BAB I PENDAHULUAN. dan gelisah dengan sesuatu yang dialaminya (Candido et al. 2014).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi di masyarakat masih menjadi sebuah masalah di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung singkat dan dapat dikendalikan. Kecemasan berfungsi sebagai suatu

Effect of Anti-anxiety Drugs to The Changes of Blood Pressure on Patients with Dental Anxiety Pre Tooth Extraction ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental quasi dengan desain pre post test. Pasien pencabutan gigi di RSGM UMY. { } N = Jumlah subyek yang diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Kecemasan Dental

BAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Eksodonsi merupakan salah satu prosedur yang ada pada ilmu spesialis

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENGANTAR. A. Latar Belakang. Ansietas atau kecemasan adalah keadaan mood yang berorientasi dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Upaya tersebut ditinjau dari beberapa aspek, di

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah. melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak menyenangkan, yang kemudian ditandai oleh perasaan-perasaan

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua perasaan takut bermula dari masa kanak-kanak karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan ekstraksi adalah prosedur yang menerapkan prinsip bedah, fisika, dan

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PERUBAHAN DENYUT NADI PADA PASIEN EKSTRAKSI GIGI DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hamil merupakan kodrat bagi wanita, khususnya kehamilan pertama yang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 5 HASIL PENELITIAN Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 6 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN SEBELUM TINDAKAN PENCABUTAN GIGI DI RSGM FK UNSRAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

HUBUNGAN SCORING DENTAL ANXIETY SCALE DENGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH PASIEN EKSTRAKSI GIGI DI PUSKESMAS BAHU

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gigi impaksi adalah gigi yang gagal untuk erupsi secara utuh pada posisi

ABSTRAK. Kata kunci : kecemasan dental, tanaman bunga berwarna biru muda, pencabutan gigi

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci: Musik, Kecemasan, Tekanan Darah, Denyut Nadi, Ekstraksi Gigi

BAB III METODE PENELITIAN. orangtua dengan menggunakan rancangan cross-sectional (Notoadmojo, perawatan gigi dan mulut di RSGM UMY.

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya (Turner et al, 2012).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semua dokter gigi yang merawat pasien anak menyadari bahwa

PATOFISIOLOGI ANSIETAS

BAB I PENDAHULUAN. Pencabutan gigi adalah proses pembedahan yang memberikan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi pada orang dewasa, salah satu manifestasi klinis penyakit jantung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebanyak 129,98 juta jiwa merupakan penduduk dengan jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. jenis. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis wanita yang diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan, gigi impaksi dan untuk keperluan prosedur ortodontik. 1, 2

BAB 4 METODE PENELITIAN. Prijonegoro Sragen dan Puskesmas Sidoharjo Sragen. Penelitian ini berlangsung bulan Maret-Juni 2014.

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan. melahirkan. Rumah sakit dituntut lebih profesional dalam

BAB I 1PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya merawat gigi masih kurang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Kata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka.

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia merupakan infeksi akut di parenkim paru-paru dan sering

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fobia sering kali dimiliki seseorang. Apabila terdapat perasaan takut

BAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu

ABSTRAK. Kata kunci: kecemasan dental, pencabutan gigi, mahasiswa program profesi pendidikan dokter gigi, rumah sakit gigi dan mulut maranatha.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang datang ke dokter gigi saat berada di dalam ruangan tidak jarang tiba-tiba

1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. sekitar 3,86 sehingga dapat dideskripsikan bahwa rata-rata orang Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

DETEKSI DAN MANAJEMEN PENYAKIT SISTEMIK PADA PASIEN GIGI-MULUT DENGAN KOMPROMIS MEDIS. Harum Sasanti FKG-UI, Departemen Ilmu Penyakit Mulut

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. untuk perkembangan sectio caesaria (SC) adalah peningkatan prevalen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individual dan makhluk sosial. Sejak manusia

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

PENGARUH ANALGESIA AKUPUNTUR FREKUENSI KOMBINASI TERHADAP ONSET NYERI PASIEN PASCA OPERASI KRURIS TERTUTUP

BAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecemasan pada Mahasiswa Tingkat Pertama. Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. petunjuk tentang ksehatan umum seseorang. Kesehatan rongga mulut dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tindakan perawatan dalam bidang kedokteran gigi yang paling sering

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,

INFORMED CONCENT (SURAT PERSETUJUAN)

