BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. listrik di seluruh Indonesia (rasio electricity). Jakarta sebagai ibukota negara, pusat

BAB I PENDAHULUAN. barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Dalam melakukan transaksi

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan secara berturut-turut dibahas tentang latar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pengembangan karir karyawan pada dasarnya berorientasi pada

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam indikator kinerja. Kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai. atau ketidakpuasan konsumen (Boone & Kurtz, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. cepat, untuk itu para pelaku usaha harus mampu menyesuaikan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. PT. PLN (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara adalah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. karyawan maupun organisasi, karena dianggap sebagai outcome yang positif.

BAB I PENDAHULUAN. profesional agar tidak tergeser oleh pesaing di sektor serupa.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuannya secara maksimal. suatu Sistem Informasi yang sekaligus dapat memanajemen kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi Profil PT PLN (Persero) Unit Pelayanan Jaringan Semarang Selatan

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

RIKA HAPSARI B

BAB III PENGOLAHAN DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. ke seluruh wilayah Indonesia. Hal ini diatur dalam UU No 15 tahun Tentang Ketenaga-listrikan pada pasal 1 yang berbunyi:

BAB 1 PENDAHULUAN. tangga maupun umum. Dengan kata lain, PT PLN (Persero) merupakan salah satu

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam keberlangsungan perusahaan dan pencapaian tujuan. memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. MSDM adalah mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh karyawan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era Gobalisasi ini, perkembangan organisasi organisasi pada

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan bagian dari. manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa semakin ketat, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha saat ini semakin kompetitif, karena itu setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya perkembangan dunia usaha yang selaras dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut tidak menyadari bahwa lambat laum mereka akan kehilangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tenaga kerja atau karyawan sering menjadi sorotan pihak luar

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuannya, sumber daya manusia sering juga disebut sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. efektivitas kerja karyawan. Produktivitas suatu organisasi secara langsung atau

Perkara Penting yang Sedang Dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No. 3 tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perusahaan Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula, dan pabrik teh.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan barang dan jasa agar dapat melayani permintaan konsumen akan

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan antar kompetitor membuat perguruan tinggi terus

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum

BAB I PENDAHULUAN. positif perusahaan atau produk yang pada akhirnya berdampak pada persepsi

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting di dalam suatu organisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi pasti mempunyai tujuan yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai dampak negatif.(abdurrahman Fathoni:2006) sumber daya manusia mengacu pada kebijakan-kebijakan, praktik-praktik,

BAB I PENDAHULUAN. PT Pos Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha

BAB I PENDAHULUAN. persaingan adalah yang mampu menggelola segala sumberdaya (resources)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya komunikasi dan teknologi, perusahaan dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan manusia sebagai sumber daya sangat penting dalam perusahaan, karena

BAB I PENDAHULUAN. cakap dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kita, karena komunikasi mempunyai peranan penting bagi kebutuhan

Hubungan kepuasan..., Ferry Sugito, FISIP UI, 2008

I. PENDAHULUAN. perekonomian berkembang sedemikian rupa. Keadaan tersebut membuat suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin bertambah pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu


Gambar 1.1 Logo lembaga PT.PLN (Persero) Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan karena hal tersebut menyangkut tenaga-tenaga. pelaksana yang berupaya untuk memajukan usaha perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan sistem pemerintahan yang sebelumnya sistem sentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan sosial, politik, regulasi, dan peta persaingan telah

BAB I PENDAHULUAN. rumah peribadatan dan jaringan layanan air bersih, Kesemuanya itu

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan- perubahan mendasar, baik yang terjadi secara nasional maupun

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, dan modernisasi ekonomi. Globalisasi terkait erat dengan investasi

BABI PENDAHULUAN. psycal asset telah bergeser menuju kearah persaingan pengembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan maupun untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi dapat tercapai sesuai rencana. nampaknya sudah sangat urgent. Kebutuhan tenaga-tenaga terampil di dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian. Gambar 1.1 Lambang PT PLN (Persero)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Bekerja merupakan salah satu usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha yang telah berkembang pesat dari waktu ke waktu. Untuk

ABSTRAK PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS FUNGSI PERSONALIA

STRATEGI PENGEMBANGAN SDM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DAYA SAING BPR

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan lajunya perkembangan teknologi dewasa ini, listrik

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. dari kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini

BAB II PROFIL ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan inovasi di bidang finansial yang semakin canggih.

