STRATEGI REGULASI. Maintenance & Operation Management System

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Setelah beberapa tahun kemudian atau di tahun 1970-an, fakta

KERANGKA KEBIJAKAN SEKTOR AIR MINUM PERKOTAAN RINGKASAN EKSEKUTIF

Reformasi Sistem Tata Kelola Sektor Migas: Pertimbangan untuk Pemerintah Jokowi - JK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Mengingat d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengatur kerjasama Pemerintah dan badan u

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DR. SUKARMI, KOMISIONER KPPU

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sub Sektor Bank BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI

Arsitektur Sistem Keuangan Nasional Berdasarkan UUD Oleh Dr.Ir. Fadel Muhammad Ketua Komisi XI, DPR RI

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DOMPU,

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G KERJASAMA PEMERINTAH DAERAH DENGAN BADAN USAHA SWASTA DALAM PENGELOLAAN POTENSI DAERAH DAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

UPAYA UNTUK MENEROBOS HAMBATAN INVESTASI JALAN TOL

Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2003 TENTANG BADAN PENGAWAS PASAR TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

FAQ. bahasa indonesia

Persetujuan Pembentukan Kantor Kajian Ekonomi Makro ASEAN+3 ( AMRO ) PARA PIHAK,

RANCANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2002

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.754,2012

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI


Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat pernyataan wajar dari auditor. Dalam melaksanakan proses

CONTOH BENTUK/MODEL KERJA SAMA DAERAH

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2003 TENTANG BADAN PENGAWAS PASAR TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2003 TENTANG BADAN PENGAWAS PASAR TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No sudah tidak sesuai lagi dengan peraturan perundangundangan yang ada sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai

Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 T

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /SEOJK.03/2016 TENTANG LEMBAGA PEMERINGKAT DAN PERINGKAT YANG DIAKUI OTORITAS JASA KEUANGAN

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3. RAHASIA Hal 1/11

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 1 TAHUN 2008 dan PERATURAN PEMERINTAH NO. 49 TAHUN 2011 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.03/2017 TENTANG

Implementasi Perpres 67/2005 di Daerah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 45 /POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA DALAM PEMBERIAN REMUNERASI BAGI BANK UMUM

PEMAHAMAN PENINJUAN KEMBALI RTRW KABUPATEN. Bab 2.1 KEDUDUKAN PENINJAUAN KEMBALI DALAM SISTEM PENATAAN RUANG

BAB I PENDAHULUAN. Jika manajer perusahaan melakukan tindakan-tindakan yang mementingkan diri sendiri dengan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PD BPR BAHTERAMAS WAKATOBI TAHUN 2017

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya.

Persetujuan Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru JADWAL KOMITMEN PERPINDAHAN ORANG PERSEORANGAN SELANDIA BARU

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perubahan harga saham akan menyebabkan return saham yang berubah-ubah. Return

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB 1 PENDAHULUAN. disalurkan kembali kemasyarakat untuk menjalankan proses perekonomian.

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia dewasa ini mulai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh

PERSAINGAN USAHA DALAM INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. macam perusahaan baik dari perusahaan kecil, perusahaan menengah, dan

RANCANGAN PERATURAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR /PER/MWA UPI/2016

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan

Kegagalan Pasar Dan Peran Sektor Publik. Wahyudi Kumorotomo

Otoritas Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Pasar modal perusahaan real estate and property di Indonesia

Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis

KERJASAMA PEMERINTAH DAERAH DENGAN BADAN USAHA SWASTA

APLIKASI TEORI PADA REGULASI AKUNTANSI. Ada tiga teori yang relevan pada akuntansi dan auditing yang dapat diaplikasikan

Sosialisasi UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. SAMARINDA, 2 juli 2015

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

DAFTAR ISI. Sampul Depan. 1. Daftar Isi Bab I : Pendahuluan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Pengertian...

Peluang dan Hambatan Bisnis Industri Telekomunikasi di Era Konvergensi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 58/PUU-VI/2008 Tentang Privatisasi BUMN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan bisnis transportasi yang kian meningkat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan.francis et al. Secara garis besar cost of debt dapat dibedakan

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG KERJA SAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

Keterangan pemerintah pada sidang kali ini akan kami bagi dalam 3 (tiga) Bagian.

