BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL PENELITIAN. Selama periode penelitian dijumpai 35 anak yang dirawat di bangsal

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan Rumah Sakit rujukan milik pemerintah. dijl. Osamaliki No. 19 Salatiga. RSUD Kota Salatiga ini memiliki

BAB III KERANGKA PENELITIAN. pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Di dalam penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Melki Usman 1. Sunarto Kadir. Iqbal D. Husain Jurusan Keperawatan. Fakultas FIKK. Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan. dengan pasien yang dimana pelayanan keperawatan berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam kriteria penelitian atau masuk dalam drop out sehingga tersisa 105

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-faktor yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

Mahasiswa S-1 Prodi Keperawatan, STIKes CHMK, Kupang Jurusan DIII Keperawatan, Poltekes Kemenkes Kupang, Kupang c

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konseptual pada penelitian ini menggambarkan bahwa variabel

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN BEDAH DI RPB RSUD TOBELO

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

BAB 1 PENDAHULUAN. memperhatikan sikap non-verbal saat berinteraksi. sekedar hubungan saling menguntungkan (mutualisme) tetapi juga kedua

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross

BAB I PENDAHULUAN. pengertian antara pemberi informasi dengan penerima informasi. mendapatkan pengetahuan (Taylor, 1993 dalam Uripni, dkk. 2003).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

PERSEPSI PASIEN TENTANG PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN AKAN PELAYANAN KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pendapat bagi warga negaranya, termasuk dalam masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI NON-VERBAL PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dr.Kayadoe. RSUD Dr. M. Haulussy Ambon adalah rumah sakit negeri

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari 2017 terhadap 82

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan Antara Peran Orang Tua 1

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. penyebab yang tidak jelas, dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan. menekan sistem kekebalan tubuh (Wardhana, 2010).

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN KRITIS RUMAH SAKIT UNISMA

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

1 KUESIONER PENELITIAN UNTUK PERAWAT

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

HUBUNGAN PERILAKU ASERTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG TERATAI RSUD dr. SOEGIRI LAMONGAN. Puguh Jaya*,Suratmi** ABSTRAK

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus

BAB IV HASIL PENELITIAN. 2 yaitu tahun dan diatas 35 tahun yang mengacu dari BKKBN

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN.

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Peran perawat tidak hanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Rumah Sakit Kristen Tayu. sakit swasta yang ada di Tayu. RSK Tayu merupakan rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan. Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta. Kecamatan

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA SEKOLAH YANG DIRAWAT DI RUANG PERAWATAN ANAK DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN DI RUANG ASTER DAN ICCU RSUD dr.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan.kualitas sumber. daya manusia (SDM) memainkan peran penting dalam pembangunan

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan pada. Saudara/saudari di RSU Kardinah Kota Tegal, oleh :

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Kun Ika Nur Rahayu Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri, Jl. Selomangleng No 1 Kediri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan di Poliklinik RSSN Bukittinggi pada tanggal

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di posyandu Anyelir A sebanyak 65 anak yang terdiri dari usia 0 sampai 11

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

Transkripsi:

73 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian tentang Hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan anggota keluarga pada pasien yang dirawat di ruang ICU RSUD Salatiga. Hasil ini akan dikelompokkan menjadi: jenis kelamin, umur reponden, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan hubungan dengan pasien. Data khusus meliputi pelaksanaan komunikasi verbal dan non verbal perawat dan tingkat kecemasan. Hubungan antara variabel akan diuji dengan menggunakan Spearman rho dengan tingkat kemaknaan = 0,05 artinya bila p < (0,05), maka H 0 ditolak, berarti secara signifikan ada hubungan antara dua variabel yang diukur, tapi bila p> (0,05), maka H 0 diterima, berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara dua variabel yang diukur 1.1 Hasil penelitian 1.1.1 Karakteristik responden Table 1: Distribusi frekwensi Jenis Kelamin Responden di ruangicu RSUD Salatiga Jenis kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 18 51 Perempuan 17 49 35 100 73

