PENGARUH PADAT PENEBARAN 75, 100 DAN 125 EKOR/M2 DAN RASIO SHELTER

dokumen-dokumen yang mirip
MANIPULASI SUHU MEDIA TERHADAP KINERJA PRODUKSI UDANG RED CHERRY (Neocaradina denticulate sinensis) BONNE MARKUS SKRIPSI

PENGARUH PADAT PENEBARAN 75, 100 DAN 125 EKOR/M2 DAN RASIO SHELTER

PENGARUH PADAT PENEBARAN 10, 15 DAN 20 EKOR/L TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus goramy LAC.

PENGARUH PADAT PENEBARAN 1, 2 DAN 3 EKOR/L TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAANVIS Pterophyllum scalare BASUKI SETIAWAN

PENGARUH PADAT PENEBARAN 60, 75 DAN 90 EKOR/LITER TERHADAP PRODUKSI IKAN PATIN

UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENDEDERAN LOBSTER AIR TAWAR CHERAX QUADRICARINATUS

PENGGUNAAN MEAT AND BONE MEAL (MBM) SEBAGAI SUMBER PROTEIN UTAMA DALAM PAKAN UNTUK PEMBESARAN IKAN NILA Oreochromis niloticus

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus DIPELIHARA PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN KEPADATAN YANG BERBEDA

III. BAHAN DAN METODE

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN ZEOLIT TERHADAP KINERJA FILTER AIR DALAM SISTEM RESIRKULASI PADA PEMELIHARAAN IKAN ARWANA Sceleropages formosus DI AKUARIUM

PENGARUH PENAMBAHAN KALSIUM KARBONAT PADA MEDIA BERSALINITAS 3 PPT TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN Pangasius sp.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

PAPARAN MEDAN LISTRIK 10 VOLT SELAMA 0, 2, 4, DAN 6 MENIT TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN IKAN GURAME

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

Lampiran 1. Analisis pengaruh peningkatan kepadatan terhadap tingkat kelangsungan hidup (survival rate) benih ikan nilem

PENGARUH TIGA CARA PENGOLAHAN TANAH TAMBAK TERHADAP PERTUMBUHAN UDANG VANAME Litopenaeus vannamei REZQI VELYAN SURYA KUSUMA

PENGARUH CARA PEMBERIAN ENZIM FITASE YANG BERBEDA DALAM PAKAN TERHADAP KECERNAAN PAKAN IKAN NILA Oreochromis niloticus

II. BAHAN DAN METODE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

KERAGAMAN DAN KEBERADAAN PENYAKIT BAKTERIAL DAN PARASITIK BENIH KERAPU MACAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

II. BAHAN DAN METODE. Keterangan : Yij = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LARUTAN NUTRIEN YANG DIBAWA OLEH SERAT JAGUNG DALAM BUDIDAYA IKAN MAS Cyprinus carpio L. DI KERAMBA JARING APUNG

INTRODUKSI DAN PERSENTASE IKAN YANG MEMBAWA GEN GH Growth Hormone IKAN NILA Oreochromis niloticus PADA IKAN LELE DUMBO Clarias sp.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Laju Pertumbuhan Spesifik Benih Ikan Mas (SGR)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN AROMATASE INHIBITOR DAN MADU TERHADAP NISBAH KELAMIN IKAN GAPI ( Poecilia reticulata Peters ) Oleh: Budi Utomo C

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar

ABSTRACT. Keywords : Biofilter, Cherax quadricarinatus, Glochidia

PENGARUH PEMBERIAN BAKTERI PROBIOTIK

PENGUJIAN EFEKTIVITAS DOSIS VAKSIN DNA DAN KORELASINYA TERHADAP PARAMETER HEMATOLOGI SECARA KUANTITATIF NUR AKBAR MASWAN SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

POTENSI JERUK NIPIS Citrus aurantifolia UNTUK PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN INFEKSI BAKTERI Aeromonas hydrophila PADA IKAN LELE DUMBO Clarias sp.