PENATALAKSANAAN PENCABUTAN GIGI PADA PASIEN HIPERTENSI, DIABETES MELLITUS DAN POST STROKE. Oleh : Rozario N. Ramandey

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN KECEMASAN PASIEN EKSTRAKSI GIGI SEBELUM DAN SESUDAH MENGHIRUP AROMATERAPI LAVENDER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cemas adalah fenomena dimana seseorang merasa tegang, takut dan gelisah dengan sesuatu yang dialaminya (Candido et al. 2014). Kecemasan dental adalah masalah yang sering muncul pada pasien gigi dan merupakan reaksi multisistem untuk merasakan adanya ancaman atau bahaya. Hal ini merupakan kombinasi antara perubahan biokimia tubuh dengan riwayat pribadi pasien, memori serta kedudukan sosial mereka (Sghaireen et al. 2013). Kecemasan dental bukan hanya masalah bagi pasien tetapi juga para dokter gigi itu sendiri dan bahkan hal itu dapat menyebabkan perawatan menjadi rumit untuk diselesaikan (Sghaireen et al. 2013). Kecemasan dental mempengaruhi hampir 50% dari populasi umum (Vazquez et al. 2008). Kecemasan dental mendapat urutan kelima dari situasi yang dianggap menakutkan oleh kebanyakan orang. Hal ini menyebabkan bahwa seseorang yang memiliki kecemasan dental menghindari pergi ke dokter gigi (Hmud & Lj 2009). Penelitian oleh Hmud & Lj (2009) mengungkapkan bahwa pasien yang sering mengalami kecemasan dental tinggi dialami wanita usia 26-35 tahun yang jarang mengunjungi dokter gigi. John et al. (2007) 1

2 mengemukakan bahwa penelitian di Australia terdapat lebih banyak prevalensi kecemasan dental dihadapi oleh wanita dibanding pria umumnya pada usia 35-44 tahun (19.7%) dan dewasa muda 18-34 tahun (15.1%) dengan pravalensi yang lebih rendah. Prasetyo (2005) mengemukakan bahwa kecemasan pasien dapat memberikan efek negatif terhadap prosedur perawatan yang akan dilakukan. Ektsraksi gigi adalah pencetus utama kecemasan dental (Setiawan et al. 2010). Hal tersebut disebabkan oleh penggunan benda-benda tajam seperti jarum, elevator (bein) dan tang yang dimasukkan secara berurutan atau bergantian ke dalam mulut. Kecemasan pasien lainnya berasal dari ketakutan terhadap rasa sakit (Pontoh et al. 2015). Cemas yang merupakan reaksi emosional secara sadar dapat meningkatkan aktivitas dari sistem syaraf otonom. Sistem syaraf simpatik yang bertindak langsung pada kelenjar adrenalin untuk menaikan produksi epinefrin dan norepinefrin. Aktivasi dari sistem ini dapat menyebabkan perubahan dari denyut nadi, pernafasan, tekanan darah, keresahan, dan meningkatkan produksi keringat (Candido et al. 2014). Pemeriksaan denyut nadi sangat penting dilakukan untuk mencegah kemungkinan kompikasi yang muncul saat melakukan perawatan gigi (Goulart et al. 2012). Laju respirasi adalah salah satu vital sign yang jarang dilakukan pada awal pemeriksaan, hal ini mengkhawatirkan karena laju pernapasan

3 terbukti menjadi indikator awal yang sensitif terhadap suatu kemunduran atau kerusakan (Smith et al. 2011). Laju respirasi dan volume tidal bervariasi dalam menanggapi respon metabolik dan meningkat pada aktivitas fisik atau saat diserang penyakit seperti infeksi. Besarnya respon metabolik biasanya tercermin dalam laju respirasinya, dan respirasi yang tinggi sering menandakan ada penyakit yang cukup serius (Yuan et al. 2013). Hmud & Lj (2009) mengungkapkan bahwa kecemasan dental sangat berkaitan dengan status buruknya kebersihan mulut. Pasien yang mengalami kecemasan dental biasanya beresiko menaikkan tingkat morbiditas karies serta skor DMF-T yang nantinya akan membutuhkan perawatan yang lebih banyak. Mereka yang memiliki kecemasan dental juga mengalami kesulitan dalam menerima perawatan yang akan diberikan. Konsekuensi jangka panjang dari peristiwa ini menunjukkan banyaknya pemberian resep obat antibiotik dan analgesik pada kebutuhan perawatan gigi. Little (2002) mengungkapkan dokter gigi dapat mendeteksi kecemasan pasien berdasarkan penampakan fisik, cara berbicara, pakaian dan gejala maupun tanda lainnya. Dalam menangani pasien yang mengalami kecemasan dental khususnya sebelum dilakukan perawatan adalah penanganan perilaku atau penanganan farmakologi. Penangangan perilaku seperti melakukan komunikasi yang efektif baik secara verbal maupun nonverbal, bersikap jujur dan terbuka, menjelaskan prosedur

