Keywords: Assertive Behavior, Interaction, Passive Attitude of Aggressive Attitude

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT KEMAMPUAN ASERTIF PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 IX KOTO KABUPATEN DHARMASRAYA ABSTRACT

PROFIL PERHATIAN ORANG TUA KEPADA PESERTA DIDIK YANG MEMPUNYAI KESULITAN BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 PANTI KAB. PASAMAN

PROFIL KOMUNIKASI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Pada Peserta Didik Kelas XI SMA N 2 Koto Baru Kab. Dharmasraya) ARTIKEL

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN

Faktor Penyebab Kecemasan Peserta Didik dalam Menghadapi Ujian Nasional di SMP Negeri 1 Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat.

Keyword: Self Confidence

PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh:

PROFIL INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL ULFI SAPUTRA NPM:

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PADA PERUBAHAN FISIK PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP N 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

BENTUK PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM PERUBAHAN KURIKULUM DI KELAS XI SMA NEGERI 6 PADANG JURNAL PENELITIAN

PROFIL PERILAKU BULLYING PESERTA DIDIK DI SEKOLAH (Studi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP N 1 Panti Kabupaten Pasaman) ABSTRACT

PROFIL ASPIRASI KARIR PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA PGRI 1 PADANG ABSTRACT

PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK ABSTRACT

PROFIL MINAT PESERTA DIDIK KELAS XII MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI DI SMK N 3 PADANG ABSTRACT

PROFIL SELF- MANAGEMENT

PROFIL KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI SMAN 3 PARIAMAN

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL OLEH GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KOMUNIKASI INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 LUBUK SIKAPING ABSTRACT

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KECAMATAN RAO INDUK KABUPATEN PASAMAN TIMUR E-JURNAL

PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH

UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DIKLAT DI SMA NEGERI 5 PADANG Oleh:

KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN TEMAN SEBAYA DI SMK NEGERI 4 PADANG By:

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR ARTIKEL

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL

PENGARUH KOMUNIKASI TERHADAP ETIKA PERGAULAN PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 1 BASA AMPEK BALAI PESISIR SELATAN ABSTRACT

PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By:

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM

PROFIL NILAI - NILAI KARAKTER PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 12 PADANG ABSTRACT

Keywords: Group Guidance Services, learning skills, Junior High School Students

PERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 12 PADANG

PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh:

Oleh : Novita Sari. Fitria Kasih Rahma wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

IDENTIFIKASI TINGKAH LAKU SALAH SUAI REMAJA MELALUI PENDEKATAN KONSELING PSIKOLOGI INDIVIDUAL DI SMKN 4 PADANG

PROFIL PEMANFAATAN WAKTU UNTUK BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 2 MUARA BUNGO

PERAN GURU BK DALAM MENCEGAH TINGKAH LAKU SALAH SUAI PESERTA DIDIK DENGAN MENGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 35 PADANG.

Oleh: Mardiatun* Rahma Wira Nita, M.Pd., Kons.** Citra Imelda Usman, M.Pd., Kons.**

PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI I SALO PROVINSI RIAU JURNAL

Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik Melalui Layanan Informasi (Studi Eksperimen Pada Peserta Didik Kelas VIII.8 SMP N 13 Padang) ABSTRACT

KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM MENGIKUTI BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 2 LEMBANG JAYA. Oleh:

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG LAYANAN PENGUSAAN KONTEN DI KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG

MODEL PENGEMBANGAN RASA TANGGUNG JAWAB PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS XI DAN XII MAN 2 SOLOK SELATAN

PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG JURNAL FIRDILA ARIESTA NPM:

HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DENGAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PESERTA DIDIK DI SMKN 4 PADANG

FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN GURU MATA PELAJARAN DI SMA NEGERI 2 SOLOK SELATAN JURNAL PENELITIAN

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI OLEH GURU BK DALAM PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK JURUSAN IPA DENGAN JURUSAN IPS DI SMA NEGERI 1 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA OLEH:

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

TINGKAT KEMANDIRIAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN TUGAS AKHIR DI PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING STKIP PGRI SUMATERA BARAT.

