BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjawab persoalan-persoalan dalam penelitian tersebut. Paradigma merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Deskriptif yaitu memberikan gambaran dari suatu gejala sosial tertentu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif atau

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Konstruktivis yang dirasa cocok untuk menggambarkan dan menggali

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peneliti menguraikan paradigma sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah. 1 Sedangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menunjukan pada mereka apa yang penting, absah dan masuk akal. Sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada menjadi objek penelitian. Format deskriptif kualitatif dianggap tepat

B A B III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini tipe yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptifkualitatif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. manusia, suatu objek,suatu sistem kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif kualitatif. Menurut Kirk dan Miller (1986) dalam buku karangan Lexy

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model model tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan paradigma.

BAB III METODOLOGI PENELTIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Teknik Pengumpulan Data, 6) Teknik Analisis Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Penelitian bersifat deskriptif karena penelitian ini hanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau permasalahan yang ada di masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Priskwila Sejahtera (PAS) yang terletak di Jln. Swasembada Timur XXII,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pada akhirnya informasi yang disampaikan oleh media, harus dipahami dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 1

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. landasan untuk menjawab masalah penelitian. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hakikatnya merupakan upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bermaksud memberikan gambaran suatu gejala sosial tertentu, sudah ada

BAB III METODE PENELITIAN. teknik validasi hasil penelitian, dan instrumen penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data da

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma post-positivism.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. objeknya, menjelajah, menemukan wawasan baru sepanjang pnelitian. 1 Fokusnya

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai dunia alam ataupun dunia sosial. memprioritaskan pada gambaran kejadian-kejadian yang berlangsung pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebagai suatu kerangka berpikir yang mendasar dari suatu kelompok saintis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif kualitatif, bahwa penelitian ini hanya terbatas pada usaha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan masalah pokok yang akan diteliti, yaitu Bagaimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif. Seperti yang diungkapkan oleh Mardalis bahwa:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan apa saja yang ada di lokasi penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah field research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pertanyaan who dalam menggali informasi yang dibutuhkan. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. George Ritzer mendefinisikan paradigma sebagai subject matter (substansi)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif menurut Drs. Mardalis bertujuan untuk Mendeskripsikan, mencatat,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan oleh Peneliti adalah paradigma post positivisme. Munculnya gugatan terhadap positivisme di mulai tahun 1970-1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang positivisme, alasannya tidak mungkin menyamaratakan ilmu-ilmu tentang manusia dengan ilmu alam, karena tindakan manusia tidak bisa di prediksi dengan satu penjelasan yang mutlak pasti, sebab manusia selalu berubah. Post-positivisme merupakan perbaikan positivisme yang dianggap memiliki kelemahan-kelemahan, dan dianggap hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Secara ontologism aliran postpositivisme bersifat critical realism dan mengangap bahwa realitas tersebut dapat dilihat secara benar oleh peneliti. Secara epistomologis : modified dualist/objectivist, hubungan peneliti dengan realitas yang di teliti tidak bisa dipisahkan tapi harus interaktif dengan subjektivitas seminimal mungkin. Secara metodologis adalah modified experimental/manipulatif. 32. Bogdan & Biglen menyatakan bahwa paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi, konsep, atau proposisi yang berhubungan secara logis, yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian 33. Sedangkan Baker mendefinisikan paradigma sebagai seperangkat aturan yang (1) membangun atau mendefinisikan 32 Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2006. Hal 49 33 http://www.iier.or g.au/iier16/mackenzie.html 43

44 batas-batas; dan (2) menjelasan bagaimana sesuatu harus dilakukan dalam batasbatas itu agar berhasil. Cohenn & Manion membatasi paradigma sebagai tujuan atau motif filsofis pelaksanaan suatu penelitian. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa paradigma merupakan seperangkat konsep, keyakinan, asumsi, nilai, metode, atau aturan yang membentuk kerangka kerja pelaksanaan sebuah penelitian. Paradigma post positivisme ialah aliran yang ingin memperbaiki kelemahan pada positivisme. Satu sisi postpositivisme sependapat dengan positivisme bahwa realitas itu memang nyata ada sesuai hukum alam. Tetapi pada sisi lain postpositivisme berpendapat manusia tidak mungkin mendapatkan kebenaran dari realitas apabila peneliti membuat jarak dengan realitas harus bersifat interaktif, untuk itu perlu menggunakan prinsip trianggulasi yaitu penggunaan bermacam-macam metode, sumber data, data dan lain-lain. Menurut paradigma post positivisme, realitas sosial yang diamati oleh seseorang tidak dapat digenerasikan pada semua orang yang biasa dilakukan oleh kaum klasik dan positivis. Peneliti menggunakan paradigma post positivisme karena peneliti ingin mendapatkan pengembangan pemahaman yang membantu proses intepretasi suatu peristiwa. Peneliti ingin mencari tahu bahwa apa saja strategi public relations PT. Transportasi Jakarta untuk memperbaiki pelayanan kepada pengguna bus transjakarta.