4 perawatan dan menjawab pertanyaan yang diajukan dan menunjukan empati ketika pasien menunjukkan gejala kecemasan. Penanganan farmakologi obat yang biasanya digunakan untuk menangani kecemasan dental sebelum dilakukan perawatan adalah benzodiazepin yang bisa diberikan sehari sebelum dilakukan perawatan atau sesaat sebelum dilakukan perawatan (Little 2002). Terdapat 6 derivat dalam benzodiazepin yang dapat digunakan untuk pengobatan ansietas. Obat-obat tersebut adalah klordiazepoksid, diazepam, oksazepam, klorazepat, lorazepam dan prazepam (Sriwijaya, 2008). Diazepam adalah golongan benzodiazepine yang sering digunakan (Little, 2002). Benzodiazepin merupakan obat yang paling efektif dan aman untuk pengobatan kecemasan akut (Sukandar et al. 2008). Diazepam dapat cepat diabsorpsi mencapai kadar plasma kira-kira satu jam pada orang dewasa. Dosis diazepam untuk indikasi kecemasan pada dewasa melalui oral sebanyak 2-10mg (Jeske, 2012). Sedangkan diazepam dengan dosis 5-10 mg IV dapat menimbulkan sedikit penurunan respirasi, tekanan darah dan peningkatan denyut jantung dan menurunkan cardiac output (Sriwijaya, 2008). Solusi yang dapat mengurangi kecemasan atau kegelisahan tersebut adalah selalu mengingat Allah. Hal tersebut sebagaimana telah Allah firmankan dengan jelas dalam Al-Quran

5 (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram (QS. Ar Ra du : 28). Little (2002) mengungkapkan diazepam adalah obat standar yang digunakan untuk mengobati kecemasan. Maka dari itu peneliti tertarik untuk mengetahui perubahan denyut nadi dan laju respirasi pada pasien dengan kecemasan dental dalam pengaruh obat anti ansietas pra pencabutan gigi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan masalah, apakah obat anti ansietas berpengaruh terhadap perubahan denyut nadi dan laju respirasi pasien dengan kecemasan dental pada pra pencabutan gigi? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh obat anti ansietas terhadap perubahan denyut nadi dan laju respirasi pasien dengan kecemasan dental pada pra pencabutan gigi. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi dokter gigi Apabila penelitian ini berhasil maka dapat menambah kenyamanan dokter gigi dan juga pasien dalam melakukan perawatan serta mengurangi resiko komplikasi pasca pencabutan akibat kecemasan dental.

6 2. Manfaat bagi institusi Apabila penelitian ini berhasil maka dapat digunakan sebagai bahan pustaka dan sumber informasi baik bagi peneliti berikutnya atau pembaca. 3. Manfaat bagi peneliti Apabila penelitian ini berhasil maka dapat menambah ilmu pengetahuan tentang pengaruh obat anti ansietas terhadap denyut nadi dan laju respirasi pasien kecemasan dengan dental, serta menambah kemampuan penulis dalam membuat suatu Karya Tulis Ilmiah. E. Keaslian Penelitian 1. Pontoh, et al (2015) dengan judul Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Perubahan Denyut Nadi pada Pasien Ekstraksi Gigi di Puskesmas Tuminting Manado. Variabel yang diteliti adalah kecemasan dental pada pasien ekstraksi gigi sebagai variabel independen dan perubahan denyut nadi sebagai variabel dependen dengan desain penelitian deskriptif analitik cross sectional dan teknik pengambilan sampel menggunakan total populasi sesuai kriteria inklusi. Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel independen, populasi dan sampel, pengambilan data, dan adanya intervensi pada penelitian peneliti. 2. Goulart, et al (2012) dengan judul Influence of Anxiety on Blood Pressure and Heart Rate during Dental Treatment. Variabel yang diteliti adalah kecemasan dental pada pasien selama perawatan gigi

7 dipengaruhi anestesia sebagai variabel independen dan perubahan denyut nadi sebagai variabel dependen dengan teknik pengambilan sampel menggunakan kuisioner Dental Anxiety Scale (DAS) untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien kemudian secara langsung mengukur denyut nadi saat sebelum dan sesudah anestesia dan 10 menit setelah anestesia. Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel independen, populasi dan sampel serta desain penelitian.