BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Benny Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kecemasan Rasa cemas merupakan sesuatu perasaan gelisah terhadap suatu bahaya yang akan terjadi. Rasa cemas dan rasa takut sering berhubungan erat tapi diantara keduanya ada sedikit perbedaan. Saat orang merasa takut akan sesuatu, orang tersebut sering merasa cemas juga. Perasaan cemas berhubungan dengan harapan seseorang dalam menghadapi sesuatu yang mengerikan atau menakutkan. Sebaliknya rasa takut merupakan respons terhadap sesuatu bahaya yang timbul pada saat ini. Menurut Soemartono pada tahun 2003, rasa takut dan cemas menghadapi perawatan gigi merupakan reaksi yang pada umumnya dirasakan pasien anak maupun orang dewasa, perasaan ini sering kali menjadi penyebab seseorang menghindar dari perawatan gigi. 9 Kecemasan atau anxiety adalah suatu perasaan takut, kekhawatiran atau kecemasan yang sering terjadi tanpa ada penyebab yang jelas. Kecemasan adalah pengalaman yang normal dalam menghadapi ancaman yang dirasakan atau bahaya. Tingkat kecemasan adalah adaptif dan dapat berguna karena berfungsi untuk memobilisasi cadangan energi untuk tindakan dan meningkatkan kinerja dengan meningkatkan gairah. Ketika kecemasan menjadi sering dan terus-menerus akibatnya akan mengganggu kemampuan individu untuk berfungsi, hal tersebut menjadi masalah sehingga dapat dikatakan patologis dan bagian dari gangguan kecemasan. 4 Gejala-gejala kecemasan meliputi : 10 a. Fungsi otot : merasa gemetar, otot melemah, otot jantung berdebar. b. Hiperaktif autonom : sesak nafas, sensasi mencekik, aktivitas jantung cepat (takikardia), tangan berkeringat, mulut kering, pusing, mual, diare, kesulitan menelan dan sering buang air kecil. c. Kewaspadaan dan scanning : merasa tegang, respons mengagetkan berlebihan, kesulitan berkonsentrasi, pikiran menjadi kosong, kesulitan tidur dan lekas marah.
2 Klasifikasi Kecemasan Perawatan gigi Menurut Moore et al. klasifikasi kecemasan perawatan gigi dapat dibagi menjadi 4 subtipe, yaitu : 11 a. Tipe I Tipe ini merupakan ketakutan akibat rangsangan yang menyakitkan atau tidak menyenangkan seperti jarum, suara, dan bau. b. Tipe II Tipe ini merupakan kecemasan tentang reaksi somatik selama pengobatan atau perawatan gigi (reaksi serangan panik). c. Tipe III Pasien dengan kecemasan yang rumit atau multiphobia. d. Tipe IV Tipe ini tergolong kepada ketidakpercayaan pasien terhadap dokter gigi Penyebab Kecemasan Perawatan gigi Beberapa penyebab kecemasan pasien terhadap perawatan gigi yang sering ditemukan dalam praktek dokter gigi meliputi: 5,12 1. Rasa sakit Secara umum pasien yang mengalami rasa sakit, tersedak-sedak selama perawatan gigi merupakan pemicu utama kecemasan pasien. Dalam salah satu studi Kent et al. menunjukkan bahwa memori rasa sakit pasien direkonstruksi dari waktu ke waktu. Kent menemukan pasien sangat cemas cenderung melebih-lebihkan rasa sakit mereka sebelum prosedur perawatan gigi. Misalnya, dalam studi Arntz et al. terhadap 40 pasien yang menjalani perawatan Bedah Mulut, pasien mengalami lebih cemas karena pengalaman rasa sakit yang sebenarnya terhadap perawatan tersebut Ketakutan kehilangan kontrol Kehilangan kontrol biasanya disebabkan pada saat pasien menunggu giliran di ruang tunggu praktek dokter gigi. Ini dapat menjadi masalah utama pada kecemasan pasien karena waktu yang lama pada saat menunggu giliran membuat pasien berfikir mengenai sesuatu yang buruk akan terjadi nanti pada saat perawatan gigi. 5