BAB 4. METODE PENELITIAN

PENGARUH PADAT PENEBARAN 10, 15 DAN 20 EKOR/L TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus goramy LAC.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

515 Keragaan pertumbuhan benih Cherax... (Irin Iriana Kusmini)

SEBARAN DAN ASOSIASI PERIFITON PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN (Enhalus acoroides) DI PERAIRAN PULAU TIDUNG BESAR, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA UTARA

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Padat Tebar (ekor/liter)

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

KAJIAN FAKTOR LINGKUNGAN HABITAT KERANG MUTIARA (STADIA SPAT ) DI PULAU LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT

PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus gouramy Lac. UKURAN 2 CM

Lampiran 1. Tingkat Kelangsungan Hidup (SR) Data SR Setiap Perlakuan Selama Pemeliharaan

BAB III METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian

PENGARUH PEMBERIAN DAPHNIA TERHADAP KELULUSHIDUPAN DAN PERTUMBUHAN LARVA LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus)

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai denganseptember 2011

IV. HASIL DA PEMBAHASA

II. BAHAN DAN METODE

TEKNIK PEMBIUSAN MENGGUNAKAN SUHU RENDAH PADA SISTEM TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) TANPA MEDIA AIR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR TAWAR

TEKNIK PEMBIUSAN MENGGUNAKAN SUHU RENDAH PADA SISTEM TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) TANPA MEDIA AIR 1

3 METODOLOGI. 3.3 Tahap dan Prosedur Penelitian Penelitian ini terdiri dari persiapan penelitian, penelitian pendahuluan, dan penelitian utama.

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN PATIN (Pangasius sp.) YANG DIPELIHARA DALAM SISTEM RESIRKULASI

PENGEMBANGAN PRODUK MARSHMALLOW DARI GELATIN KULIT IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus sp.)

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

STUDI MENGENAI MORFOLOGI DAN KOMPOSISI SEL TESTIKULAR IKAN GURAME Osphronemus gouramy Lac. MAULUDDIN SKRIPSI

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

II. BAHAN DAN METODE

FITOPLANKTON : DISTRIBUSI HORIZONTAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN PARAMETER FISIKA KIMIA DI PERAIRAN DONGGALA SULAWESI TENGAH

APLIKASI RAK DALAM WADAH PENYIMPANAN UNTUK TRANSPORTASI LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus) TANPA MEDIA AIR

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGGUNAAN AERATOR PADA TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) HIDUP DENGAN MEDIA AIR. Cecep Iman Firmansyah

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat Metode Penelitian

PERBANDINGAN KARBON DAN NITROGEN PADA SISTEM BIOFLOK TERHADAP PERTUMBUHAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

PRODUKSI DAN LAJU DEKOMPOSISI SERASAH DAUN MANGROVE API-API

ANALISIS KUALITAS AIR PADA SENTRAL OUTLET TAMBAK UDANG SISTEM TERPADU TULANG BAWANG, LAMPUNG

Lampiran 1b, Data laju pertumbuhan spesifik benih lele Sangkuriang dengan lama pemeliharaan 20 hari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksananakan pada bulan Juli September 2013 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

PENGARUH KETINGGIAN AIR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUPBENIH IKAN LELE SANGKURIANG

BAB III BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

PENGARUH PADAT PENEBARAN 75, 100 DAN 125 EKOR/M 2 DAN RASIO SHELTER 1 DAN 0,5 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR TAWAR, Cherax quadricarinatus Erik Sumbaga SKRIPSI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN AKUAKULTUR FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