74 responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 18 responden (51%) dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 17 responden (49%) Tabel 2: Distribusi frekwensi Umur Responden di ruangicu RSUD Salatiga Umur Frekuensi Persentase 20-30 tahun 5 14 31-40 tahun 13 37 41-50 tahun 14 40 51-60 tahun 3 9 35 100 responden berusia 41-50 tahun yaitu sebanyak 14 responden (40%), berusia 31-40 tahun sebanyak 13 responden (37%), berusia 20-30 tahun sebanyak 5 responden (14%) dan yang berusia 51-60 tahun sebanyak 3 responden (9%). Tabel 3: Distribusi frekwensi pendidikan Responden di ruang ICU RSUD Salatiga Pendidikan Frekuensi Persentase Tidak sekolah 1 3 Lulus SD 8 23 Lulus SMP 2 6 Lulus SMA 17 48 Lulus Akademik 7 20 35 100 responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 17

75 reseponden (48%), berpendidikan SD sebanyak 8 responden (23%), berpendidikan Akademik sebanyak 7 responden (20%), berpendidikan SMP sebanyak 12 responden (6%) dan tidak sekolah sebanyak 1 responden (3%) Table 4: Distribusi frekwensi pekerjaan Responden di ruang ICU RSUD Salatiga. Pekerjaan Frekuensi Persentase Tidak bekerja 3 9 Swasta 12 34 Wiraswata 13 37 PNS/TNI/POLRI 7 20 35 100 responden bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 13 responden (37%), swasta sebanyak 12 responden (34%), PNS/POLRI/TNI sebanyak 7 responden (20%) dan tidak bekerja sebanyak 3 responden. Table 5: Distribusi frekwensi hubungan dengan pasien Responden di ruang ICU RSUD Salatiga Hubungan dengan pasien Frekuensi Persentase Anak 8 23 Istri 3 9 Suami 4 11 Ayah 5 14 Ibu 5 14 Saudara kandung 3 9

76 Saudara dekat 7 20 35 100 responden adalah anak dari pasien yaitu sebanyak 8 responden (23%), saudara kandung sebanyak 7 responden (20%), ibu dan ayah daari pasien yaitu sebanyak 5 responden (14%), saudara kandung yaitu sebanyak 3 responden (9%) dan istrii sebanyak 3 responden (9%) 1.1.2 Data khusus Table 6: Distribusi frekwensi pelaksanaan komunikasi verbal perawat di ruang ICU RSUD Salatiga. Komunikasi verbal Frekuensi Persentase Kurang 10 29 Cukup 11 31 Baik 14 40 35 100 responden mengatakan komunikasi verbal yang diberikan perawat adalah baik yaitu sebanyak 14 responden (40%), yang mengatakan cukup sebanyak 11 responden (31%) dan yang mengatakan kurang 10 responden (29%).

77 Tabel 7: Distribusi frekwensi pelaksanaan komunikasi non verbal perawat di ruang ICU RSUD Salatiga. Komunikasi non Frekuensi Persentase verbal Kurang 6 17 Cukup 13 37 Baik 16 46 35 100 responden mengatakan komunikasi non verbal yang diberikan perawat adalah baik yaitu sebanyak 16 responden (46%), yang mengatakan cukup sebanyak 13 responden (37%) dan yang mengatakan kurang 6 responden (17%). Table 8: Distribusi frekwensi tingkat kecemasan anggota keluarga pasien di ruang ICU RSUD Salatiga. Tingkat kecemasan Frekuensi Persentase Ringan 10 29 Sedang 20 57 Berat 5 14 35 100 responden mengatakan cemas sedang yaitu 20 responden (57%), cemas ringan 10 responden(29%) dan cemas berat 5 responden (14%).

78 Table 9: Analisa hubungan komuniksai verbal perawat dengan tingkat kecemasan anggota keluarga yang dirawat di ruang ICU RSUD Salatiga. Tingkat Kecemasan Cemas Ringan Cemas Sedang Cemas Berat Komunikasi Verbal Kurang Count 3 7 0 10 % 8.6% 20.0% 0% 28.6 % Cukup Count 4 4 3 11 11.4% 11.4% 8.6% 31.4 % Baik Count 3 9 2 14 8.6% 25.7% 5.7% 40.0 % Count 10 20 5 35 28.6% 57.1% 14.3% 100.0 % Spearman Correlation P = 0.444 r = 0.134 Berdasarkan penelitian menggunakan uji Spearman rho menunjukkan tingkat kemaknaan p (0,444) α (0,05), yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan komunikasi verbal dengan tingkat kecemasan keluarga pada pasien yang dirawat di ruangicu RSUD Salatiga dengan koefisien korelasi 0,134 artinya mempunyaikorelasi lemah.