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH PADA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

STRATEGI REGULASI Maintenance & Operation Management System

Regulasi Infrastruktur/Utilitas di Indonesia Apa itu regulasi infrastruktur? Mengapa perlu regulasi sekarang? Dasar-dasar desain Regulasi Peran dari Badan Regulator

Apa itu Regulasi Infrastruktur? Membangun satu sistem - yang terpisah dari pengaruh politik - untuk melindungi konsumen dari penyalahgunaan hak oleh pemegang monopoli; Sarana pengaturan tarif menurut satu formula yang disepakati atau satu kebijakan; Menyediakan mekanisme untuk penyelesaian sengketa

Mengapa regulasi infrastruktur sangat diperlukan di masa pasca krisis Indonesia Menjamin adanya kompetisi i dalam penyediaan layanan infrastruktur Melindungi konsumen terhadap perilaku monopoli dalam penyediaan layanan infrastruktur Memisahkan penentuan tarif dari politik Memungkinkan pengembalian biaya sehingga layanan akan sinambung dan diteruskan pada pemakai baru Mengurangi risiko dengan mengurangi biaya modal

Apa yang dikerjakan Badan Regulator? Mengupayakan efisiensi dan peninfkatan layanan Menetapkan standar kinerja Memberi insentif untuk meningkatkan O&M Memberi penghargaan untuk manajer yang baik Memberi sanksi untuk kinerja yang jelek Memajukan hubungan yang reponsif kepada kebutuhan langganan Menjaga kelangsungan dan perluasan layanan dengan peningkatan kinerja dan menjamin pengembalian biaya

Masalah penetapan regulasi Perlu diputuskan apakah akan dibentuk Badan Regulator tingkat sektor atau multisektor Bagaimana keterkaitan fungsi regulasi dengan kelembagaan dan kerangka kebijakan untuk partisipasi swasta dalam infrastruktur sesuai ketentuan Keppres 7/1998? Perlu diadakan pilihan dari berbagai desain dan strategi regulasi yang mungkin ada

Pokok-pokok Desain Pengaturan/Regulasi Landasan kerja yang jelas; kewenangan hukum Penetapan wilayah yang diatur regulator Kejelasan hal-hal yang harus diatur regulator Hak pihak-pihak mengajukan keberatan (appeal) Kepakaran untuk menetapkan regulasi dan membuat keputusan yang mengikat menurut hukum Kewenangan untuk melaksanakan peraturan dan keputusannya sendiri

Bentuk-bentuk Regulasi; Hal-hal dasar yang harus diputus Pemerintah Independensi d dari Kementerian/Departemen? t Regulasi teknis/ekonomi yang terpisah? Badan regulator nasional, propinsi atau sektor? Pengendalian keuntungan dan harga; perioda peninjauan kembali? Memonitor hasil; Penetapan tarif yang affordable? Kemungkinan banding thdp keputusan Regulator? Besarnya diskresi yang dimiliki Badan Regulator? (ruang kebebasan membuat kebijakan)

Definisi Regulator Yang Independen? Mengambil jarak dari badan usaha yang diatur; menghindari pertentangan kepentingan, termasuk kesan yang mungkin timbul Mengambil jarak dari politik untuk menghindari penyalahgunaan bagi kepentingan politik jangka pendek; menjaga stabilitas saat krisis Para regulator dan staf dikecualikan dari aturan gaji pegawai negeri; pendanaan badan regulator harus khusus untuk menjamin kehadiran pakar

Ruang Independensi Badan Regulator Contoh negara yang menerapkan Otonomi penuh dalam menetapkan keputusan; naik banding ke pengadilan dimungkinkan - Australia, AS, Inggris, Bolivia, Meksiko Otonomi penuh mengambil keputusan; Tetapi dapat naik banding ke Menteri - Argentina Otonomi penuh, Badan Regulator mengusulkan kpd Menteri yg mengumumkan keputusan - Jamaika Semi-otonomi (Menteri adalah anggota Badan Pengatur) - Chili, Kolumbia

Dasar-dasar Desain Pengaturan/Regulasi Keseimbangan antara keketatan dan kelenturan: 1. Tergantung badan pelaksana; Seberapa mudahkah Pemerintah dapat mengubah sendiri peraturan? 2. Kontrak biasa; kesepakatan antara kedua pihak 3. Kontrak khusus; dapat diubah bagi penyesuaian 4. Perubahan peraturan-perundang-undangan, baik ketetapan legislatif, maupun eksekutif 5. Keputusan eksekutif; Persetujuan legislatif tidak diperlukan

Independensi & Pertanggungan Jawab Tanggung Jawab - Kesalahan apa dapat terjadi? Regulator dapat dipengaruhi politisi; Kesalahan dapat terbuat; Inefisiensi dapat dibiarkan; Regulator dapat mengejar kepentingan sendiri; Kesimpulan: Sangat sulit menjaga keseimbangan antara independensi dan pertanggungan-jawab g

