BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar Palmerah merupakan salah satu pasar tradisional di Jakarta Pusat yang terletak di kawasan ramai dengan fungsi sebagai titik transit moda angkutan umum dari sarana transportasi kereta api ke mikrolet/bus kota dan sebaliknya. Selain ditunjang dengan adanya stasiun kereta api, sebagai titik transit moda transportasi, kawasan Palmerah juga terletak di sekitar pemukiman dan pusat perkantoran Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Menurut Burgess, E.W.1925: 13, sektor yang berpotensi ekonomi kuat merupakan sektor yang memiliki pusat-pusat perkantoran, pusat pertokoan yang ditunjang dengan adanya moda transportasi sebagai sarana pendukung konektifitas antar kota. Pasar tradisional seperti Pasar Palmerah, dalam pengertian teori ekonomi adalah suatu situasi dimana pembeli (konsumen) dan penjual (produsen dan pedagang) melakukan transaksi setelah kedua pihak telah mengambil kata sepakat tentang harga terhadap sejumlah (kuantitas) barang dengan kuantitas tertentu yang menjadi objek transaksi (Mari Elka Pangestu, Kementrian Perdagangan : 2004). Menurut penelitian Suryadarma et al. (2007) dan Rosfadhila (2007), menyimpulkan bahwa penyebab utama kelesuan usaha yang dialami pedagang pasar tradisional adalah masalah internal pasar itu sendiri seperti buruknya manajemen pasar, sarana dan prasarana pasar yang sangat minim, pasar tradisional sebagai sapi perah untuk penerimaan retribusi, menjamurnya Pedagang Kaki Lima (PKL) sehingga mengurangi pelanggan pedagang pasar, dan minimnya bantuan permodalan yang tersedia bagi pedagang tradisional. Masalah tersebut juga terjadi pada salah satu pasar di kawasan Jakarta Pusat, yaitu Pasar Palmerah. Saat ini, masalah terbesar yang dihadapi oleh Pasar Palmerah yaitu tidak terzoning dengan baik area perdagangan pada pasar palmerah. Dapat kita lihat denah lantai dasar gedung palmerah berikut ini 1
2 Gambar 1. Zoning Eksisting Unit Dagang Pada Pasar Palmerah Sumber : Kantor Pengelola Pasar Palmerah, Jakarta Pusat, 2015 Pedagang sayur, daging dan HB pangan 1 yang berada dalam tapak kalah bersaing dengan PKL akibat tata letak yang berada di tengah bangunan. Zoning ini sangat merugikan bagi pedagang dengan tingkat kebutuhan primer seperti penjual Hasil Bumi Pangan 1 dan 2. Permasalahan selanjutnya adalah bagian dalam bangunan pasar itu sendiri dapat dilihat banyak kios yang tutup dan sepi pengunjung.menurut hasil wawancara dengan pengelola Pasar Palmerah kios yang tutup akibat kalah bersaingnya dengan Pedagang Kaki Lima yang berjualan di area luar bangunan.dapat dilihat dari data pengelola Pasar Palmerah tercata dari 890 Tempat usaha yang disediakan, tercatat terdapat 126 kios yang tidak aktif dan batal. Kios tersebut tutup akibat kalah bersaing dari PKL yang berada di pelataran dan pedestrian pasar.
3 Gambar 2. Data Aktifitas Unit Dagang Pada Pasar Palmerah Sumber : Kantor Pengelola Pasar Palmerah, Jakarta Pusat, 2015 Permasalahan ini ditambah dengan kondisi infrastruktur yang sudah rusak dan tidak terawat, serta adanya bagian atau area belakang yang menyebabkan kios tersebut sepi dan akhirnya menjadi tutup. Gambar 3. Kondisi Sirkulasi Dalam Bangunan Sumber : Foto Pribadi Dari Hasil Survey Di Pasar Palmerah, 2015 Gambar 4. Kondisi Interior Bangunan Pasar Palmerah Sumber : Foto Pribadi Dari Hasil Survey Di Pasar Palmerah, 2015
4 Permasalahan selanjutnya adalah sarana dan prasarana transportasi yang tidak ter-zoning dengan baik sehingga efeknya adalah kemacetan pada kawasan ini.padahal sarana dan prasarana transportasi di kawasan palmerah ini menjadi potensi tersbesar dari lingkungan pasar karena dapat memudahkan pengunjung untuk datang ke Pasar Palmerah tersebut. Gambar 5. Kondisi Lingkungan Pasar Palmerah Sumber : Foto Pribadi Dari Hasil Survey Di Pasar Palmerah, 2015 Pada kondisi lingkungan sekitar Pasar Palmerah terlihat banyaknya Pedagang Kaki Lima yang berjualan di area pedestrian pasar sehingga pejalan kaki mengambil area bahu jalan dan ditambah dengan adanya angutan umum yang menunggu penumpang membuat kondisi jalan menjadi macet. Menanggapi permasalahan Pasar Palmerah tersebut dalam penelitian ini akan diteliti bagaimana desain bangunan Pasar Palmerah dengan memaksimalkan potensi kawasan sehingga dapat meningkatkan perekonomian di bangunan tersebut. Peremajaan pasar-pasar tradisional di Jakarta juga didukung dengan adanya Program kerja Peningkatan Sarana dan Prasarana Koperasi dan UMKM dengan cara sebagai berikut ini : 1) Penyediaan ruang bagi ekonomi informal/pkl pada kawasan perkantoran dan perdagangan 2) Membangun mall khusus bagi PKL 3) Memperbaiki pasar-pasar tradisional Berdasarkan Program Unggulan diatas salah satu cara untuk meningkatkan perekonomian daerah yaitu dengan memperbaiki pasar-pasar tradisional di DKI Jakarta dan dari permasalahan yang ada pada pasar palmerah, pasar tersebut menjadi layak untuk diremajakan atau redevelopment guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi lahan Pasar palmerah tersebut.
5 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dipecahkan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Bagamana desain bangunan Pasar Palmerah dengan memaksimalkan potensi kawasan? 2. Bagaimana penataan lingkungan sebagai potensi untuk meningkatkan perekonomian di bangunan tersebut? 1.3. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penelitian ini adalah : 1. Mencari solusi desain yang tepat untuk Pasar Palmerah dengan memaksimalkan adanya stasiun palmerah sebagai titik perpindahan moda transportasi di wilayah kecamatan gelora dan sekitarnya. 1.4. Ruang Lingkup Lokasi Studi Penelitian Berdasarkan potensipasar Palmerah yaitu adanya pergerakan dari arah Stasiun Palmerah kearah Pasar Palmerah maka kajian lokasi diperluas pada kawasan Pasar Palmerah di Jl. Gelora, kecamatan gelora, Jakarta Pusat dan Tapak B yang menjadi transisi dari Stasiun Palmerah dan Pasar Palmerah. Gambar 6. Peta Lokasi Kajian Penelitian Sumber : sosialisasirdtrdkijakarta.org (15/01/2015)
6 Ruang Lingkup Materi Sesuai dengan maksud dan tujuan yang akan dicapai oleh penelitian ini, maka dalam studi akan menelaah hal-hal sebagai berikut : Peremajaan ini mengacu pada dua permasalah utama Pasar Palmerah yaitu penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di area kawasan pasar dengan penataan sirkulasi yang efektif sehingga menciptakan ruang yang efektif dan efisien, dan menghubungkan stasiun palmerah dengan area tapak. Memanfaatkan potensi potensial pada lingkungan kawasan Palmerah yaitu Stasiun Palmerah.