3 7 3. Tenaga kesehatan gigi yang pemarah dan agresif Aspek dari interaksi dokter gigi dengan pasien merupakan hal yang sangat penting dalam perawatan gigi. Adapun pemicu kecemasan pasien terhadap perawatan gigi mencakup pernyataan yang dibuat oleh operator, khususnya ketika operator bersifat tidak simpatik atau pemarah dalam berkomunikasi memicu kecemasan pasien. Dalam salah satu studi Moore et al. menemukan bahwa jenis kontak komunikasi dokter gigi yang berprilaku negatif diperoleh 5-10 kali pasien mengalami kecemasan. Selain itu, pasien sering mengeluh karena dokter gigi membuat mereka lebih cemas terhadap perawatan gigi Melihat, mendengar dan merasakan sensasi getaran bur dan suntikan Beberapa studi melaporkan bahwa prosedur tindakan restorasi gigi membawa pemicu kecemasan selama perawatan gigi yang umum, seperti melihat, mendengar dan merasakan sensasi suntikan Pengalaman buruk dari orang lain Akibat pengaruh cerita buruk dari orang lain seperti pengalaman seseorang terhadap traumatis gigi di masa lalu membuat seseorang tersebut menghindari kunjungan ke dokter gigi, sehingga orang tersebut cenderung untuk tidak ingin mencari perawatan ke dokter gigi. Banyak juga pasien yang sudah berjanji dengan dokter gigi untuk melakukan perawatan tetapi akhirnya sering menunda sampai menggagalkan untuk melakukan perawatan gigi. Akibat menghindari perawatan gigi prevalensi karies dari orang tersebut akan lebih tinggi apabila tidak dirawat. 5 Dalam penelitian Liddel menemukan bahwa kecemasan pasien terhadap perawatan gigi cenderung keadaan rongga mulutnya buruk dan signifikan jumlah gigi telah banyak hilang bila dibandingkan pasien yang tidak cemas. 5,12
4 8 Interaksi kecemasan dengan modifikasi perawatan gigi terlihat pada Gambar 1. Pasien Karakteristik kepribadian seperti neurotisme Trauma masa lalu dan pengalaman perawatan dental (kondisi pengalaman) Pengaruh hal lain (rasa takut dari keluarga), cerita buruk dari teman, film Takut rasa nyeri Takut injuri/ perdarahan Dokter Gigi/staf Tempat Prosedur Terdengar suara Sensasi dari Teknik getaran getaran Komunikasi/ Bau ruangan Ekstraksi keahlian Perawatan saluran (keterampilan Desain gambar ruangan akar komunikasi yang Scalling dan root buruk) Menunggu giliran planning Penambalan dan Suara mengerang dari Tingkah laku buruk preparasi pasien mahkota Dokter gigi pemarah Tidak simpatik/ tidak ada dukungan dari staff Tim perilaku negatif terhadap perawatan gigi (tidak ramah atau tidak meyakinkan) Prosedur merangsang muntah Gambar 1. Interaksi kecemasan dan modifikasi perawatan gigi 5,13
5 9 2.2 Psikologi perkembangan berdasarkan umur Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari karakteristik setiap fase-fase perkembangan. Psikologi perkembangan fisik yang terjadi pada anak-anak, remaja, dewasa muda dan dewasa tua sebagai berikut : Masa awal anak-anak Menurut Piaget, perkembangan awal anak-anak dibagi atas perkembangan fisik, kognitif, emosi dan psikososial. Perkembangan emosi merupakan suatu perasaan yang kompleks disertai karakteristik kegiatan belajar dan motoris. Berikut beberapa contoh tentang pengaruh emosi terhadap perilaku individu di antaranya : a. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas dengan hasil yang dicapai. b. Melemahkan semangat apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan. c. Apabila sedang mengalami ketegangan emosi dapat menimbulkan sikap gugup dan gagap dalam berbicara. d. Terganggunya penyesuaian sosial apabila terjadi rasa cemburu. e. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya di kemudian hari, baik terhadap dirinya maupun orang lain. 2. Remaja Masa remaja adalah masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Masa remaja menurut Olds dimulai pada usia 12 sampai awal duapuluhan tahun. Masa ini hampir selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja. Perkembangan secara emosionalnya antara lain : a. Remaja mulai menyampaikan kebebasan dan haknya untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Ini dapat menciptakan ketegangan dan perselisian serta dapat menjauhkan diri. b. Remaja lebih muda dipengaruhi teman-temannya daripada ketika masih lebih muda. c. Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa seperti penakut, membingungkan dan menjadi sumber perasaan salah dan frustasi. d. Emosi biasanya meningkat mengakibatkan ia sukar menerima nasihat.