Independensi dan Pertanggungan Jawab Bagaimana menjamin adanya pertanggungan jawab? Pemberhentian karena pelanggaran yang terbukti atau karena ketidakmampuan Mensyaratkan transparansi yang baik; harus dapat memberikan alasan tepat untuk setiap keputusan Pengendalian pertentangan (konflik) kepentingan Penyediaan proses naik banding yang efektif Keuangan diaudit akuntan yang independen

Hubungan Regulator dan Menteri Peran dari Regulator Memberi lisensi & ijin lingkup teknis Mengatur tarif & ketentuan pengoperasian Menetapkan standar operasional dan kinerja ekonomi dan finansial Memutuskan persengketaan antara operator dan Pemerintah atau hal pengaduan konsumen Memantau hal kepatuhan kepada ketentuan Menerapkan sangsi terhadap pelanggaran

Hubungan Regulator dan Menteri Peran dari Kementerian/Departemen Perencanaan sektor dan pembuatan kebijakan (policy), termasuk mendesain dan melimpahkan kontrak kerjasama; project life cycle Menetapkan dan menegakkan kerangka hukum, termasuk Kepmen, amendemen, mengangkat beberapa regulator utama Menetapkan pajak sektoral dan hal subsidi Negosiasi antar lembaga pemerintah

Contoh-contoh desain regulator Kerajaan Inggris - Satu Pengambil Keputusan Amerika Serikat - Badan beberapa anggota Argentina - Menetapkan keputusan, tetapi keberatan dapat diajukan kepada Menteri Jamaika - Regulator memberi rekomendasi kepada Menteri yang mengumumkan Negara lain - Menteri tetap berwenang dan menetapkan semua keputusan

Kerangka Regulasi Kerajaan Inggris Director General, Office of Water Services Bertanggung jawab menetapkan price caps, menetapkan insentif, memonitor keuangan dan manajemen, menyelesaikan persengketaan, melindungi konsumen, menjaga standar kinerja, menetapkan persyaratan pemberian lisensi, mempromosikan kompetisi didalam industri ybs.

Kerangka Pengaturan Kerajaan Inggris (lanjutan 1) DG of OFWAT tidak bertanggung-jawab dalam memberi lisensi, menetapkan struktur legal bagi industri, penetapan standar kualitas air, maupun dalam mengontrol keuntungan penyedia layanan DG diangkat untuk masa jabatan tertentu oleh Secretary of State, t dan dapat diberhentikan karena pelanggaran atau ketidakmampuan Keputusan DG adalah a final, tetapi dapat ditinjau kembali oleh Pengadilan Tinggi

Kerangka Pengaturan Kerajaan Inggris (lanjutan 2) Price caps ditetapkan setiap lima tahun; hanya kinerja yang diatur. Keuntungan diperoleh dari peningkatan efisiensi. i i Pengembalian biaya diperoleh didalam jangkauan price cap Kegagalan dalam memenuhi standar kinerja tertentu mensyaratkan badan usaha swasta dikenakan denda ganti rugi kepada konsumen yang terkena

Kerangka Regulasi AS dan Kanada Komisi tingkat negara bagian atau propinsi (beranggotakan 3 sampai 7 orang) Bertanggung g jawab atas semua regulasi termasuk penetapan tarif dan pengkajian kembali secara cermat, pemberian sertifikat teritorial, pemonitoran, membuat ketentuan, menegakkan peraturan, pengkajian biaya, meng-audit keuangan dan manajemen, memutuskan penyelesaian persengketaan antar utilitas dan antar konsumen dengan utilitas.

Kerangka Regulasi AS dan Kanada (lanjutan 1) Anggota Badan regulator dapat ditunjuk atau dipilih, untuk masa jabatan tertentu, dan dapat diberhentikan karena satu pelanggaran. Keputusan yang diambil adalah final dan didasarkan satu penelitian, dengar pendapat masyarakat, dan dokumen; pihak-pihak terkait dapat naik banding ke pengadilan Terutama menggunakan rate base/rate of return, tetapi sering digunakan metodologi lain

Kerangka Regulasi AS dan Kanada (lanjutan 2) Tingkat kepercayaan sangat tinggi pada sistem ini; modal investasi swasta senantiasa tersedia untuk menyediakan infrastruktur di AS dan Kanada Tarif yang ditetapkan memungkinkan pengembalian biaya sepenuhnya, termasuk biaya operasi dan pemeliharaan dan perolehan pengembalian modal (rate of return) )yang memadai