1 RINGKASAN SEMINAR HASIL PENELITIAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN AKUAKULTUR DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN SEMINAR Judul : Pengaruh Padat Penebaran: 75, 100 dan 125 ekor/m 2 dan Rasio Shelter 1 dan 0,5 Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus Jurusan/P.S : Budidaya Perairan/Teknologi dan Manajemen Akuakultur Nama : Erik Sumbaga NRP : C14103019 Pembimbing I : Ir. Dadang Shafrudin, M.si Pembimbing II : Ir. Irzal Effendi, M.si Tempat/Tanggal : R. Benk/29 Januari 2009 PENDAHULUAN Lobster air tawar capit merah atau redclaw Cherax quadricarinatus sudah dibudidayakan secara komersil di Australia (Mosigh, 1998). Selain itu, merupakan komoditas perikanan yang bernilai ekonomis tinggi, didalam negeri sendiri pada awal tahun 2007 harga lobster air tawar ukuran 100 gram ditingkat petani mencapai Rp 125.000/kg. Rata-rata kebutuhan pasar dunia mencapai 2.000 ton per tahun dengan pasar ekspor Eropa dan Asia Tenggara, serta pasar baru seperti Jepang, Korea, Hongkong, Taiwan dan Amerika Serikat (Lukito dan Prayugo, 2007). Namun, potensi lobster air tawar di atas belum dimanfaatkan secara optimal karena budidaya ikan ini masih menghadapi kendala, diantaranya sering terjadi kematian benih sehingga produksi benih masih terbatas. Peningkatan produksi benih dapat dilakukan melalui intensifikasi pendederan dengan meningkatkan padat penebaran, padat penebaran yang tinggi menyebabkan kompetisi dalam memperoleh pakan dan ruang gerak, akibat lanjut dari proses tersebut dapat menimbulkan sifat kanibalisme udang lobster air tawar dan menjadikan produksi rendah dan untuk mencegah kanibalisme tersebut digunakanlah shelter dalam wadah produksi. Untuk itu, pada media pemeliharaan lobster diperlukan jumlah padat penebaran yang menghasilkan produksi optimal dengan penggunaan jumlah shelter seminimal mungkin. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui padat penebaran 75, 100 dan 125 ekor/m 2 dan ratio shelter 1 dan 0,5 terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup lobster air tawar Cherax quadricarinatus

2 BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Sistem dan Teknologi Budidaya Perairan, sedangkan pengukuran kualitas air dilakukan di Laboratorium Lingkungan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, pada bulan Desember 2007 sampai dengan Januari 2008 selama 40 hari masa pemeliharaan Lobster air tawar, dipelihara dengan menggunakan wadah berupa akuarium berukuran 60 cm x 30 cm x 30 cm sebanyak 18 unit yang diisi air dengan ketinggian 20 cm. Sebelum digunakan, akuarium dibersihkan terlebih dahulu dan dikeringkan kemudian diisi air yang sebelumnya telah diendapkan minimal 24 jam, setelah itu dilakukan penebaran dengan padat tebar 75, 100 dan 125 ekor)/m 2 dengan cara aklimatisasi. Lobster yang digunakan berasal dari petani Desa Cibeureum dengan bobot 0,41+0,03 gram dan panjang 2,61+0,05 cm dan tempat persembunyian (Shelter) yang digunakan terbuat dari pipa paralon PVC berukuran ¾ dengan panjang 10 cm kemudian ditebar secara merata didasar perairan dengan rasio Shelter 1 dan 0,5. Selama masa pemeliharaan lobster diberi pakan buatan berupa pelet udang komersil yang diberikan setiap dua kali sehari dengan tingkat pemberian pakan 4% dari total biomasa, selain itu setiap hari dilakukan penyifonan kotoran didasar akuarium dan pergantian air pada pagi dan sore hari sebanyak 20% dari total volume air hingga panen. Setiap 10 hari, dilakukan sampling sebanyak 30% dari total populasi berupa pengukuran bobot dan panjang lobster air tawar. Selain itu, dilakukan penghitungan jumlah lobster air tawar serta kualitas air yang terdiri dari suhu, DO, ph, ammonia, alkalinitas dan Kesadahan. Data yang telah didapatkan digunakan untuk selanjutnya digunakan pada parameter tingkat kelangsungan hidup (SR), laju pertumbuhan harian (LPH), efisiensi pakan (EP), pertumbuhan panjang mutlak (PPM) dan produksi, kemudian masing-masing dianalisa menggunakan analisis ragam (anova) dan uji deskriptif. HASIL Selama 40 hari masa pemeliharaan terjadi penurunan derajat kelangsungan hidup berkisar antara 56,52-73,81%, peningkatan bobot dengan bobot akhir rata-rata berkisar antara 1,46-1,96 gram, pertambahan panjang dengan panjang akhir rata-rata berkisar antara 3,70-4,19 cm). Hasil uji analisis ragam pada selang kepercayaan menunjukkan peningkatan kepadatan, pengurangan rasio shelter dan interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata pada tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, pertumbuhan panjang mutlak, efiesiensi pakan dan produksi (p>0,05). Nilai hasil penrcobaan lobster air tawar selama pemeliharaan disajikan pada tabel 1. Tabel 1. Nilai parameter penelitian pada pemeliharaan Cherax quadricarinatus dengan kepadatan 75,100 dan 125 ekor/m 2 dan menggunakan ratio shelter 1 dan 0,5 selama 40 hari masa pemeliharaan Parameter PT. 75; RS. 1 PT. 75; RS. 0.5 PT 100; RS 1 PT 100; RS 0.5 PT. 125; RS 1 PT 125; RS 0.5 SR 69,05+4.12 73,81+4,12 66,67+14.70 68,52+3,12 65,22+4.35 56,52+4,35 SGR 3,81±0,55 3,43±0,13 3,19 ±0,27 3,80± 0,14 3,86± 0,52 3,53 ±0,36 EP 76,77+20.11 61,11+2.25 68,93+17.84 82,04+9.98 88,59+12.09 75,74+18.16 PPM 1,49+0.12 1,41+0.24 1,07+0.16 1,48+0.27 1,62+0.46 1,47+0.15 Produksi 13,95+1,99 11,84+0,37 11,50+7,04 15,65+1,50 16,30+1,38 10,63+3,08 Keterangan : PT : Padat tebar (ekor/m 2 )