BAB I PENDAHULUAN. demikian bukanlah sekedar merupakan aset produksi, melainkan juga menjadi kunci strategi

harus meliputi lima komponen yakni lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, serta pengawasan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, informasi dan arus globalisasi telah mengubah wajah dunia dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil PT. Rumah Sakit Pelni Logo PT. Rumah Sakit Pelni

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, perkembangan perekonomian sangat pesat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum PT. Pos Indonesia (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan nasabah akan kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kankan Sopyan, 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan saja, tetapi perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa maupun

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN. unit dalam PT PLN (Persero), PT PLN (Persero) merupakan suatu badan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara berbagai macam perusahaan retail membuat manajemen

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset terpenting suatu organisasi dalam mencapai tujuannya karena itu memiliki masalah dan tantangan tersendiri bagi organisasi tersebut. Setiap organisasi dipengaruhi keberhasilannya oleh kualitas manusia yang dimilikinya. Manusia merupakan sumber daya utama yang dimiliki sebuah organisasi, oleh karena itu organisasi memerlukan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dalam mengatur dan mengelola Sumber Daya Manusianya. Menurut Westerman dan Donoghve (1994:15), Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) digunakan untuk menggambarkan sederetan panjang prosedur dan teknik yang digunakan oleh manajemen perusahaan untuk memproses dan menganalisis kebutuhan organisasi akan sumber daya manusia di bawah kondisi perubahan dan mencakup kebijakan pengembangan personil sesuai dengan efektivitas jangka panjang dari organisasi itu. Hal ini mengakibatkan banyaknya perusahaan yang memperhatikan hak dan kepentingan pegawai demi kinerja dan loyalitasnya. Hasil Wawancara Peneliti dengan dengan salah satu pegawai PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang Bidang Sumber Daya Manusia pada tanggal 8 Maret 2008, kinerja dan loyalitas pegawai tersebut hanya bertahan sampai masa tertentu yaitu selama pegawai bekerja di perusahaan, dan dalam menjaga loyalitas pegawainya, sebagian perusahaan memperhatikan pegawainya dengan memberikan pembekalan kepada pegawainya bahkan sampai dengan pegawai memasuki masa pensiun. Setiap pekerja pada saat mencapai usia tertentu harus meninggalkan pekerjaan atau pensiun dan tidak ada seorang manusia yang rela hidup sulit di hari tua ketika ia menjalani pensiun. Penghasilan besar di usia muda bukanlah jaminan untuk menghadapi hari tua dan hal ini disebabkan tidak ada rencana untuk masa pensiun untuk itu perusahaan memberikan program pensiun kepada pegawainya. Menurut Moore (1959:4), sikap untuk menentukan apakah seseorang itu memutuskan melakukan pensiun atau tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor,

2 antara lain faktor usia, status sosial ekonomi dan tingkat kepuasan kerja. Di dalam memasuki masa pensiun, pegawai akan mengalami perubahan penting bagi seorang individu karena memasuki masa pensiun berarti berkurangnya penghasilan. Ada banyak hal yang timbul karena adanya kejutan dari perubahan budaya dan kebiasaan yang ekstrim yang disebut sebagai change disease seperti orang yang memasuki masa pensiun dengan rasa sedih sehingga mudah terserang stres yang dapat mengakibatkan stroke. Menurut Erwinsyah (2004), dewasa ini banyak perusahaan yang telah melakukan persiapan untuk menghadapi masa pensiun pegawainya yaitu program pembekalan pegawai yang akan menjalani masa pensiun. Namun banyak pegawai yang tidak menyadari bahwa program tersebut merupakan haknya biasanya karena kurangnya sosialisasi dari perusahaan mengenai manfaat apa saja yang diterimanya. Menurut Slamat (2004:465), tujuan mengadakan suatu program pensiun bagi perusahaan atau pemberi kerja adalah sebagai berikut : 1. Kewajiban moral / Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) yaitu perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman / kesejahteraan kepada karyawan pada saat mencapai usia pensiun. 2. Loyalitas yaitu dengan diadakannya program pensiun, karyawan diharapkan akan mempunyai loyalitas dan dedikasi terhadap perusahaan. 3. Kompetisi perusahaan yaitu dengan memasukkan program pensiun sebagai suatu bagian dari total kompensasi yang diberikan kepada karyawan diharapkan perusahaan akan memiliki daya saing dan nilai lebih dalam usaha mendapatkan karyawan yang berkualitas dan profesional di pasaran tenaga kerja. Selain bagi pemberi kerja (perusahaan), tujuan mengadakan suatu program pensiun bagi karyawan atau peserta antara lain : 1. Rasa aman karyawan terhadap masa yang akan datang dalam arti tetap memiliki penghasilan pada saat mencapai usia pensiun. 2. Kompensasi yang lebih baik yaitu karyawan mempunyai tambahan kompensasi meskipun baru bisa dinikmati pada saat mencapai usia pensiun / berhenti kerja.