Kerangka Regulasi Argentina Sebagai bagian dari konsesi air minum Buenos Aires, untuk mana pada tahun 1992 diundangkan satu Regulatory Law, termasuk pembentukan Badan Regulator (ETOSS) Badan Regulator independen dari Water Ministry; dan berbentuk komisi yang beranggotakan dari berbagai kementerian dan buruh Staf ETOSS umumnya adalah mantan pegawai Buenos Aires Water Utility

Kerangka Regulasi Argentina (lanjutan 1) ETOSS dibiayai i dari pungutan 2,7% atas semua penjualan air oleh pemegang konsesi ETOSS masa jabatan keanggotaannya ialah untuk 6 tahun dan hanya dapat diperpanjang satu kali ETOSS memonitor kinerja pemegang konsesi, menegakkan kepatuhan pada perjanjian kerjasama, dan mengenakan denda untuk pelanggaran Tarif dinegosiasi untuk perioda-perioda yang telah ditetapkan dalam kontrak, a.l. besar inflasi

Kerangka Regulasi Argentina (lanjutan 2) Berdasarkan model ETOSS, sekarang setiap lembaga pemerintah yang membina kerjasama dengan swasta dalam penyediaan air minum telah membentuk Badan Regulator sendiri (sejak 1992 telah diberikan 7 konsesi air minum di Argentina) Lembaga Pemerintah bersangkutan berkoordinasi dengan ETOSS untuk kesamaan dalam regulasi dan pembiayaan mandiri. Hasil: tarif rendah dan kualitas tinggi

Contoh bentuk kelembagaan Regulasi ; Kasus Malaysia UU memberi otoritas pada 13 negara bagian Enam negara bagian melakukan unbundling pada layanan infrastruktur Regulasi dan monitoring pada tingkat negara bagian, dengan standar nasional Tarif dengan kontrak; Menteri beri persetujuan Menteri Pekerjaan Umum menetapkan standar teknis dan indikator penilaian kinerja Hasil: Investasi baru dan tarif rendah

Regulasi Ekonomi dunia bisnis swasta Regulasi bidang infrastruktur Regulasi ekonomi oleh Pemerintah untuk mengendalikan operasi dunia bisnis i swasta kiranya bukan sesuatu yang baru Yang mungkin baru ialah regulasi dibidang infrastruktur dengan Regulator independen

Regulasi bidang infrastruktur Gejala global: Pengaturan oleh Pemerintah (terutama karena kepemilikan) beralih ke pengaturan oleh Badan Regulator yang independen Regulasi diperlukan dimana monopoli oleh sektor publik dialihkan menjadi monopoli oleh sektor swasta

Tiga masalah regulasi Regulasi yang berhasil harus dapat mengatasi secara simultan tiga masalah berikut: Asimetri informasi Pengaturan harga Komitmen Pemerintah

Mengatasi asimetri informasi Kompetisi langsung (outright competition) Kompetisi dengan perbandingan (competition by comparison) Pelelangan (Auctions) Tantangan pasar (Market contestability) melalui tantangan entre baru Terkait struktur pasar yang dibina.

Pengaturan Harga Dimana monopoli tak dapat dihindari, pengaturan harga diperlukan untuk menjamin Badan Usaha Swasta mendapatkan pengembalian biaya investasi yang wajar dan melindungi i kepentingan konsumen Harga dapat diatur Badan Regulator menggunakan: Rate of Return Regulation Price Cap Regulation Benchmark Regulation Masing-masing memiliki bentuk insentif tersendiri bagi investor.

3 Model Pengaturan Harga Rate of Return Regulation (RORR) Tarif remunerasi ditetapkan untuk menjamin BUS memperoleh kembali biaya disertai keuntungan wajar (masalah: penentuan fixed costs/base rate) Price Cap Regulation (RPI-X regulation) X ditentukan oleh Badan Regulator, BUS dapat menaikan keuntungan melalui efisiensi Benchmark Regulation Satu bentuk RORR dengan perhitungan cost yang dikendalikan (tidak sama dengan actual cost)

Regulasi Harga & Frekuensi Penyesuaian Contoh Bidang Telekomunikasi Argentina - PC - 6 bulan Chili - BM - 5 tahun Jamaika - ROR - Permintaan BUS Malaysia - PC - Permintaan BUS Meksiko - PC - 4 tahun Filipina - ROR - Permintaan BUS Venesuela - PC - 4 bulan