3 RS : Ratio shelter SR : Survival rate (tingkat kelangsungan hidup) (%) SGR : Specifik growth rate (Laju pertumbuhan harian) (%) EP : Efisiensi pakan (%) PPM : Pertumbuhan panjang mutlak (cm) Selama 40 hari masa pemeliharaan didapatkan nilai suhu berkisar antara 25,4-25,9 0 C, ph berkisar antara 7,033-8,633, oksigen terlarut berkisar antara 5,7-8,3 mg/l, alkalinitas berkisar antara 19,900-75,620 mg/l CaCO 3, kesadahan berkisar antara 14,017-57,057 mg/l CaCO 3, ammonia berkisar antara 0,0003-0,2697 mg/l. nilai kualitas air selama masa pemeliharaan disajikan pada table 2. Tabel 2. Nilai fisika kimia air media pada masing-masing perlakuan selama masa pemeliharaan dengan kepadatan 75,100 dan 125 ekor/m 2 (PT) dan ratio shelter (RS) 1 dan 0,5 selama 40 hari masa pemeliharaan. PERLAKUAN Parameter Waktu PT. 75; PT. 75; PT. 100; PT. 100; PT. 125; PT. 125; Kualitas air Tandon RS. 1 RS. 0,5 RS. 1 RS. 0,5 RS. 1 RS. 0,5 Awal 25,30 25,56 25,73 25,43 25,83 25,40 25,55 Suhu Tengah 25,87 25,87 25,99 25,81 26,01 25,65 25,70 Akhir 25,70 26,20 26,50 26,00 26,26 25,90 25,63 Awal 8,10 8,24 8,17 8,23 8,23 8,21 8,38 ph Tengah 7,26-7,313-7,313-7,46-7-60-7,60-7,63 7,470 7,47 7,55 7,67 7,67 7,81 Akhir 7,03 7,07 7,17 7,13 7,17 6,67 7,10 Awal 6,50 6,30 6,27 6,07 6,20 5,77 6,00 DO Tengah 7,80 7,45 7,42 7,42 7,51 7,30 6,76 Akhir 7,41 7,11 7,16 7,22 6,99 7,07 6,91 Awal 22,31 75,62 70,31 66,33 70,31 70,31 59,70 Alkalinitas Tengah 15,17 46,80 44,58 52,18 43,34 53,07 49,09 Akhir 23,80 25,21 22,55 29,19 19,90 42,25 26,53 Awal 31,40 24,02 28,03 30,03 33,03 22,02 37,04 Kesadahan Tengah 31,83 36,37 32,70 33,70 36,70 53,07 38,71 Akhir 33,03 41,04 40,04 46,05 49,05 55,06 57,06 N-NH 3 Tengah 0,0011 0,0018 0,0018 0,0043 0,0018 0,0034 0,0059 Awal 0,0041 0,0388 0,0407 0,0512 0,0540 0,0455 0,0281 Akhir 0,0076 0,1140 0,0993 0,1543 0,1127 0,1200 0,2697 Keterangan : PT : Padat tebar (ekor/m 2 ) RS : Ratio shelter KESIMPULAN DAN SARAN Hasil percobaan menyimpulkan peningkatan padat penebaran lobster air tawar dari 75 ekor/m 2 hingga 125 ekor/m 2 pada rasio shelter 0,5 hingga 1 menghasilkan kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot harian, pertumbuhan panjang mutlak, produksi dan efisiensi pakan yang relatif sama (p>0,05). Dengan mempertimbangkan teknologi yang digunakan dan beberapa aspek produksi seperti dikemukakan diatas, maka untuk keperluan praktis disarankan pemeliharaan lobster menggunakan padat penebaran 75 ekor/m 2