PROFIL MINAT PESERTA DIDIK MENGIKUTI KONSELING KELOMPOK KELAS VII DI SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL

PENGARUH PERKEMBANGAN SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK (STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF) DI SMP N 1 PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 1 GUNUNG TALANG JURNAL

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM:

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMA N 12 PADANG. Oleh: Dedi Miswar. Fitria Kasih Rahma Wira Nita

KENDALA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SMP NEGERI 23 PADANG ABSTRACT

PROFIL KETERAMPILAN KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI 1 LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL

PENGARUH SIKAP PENDIDIK TERHADAP KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK DI MAN 1 PADANG ABSTRACT

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XII DI SMK NEGERI 1 PAINAN Oleh:

oleh: ARI DARMANSYAH Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

PROFIL AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK ABSTRACT

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EMOSI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL E JURNAL ZILVIANDA LUSIANA NIM

Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan. By:

ARTIKEL. Oleh: PRIMA EKA PUTRA NPM:

BENTUK TINGKAH LAKU SALAH SUAI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DILIHAT DARI PENDEKATAN KONSELING SELF (CLIENT CENTERED) DI KELAS VIII MTsN 4 AGAM

PROFIL KEPERCAYAAN DIRI ANAK USIA SD YANG MEMILIKI ORANGTUA SINGLE PARENT DI RW 01 KELURAHAN OLO KECAMATAN PADANG BARAT ARTIKEL

Keyword: Reinforcement, Learning BK, Information Service

PERAN GURU BK DALAM PEMILIHAN KARIR PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA NEGERI 8 PADANG ABSTRACT

PROFIL PERILAKU BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA PGRI 3 PADANG By:

PROFIL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA ADABIAH 2 PADANG JURNAL

FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN EMOSI REMAJA DALAM INTERAKSI SOSIAL KELAS XI DI SMA PGRI I PADANG JURNAL

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU PENCAPAIAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN SIGUHUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM.

RARA NINGRUM NPM:

JURNAL PENELITIAN. Oleh : SOTRIADI NPM:

KESIAPAN PESERTA DIDIK DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL DI SMP NEGERI 31 PADANG ARTIKEL

PENGARUH PERILAKU TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 01 RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENERAPAN KETERAMPILAN DASAR DALAM KONSELING KELOMPOK OLEH GURU BK DI KELAS VIII SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL

PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL

PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG MENGALAMI PERILAKU MENYIMPANG DI SMP NEGERI 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN.

PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK PINDAHAN DALAM BELAJAR DI MTs TI BATANG KABUNG PADANG. Oleh: Hermina Mirawati*) Asmaiwaty Arief**)) Yusnetti**))

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR DOSEN

PERSEPSI PESERTA DIDIK KELAS XII TENTANG PENDIDIKAN SEKS DI SMA NEGERI 1 NAN SABARIS PAUH KAMBAR PARIAMAN JURNAL

PROFIL KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR. Oleh: Resci Nova Linda*)

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI BIDANG PENGEMBANGAN KARIER DI KELAS XI SMA N 2 BAYANG

DAMPAK POLA PERLAKUAN ORANG TUA PADA PERILAKU REMAJA DI RW 02 KELURAHAN KOTO LUA KECAMATAN PAUH KOTA PADANG

UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

Oleh: Fauzan. FitriaKasih Rahma Wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DALAM MERUBAH PERILAKU MORAL PESERTA DIDIK OLEH GURU BK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 PAINAN JURNAL

STUDI TENTANG PROFIL KETERAMPILAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAINAN JURNAL

JURNAL RICKY HANDOKO NPM:

USAHA GURU BK UNTUK MEMBANTU MEMENUHI KEBUTUHAN SOSIAL REMAJA DALAM BELAJAR DI SMP N 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA. Oleh: Fauziah Latif *)

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

Transkripsi:

