BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

BERITA RESMI STATISTIK

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN...I.

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan

Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN:

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Sri Rahmawati, 2015

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS

BAB III METODE PENELITIAN

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG KALIMANTAN BARAT ANGKA SEMENTARA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

BAB I PENDAHULUAN. lahan. Kemampuan lahan yang dikelola akan memberikan. produksi yang berbeda-beda tingkat produktivitasnya.

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

Kajian. Hasil Inventarisasi LP2B. Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I)

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Pendahuluan ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih.

BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

B A B I PE N D A H U L U A N. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam lokasi kawasan komoditas unggulan nasional pada komoditas padi

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi dalam pengusahaan tanah-tanah miring. berlereng adalah erosi. Untuk itu dalam usaha pemanfaatan lahan-lahan

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

ARAHAN LOKASI INDUSTRI PENGOLAHAN BERAS KABUPATEN JOMBANG

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010)

EVALUASI ALIH FUNGSI TANAMAN BUDIDAYA TERHADAP POTENSI DAERAH RESAPAN AIRTANAH DI DAERAH CISALAK KABUPATEN SUBANG

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

DAFTAR ISI. PRAKATA... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... iiv DAFTAR GAMBAR... ix

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013)

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, baik di dunia maupun nasional.

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA TETAP TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

Gambar 22. Peta Kabupaten Kutai Timur

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumberdaya alam

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal

BAHAN DAN METODE. Tabel 4 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN

BAB II METODE PENELITIAN

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor

Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2006 DAN ANGKA RAMALAN I 2007)

V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan. manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk

IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdesaan (rural) didefenisikan sebagai wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman pedesaan, pelayanan jasa, pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi berskala desa atau beberapa desa. Perdesaan juga merupakan suatu wilayah homogen baik dari sisi penduduk, penggunaan lahan maupun history yang terdiri dari beberapa desa dengan penduduk yang umumnya memiliki kekerabatan yang erat. Sedangkan dari sisi penggunaan lahannya, wilayah perdesaan didominasi oleh kawasan pertanian baik pertanian lahan kering maupun pertanian lahan basah. Di Indonesia, pertanian di wilayah perdesaaan umumnya masih bersifat primitif dengan sistem ladang berpindah ataupun ketergantungan yang besar terhadap kondisi alam (Jayadinata, J.T :67). Optimasi penggunaan lahan perdesaan adalah suatu upaya dalam membuat sebuah konsep atau pola pemanfaatan lahan perdesaan sehingga menghasilkan konsep atau pola penggunaan lahan yang optimal dengan memperhatikan kendala atau batasan yang dihadapi. Optimasi penggunaan lahan perdesaan juga dimaksudkan untuk menghindari penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan seharusnya mengacu pada analisis optimasi dan peta pola ruang yang telah dibuat. Dengan metode optimasi lahan maka akan diperoleh arahan yang benar mengenai penggunaan lahan yang optimal dengan memperhatikan sejumlah faktor terkait yang mempengaruhi penggunaan lahan. Perdesaan Duawutun yang terdiri dari desa Duawutun dan Desa Ria Bao, dengan luas lahan keseluruhan adalah 963,51 Ha didominasi oleh kawasan selain permukiman yakni : Semak belukar atau hutan kayu sebesar 43,49% pertanian 32,40% Hutan Lindung sebesar 15,11%, dan penggunaan lahan lain sebesar 1,40%. Sedangkan penggunaan lahan untuk kawasan permukimannya adalah sebesar 7,59%. (Sumber : 1