3 Perusahaan dalam menentukan program seperti apa yang akan ditawarkan perusahaan kepada pegawainya melakukan analisis dengan tujuan menentukan program pembekalan seperti apa yang sesuai bagi pegawai yang akan menjalani masa pensiun sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh pegawai. Analisis dilakukan dengan tujuan perusahaan dapat memberikan program yang tepat dan terbaik bagi para pegawainya. Pentingnya pembekalan pegawai dalam menghadapi masa pensiun, maka perusahaan mempersiapkan para pegawainya dengan program pembekalan yang diharapkan dapat menjadi suatu pegangan bagi pegawainya setelah memasuki masa pensiun. Setiap pegawai pada saat tertentu harus meninggalkan pekerjaannya / pensiun. Setiap pegawai memiliki jangka waktu tertentu dalam melaksanakan tugas / pekerjaannya. Untuk itu diperlukan rencana dalam menghadapi masa pensiunnya. Persiapan seorang pegawai berbeda-beda dalam menghadapi masa pensiun, ada yang kembali ke kampung halaman, menyiapkan asuransi dan banyak rencana baik lainnya (Wawancara dengan salah satu pegawai PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang Bidang Sumber Daya Manusia pada tanggal 4 Maret 2008). Kebijakan Sosial Kondisi Pasar Tenaga Kerja Karakter Pribadi Kebijakan Pensiun Kepentingan untuk m elakukan Pensiun Efek Pensiun terhadap Individu Efek Pensiun terhadap Organisasi, Kom unitas dan Masyarakat Bagan 1.1 KETERK AITAN M ASALAH PENSIUN DENG AN FAKTOR BIOLOGIS, PSIKOLOGIS, SOSIAL DAN KULTUR AL Sumber : Stanley Parker, 1982

4 Bagan 1.1. memperlihatkan pengaruh kebijakan sosial terhadap kebijakan pensiun. Ada 3 (tiga) aspek yang perlu diperhatikan dan mempengaruhi kebijakan pensiun yaitu kondisi pasar tenaga kerja, kepentingan untuk melakukan pensiun meliputi karakter pribadi pegawai dan efek pensiun terhadap organisasi, komunitas dan masyarakat yang berpengaruh langsung kepada efek pensiun terhadap individu. Efek pensiun yang timbul terhadap individu dalam memasuki masa pensiun, yang pertama yaitu masalah biologis, yaitu dimana kondisi fisik seseorang semakin menurun yang dapat berakibat kurang primanya kinerja seseorang, kecepatan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan, menurunnya daya ingat atau kemungkinan terserang penyakit yang lebih besar. Efek pensiun kedua yang timbul terhadap individu dalam memasuki masa pensiun yaitu masalah psikologis. Masalah tersebut berupa cara berpikir yang menjadi negatif baik terhadap diri sendiri atau orang lain, kehilangan jabatan, kehilangan pekerjaan, kehilangan lingkungan / rekan kerja, reputasi, hilangnya rasa percaya diri karena berkurangnya penghasilan dan sudah tidak bekerja lagi. Masalah keuangan menjadi efek ketiga yang timbul terhadap individu dalam memasuki masa pensiun. Penghasilan seorang pensiunan menurun drastis dibandingkan penghasilan pada saat pegawai tersebut masih bekerja sedangkan pengeluaran semakin meningkat dari tahun ke tahun. Efek keempat yang timbul terhadap individu dalam memasuki masa pensiun adalah masalah sosial, seperti kehilangan lingkungan / rekan kerja. Dimana rutinitas bekerja pergi ke kantor tidak lagi dilakukan sehingga pegawai tidak bisa lagi bersosialisasi dengan rekan-rekan kerjanya (Wawancara dengan salah satu pegawai PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang Bidang Sumber Daya Manusia pada tanggal 4 Maret 2008). Dengan dasar itulah perusahaan merasa bertanggungjawab untuk membentuk bagian khusus untuk mengatasi masalah tersebut. Sebagai satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengelola penyediaan tenaga listrik di Indonesia, PT PLN (Persero) bertanggungjawab dalam penyediaan tenaga listrik bagi masyarakat Indonesia. PT PLN (Persero) dituntut untuk dapat melewati tantangan dan permasalahan dalam penyediaan tenaga listrik yang dihadapi saat ini dan masa yang akan datang. PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang-selanjutnya dalam penelitian ini