1 DAMPAK PERILAKU TIDAK ASSERTIVE PESERTA DIDIK DALAM BERINTERAKSI DI KELAS X SMA NEGERI 1 PASAMAN Tia Ayu Putri Aulia 1, Rahma Wira Nita 2, Septya Suarja 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat auliaputrielison@gmail.com ABSTRACT This research is motivated by the presence of learners who do not dare to express opinions or feelings at the time of study. The purpose of this study to describe: (1) The impact of assertive behavior of learners seen from the passive attitude, (2) The impact of assertive behavior of learners seen from aggressive attitude. This research is quantitative descriptive research. The population of this study are students of class X SMA Negeri Pasaman. The sampling technique was done by purposive random sampling with the number of samples in this study were 28 students. Technique used to analyze data by using program Microsoft Exel 2007. The instrument used is questionnaire. While for data analysis used technique percentage. The result of this research reveals that in general the impact of the behavior is not assertive learners in interaction in class X is in enough category. The result of the research based on sub-variables are: (1) the impact of assertive behavior of learners seen from the passive attitude is in enough category (2) the impact of assertive behavior of learners in interaction in view of aggressive attitude is in enough category. Based on the findings of this study recommended to the relevant parties that learners to further improve the behavior of nonassertive learners in interacting in class X SMA 1 Pasaman. Keywords: Assertive Behavior, Interaction, Passive Attitude of Aggressive Attitude PENDAHULUAN Pendidikan formal di sekolah mengembangkan kecerdasan emosional, kecerdasan berfikir, kecerdasan spritual dan lain sebagainya serta diiringi dengan kreatifitas yang tinggi. Semua ini hanya dapat diperoleh melalui dunia pendidikan, artinya pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk mempersiapkan generasi muda yang bermutu dan berkualitas tinggi yang menjadi penerus bangsa ini, kualitas atau kemampuan itulah individu dapat hidup dan berkembang secara baik. Sebagian besar dari kemampuan itu harus dipelajari seperti komunikasi. 1

2 Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial antara individu yang satu dengan yang lainnya pasti membutuhkan kerja sama dalam berinteraksi. Albert dan Emmons (2008:45) asertivitas adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain. Dengan demikian, perilaku assertive secara keseluruhan merupakan keterampilan seseorang untuk mengungkapkan baik secara verbal maupun nonverbal akan kebutuhan pada dirinya yang berupa ide, gagasan serta harapan-harapan, sekalipun yang bersifat negatif namun penyampaiannya secara tegas serta tanpa menyakiti perasaan orang lain. Zatrow 1987 (Nursalim, 2005: 127) menyebutkan orang yang bertindak tidak assertive dapat menjadi pasif dan agresif, dapat dilihat perilaku pasif adalah individu akan terlihat ragu-ragu dalam berbicara, melihat kearah lain, memberi persetujuan tanpa memperhatikan perasaannya sendiri, tidak mampu mengekspresikan pendapat, dan menilai dirinya lebih rendah dari pada orang lain, sementara individu yang bersifat agresif dapat dilihat dari individu yang berbicara keras, menghina dan kasar, menilai dirinya lebih tinggi dari pada orang lain, dan menyakiti orang lain untuk tidak menyakiti dirinya. Corey 2001 (Hartono, 2012: 129) assertive sangat berguna bagi mereka yang tidak mampu mengungkapkan kemarahan atau rasa tersinggung, menunjukkan kesopanan yang berlebihan dan selalu mendorong orang lain untuk mendahuluinya, memiliki kesulitan untuk mengatakan tidak, dan merasa tidak punya hak untuk memiliki perasaan dan pikirannya sendiri. Namun pada kenyataannya masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Lemah dalam berkomunikasi dan gagal dalam mengungkapkan pendapat akan membuat individu merasa tertekan dan dikucilkan oleh teman sebayanya. Menurut Gerungan (2002:58) Interaksi teman sebaya adalah suatu bentuk hubungan antara dua atau lebih anak dimana anak yang satu

3 mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan anak yang lain atau sebaliknya dan hubungan ini terjadi antara anak yang memiliki usia relatif sama atau sebaya. Dimana teman sebaya merupakan anak-anak yang belajar memformulasikan dan menyatakan pendapat mereka, menghargai sudut pandang teman sebaya, menegosiasikan solusi atas perselisihan secara kooperatif, dan mengubah standar perilaku yang diterima oleh semua. Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa interaksi teman sebaya adalah suatu hubungan sosial antar individu yang mempunyai tingkatan usia yang hampir sama, serta di dalamnya terdapat keterbukaan, tujuan yang sama, kerjasama serta frekuensi hubungan dan individu yang bersangkutan akan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Berdasarkan hasil observasi selama mengikuti PLBK sekolah peneliti dapat melihat masih banyaknya peserta didik yang tidak assertive dalam berinteraksi dengan teman sebaya, seperti adanya ditemukan peserta didik yang tidak berani mengemukakan pendapat atau perasaannya pada saat belajar, adanya peserta didik yang tidak berani menjawab pertanyaan guru pada saat belajar, adanya peserta didik yang tidak berani mengungkapkan keinginan dan kebutuhannya dalam berinteraksi, dan adanya peserta didik yang lebih mengutamakan perasaan orang lain dari pada mengeutamakan perasaannya sendiri, hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap guru BK dimana adanya peserta didik yang tidak mampu untuk mempertahankan atau membela hak maupun kepentingan pribadinya, adanya peserta didik yang tidak bisa mengambil keputusan sendiri, adanya peserta didik yang tidak mau kalah dalam berpendapat, adanya peserta didik yang berbicara keras kepada teman, adanya peserta didik yang menilai dirinya lebih rendah dari pada orang lain. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Dampak Perilaku Tidak Assertive Peserta Didik dalam