Kecamatan Nagawutung Dalam Angka 2015 dan Hasil digitasi Peta Citra Satelit Perdesaan Duawutun) pertanian yang masuk didalam penggunaan lahan ini diantaranya pertanian tanaman pangan dan perkebunan. Tanaman pangan yang ditanam di kawasan pertanian perdesaan duawutun diantaranya adalah padi (Padi ladang), Palawija (jagung, kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau dan ubi kayu) dan hortikultura (sayur-sayuran dan buah-buahan) sedangkan tanaman perkebunan diantaranya jati, mahoni, jambu mente, kelapa, dan juga cendana. Untuk tanaman pangan yang paling dominan ditanam di kawasan pertanian perdesaan duawutun adalah jagung dengan produksi pada tahun 2013 sebesar 1920 ton sedangkan tanaman keras yang paling dominan ditanam adalah jambu mente dengan produktivitas pada tahun 2013 sebesar 187 ton dengan penggunaan lahan seluas 65,57 Ha (Sumber RKPD Kabupaten Lembata Tahun 2016). Dalam penggunaan lahannya banyak ditemui penggunaan lahan yang tumpang tindih diantaranya penggunaan lahan untuk kebun campuran yang ditanami juga jambu mente dan jati. Hal ini disebabkan karena belum adanya suatu arahan yang jelas mengenai lahan yang cocok untuk tanaman pangan dan juga tanaman perkebunan karena karakteristiknya berbeda baik dari sisi jenis tanah, kemiringan lahan, ketinggian dari permukaan laut, penggunaan air, dan faktor lainnya. (Sumber: Hasil Pengamatan di Desa Duawutun Tahun 2016). Penggunaan lahan yang tumpang tindih ini tidak hanya terjadi di kawasan pertanian saja tetapi sampai ke kawasan permukiman dimana lahan dikawasan permukiman juga dimanfaatkan untuk tanaman pangan dan juga tanaman perkebunan serta keberadaan ternak masyarakat dikawasan permukiman yang secara kesehatan tidak diperbolehkan atau boleh dengan syarat tertentu. Selain faktor produksi diatas, faktor lain yang juga berpengaruh adalah curah hujan. Curah hujan di perdesaan duawutun sebesar 1254 mm pertahun dengan hari hujan sebanyak 66 HH dalam setahun ( Sumber : RKPD Kabupaten Lembata Tahun 2016) sangat mempengaruhi pemilihan tanaman pertanian. Disamping itu hari hujan di perdesaan duawutun yang hanya 66 HH menyebabkan lahan pertanian menjadi terlantar selama 9 bulan lainnya pada masa musim kemarau. 2

Jenis tanah di perdesaan duawutun yakni Haplusolls Ustorthensts dengan tingkat kesuburan atau kandungan humus dari sedang sampai tinggi cukup baik untuk digunakan sebagai kawasan pertanian. Jenis tanah ini cocok untuk tanaman pangan maupun tanaman perkebunan tetapi curah hujan yang rendah menyababkan pemilihan tanaman menjadi kompleks. Selain itu Kemiringan lahan perdesaan duawutun kurang dari 15% menjadikan lahan ini mendukung untuk digunakan sebagai kawasan pertanian. Untuk itu dari penjelasan awal yang ditemui diperdesaan duawutun, yakni penggunaan lahan yang belum optimal dan masih belum terarah secara baik menjadi alasan bagi penulis untuk mengkaji Optimasi Penggunaan Lahan Perdesaan Duawutun sebagai Tugas Akhir dimana hasil akhir dari penelitian ini berupa suatu konsep atau pola penggunaan lahan perdesaan yang memperhatikan faktor Fisik Lingkungan, Penggunaan Lahan saat ini, budaya setempat dan juga pola ruang sehingga dapat menjadi acuan bagi masyarakat di perdesaan Duawutun dalam memanfaatkan lahannya dan sebagai referensi bagi pemerintah desa maupun kecamatan dalam membuat rencana penggunaan lahan yang lebih baik. 1.2 Rumusan Masalah Masalah yang menjadi alasan dilakukan penelitian ini adalah bahwa penggunaan lahan di perdesaan Duawutun, yang didalamnya terdapat 2 desa yakni desa Duawutun dan Desa Riabao, masih belum optimal. Hal ini karena penggunaan lahan yang tumpang tindih antara kebun tanaman pangan dengan tanaman keras sehingga hasilnya kurang maksimal dan juga lahan pertanian tanaman pangan di perdesaan Duawutun hanya digarap selama 3 bulan dalam setahun. Untuk itu dengan penelitian ini, diharapkan memberikan konsep atau gambaran penggunaan lahan yang paling optimal dengan memperhatikan aspek terkait seperti Fisik Lingkungan, Penggunaan Lahan saat ini, budaya setempat dan juga pola ruang. 3