79 Table 10: Analisa hubungan komuniksai non verbal perawat dengan tingkat kecemasan anggota keluarga yang dirawat di ruang ICU RSUD Salatiga. Tingkat Kecemasan Cemas Ringan Cemas Sedang Cemas Berat Komunikasi Non Verbal Kurang Count 3 3 0 6 8.6% 8.6%.0% 17.1% Cukup Count 4 7 2 13 11.4% 20.0% 5.7% 37.1% Baik Count 3 10 3 16 8.6% 28.6% 8.6% 45.7% Count 10 20 5 35 26.6% 57.1% 14.3% 100.0% Spearman Correlation P=0.133 r= 0.259 Berdasarkan penelitian menggunakan Spearman rho menunjukkan tingkat kemaknaan p (0,133) (0,05), yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan komunikasi verbal dengan tingkat kecemasan keluarga pada pasien yang dirawat di ruang ICU RSUD Salatiga, dengan koefisien korelasi 0,259 artinya mempunyai korelasi lemah.

80 1.2 Pembahasan penelitian Dalam bab ini akan dibahas hasil penelitian selanjutnya, sebagai berikut: 1. Komunikasi terapeutik perawat Berdasarkan hasil penelitian di peroleh bahwa dari rata-rata responden mengatakan komunikasi yang diberikan perawat sudah cukup baik. Hal ini terbukti dari 35 responden yang mengatakan komunikasi terapeutik verbal perawat baik adalah 14 responden (40%), yang mengatakan cukup 11 responden (31%), yang mengatakan kurang 10 responden (29%). Responden yang mengatakan komunikasi terapeutik non verbal perawat baik adalah 16 responden (46%), yang mengatakan cukup 13 responden (37%), dan yang mengatakan kurang 8 responden (17%). Hasil penelitian ini menggambarkan dalam praktek perawatan di ruang ICU RSUD Salatiga dipergunakan komunikasi yang cukup efektif kepada anggota keluarga pasien walaupun masih ada sebagian kecil responden yang menilai komuniksi perawat kurang efektif. Berkomunikasi dengan usia balita berbeda dengan usia dewasa. Begitu pula berkomunikasi dengan keluarga pasien yang usianya lebih tua dengan keluarga pasien usianya lebih muda. Bahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi perlu

81 disesuaikan dengan tingkatan umur keluarga pasien. Kesesuaian bahasa dapat mempengaruhi kemampuaan anggota keluarga untuk menerima pesan dari perawat dan berdampak pada penilaian anggota keluarga mengenai kemampuan perawat dalam berkomunikasi selama berinteraksi dengan keluarga pasien (Heri Purwanto, 2003) Tingkat pendidikan anggota keluarga pasien dapat mempengaruhi proses komunikasi antara perawat dengan anggota keluarga. Orang yang berpendidikan rendah akan berbeda dengan orang berpendidikan tinggi dalam berkomunikasi. Hal ini menyangkut tata bahasa maupun kosa kata atau istilah. Komunikasi akan sulit dilakukan jika orang yang diajak berkomunikasi memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda, sehingga perlu penyesuaian dengan tingkat pengetahuan yang di ajak bicara(notoraharjo yang dikutip oleh Nursalam, 2001) 2. Tingkat kecemasan Anggota keluarga pasien yang dirawat di ruang ICU paling banyak mengalami kecemasan tingkat sedang dengan prosentase 57% (20 responden). Seseorang yang merasa cemas biasanya dikaitkan dengan kondisi pasien, lingkungan yang baru, kurangnya informasi, pola pengobata serta biaya pengobatan.seseorang yang mengalami