5 disebut PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang yang merupakan Unit Induk dari 4 (empat) Area Jaringan dan 35 (tiga puluh lima) Area Pelayanan (APL) yang tersebar di wilayah DKI Jakarta dan Tangerang memiliki tugas pokok meliputi distribusi, penjualan tenaga listrik dan pelayanan pelanggan wilayah Ibukota Jakarta dan Tangerang dimana Jakarta sebagai Ibukota negara, pusat kegiatan pemerintahan dan barometer perekonomian nasional memerlukan dukungan energi listrik yang besar, bermutu dan handal serta kota Tangerang yang dikenal dengan kegiatan bisnisnya. Dalam memenuhi kebutuhan di bidang Sumber Daya Manusia (SDM), PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang melakukan penataan organisasi sebagai tools untuk mencapai tujuan perusahaan. Penataan organisasi inilah yang menyebabkan Manajemen dalam hal ini Bidang SDM harus bekerja ekstra untuk mendesain SDM yang ada sesuai dengan kebutuhan organisasi. Dilihat dari sejarah sejak didirikan, PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang mengalami masa perkembangan yang luar biasa dengan tugas dan beban yang cukup berat. Namun berkat ketekunan dan kerja keras segenap pegawai PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang semua pekerjaan dapat terselesaikan. Dalam perjalanannya, PT PLN (Persero) sampai sekarang juga masih mengalami masalah yang cukup berat dalam menjalani seluruh kegiatan bisnisnya. Masalah yang dialami tidak saja langsung dari kebijakan yang diterapkan pemerintah akan tetapi juga masalah yang datang langsung dari konsumen / pengguna listrik yang ada (Yusgiharto, 2004:3). PT PLN (Persero) menghadapi masalah yang datang dari intern PT PLN (Persero) sendiri yaitu masalah yang dihadapi datang dari intern dan dari para pegawai PT PLN (Persero) itu sendiri. Masalah yang datang dari perusahaan antara lain berkaitan dengan kebijakan / peraturan yang diambil oleh direksi yang berdampak pada kegiatan perusahaan. Masalah yang berkaitan dengan dengan perusahaan juga datang dari belum adanya peraturan / sanksi yang jelas, antara lain sanksi mengenai konsumen yang melakukan pencurian listrik atau petugas di lapangan yang melakukan pelanggaran dalam hal pencatatan listrik, selain itu masalah yang tidak kalah pentingnya yaitu berkaitan dengan kinerja pegawai PT PLN (Persero) yang selama ini menjadi tulang punggung perusahaan, masalah yang muncul antara lain di dalam divisi SDM, yaitu antara lain mengenai

6 keraguan tentang sudah tepatkah kemampuan pegawai yang ada serta bagaimana menyusun startegi dan kebijakan apa saja yang akan diambil berkaitan dengan pengembangan SDM yang telah ada di PT PLN (Persero) (PT PLN (Persero), 2001:7). Dalam tujuannya mengembangkan kompetensi para pegawainya, PT PLN (Persero) melakukan Road Map PLN dengan fokus pengembangan inisiatif strategis dan program, baik untuk kegiatan utama (Core Precesses) atau untuk kegiatan penunjang (Supporting Processes) dalam rangka mencapai efisiensi yang lebih tinggi, mencapai tingkat pelayanan yang lebih baik serta menjadi World Class Company melalui peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) di seluruh jajaran PT PLN (Persero). Road Map PLN adalah merupakan langkah awal untuk mencapai visi PT PLN (Persero) yaitu Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani (PT PLN (Persero), 2001). PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang dalam tujuannya mengembangkan kompetensi para pegawainya merasa bertanggung jawab untuk mensejahterakan para pegawainya berupa kompensasi. Selain kompensasi yang diterima pegawai masa sekarang yang antara lain berupa gaji dan tunjangan-tunjangan lain. PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang memikirkan kesejahteraan para pegawainya setelah tidak bekerja lagi / memasuki masa pensiun dimana pegawai sudah tidak bisa bekerja lagi karena telah mencapai batas usia tertentu. Melihat pentingnya masalah pensiun tersebut, PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang Menawarkan Program Pembekalan Pegawai yang Akan Memasuki Masa Persiapan Pensiun dengan memberikan pelatihan berbasis wirausaha kepada para pegawainya sebagai karir kedua para pegawainya setelah memasuki masa pensiun. PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang dalam mempersiapkan Program persiapan pensiun bagi para pegawainya, mempercayakan pengelolaan program tersebut pada bagian Evaluasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (EPM) serta udiklat-udiklat yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Programprogram tersebut berupa pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dirancang khusus bagi para calon pensiun dengan memperhatikan masalah-masalah yang terjadi sebagaimana digambarkan pada bagan 1.1.