4 Berinteraksi di Kelas X SMA Negeri 1 Pasaman. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah pada penelitian ini adalah : 1. assertive peserta didik dalam berinteraksi dilihat dari sikap pasif di kelas X SMA Negeri 1 Pasaman. 2. assertive peserta didik dalam berinteraksi dilihat dari sikap agresif di kelas X SMA Negeri 1 Pasaman. Berdasarkan batasan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana dampak perilaku assertive peserta didik dilihat dari sikap pasif dan agresif? METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Margono (Darmawan, 2013:37) penelitian kuantitatif yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 03-07 Juli 2017 di SMA Negeri 1 Pasaman. Menurut Sugiyono (2014:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Pasaman yang berjumlah 28 orang. Mengingat populasi dalam penelitian ini berjumlah 28 orang. Maka untuk pengambilan sampel digunakan teknik purposive random sampling, yaitu pengambilan sampel secara keseluruhan atau semua populasi dijadikan yaitu pemilihan sampel sesuai dengan yang dikehendaki peneliti dengan teknik purposive random sampling yaitu peserta didik di kelas X SMA Negeri 1 Pasaman yang berjumlah 28 orang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval. Menurut Riduwan (2012:85) data interval adalah data yang menunjukkan jarak antara satu data

5 dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama. Menurut Bungin (2011:132) sumber data ada dua yaitu: a) Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data pertama dilokasi penelitian atau objek penelitian. Data primer diperoleh dari Peserta didik Kelas X di SMA Negeri 1 Pasaman. b) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan. Data sekunder diperoleh dari guru BK SMA Negeri 1 Pasaman. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengadministrasikan questioner (angket). Untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah peneliti ini digunakan atau disusun instrument dalam bentuk angket. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini adalah untuk melihat dampak perilaku tidak berinteraksi di kelas X SMA Negeri 1 Pasaman. 1. Dampak Perilaku Tidak Assertive Peserta Didik dalam Berinteraksi Dilihat dari Sikap Pasif di Kelas X SMA Negeri 1 Pasaman Hasil penelitian yang dilakukan pada peserta didik di kelas X SMA Negeri 1 Pasaman dapat diketahui bahwa dampak didik dalam berinteraksi dilihat dari sikap pasif adalah 17 dari 28 kategori cukup, 7 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori sangat banyak, 4 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori sedikit, 0 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori sangat banyak dan sangat sedikit. Jadi dapat disimpulkan dampak perilaku tidak assertive peserta didik dalam berinteraksi di kelas X SMA Negeri 1 Pasaman dilihat dari sikap pasif tergolong pada kategori cukup. a) Individu akan Terlihat Ragu dalam Berbicara. assertive peserta didik dalam berinteraksi pada aspek individu akan terlihat ragu dalam berbicara diketahui bahwa 14 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori cukup, 13 dari 28 orang peserta didik