4 DAFTAR PUSTAKA Lukito, A dan Prayugo S. 2007. Panduan Lengkap Lobster Air Tawar, Pembenihan dan Pembesaran, Sumber Modal Usaha, Peluang dan Strategi Pasar, Analisis Usaha Pembenihan dan Pembesaran. Jakarta. Penebar Swadaya Mosigh, J. 1998. The Australian Yabby Farmer. 2 th edition. Austalia: Lanklink Press

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: PENGARUH PADAT PENEBARAN 75, 100 DAN 125 EKOR/M 2 DAN RASIO SHELTER 1 DAN 0,5 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR TAWAR, Cherax quadricarinatus Adalah benar merupakan karya sendiri dan belum digunakan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan atau tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini. Bogor, April 2009 Erik Sumbaga C14103019

RINGKASAN Erik Sumbaga. Pengaruh Padat Penebaran 75, 100 dan 125 ekor/m 2 dan Rasio Shelter 1 dan 0,5 Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus. DADANG SHAFRUDIN dan IRZAL EFFENDI Lobster air tawar capit merah Cherax quadricarinatus merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis tinggi. Kebutuhan pasar dunia mencapai 2.000 ton per tahun dengan pasar ekspor Eropa dan Asia Tenggara, serta pasar baru seperti Jepang, Korea, Hongkong, Taiwan dan Amerika Serikat. Namun, budidaya ikan ini masih menghadapi kendala, diantaranya sering terjadi kematian benih sehingga produksi benih masih terbatas. Peningkatan produksi dapat dilakukan melalui intensifikasi pendederan dengan meningkatkan padat penebaran dan menyediakan shelter dalam wadah produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh padat penebaran 75, 100 dan 125 ekor/m 2 dengan rasio shelter 1 dan 0,5 terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup lobster air tawar, Cherax quadricarinatus Lobster yang digunakan memiliki bobot 0,41+0,03 gram dan panjang 2,61+0,05 cm. Shelter yang digunakan berupa pipa PVC berukuran ¾ inch dengan panjang 10 cm kemudian ditebar secara merata didasar perairan. Wadah yang digunakan berupa akuarium berukuran 60x30x30 cm sebanyak 18 unit yang diisi air dengan ketinggian 20 cm. Selama pemeliharaan, lobster diberi pakan buatan berupa pelet udang komersil yang diberikan setiap 2 kali sehari dengan tingkat pemberian pakan 4% dari total biomasa. Selain itu, setiap hari dilakukan penyifonan kotoran dan pergantian air pada pagi dan sore hari sebanyak 20% dari total volume air. Setiap 10 hari, dilakukan sampling sebanyak 30% dari total populasi. Hasil akhir selama pemeliharaan dengan perlakuan padat tebar 75, 100 dan 125 ekor/m 2 pada rasio shelter 1 dan 0,5 didapatkan tingkat kelangsungan hidup berkisar 56,52-73,81%, laju pertumbuhan bobot harian berkisar 3,19-3,86%, pertumbuhan panjang mutlak berkisar 1,07-1,62 cm, produksi berkisar 10,63-16,30 gram efisiensi pakan berkisar 61,11-88,59%. Selain itu, didapatkan kandungan fisika-kimia air selama pemeliharaan dengan suhu berkisar 25,4-25,9 0 C, amoniak berkisar 0,000295-0,054004 mg/l, alkalinitas berkisar 19,90-75,62 mg/l CaCO 3, ph berkisar 7,03-8,63, oksigen terlarut (DO) berkisar 5,70-8,30 mg/l, kesadahan berkisar 14,02-57,06 mg/l CaCO 3. Perbedaan kepadatan lobster dari 75 hingga 125 ekor/m 2 dan rasio Shelter 0,5 hingga 1 menghasilkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan yang relatif sama (p>0,05). Untuk itu, bagi keperluan praktis disarankan memelihara lobster pada kepadatan 75 ekor/m 2.