7 Berdasarkan masalah-masalah tersebut, PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang tidak hanya memberikan pelatihan dan pengembangan skills dan knowledge para pegawainya, tetapi juga dengan mempersiapkan mindsets para pegawainya (Wawancara dengan salah satu pegawai PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang Bidang Sumber Daya Manusia pada tanggal 4 Maret 2008). Program pembekalan pegawai yang akan menjalani masa persiapan pensiun PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang ternyata memiliki hambatan di dalam pelaksanaanya. Hambatan-hambatan tersebut diantaranya adalah kurangnya sosialisasi kepada para pegawai. Seringkali pegawai tidak mengetahui pembekalan seperti apa yang ada serta kapan program dilaksanakan (Wawancara dengan salah satu pegawai PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang Bidang Sumber Daya Manusia pada tanggal 4 Maret 2008). Dalam pelaksanaan program pembekalan pegawai yang akan menjalani masa persiapan pensiun PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang tidak pernah melakukan evaluasi mengingat terputusnya komunikasi antara perusahaan dengan para pegawai yang telah pensiun (Wawancara dengan salah satu pegawai PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang Bidang Sumber Daya Manusia pada tanggal 4 Maret 2008). Evaluasi adalah suatu cara untuk menilai efektifitas program yang dijalankan. Tanpa adanya evaluasi program tersebut tidak dapat diketahui berhasil atau tidak (Nasution, 1994:78). Hal-hal yang menghambat proses evaluasi tersebut adalah karena banyak pegawai yang sudah pensiun memilih untuk pindah domisili ke luar kota karena suasana di luar kota lebih tenang, udara relatif lebih sejuk dan tingkat stresnya jauh di bawah kota Jakarta (Wawancara dengan salah satu pegawai PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang Bidang Sumber Daya Manusia pada tanggal 4 Maret 2008). 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan pokok masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian adalah mencoba memberi gambaran persepsi pegawai mengenai pelaksanaan program pelatihan agrobisnis pertanian dalam rangka pembekalan pegawai yang akan menjalani masa persiapan pensiun Pada PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang.

8 1.3 Manfaat Penelitian Signifikansi Akademis : Untuk mengembangkan penelitian-penelitian lain yang sejenis tentang Program Pelatihan Agrobisnis Pertanian Dalam Rangka Pembekalan Pegawai yang Akan Menjalani Masa Persiapan Pensiun di organisasi. Signifikansi Praktis : Untuk memberikan masukan dan saran kepada organisasi mengenai Pelaksanaan Program Pelatihan Agrobisnis Pertanian Dalam Rangka Pembekalan Pegawai yang Akan Menjalani Masa Persiapan Pensiun di organisasi yang selanjutnya diharapkan dapat menjadi suatu pertimbangan dalam pelaksanaannya dalam organisasi. 1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dimaksudkan untuk lebih memudahkan para pembaca dalam memahami secara keseluruhan mengenai isi dan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini, berkaitan dengan obyek penelitian yaitu Pelaksanaan Program Pelatihan Agrobisnis Pertanian Dalam Rangka Pembekalan Pegawai yang Akan Menjalani Masa Persiapan Pensiun pada PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. Penulisan skripsi ini secara keseluruhan terdiri dari 5 (lima) bab dan setiap bab terdiri atas beberapa sub bab. Uraian mengenai sistematika penulisan Skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan beberapa sub bab yaitu latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan signifikansi penelitian, serta sistematika penulisan.

9 BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE PENELITIAN Bab kedua ini akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka/kepustakaan, konstruksi model teoritis, operasionalisasi konsep, dan metode penelitian. BAB III GAMBARAN UMUM PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG Pada bab ketiga ini gambaran umum perusahaan akan digambarkan secara lebih rinci, yaitu mengenai sejarah, visi dan misi, tujuan, Program Pembekalan Pegawai yang Akan Menjalani Masa Persiapan Pensiun serta hal-hal lainnya yang dapat menggambarkan PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. BAB IV PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN AGROBISNIS PERTANIAN DALAM RANGKA PEMBEKALAN PEGAWAI YANG AKAN MENJALANI MASA PERSIAPAN PENSIUN PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG Penyajian dan analisis data hasil penelitian akan diuraikan dalam bab keempat ini. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Hasil penelitian akan disimpulkan dan ditampilkan dalam bab terakhir ini. Diuraikan juga mengenai rekomendasi atau saran-saran yang dapat dijadikan acuan dalam pemecahan masalah dalam penelitian.