45 3.2 Metode Penelitian Metode erat kaitannya dengan bagaimana seorang peneliti menerapkan cara untuk melihat suatu masalah sesuai dengan cara untuk menuju hasil tertentu. Metode berkaitan dengan suatu cara kerja yang sistematis dengan memahami suatu objek atau subjek penelitian sebagai suatu upaya untuk menemukan jawaban yang dipertanggungjawabkan secara ilmiah termasuk keabsahannya 34. Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orangorang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya sehingga lebih mendalam membahas objek penelitiannya tidak hanya luarnya saja 35 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif. Hal ini disebabkan karena peneliti ingin menggali lebih dalam tanpa dibatasi dalam meneliti bentuk strategi public relations PT Transjakarta dalam memperbaiki pelayanan pada pengguna bus transjakarta. Fokusnya adalah analasis strategi yang dilakukan oleh public relations PT Transjakarta dalam memperbaiki pelayanan pada pengguna bus transjakarta. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor dalam Moleong yang menyatakan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang 34 Rosady, Ruslan. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2004, Hal 2 35 Lexy J. Moleong, Op.cit, Hal 3

46 dapat diamati. Dengan kata lain, penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak mengadakan perhitungan 36. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode studi kasus dari Robert K. Yin merupakan sebuah metode yang mengacu pada penelitian yang mempunyai unsur how dan why pada pertanyaan utama penelitiannya dan meneliti masalahmasalah kontemporer (masa kini) serta sedikitnya peluang peneliti dalam mengontrol peristiwa (kasus) yang ditelitinya 37. Studi kasus adalah bentuk penelitian mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia didalamnya 38. Studi kasus adalah salah satu strategi dan metode analsis data kualitatif yang menekankan pada kasus-kasus yang terjadi pada objek yang dianalisis 39. 3.3. Subyek Penelitian Kedudukan nara sumber dalam penelitian kualitatif ini sangat penting, sebab nara sumber tidak hanya menjadi responden melainkan juga sebagai pemilik informasi. Mereka disebut sebagai informan atau disebut juga sebagai subjek yang diteliti karena ia bukan saja sebagai sumber data melainkan juga pelaku yang ikut menentukan berhasil tidaknya sebuah penelitian berdasarkan informasi yang diberikan. Dalam penelitian ini peneliti memilih Key Informan dan Informan yang sesuai dengan penelitian ini dan bisa memberikan informasi yang relevan. Key Informan : 36 Ibid. 37 Robert K. Yin. Studi Kasus Desain dan Metode. Rajawali Pres. Jakarta. 2012. Hal 1 38 S. Nasution. Metode Research Pendekatan Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara. 2007. Hal 27 39 Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif. Komunikasi Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Hal 229

47 1. Ibu Sri Ulina sebagai Kepala Divisi Bagian Humas PT. Transportasi Jakarta karena beliau merupakan Kepala Bagian dari Divisi Humas dari PT Transportasi Jakarta dimana sumber utama informasi dan segala jenis kegiatan public relations ditangani oleh beliau. Informan : 2. Bapak Ferry Togi sebagai Staff Humas PT Transportasi Jakarta karena sebagai staff dari Ibu Ulina, peneliti dapat me-recheck data atau informasi yang diberikan oleh Ibu Sri Ulina. 3. Pengguna Bus Transjakarta, untuk mendapatkan informasi mengenai dampak yang diterima secara langsung oleh strategi public relations yang dijalankan. Adapun periode penelitian ini dilaksanakan sejak 1 April 30 Juni 2015. 3.4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan 40. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dua macam, yaitu sebagai berikut : 3.4.1. Data Primer Wawancara mendalam (in depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam pengelolaan media sosial yang relatif lama. Wawancara merupakan 40 Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2006. hal 40

48 proses interaksi antara peneliti dengan informan atau responden guna memperoleh data atau informasi untuk kepentingan tertentu. Wawancara mendalam merupakan suatu cara memperoleh data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti. 41 3.4.2. Data Sekunder a. Studi Dokumen data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan, berita-berita dari koran ataupun website, laporan harian, foto, dan sebagainya. b. Studi Kepustakaan dilakukan dengan mempelajari teori yang berkaitan dengan bentuk-bentuk kegiatan strategi public relations dan pelayanan yang dilakukan, diperoleh melalui membaca buku, internet dan bahan-bahan lain yang berkaitan dengan masalah yang dibahas guna mendapatkan data yang akurat dan teoritis, yang akan dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam pembahasan masalah. 3.5. Teknik Analisis Data Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis melalui teknik analisis data deskritptif dimana data yang terkumpul akan dibaca, ditelaah, dan diolah serta dicari hubungan antar fenomena sehingga dihasilkan suatu uraian yang diruntut dan sistematis, yang pada akhirnya diperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai pokok permasalahan dalam 41 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer, Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2007. Hal 157

49 penelitian ini 42. Pada bagian teknik pengolahan data, peneliti mentranskrip data lapangan yang asli dari hasil wawancara secara utuh. Tahap selanjutnya adalah peneliti mereduksi data yang sesuai (dibutuhkan) dan yang tidak sesuai (tidak dibutuhkan). Tahap terakhir peneliti melakukan tipikasi data yaitu mengelompokan data-data yang telah direduksi. 3.6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Teknik pemeriksaan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan triangulasi. Dalam penelitian kualitatif, triangulasi merujuk pengumpulan data sebanyak mungkin dari berbagai sumber. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, selain itu untuk memperluas pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya 43. Triangulasi berarti cara yang terbaik untuk menghilangkan perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dalam kata lain bahwa dengan triangulasi, penelitian dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkan dengan berbagai sumber, metode atau teori. Untuk itu maka penelitian dapat melakukannya dengan jalan 44 : 1. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan 2. Mengeceknya dengan berbagai sumber data 42 Moleong. Op.cit. Hal 103 43 Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010. Hal 330 44 Ibid, hal 332

50 3. Memanfaatkannya dengan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan. Teknik triangulasi yang digunakan penulis adalah dengan teknik triangulasi narasumber. Peneliti mewawancara narasumber dengan mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan dan mengeceknya dengan berbagai sumber data.