PENGARUH PADAT PENEBARAN 75, 100 DAN 125 EKOR/M 2 DAN RASIO SHELTER 1 DAN 0,5 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR TAWAR, Cherax quadricarinatus ERIK SUMBAGA SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN AKUAKULTUR FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

SKRIPSI Judul : PENGARUH PADAT PENEBARAN 75, 100 DAN 125 EKOR/M 2 DAN RASIO SHELTER 1 DAN 0,5 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR TAWAR, Cherax quadricarinatus Nama : Erik Sumbaga Nomor Pokok : C14103019 Menyetujui, Pembimbing I Pembimbing II Ir. Dadang Shafrudin, M.Si Ir. Irzal Effendi, M.Si NIP. 130 814 493 NIP.131 841 732 Mengetahui, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc NIP. 131 578 799 Tanggal Lulus:

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt karena atas rahmat, hidayah dan karunia-nya skripsi yang berjudul: Pengaruh Padat Penebaran 75, 100 dan 125 ekor/m 2 dan Rasio Shelter 1 dan 0,5 Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Lobster Air Tawar, Cherax qudricarinatus ini dapat diselesaikan. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: 1. Bapak Ir. Dadang Shafrudin, M.Si dan Bapak Ir. Irzal Effendi, M.Si selaku Pembimbing I dan II yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Dr. Kukuh Nirmala yang telah memberikan masukan dalam menyelesaikan skripsi 3. Ayahanda Hasanudin dan Ibunda Imas Mulyati, kakakku Hasbi Suryadilaga, Iwan Dirwana dan Feri Firmansyah atas kasih sayang, do a, dukungan semangat baik moril dan materil 4. Pak Jajang, Pak Aam, Pak Henda, Pak Ranta, Pak Wasjan, Mba Yuli, Pak Marijanta, Kang Asep, Kang Abe atas bantuan yang diberikan 5. Sahabatku Giri, Dawud, Firman dan BDP 40 lainnya, kakak kelas BDP 39, BDP 38, BDP 37 dan adik kelas BDP 41, BDP 42. 6. Teman satu atap Riky, Abah, Roby, Yasir, Budi, Dedi, Boni, Ucup, Mas Yanto, Indra, Aceng, Nana, Ade, Ujang Dindin dan keluarga besar Pak ucup yang telah memberikan kebersamaan selama penyelesaian skripsi 7. Teman ngumpul bareng Erman, Rowa, Kidal, Hamdan, Hendra dan sahabat lainnya yang tidak mungkin dipaparkan, atas kebersamaan do a dan dukungan semangatnya. Bogor, Mei 2009 ERIK SUMBAGA