6 berada pada kategori sangat banyak, 1 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori sedikit, 0 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori sangat banyak dan sangat sedikit. Menurut Bovee 1998 (Zulkarnain, 2013:62) komunikasi sebagai proses mengirim dan menerima pesan, serta dikatakan efektif jika pesan tersebut dapat dimengerti dan menstimulasi tindakan atau mendorong orang lain untuk bertindak sesuai dengan pesan tersebut. Pada dasarnya setiap orang dapat berbicara, namun tidak semua orang dapat berbicara baik dan komunikatif di depan umum. Berbicara adalah cara seseorang berkomunikasi dengan orang lain untuk menyampaikan sesuatu yang diinginkan, Seperti didalam sebuah aktivitas belajar tentu antara individu satu dengan yang lainnya melakukan komunikasi. Berkomunikasi dengan orang lain merupakan situasi yang hampir terjadi diseluruh proses kehidupan, komunikasi menentukan kualitas kehidupan manusia, dan memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif sangat diperlukan untuk menyampaikan ide, gagasan dan pengetahuan kepada orang lain. Terkait dengan pandangan di atas maka dapat disimpulkan dampak perilaku tidak assertive peserta didik dalam berinteraksi di kelas X SMA Negeri 1 Pasaman tergolong pada kategori cukup, maka perlu peningkatan terhadap perilaku assertive peserta didik untuk tidak ragu dalam berbicara karna karena manusia membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. b) Melihat Kearah Lain Saat Berbicara. berinteraksi pada aspek melihat kearah lain saat berbicara adalah 14 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori cukup, 12 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori sangat banyak, 2 dari 27 orang peserta didik berada pada kategori sedikit, dan 0 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori sangat banyak dan sangat sedikit.

7 Menurut pandangan Bull (Saam, 2013:14) mengemukakan komunikasi nonverbal meliputi intonasi dan tekanan suara, ekspresi wajah, gerakan tubuh, tatapan, jarak antar individu. Dalam hubungan antar manusia, bila komunikasi nonverbal sering digunakan untuk mengungkapkan ide, pikiran, atau perasaan maka hal tersebut akan memberi dampak positif terhadap kualitas hubungan mereka, dan sebaliknya. Terkait dengan pandangan di atas maka dapat disimpulkan dampak perilaku tidak assertive peserta didik dalam berinteraksi di kelas X SMA Negeri 1 Pasaman pada aspek melihat kearah lain saat berbicara tergolong pada kategori cukup, maka perlu peningkatan terhadap maka perlu peningkatan terhadap perilaku berinteraksi pada aspek melihat ke arah lain saat berbicara. c) Memberi persetujuan tanpa memperhatikan perasaan sendiri assertive peserta pada aspek memberi persetujuan tanpa memperhatikan perasaan sendiri adalah 23 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori sedikit, 5 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori sangat banyak, 0 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori sangat banyak, banyak, cukup. Menurut Redd 1980 (Nursalim, 2005:130) assertive direkomendasikan untuk individu yang mengalami kecemasan interpersonal, tidak mampu menolak tindakan orang lain, dan memiliki kesulitan berkomunikasi dengan orang lain. aspek memberi persetujuan tanpa memperhatikan perasaan sendiri tergolong pada kategori sedikit, maka perlu peningkatan terhadap perilaku assertive peserta didik dalam berinteraksi di kelas pada aspek memberi persetujuan tanpa memperhatikan perasaan sendiri. d) Tidak Mampu Mengekspresikan Pendapat assertive peserta pada aspek tidak

8 mampu mengekspresikan pendapat adalah 18 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori banyak, 8 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori sangat cukup, 2 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori sangat banyak, 0 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori sedikit dan sangat sedikit. Menurut Alberti dan Emmons 1975 (Nursalim, 2005: 126) sikap assertive merupakan perilaku yang memungkinkan seseorang untuk bertindak sesuai dengan keinginan, mempertahankan diri tanpa merasa cemas, mengekspresikan perasaan secara jujur dan nyaman, dimana individu tersebut mampu untuk mengekspresikan pendapatnya secara langsung, jujur, dan terbuka kepada orang lain. aspek tidak mampu mengeksperesikan pendapat tergolong pada kategori banyak, maka perlu peningkatan terhadap perilaku assertive peserta didik dalam berinteraksi di kelas pada aspek tidak mampu mengeksperesikan pendapat. e) Menilai Dirinya Lebih Rendah Dari Pada Orang Lain assertive peserta pada aspek menilai dirinya lebih rendah dari pada orang lain adalah 28 dari 28 kategori sangat banyak, 0 dari 28 kategori sangat banyak, cukup, sedikit, dan sangat. Menurut Masllow (2003: 84) melihat harga diri sebagai sesuatu yang merupakan kebutuhan setiap orang dan terasa mulai tingkat yang rendah sampai yang tinggi. Kebutuhan untuk dihargai di dalam kehidupan bermasyarakat mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku seseorang dalam mendorong untuk melakukan bermacam-macam hal demi mendapatakan penghargaan dari orang lain.