1.3 Tujuan dan Sasaran 1.3.1 Tujuan Adapun tujuan dari studi ini adalah mengoptimalkan penggunaan lahan perdesaan Duawutun, Kecamatan Nagawutung Kabupaten Lembata dengan cara optimasi guna lahan. 1.3.2 Sasaran Sasaran yang digunakan untuk mencapai tujuan studi ini adalah : 1. Teridentifikasi kondisi lahan di perdesaan Duawutun, Kecamatan Nagawutung 2. Teridentifikasi potensi dan masalah yang terkait penggunaan lahan di perdesaan Duawutun Kecamatan Nagawutung 3. Teranalisis Optimasi lahan perdesaan Duawutun, Kecamatan Nagawutung Dari ketiga sasaran diatas kemudian dihasilkan konsep guna lahan yang paling optimal di perdesaan Duawutun Kecamatan Nagawutung 1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup didalam studi ini terdiri dari dua bagian, yaitu lingkup wilayah dan Lingkup Substansi yang dijelaskan sebagai berikut: 1.4.1 Lingkup Wilayah Wilayah yang menjadi kajian dalam studi ini adalah perdesaan Duawutun, dimana perdesaan duawutun meliputi 2 (dua) desa yakni Desa Duawutun dan juga Desa Ria Bao. Kedua Desa ini secara History merupakan desa para pengungsi Bencana Waiteba pada tahun 1979 yang saat itu masih 1 desa yakni desa Duawutun. Namun seiring perkembangan, tahun 2012 Desa Duawutun dimekarkan menjadi desa Duawutun dan Desa Ria Bao. Perdesaan Duawutun berbatasan dengan : Utara berbatasan dengan Selatan berbatasan dengan Timur berbatasan dengan Barat berbatasan dengan : Selat Lamakera : Desa Penikenek, Kecamatan Nagawutung : Desa Wuakerong, Kecamatan Nagawutung : Desa Babokerong, Kecamatan Nagawutung Untuk lebih jelas mengenai Lingkup Wilayah dalam kajian ini dapat dilihat pada Gambar 1.1 dan Gambar 1.2. 4

Gambar 1.1 Peta Insert Perdesaan Duawutun 5

Gambar 1.2 Peta Wilayah Perdesaan Duawutun 6

1.4.2 Lingkup Substansi Batasan substansi dalam Studi ini berfokus untuk mencapai tujuan yang telah dibuat sebelumnya yakni mengoptimalkan penggunaan lahan perdesaan Duawutun, Kecamatan Nagawutung Kabupaten Lembata dengan cara optimasi guna lahan. maka kemudian dibuat batasan pembahasan sebagai berikut: 1. Identifikasi kondisi lahan di perdesaan Duawutun, Kecamatan Nagawutung Dalam mengidentifikasi kondisi lahan maka variabel yang di perhatikan adalah Penggunaan lahan, kemiringan lahan, jenis tanah dan juga pola ruang. Identifikasi dilakukan dengan cara overlay peta tersebut. Hasil dari identifikasi kondisi lahan ini berupa informasi mengenai jenis penggunaan lahan pada kemiringan dan jenis tanah tertentu beserta dengan luasannya sehingga dapat digunakan sebagai input dalam mengoptimasi penggunaan lahan perdesaan Duawutun. 2. Identifikasi potensi dan masalah yang terkait penggunaan lahan di perdesaan Duawutun Kecamatan Nagawutung Potensi dan masalah terkait penggunaan lahan di perdesaan Duawutun diperoleh dengan cara perhitungan antara luas lahan dengan produksi tanaman. Dengan perhitungan tersebut maka diperoleh apakah penggunaan lahan sudah optimal atau belum. Selain faktor produksi hal lain yang juga di identifikasi guna mencari potensi dan permasalahan terkait penggunaan lahan di perdesaan Duawutun adalah faktor fisik lingkungan seperti jenis tanah, curah hujan, hari hujan dan juga potensi serta permasalahan yang ditemui saat melakukan survei lapangan. 3. Analisis optimasi lahan Perdesaan Duawutun, Kecamatan Nagawutung Setelah mengidentifikasi kondisi lahan, potensi serta permasalahan terkait penggunaan lahan di perdesaan Duawutun, maka dilakukan analisis optimasi. Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan antara luas lahan dan 7

produktifitas tanaman eksisting dengan yang seharusnya. Disamping itu, faktor jenis tanah dan curah hujan serta hari hujan juga dimasukan didalam pemilihan jenis tanaman yang memungkinkan untuk dibudidayakan guna menghitung potensi keuntungan dari setiap jenis tanaman yang mungkin ditanam. Dari ketiga sasaran diatas kemudian dihasilkan konsep guna lahan yang paling optimal di perdesaan Duawutun Kecamatan Nagawutung Setelah proses identifikasi dan analisis kemudian dibuat suatu konsep penggunaan lahan yang paling optimal dari sisi keuntungan dan juga kemudahan dalam pengerjaannya. Konsep yang dihasilkan dapat berupa beberapa kemungkinan penggunaan lahan beserta potensi keuntungan yang mungkin dapat diperoleh. Tiga poin pembahasan diatas menjadi fokus dalam studi ini guna mencapai tujuan yang telah dibuat. 1.5 Metodologi 1.5.1 Metode Pengumpulan Data Metodelogi pengumpulan data dalam studi ini terdiri dari pengumpulan data primer yakni pengumpulan data berdasarkan observasi dilapangan dan juga pengumpulan data sekunder yakni pengumpulan data yang diperlukan dari instansi atau badan terkait yang mengeluarkan data tersebut. Pengumpulan data primer terkait dengan kondisi eksisting serta produktivitas lahan dalam hal ini dilakukan wawancara kepada penduduk perdesaan Duawutun terkait penggunaan lahannya dan juga produksinya. Survei primer juga dilakukan untuk melihat potensi dan masalah dalam hal penggunaan lahan di perdesaan Duawutun. Sedangkan Pengumpulan data sekunder adalah data yang dikeluarkan oleh instasi terkait yang dibutuhkan dalam studi ini. Kebutuhan data sekunder dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut: 8

Tabel 1.1 Tabel 1.1 Kebutuhan Data Sekunder dalam Studi Optimasi Guna Lahan Perdesaan Duawutun No Data Wilayah Bentuk Data 1 Fisik Lingkungan Kemiringan Kecamatan Nagawutung / Kabupaten Lembata Shp, MXD, JPEG, Tabel Jenis Tanah Kecamatan Nagawutung / Kabupaten Lembata Shp, MXD, JPEG, Tabel Curah Hujan Kecamatan Nagawutung / Kabupaten Lembata Shp, MXD, JPEG, Tabel Air Tanah Kecamatan Nagawutung / Kabupaten Lembata Shp, MXD, JPEG, Tabel Air Permukaan Kecamatan Nagawutung / Kabupaten Lembata Shp, MXD, JPEG, Tabel Daerah Rawan Bencana Kecamatan Nagawutung / Kabupaten Lembata Shp, MXD, JPEG, Tabel Penggunaan Lahan (Tahun Terdahulu dan Tahun Terbaru) Kecamatan Nagawutung / Kabupaten Lembata Shp, MXD, JPEG, Tabel Sebaran Sumber daya Mineral dan Bahan Galian Kecamatan Nagawutung / Kabupaten Lembata Shp, MXD, JPEG, Tabel Instansi yang mengeluarkan Bagian Fisik BAPPEDA KABUPATEN LEMBATA Citra Satelit Kecamatan Nagawutung RTRW Kabupaten Lembata Dokumen (Word/PDF) Beserta Album Peta Rencana Rinci di Kecamatan Nagawutung * Dokumen (Word/PDF) Beserta Album Peta 2 Sosial Budaya Kecamatan Nagawutung dalam Angka Tahun 2010, 2011, 2012, 2013,2014, dan 2015 Kecamatan Nagawutung Dokumen (PDF) BPS Kabupaten Lembata Kajian Adat Istiadat Setempat Kecamatan Nagawutung/Kabupaten Lembata Dinas Pariwisata Kabupaten Lembata Upacara Adat yang rutin dilakukan. Kecamatan Nagawutung/Kabupaten Lembata Dinas Pariwisata Kabupaten Lembata 3 Ekonomi PDRB Kabupaten Lembata Kecamatan Nagawutung / Kabupaten Lembata Dokumen (PDF,WORD, EXCEL) Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lembata Kecamatan Nagawutung / Kabupaten Lembata Dokumen (PDF,WORD, EXCEL) Realisasi APBD Tahun 2015 Kecamatan Nagawutung / Kabupaten Lembata Dokumen (PDF,WORD, EXCEL) Bagian Ekonomi BAPPEDA KABUPATEN Produksi Pertanian Kecamatan Nagawutung / Kabupaten Lembata Dokumen (PDF,WORD, EXCEL) LEMBATA Produksi Ternak Kecamatan Nagawutung / Kabupaten Lembata Dokumen (PDF,WORD, EXCEL) Produksi Hasil Hutan Kecamatan Nagawutung / Kabupaten Lembata Dokumen (PDF,WORD, EXCEL) Produksi Perikanan Laut Kecamatan Nagawutung / Kabupaten Lembata Dokumen (PDF,WORD, EXCEL) Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016 9

1.5.2 Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam studi ini mengikuti sasaran yang digunakan dalam mencapai tujuan studi yakni : 1. Identifikasi kondisi lahan di perdesaan Duawutun, Kecamatan Nagawutung 2. Identifikasi potensi dan masalah yang terkait penggunaan lahan di perdesaan Duawutun Kecamatan Nagawutung 3. Analisis Optimasi lahan perdesaan Duawutun, Kecamatan Nagawutung Dari ketiga sasaran diatas kemudian dihasilkan konsep guna lahan yang paling optimal di perdesaan Duawutun Kecamatan Nagawutung Maka dibuatlah metode analisis sebagai berikut: 1. Identifikasi kondisi lahan di perdesaan Duawutun, Kecamatan Nagawutung Dalam melakukan identifikasi lahan di Perdesaan Duawutun maka variabel yang di perhatikan adalah Penggunaan Lahan, Kemiringan Lahan, Jenis Tanah. Identifikasi dilakukan dengan cara overlay ketiga peta tersebut. Hasil dari identifikasi kondisi lahan ini berupa informasi mengenai jenis penggunaan lahan pada kemiringan dan jenis tanah tertentu beserta dengan luasannya sehingga dapat digunakan sebagai input dalam mengoptimasi penggunaan lahan perdesaan Duawutun. Gambar 1.3 Diagram Alir Identifikasi Kondisi Lahan Peta Penggunaan Lahan Peta Kemiringan Overlay Peta Peta Jenis Tanah Peta Kondisi Lahan Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016 10

2. Identifikasi potensi dan masalah yang terkait penggunaan lahan di perdesaan Duawutun Kecamatan Nagawutung Kabupaten Lembata Potensi dan masalah terkait penggunaan lahan di perdesaan Duawutun diperoleh dengan cara perhitungan antara luas lahan dengan produksi tanaman. Dengan perhitungan tersebut maka diperoleh apakah penggunaan lahan sudah optimal atau belum. Selain faktor produksi hal lain yang juga di identifikasi guna mencari potensi dan permasalahan terkait penggunaan lahan di perdesaan Duawutun adalah faktor fisik lingkungan seperti jenis tanah, curah hujan, hari hujan dan juga potensi serta permasalahan yang ditemui saat melakukan survei Lapangan. Selain itu, dalam melakukan identifikasi potensi dan masalah terkait pengembangan pertanian di perdesaan Duawutun, dilakukan dengan melihat potensi pasar agar apa yang di produksi dan menadi komoditi utama perdesaan Duawutun memiliki pangsa pasar yang bagus. 3. Analisis Optimasi lahan perdesaan Duawutun, Kecamatan Nagawutung Setelah mengidentifikasi kondisi lahan, potensi serta permasalahan terkait penggunaan lahan di perdesaan Duawutun, maka dilakukan analisis optimasi. Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan antara luas lahan dan produktifitas tanaman eksisting dengan yang seharusnya. Disamping itu, faktor jenis tanah dan curah hujan serta hari hujan juga dimasukan didalam pemilihan jenis tanaman yang memungkinkan untuk dibudidayakan guna menghitung potensi keuntungan dari setiap jenis tanaman yang mungkin ditanam. Tanaman yang dibandingkan dalam studi ini adalah tanaman pertanian yakni tanaman pangan dan perkebunan. Untuk lebih jelas mengenai analisis optimasi dapat dilihat pada diagram berikut. 11

Gambar 1.4 Diagram Alir Metode Analisis Peta Kemiri ngan Peta Curah Hujan Peta Jenis Tanah IDENTIFIKASI KONDISI LAHAN Overlay Dengan Kriteria Masing-masing Peta Guna Lahan Tanaman Pangan Tanaman Perkebunan Potensi dan Masalah Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Analisis Optimasi (Perbandingan antara luas lahan dengan produktifitas tanaman Alternatif lain pemanfaatan Lahan Prioritas Tanaman 1. 2. 3. 4. 5. 6. Konsep Optimasi. Kemungkinan 1. 2. 3. 4. 5. Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016 Produktivitas Tanaman Analisis optimasi penggunaan lahan pertanian didahului dengan meng-overlay peta Kemiringan, Curah Hujan dan Jenis Tanah sesuai dengan kriteria untuk setiap jenis tanaman. Setelah itu maka diperoleh tanaman yang sesuai dan tidak sesuai pada daerah tertentu melihat pada masing-masing kriteria. Tanaman yang sesuai kemudian dibuat analisis optimasi dengan membandingkan antara luas lahan dan produktivitas tanaman sehingga diperoleh prioritas tanaman yang paling optimal. Hasil dari analisis ini dapat berupa beberapa prioritas yang kemudian dibuatkan konsep penggunaan lahan berdasarkan beberapa kemungkina yang terjadi meihat pada hasil analisis dan penggunaan lahan saat ini. Lebih jelas mengenai metode analisis optimasi dijelaskan pada bab Tinjauan Teori. 12

1.6 Kerangka Pemikiran Untuk melakukan penelitian maka dibutuhkan alur pemikiran dari penelitian yang akan dilakukan yang bertujuan untuk memeudahkan penelitian dalam melakukan penelitian, yaitu: Optimasi Lahan Perdesaan Duawutun Studi Literatur: Metode Optimasi Guna Lahan Analisis Optimasi Kajian Studi Terdahulu Curah Hujan Identifikasi Kondisi Lahan Jenis Tanah Kemiringan Konsep Optimasi Penggunaan Lahan Perdesaan Duawutun Analisis Optimasi Menggunak an Metode Linear Programing Potensi dan Masalah Penggunaan Lahan Perdesaan Duawutun Permintaan Pasar Guna Lahan Saatini Sosial Produktivitas Tanaman Budaya Penduduk Kesimpulan Rekomendasi 13

1.7 Sistematika Pembahasan Sistematika penulisan dalam Laporan ini adalah Bab I Pendahuluan Berisi mengenai Latar Belakang, rumusan masalah, Tujuan dan sasaran, Ruang lingkup baik lingkup materi maupun lingkup wilayah,metodologi, Kerangka Pemikiran dan juga Sistematika Pembahasan. BAB II Tinjauan Pustaka Berisi penjabaran mengenai Teori terkait optimasi penggunaan lahan perdesaan diantaranya pengertian optimasi, lahan, produktivitas lahan serta kajian studi terdahulu yang berkaitan dengan Studi ini. BAB III Gambaran Umum Berisi gambaran umum baik itu eksternal maupun internal wilayah kajian mengenai kondisi fisik lingkungan, guna lahan, kependudukan, sosial ekonomi dan juga sarana prasarana. BAB IV Evaluasi dan Analisis Penggunaan Lahan di perdesaan Duawutun Bab ini berisi evaluasi dan analisis penggunaan lahan di Desa Duawutun, Kecamatan Nagawutung BAB V Kesimpulan Bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi hasil dari studi serta kelemahan studi dan sasaran studi lanjutan dari studi yang telah dilakukan. 14