rasio cadangan penghapusan kredit pada bank umum maka mengindikasikan kredit bermasalah yang terjadi pada bank umum tersebut juga semakin besar, dan sebaliknya. penulis memberikan beberapa saran dan bahan pertimbangan yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan, anatara lain sebagai berikut: 1. Setelah diteliti bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Cadangan Penghapusan Kredit terbukti mempengaruhi terjadinya Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) sehingga diharapkan perubahan faktor tersebut dapat digunakan untuk pertimbangan bagi bank umum agar dapat menurunkan terjadinya kredit bermasalah. 2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memasukan faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya kredit bermasalah sehingga dengan adanya penelitian penelitian tersebut dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi bank untuk menurunkan terjadinya kredit bermasalah (Non Performing Loan). UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Asosiasi Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya dan Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang memungkinkan jurnal ini bisa diterbitkan. DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia. 2015. Statistic perbankan Indonesia tahunan. www.bi.go.id di akses pada 10 September 2015 Bastian,Indra & Suharjono. (2006). Akuntansi Perbankan. Jakarta: Salemba Empat Kasmir. 2013. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi 1, Cetakan Ketiga Belas. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Kasmir.2008. manajemen perbankan.jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Kompas. 2014. Sepuluh Bank dengan Aseet terbesar di Indonesia. http://bisniskeuangan.kompas.com diakses pada tanggal 5 September. Mulyono, Teguh Pudjo. 2001. Manajemen Perkreditan. Yogyakarta: Rineka Cipta Otoritas Jasa Keuangan. 2015. Laporan Keuangan Bank Triwulanan dan tahunan. http://ojk.go.id diakses pada 10 september 2015 Rivai, F. 2005. Credit Management Handbook. Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada Riyadi, selamet. 2006. Banking Assets and Liability Management. Edisi Ketiga. Jakarta:Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Siamat, D. 2001. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Keempat. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI