membentuk warna biru keunguan maka amilum ganyong banyak mengandung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji KLT Ekstrak Daun Sirih Hijau

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch;

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hipertensi merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang terjadi di

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET PERCOBAAN 2 EVALUASI GRANUL

1. Penetapan panjang gelombang serapan maksimum Pembuatan kurva baku... 35

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i. DAFTAR ISI...iii. DAFTAR GAMBAR...vi. DAFTAR TABEL...viii. INTISARI...x BAB I PENDAHULUAN...1

SKRIPSI. Oleh: HENI SUSILOWATI K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

LAMPIRAN A HASIL DETERMINASI TANAMAN PISANG AGUNG

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM BIJI DURIAN (Durio zibethinus, Murr) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL

Gambar Selulosa Mikrokristal dari Nata de Coco

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI FORMULA SEDIAAN TABLET TEOFILIN DENGAN STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR DAN CMC

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV.

PEMBUATAN TABLET HISAP EKSTRAK ETANOLIK DAUN SAGA

DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN A...Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 2 C. Tujuan Penelitian... 2 D. Manfaat Penelitian...

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki beberapa keuntungan antara lain: 1) ketepatan dosis, 2) mudah cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam pemenuhan kesehatan. Maka diperlukan

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Gambar. Daftar Lampiran. Intisari... BAB I. PENDAHULUAN..1. A. Latar Belakang.1. B. Perumusan Masalah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

j Reaksi dengan Iodin Biru kelam j Merah ungu Bahan! I

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ASAM SITRAT-ASAM MALAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EFFERVESCENT YANG MENGANDUNG Fe, Zn, DAN VITAMIN C SKRIPSI

PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR, EKSTRAGRANULAR, DAN KOMBINASINYA

BAB I PENDAHULUAN. mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Depkes RI,

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Gambar 1. Tanaman dan Buah nangka (Artocarpus heterophylus)

Khasiatnya diketahui dari penuturan orang-orang tua atau dari pengalaman (Anonim, 2009). Salah satu tanaman yang telah terbukti berkhasiat sebagai

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

PENGGUNAAN AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EKSTRAK DAUN DEWA (Gynura pseudochina [Lour.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KETOKONAZOL TABLET PREFORMULASI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU) C S1 FARMASI 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang banyak diproduksi dan disukai

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. UJI AMILUM BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA TABLET KLORFENIRAMIN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.

kurang menyenangkan, meskipun begitu masyarakat percaya bahwa tanaman tersebut sangat berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit; selain itu tanaman ini

Lampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

Sifat fisika kimia - Zat Aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. HCl. Tablet piridoksin mengandung piridoksin hidroklorida, C 8 H 11 NO 3.HCl tidak

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

PEMBAHASAN. R/ Acetosal 100 mg. Mg Stearat 1 % Talkum 1 % Amprotab 5 %

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

PENGEMBANGAN FORMULASI TABLET MATRIKS GASTRORETENTIVE FLOATING DARI AMOKSISILIN TRIHIDRAT

Desain formulasi tablet. R/ zat Aktif Zat tambahan (eksipien)

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM GARUT (Maranta arundinaceae Linn) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula

PENGARUH PERBEDAAN SUHU DALAM METODE PEMBUATAN AMILUM SINGKONG PREGELATINASI TERHADAP SIFAT FISIK TABLET CHLORPHENIRAMIN MALEAT SECARA KEMPA LANGSUNG

SKRIPSI. Oleh : HADI TRIWANTORO K

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

sampel pati diratakan diatas cawan aluminium. Alat moisture balance ditutup dan

IFNA ANGGAR KUSUMA K

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pemeriksaan Kualitatif Amilum Ganyong dan Metampiron Tabel III. Hasil pemeriksaan kualitatif amilum ganyong Uji Kualitatif 1. Organoleptik a. Bentuk b. Warna c. Bau d. Rasa 2. Mikroskopik 3. Suspensi dalam air dengan a. Iodium LP b. Pemanasan 4. Kelarutan a. Air b. Alkohol95% 5. Susut pengeringan Serbuk Putih Tidak berbau Amilum Ganyong Tidak berasa Granul berbentuk eliptical, dengan hilum (round) jiijpinggir, strial Biru keunguan Terbentuk midir iernih Sukar larut Sukar larut 42,10% Amilum dengan Iodium akan membentuk kompleks amilum-iod yang berwarna, warna yang ditimbulkan berbeda-beda tergantung perbedaan jumlah amilosa dan amilopektinnya. Amilosa dengan Iodium akan membentuk warna biru kelam sedangkan amilopektin dengan iodium akan membentuk warna merah ungu. Dari hasil pemeriksaan kualitatif amilum ganyong dengan iodium membentuk warna biru keunguan maka amilum ganyong banyak mengandung amilopektin. 35

Pada pembuatan amilum ganyong didapat hasil rendemen 1,10%, yang diperoleh dari berat ganyong yang telah menjadi amilum (5,50 g) dibagi dengan berat umbi ganyong yang dibutuhkan (500,0 g) dikali 100%. Dalam pembuatan tablet harus digunakan amilum sekering mungkin, agar dapat berfungsi sebagai bahan penghancur agar pengikatan air oleh gugus hidroksida pada amilum dapat menyebabkan gerak aksi yang mengakibatkan hancurnya tablet menjadi bagian-bagiannya (Lachman dkk, 1986). Determinasi tanaman HanyonR(Steenis, 1975): lb -2b -3b -4b -6b -7b -9b- 10b- lib- 12b- 13b- 14a- 15a- 109a- 1 19b- 120b- 128b- 129b- 130b- 132b- 133b- 134b...Famili 33. Cannaceae (Lampiran 2). Famili 33. Cannaceae Semak menahun, tidak berambut, dengan akar rimpang. Daun dalam dua baris, sebagian besar berjejal pada pangkal dengan pelepah yang memeluk batang. Helaian daun menyirip dengan daun samping sejajar, bunga tidak beraturan, berkelamin dua. Daun kelopak tiga lepas, tidak rontok. Daun mahkota tiga, pada pangkal melekat berbentuk tabung. Benang sari yang sempurna satu, tangkai sari serupa daun mahkota, dengan kepala sari yang beruang satu terdapat pada sisi tepi. Staminodia 3-4, serupa daun mahkota. Bakal buah tenggelam, beruang tiga, dengan beberapa bakal biji per ruang. Tangkai putik pangkalnya melekat dengan benang sari, berbentuk pita. Buah kotak putus-putus dalam ruang oleh tiga katup, membuka dengan pecah biji banyak.

37 Tabel IV. Hasil pemeriksaan kualitatif metampiron Uji Kualitatif Metampiron! 1. Organoleptik 1 f 1 a. Bentuk Serbuk b. Warna Putih c. Bau 1Tidak berbau d. Rasa Pahit 2. Kelarutan i! a. Air Larut! b. Metanol 1 Larut 1 c. Etanol Sedikit larut 1 d. Eter, Aseton, Benzen, Praktis tidak larut ' kloroform i i i B. Pemeriksaan Sifat Fisik Granul Tabel V. Hasil pemeriksaan sifat fisik granul i No! Sifat Fisik F I! FII F III Keterangan 4,42 [ 4,58 5,16 Memenuhi syarat 0,04 0,05 0,02! i.! Waktu alir (detik) [ i! SE 1 2. ' Sudut Diam ( ) -> -> SE Pengetapan (%) j i se : 46 0,31 i 47 0,26 7,17 0,17 0,21 47 0,22 7,50 0,22 Tidak memenuhi j syarat Memenuhi syarat i Keterangan : F 1 = formula dengan bahan penghancur 5 % FII = formula dengan bahan penghancur 7% F III = formula dengan bahan penghancur 9 %

1. waktu alir Waktu alir dari granul berpengaruh pada proses penabletan dan sifat fisik tablet, terutama pada keseragaman bobot tabletnya. Semakin sedikit waktu yang dibutuhkan granul saat mengalir berarti granul tersebut semakin mudah mengalir dan akan lebih mudah menata diri dan memampat. Sehingga akan menghasilkan bobot tablet yang seragam. Aliran granul dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, kerapatan dan kelembaban granul. granul yang berbentuk sfens lebih mudah mengalir dan memerlukan waktu lebih cepat. Pada tabel V setiap formula memiliki waktu alir yang berbeda, sesuai dengan penambahan bahan penghancurnya. Pada formula I memiliki waktu alir paling rendah, kemudian diikuti formula II dan III. Pada formula I dengan penambahan bahan penghancur 5% mempunyai waktu alir lebih rendah. Sebab semakin besar kerapatan granul maka granul mempunyai berat lebih besar, maka gaya gravitasi yang terjadi pada granul besar sehingga kecepatan alirnya meningkat dan akibatnya granul lebih mudah mengalir, juga karena adanya pengaruh bahan pelicin yang akan melapisi permukaan granul sehingga mengurangi gesekan antar granul. Setelah diuji secara statistik dengan analisis variansi satu jalan dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan ada perbedaan bermakna, kemudian dilanjutkan dengan uji t dan ternyata ada perbedaan bermakna antara F I-F III dan F II-F III. Hasil uji menunjukkan bahwa semua formula memenuhi persyaratan yaitu memiliki waktu alir tidak lebih dari 10 detik.

39 2. Sudut diam Sudut diam sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya gaya tarik dan gaya gesek antar partikel. Apabila gaya tarik dan gaya gesek kecil, maka granul akan lebih cepat dan lebih mudah mengalir (Fonner dkk, 1981). Granul akan mengalir dengan baik apabila sudut diam yang terbentuk antara 25-45. Dari hasil yang didapat pada tabel V, terlihat bahwa sudut diam dari semua formula lebih dari 45, semakin tinggi prosentase penambahan bahan penghancur semakin besar pula sudut diamnya. Faktor yang menyebabkan besarnya sudut diam tersebut adalah : a. Gaya tarik dan gaya gesek antar partikel. Apabila gaya tarik dan gaya gesek antar partikel kecil maka sudut diam yang terbentuk kecil, dan apabila gaya tarik dan gaya gesek antar partikel besar maka sudut diam yang terbentuk juga besar. b. Bertambahnya fines juga dapat menyebabkan besarnya sudut diam. Penambahan dengan metode eksternal yakni bahan penghancur dan bahan pelicin akan meningkatkan jumlah fines yang telah ada dalam campuran granul itu sendiri dan akhirnya menyebabkan harga sudut diam menjadi besar. Hasil uji menunjukkan semua formula tidak memenuhi persyaratan sebab sudut diam yang terbentuk lebih dari 45, tetapi bukan berarti sudut diam yang dimiliki granul jelek dan granul tidak mengalir dengan baik, sebab sudut diam juga dipengaruhi ukuran partikel biasanya ukuran partikel untuk sudut diam yang

40 baik adalah lebih dari 100//m, kemungkinan ukuran partikel yang ada kurang dari 100//m. Hal ini dapat dibuktikan dengan uji sifat alir yang lain pada parameter waktu alir dan pengetapan, walaupun granul yang baik membentuk sudut diam antara 25-45. Hal ini mungkin disebabkan karena banyaknya fines yang terdapat dalam campuran granul. Dari uji analisis variansi satu jalan dengan taraf kepercayaan 95%, menunjukkan ada perbedaan bennakna pada setiap formula kemudian dilanjutkan dengan uji t, hasilnya menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna antara F I-F III. 3. Indeks pengetapan Indeks pengetapan dapat dipengaruhi oleh bentuk kerapatan dan ukuran granul. Partikel yang berbentuk sferis biasanya akan lebih mudah menata diri dan memampat lebih rapat. Partikel dengan kerapatan lebih besar cenderung akan mudah mengalir. Jumlah fines berpengaruh terhadap indeks pengetapan. Apabila jumlah fines bertambah akan meningkatkan indeks pengetapan. Semakin meningkat kadar bahan penghancur maka semakin meningkat pula indeks pengetapannya. Pada penambahan dengan metode eksternal akan meningkatkan jumlahfines dan kenaikan jumlahfines akan membutuhkan getaran yang lebih banyak untuk menata din mengisi celah antar granul. Flarga indeks pengetapan yang kecil menunjukkan bahwa granul dapat menata diri dengan baik, sehingga tidak memberikan penurunan volume yang besar.

Menurut Fassihi dan Kanfer (1986), granul memiliki sifat alir yang baik apabila indeks pengetapannya kurang dari 20%. Karena sifat alir granul yang baik dan dengan adanva amilum ganyong sebagai bahan penghancur juga akan memperbaiki sifat alir serta dapat mengisi celah-celah antar granul, sehingga pada saat pengetapan volume yang berkurang (turun) menjadi lebih kecil. Dari hasil uji analisis variansi satu jalan dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan setiap fonnula tidak ada perbedaan yang bermakna. Dalam pengujian dapat dilihat bahwa semakin besar persentase bahan penghancur yang ditambahkan semakin besar pula harga indeks pengetapannya. Indeks pengetapan yang baik adalah kurang dari 20%. C. Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet Tabel VT. Hasil pemeriksaan sifat fisik tablet No Pemeriksaan FI FII Fill 1 Keterangan 1. Keseragaman bobot (mg) r652,80 651,90 639,80 1Memenuhi syarat SE 1 0,52 0,88 0,95 i CV (%) 1 0,36 0,60 0,65! Kerapuhan ( % ) 0,38 ' 0,46 0,62 Memenuhi syarat i SE ' 0,12 0,10 0,04 1 4. Waktu hancur (menit) 9,59 j 8,44 8,21 j Memenuhi syarat SE L..9,35, 0,34 _^^2 L_,. 5. j Daya serap air (menit) 14,77! 11,73 7,87 i SE 0.21 i 0,25 i 0.16 Keterangan : F I = Formula dengan bahan penghancur 5% F II = Fonnula dengan bahan penghancur 7% F III = Formula dengan bahan penghancur 9%

42 1. Keseragaman bobot Keseragaman bobot tablet merupakan salah satu parameter baik atau tidaknya produk tablet yang dihasilkan. Keseragaman bobot tablet dipengaruhi kualitas sifat alir granul atau bahan yang akan ditablet, semakin mudah mengalir suatu granul maka makin baik keseragaman bobotnya. Karena akan menentukan keseragaman pengisian ruang kompresi. Mesin yang alat pengatur volume dan tekanannya sering diubah dan getaran mesin saat penabletan akan berpengaruh pada vanasi bobot tablet yang dihasilkan. Apabila granul sulit mengalir dari corong alnnentasi ke ruang cetak maka akan menghasilkan jumlah granul yang tidak seragam sehingga tablet yang dihasilkannyapun variasi bobotnya besar (Gunsel dan Kanig, 1976). Dari tabel VI menunjukkan bahwa formula I memiliki keseragaman bobot paling tinggi, disusul dengan formula II kemudian formula III. Hal ini dapat dihubungkan dengan waktu alir pada formula Iyang paling kecil, karena semakin kecil waktu alir berarti granul semakin mudah mengalir dan akan lebih mudah menata din dan memampat, sehingga akan memberikan bobot tablet yang seragam, selain itu juga dapat dilihat dan harga koefisien variasinya (CV), pada formula I memiliki koefisien vanasi (CV) paling kecil. Dan data uji keseragaman bobot diperoleh bahwa dan semua formula tidak ada yang lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dan 5% dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang yaitu lebih dari 10% dari bobot rata-rata (Anonim, 1995).

43 Setelah dilakukan uji statistik dengan anava satu jalan dan dengan taraf kepercayaan 95%, menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna kemudian dilanjutkan dengan uji t Dan ada perbedaan bermakna pada setiap formulanya. 2. Kerapuhan Kerapuhan tablet merupakan gambaran kekuatan tablet dalam mempertahankan bentuk tablet dalam melawan pengikisan dan goncangan mekanik. Kerapuhan juga dapat dipengaruhi oleh bahan pengikat. Tablet yang keras, permukaan luarnya sangat kuat sehingga tahan terhadap goncangan mekanik. Pada uji kerapuhan yang berperan adalah kekuatan bagian luar permukaan tablet, selain dipengaruhi oleh kekuatan granul, kerapuhan juga dipengaruhi oleh pengisian die oleh granul pada saat pengempaan, yaitu pengisian ruang antar granul yang akan menentukan kekompakan tablet yang dihasilkan. Hasil uji yang didapat, formula I dengan kadar penghancur 5% memiliki kerapuhan paling rendah, kemudian kerapuhan tablet bertambah besar sesuai dengan kadar bahan penghancur yang ditambahkan. Hal im disebabkan karena keberadaan jumlah fines baik dan granul maupun bahan pelicin serta penghancur. Umumnya semakin tinggi kekerasan tablet maka akan mempunyai tingkat kerapuhan rendah, sebab pada tablet yang keras kekuatan fisiknya cukup besar. Dari hasil uji anava satu jalan dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada setiap formula.

44 Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh formula memenuhi persyaratan, karena memiliki nilai kerapuhan kurang dari 1%. 3. Waktu haneur Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet menjadi partikel-partikel penyusunnya. Menurut Bolhuis (1987), pengambilan air oleh tablet merupakan langkah awal dalam proses hancurnya tablet, semakin mudah air masuk ke dalam tablet maka pendek waktu yang dibutuhkan tablet untuk hancur. Faktor-faktor yang berpangaruh terhadap waktu hancur adalah bahan pengisi, pengikat dan jumlahnya yang ditambahkan, tipe dan jumlah bahan penghancur serta tekanan kompresi (Fonner dkk, 1981). Amilum mengalami deformasi plastis apabila dikompres. Tingkat plastisnya berbeda-beda antara amilum satu dengan yang lainnya. Apabila amilum yang telah mengalami deformasi tersebut menyerap air maka partikel amilum segera berubah bentuk (mengembang) dan tablet akan segera hancur. Mekanisme hancurnya tablet oleh aksi amilum dalam tablet juga dinyatakan karena adanya air yang dapat masuk dan memecah ikatan hidrogen yang terjadi antar granul. Bolhuis (1987) menyatakan bahwa waktu hancur yang sangat pendek akibat masuknya air ke dalam tablet, mengidentifikasikan bahwa ikatan tersebut adalah ikatan Van der Waals atau ikatan hidrogen, karena jenis ikatan ini akan segera mengendur apabila kontak dengan air.

45 Dari hasil penelitian, formula I dengan kadar penghancur 5% memiliki waktu hancur paling lama kemudian diikuti formula II dan formula III. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan jumlah bahan penghancur diikuti dengan penurunan waktu hancur, semakin meningkatnya kadar bahan penghancur yang ditambahkan secara ekstragranuler maka penyerapan air akan meningkat pula. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar penambahan bahan penghancur maka waktu hancurnya semakin cepat. Setelah dilakukan uji anava satu jalan dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan ada perbedaan bermakna kemudian dilanjutkan uji t dan ada perbedaan bermakna antara F I-F II dan F I-F III. Dari penelitian ternyata semua fomula memenuhi persyaratan yaitu memiliki waktu hancur kurang dari 15 menit. 4. Kemampuan menyerap air Penyerapan air oleh tablet merupakan langkah awal dalam proses pecahnya tablet, penyerapan air yang baik akan berpengaruh terhadap hancurnya tablet. Semakin mudah air masuk ke dalam tablet maka semakin banyak pula air yang diserap oleh tablet, sehingga semakin kecil waktu yang diperlukan untuk hancurnya tablet. Faktor-faktor yang berpengaruh pada penyerapan air antara lain sifat bahan dan kelarutan bahan pengisi, bahan pengikat, bahan pelicin, bahan penghancur dan kekerasan tablet serta pori-pori tablet. Adanya bahan pelicin magnesium

46 stearat akan mengurangi kecepatan dan penyerapan air untuk bahan obat yang hidrofil (Bolhuis, 1988). 10. n 4 J ; en N/ 2 1 i- 10 15 Waktu (menit) Gambar 3. Kurva daya serap air Dilihat dari gambar 3 menunjukkan bahwa tablet pada formula I dalam menyerap air memerlukan waktu 14,77 menit, formula II 11,73 menit dan formula III 7,87 menit. Dengan adanya data dan grafik tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar prosentase bahan penghancur yang ditambahkan maka waktu yang digunakan tablet untuk menyerap air semakin kecil. Formula III mempunyai daya serap air paling tinggi hal tersebut disebabkan kadar bahan penghancur yang ditambahkan tinggi sehingga kemampuan tablet dalam menyerap air besar. Dalam hal ini terlihat bahwa ada hubungan antara waktu hancur tablet dengan penyerapan air semakin besar penyerapan air maka akan semakin cepat tablet tersebut hancur.

47 Dan hasil uji analisis variansi satu jalan dengan taraf kepercayaan 95% ada perbedaan bermakna, kemudian dilanjutkan dengan uji t dan pada setiap formula terdapat perbedaan yang bennakna. D. Penetapan Kadar Zat Aktif Uji penetapan kadar zat aktif dilakukan untuk mengetahui homogenitas campuran bahan zat aktifdan bahan tambahan lainnya, hal ini penting dilakukan karena berkaitan dengan keseragaman dosis yang akan berpengaruh pada efektivitas terapinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan zat aktifnya adalah perlakuan sebelum penabletan meliputi proses-proses yang dilakukan sebelum masuk ke dalam mesin tablet seperti proses pencampuran antara zat aktif dan bahan tambahan lainnya. Dalam penetapan kadar zat aktif terlebih dahulu dilakukan penentuan panjang gelombang yang memberikan serapan maksimal dalam medium asam klorida (HCL) 2N yang ditujukan untuk mendapatkan kepekaan pembacaan yang maksimal dan kemungkinan adanya pengaruh dari interferensi dan zat lain yang dapat dieliminir, penentuan operating time diperlukan untuk mengetahui stabilitas bahan yang akan diuji dalam waktu tertentu, dilakukan pula pembuatan kurva baku untuk menghitung kadar metampiron dalam tablet setelah didapatkan hasil persamaannya. Dari hasil penelitian diperoleh serapan maksimal metampiron pada panjang gelombang visibel 407 nm, dan dari operating time diketahui metampiron stabil setelah dua jam sehingga penetapan kadar metampiron dilakukan setelah selang waktu tersebut. Kurva baku dibuat dengan mengukur serapan seri kadar

48 metampiron dalam 2,40 mg/100 ml; 3,20 mg/100 ml; 4,00 mg/100 ml; 4,80 mg/100 ml; 5,60 mg/100 ml; 6,40 mg/100 ml; 7,20 mg/100 ml; dengan panjang gelombang 407 nm, dibuat kurva hubungan antara kadar metampiron dengan absorbansi (Lampiran 10). Dari hasil analisis regresi linier dengan alat hitung Casio fx-6300g didapat persamaan sebagai berikut: Y = 0,168x +0,040 r = 0,999 Dimana y adalah harga serapan, x adalah konsentrasi larutan sampel (mg/ml). Persamaan ini kemudian digunakan untuk mencari kadar zat aktif (metampiron) sesungguhnya dalam tablet, dengan rumus : C'= xm'xs (5) M Keterangan : C" : Kadar zat aktif dalam tablet (mg) C M' M S : Kadar zat aktif yang terukur (mg) : Berat rata-rata tablet (mg) : Berat sampel (mg) : Faktor pengenceran Tabel VII. Penetapan kadar zat aktifdalam tablet No. FI (mg) FII (mg) Fill (mg) 1. 514,71 482,66 514,71 2. 480,18 517,13 524,12 524,12 476,39 476,39 X 506,34 492,06 505,07 SE 13,36 12,67 13,36 23,14 21,94 SD ~cv7%r 4,57 4,46 25,28 5,005 i

49 Dari tabel VII menunjukkan bahwa kadar zat aktif pada formula I adalah 506,34 mg, formula II 492,06 mg dan formula III 505,07 mg. Dari hasil uji analisis variansi satu jalan dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna (tidak signifikan). Dari hasil penelitian kadar zat aktif (metampiron) yang terdapat dalam tablet memenuhi syarat yaitu kadar zat aktif yang terdapat dalam tablet mengandung metampiron tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari 105% (Anonim, 1995).