82 kecemasan sedang masih dapat melaksanakanaktivitas hidup sehari-hari. Perlu diperhatikan untuk mencegah agar klien tidak berada dalam kecemasan berat maupun panik karena pada tingkat ini wawasan individu terhadap lingkungan sangat menurun dan sudah tidak mampu mengontrol diri (Ibrahim, 2003: 58) Dari faktor pendidikan menurut Broewer yang dikutip oleh Nursalam (2001), pendidikan seseorang sangat menentukan kecemasan. Klien dengan pendidikan tinggi akan lebih mampu mengatasi kecemasan dengan menggunakan koping yang efektif dan konstruktif dari pada seseorang dengan pendidikan rendah. Faktorlainyang dapat menimbulkan kecemasan adalah lingkungan. Lingkungan dapat membantu seseorang mengintegritasikan pengalaman yang menimbulkan stress dan mengadopsi strategi koping yang berhasil. Hal ini dapat dipahami karena dirawat di rumah sakit merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan bagi tiap individu sehingga dapat menimbulkan suatu kecemasan. 3. Hubungan komunikasi terapeutik perawat dan tingkat kecemasan anggota keluarga Dari hasil pengolahan data diperoleh hasil bahwa hubungan komunikasi terapeutik verbal dan tingkat kecemasan menunjukkan tingkat kemaknaan 0,444 > 0,05 artinya tidak

83 mempunyai hubungan yang signifikan antara komunikasi verbal perawat dan tingkat kecemasan keluarga. Koefisien korelasi 0.134 artinya mempunyai korelasi lemah.sedangkan untuk komunikasi terapeutik non verbal dan tingkat kecemasan menunjukkan tingkat kemaknaan kemaknaan 0,133 > 0,05 artinya tidak mempunyai hubungan yang signifikan antara komunikasi nonverbal perawat dan tingkat kecemasan keluarga, dengan koefisien korelasi 0,259 artinya mempunyai korelasi lemah. Komunikasi verbal dan komunikasi non verbal mempengaruhi tingkat kecemasan keluarga pasien yang dirawat di ruang ICU, hal ini disebabkan karena keluarga sangat membutuhkan adanya informasi dan penjelasan tentang keadaan anggota keluarganya yang sedang terbaring dan dirawat di ruang ICU.Selama pasien dirawat di ruang perawatan keluarga tidak boleh menunggu dan hanya boleh melihat pada jam-jam tertentu.keluarga sangat membutuhkan informasi dan bantuan dari perawat untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan pasien(intansasri Nurjanah, 2002). Dalam memberikan asuhan keperawatan, komunikasi secara terapeutik memegang peranan penting dalam membantu memecahkan masalah klien. Hal ini dikarenakan komunikasi ini ditujukan untuk kesembuhan klien sehingga dalam

84 pelaksanaannya proses komunikasi dapat memberikan informasi dan membantu klien untuk mengatasi persoalan yang dihadapi pada tahap perawatan (Heri Purwanto, 2003) Komunikasi terapeutik perawat mempengaruhi tingkat kecemasan anggota keluarga pasien yang dirawat di ruang ICU. Hal ini disebabkan karena keluarga pasien di ruang ICU membutuhkan informasi dan penjelasan tentang keadaan keluarganya dan tindakan yang akan dilakukan oleh perawat. Kecemasan yang terjadi pada keluarga pasien yang di rawat di ruang ICU terjadi karena adanya suatu ancaman terhadap anggota keluarganya yang sakit seperti ketidakberdayaan dan kehilangan kendali pada diri dan kecemasan semacam ini akan terus berkelanjutan. Untuk membantu meningkatkan perasaan pengendaliaan diri pada keluarga salah satunya dapat melalui pemberian informasi dan penjelasan. Pemberian informasi ini dapat dilakukan dengan baik apabila didukung oleh pelaksanaa komunikasi yang efektif oleh perawat(maramis, 2004) 4. Keterbatasan dan kelemahan penelitian Penelitian ini termasuk penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu peneliti hanya memfokuskan hubungan dua variabel bebas terhadap satu variabel terikat dengan pengambilan data dua variabel tersebut pada waktu bersamaan. Kedua variabel penelitian diukur dari

85 responden pasien, sehingga data penelitian hanya merupakan persepsi pasien. Dalam penelitian ini juga belum melibatkan banyak variabel yang juga mempengaruhi kecemasan anggota pasien. Dengan demikian penelitian ini belum dapat mengetahui besarnya hubungan kepuasan dengan variabel variabel yang lainnya.