9 aspek menilai dirinya lebih rendah dari pada orang lain tergolong pada kategori sangat banyak, maka perlu peningkatan terhadap perilaku assertive peserta didik dalam berinteraksi di kelas pada menilai dirinya lebih rendah dari pada orang lain. 2. Dampak Perilaku Tidak Assertive Peserta Didik Dalam Berinteraksi Dilihat Dari Sikap Agresif di kelas X SMA Negeri 1 Pasaman. Hasil penelitian yang dilakukan pada peserta didik di kelas X SMA Negeri 1 Pasaman dapat diketahui bahwa dampak didik dalam berinteraksi dilihat dari sikap agresif adalah 17 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori cukup, 7 dari 28 kategori banyak, 4 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori sedikit, 0 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori sangat banyak dan sangat sedikit. Jadi X SMA Negeri 1 Pasaman dilihat dari sikap pasif tergolong pada kategori cukup. berinteraksi di kelas X SMA Negeri 1 Pasaman dilihat dari sikap agresif adalah sebagai berikut: a) Individu Yang Berbicara Keras berinteraksi pada individu yang berbicara keras yaitu 28 dari 28 kategori sangat sedikit, 0 dari 28 kategori sangat banyak, banyak, cukup, dan sedikit. Alberti dan Emmons (2008:45) mendefinisikan bahwa asertivitas adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pribadi dan pihak lain. Dengan demikian, perilaku assertive secara keseluruhan merupakan keterampilan seseorang untuk mengungkapkan

10 baik secara verbal maupun nonverbal akan kebutuhan pada dirinya yang berupa ide atau gagasan serta harapan-harapan, sekalipun itu bersifat negatif namun penyampaiannya secara tegas serta tanpa menyakiti perasaan orang lain. aspek berbicara keras tergolong pada kategori sangat sedikit, b) Menghina dan Kasar (Fisik dan Verbal) berinteraksi pada Menghina dan Kasar (Fisik dan Verbal) adalah 20 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori sedikit, 8 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori banyak, 0 dari 28 kategori sangat banyak, cukup, dan sangat sedikit. Menurut Moore dan Fine (2007: 04) membagi agresif dalam dua bentuk yaitu secara verbal dan secara fisik, dimana agresif fisik individu akan menghina, memaki, membentak dengan kata-kata kasar selanjutnya agresif fisik yaitu dimana individu menggunakan kemampuan fisik seperti memukul, dan menendang untuk menyakiti orang lain. aspek menghina dan kasar tergolong pada kategori sedikit. c) Menilai Dirinya Lebih Tinggi Dari Pada Orang Lain berinteraksi pada menilai dirinya lebih tinggi dari pada orang lain adalah 15 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori cukup, 7 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori banyak, 6 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori sedikit, 0 dari 28 kategori sangat banyak dan sangat sedikit. Lazarus 1996 (Nursalim, 2005: 132) mengemukakan tujuan assertive adalah untuk

11 mengkoreksi perilaku yang tidak layak dengan mengubah responrespon emosional yang salah dan mengeleminasi pemikiran irasional. aspek menilai dirinya lebih tinggi dari pada orang lain berada pada kategori cukup. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan mengenai dampak didik dalam berinteraksi di kelas X SMA Negeri 1 Pasaman, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. assertive peserta didik dalam berinteraksi dilihat dari sikap pasif di kelas X SMA Negeri 1 Pasaman berada pada kategori cukup. 2. assertive peserta didik dalam berinteraksi dilihat dari sikap agresif di kelas X SMA Negeri 1 Pasaman berada pada kategori cukup. DAFTAR PUSTAKA Alberti, R.dan Emmons, M. (2002). Your Perfect Right. Penerjemah Buditjahya. Jakarta: Media Komputindo. Ali, Moh dan Asrori, Moh. (2004). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara. Corey Gerald. (2007). Teori dan Praktek Konseling Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama. Darmawan, Deni. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Desmita. (2014). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hurlock. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Gelora Aksara Pratama. Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Perss. Nursalim Mochamad. (2005). Strategi Konseling. : Unessa University Press. Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.