6 10 3. Dewasa muda Masa dewasa adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Masa dewasa menurut Hurlock kisaran 21 sampai awal empat puluhan tahun. Ciri-ciri psikologis masa dewasa muda : a. Ketika seseorang berumur duapuluhan kondisi emosionalnya tidak terkendali. b. Cenderung labil, resah dan mudah memberontak. c. Pada masa ini emosinya bergelora dan mudah tegang. d. Dapat berfikir secara logis. e. Dapat mempertimbangkan segala sesuatu dengan adil, terbuka dan dapat menilai semua pengalaman hidup. 4. Dewasa tua Masa tua ditandai oleh adanya perubahan jasmani dan mental. Pada usia 40 sampai 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik diikuti oleh penurunan daya ingat. Masalah-masalah yang timbul pada usia ini antara lain : a. Kemauan untuk mau melakukan penerimaan dan penyesuaian dengan berbagai perubahan fisik yang normal. b. Penyesuaian terhadap perubahan fisik biasanya terjadi secara bertahap dan lambat laun. c. Rasa terkejut dan takut terhadap hilangnya kemudaan, hilangnya tenaga fisik dan berkembang kearah sikap melawan dan menolak. d. Masa ini merupakan masa jenuh dimana umumnya umur 60 tahun mereka menemukan masa yang hampir tidak menyenangkan. e. Perubahan dalam penampilan sangat penting terutama dalam penilaian sosial. f. Bagi pria terdapat kesulitan tambahan dalam berlomba dengan orang yang lebih muda, lebih kuat dan lebih berenergik yang cenderung untuk menilai kemampuannya dan mempertahankan pekerjaannya dengan penampilan.
7 Psikologi perbedaan emosional antara laki-laki dan perempuan Secara alamiah semua orang sudah mengetahui kodrat laki-laki dan perempuan tidak saja dibedakan oleh identitas jenis kelamin, bentuk anatomi dan biologis lainnya melainkan juga hormon-hormon dalam tubuh. Sejumlah ilmuwan mengatakan adanya pengaruh hormon perkembangan emosional dan intelektual antara laki-laki dan perempuan. Dalam studi Umar mengidentifikasi perbedaan emosional dan intelektual antara laki-laki dan perempuan yang dapat dicirikan seperti pada tabel 1: 19 Tabel 1. Identifikasi perbedaan emosional dan intelektual antara laki-laki dan perempuan Laki-laki (masculine) - sangat agresif - independen - tidak emosional - dapat menyembunyikan emosi - lebih objektif - tidak mudah terpengaruh - lebih aktif - lebih kompetitif - lebih logis - lebih mendunia - lebih berterus terang - memahami seluk beluk perkembangan dunia - berperasaan tidak mudah tersinggung - lebih suka berpetualang - mudah mengatasi persoalan - jarang mangis - umumnya selalu tampil sebagai pemimpin - penuh rasa percaya diri - lebih banyak mendukung sikap agresif - tidak canggung dalam penampilan - pemikiran lebih unggul - lebih bebas berbicara Perempuan (feminim) - tidak terlalu agresif - tidak terlalu independen - lebih emosional - sulit menyembunyikan emosi - lebih subjektif - mudah terpengaruh - lebih pasif - kurang kompetitif - kurang logis - berorientasi ke rumah - kurang berterus terang - kurang memahami seluk beluk perkembangan dunia - berperasaan mudah tersinggung - tidak suka berpetualang - sulit mengatasi persoalan - lebih sering menangis - tidak umum tampil sebagai pemimpin - kurang rasa percaya diri - kurang senang terhadap sikap agresif - lebih canggung dalam penampilan - pemikiran kurang unggul - kurang bebas berbicara
8 12 Berdasarkan ciri-ciri tersebut akan menjadi faktor utama dalam penentuan peran sosial antara laki-laki dan perempuan di masyarakat. Pemisahan fungsi ini dipengaruhi oleh faktor budaya dalam jangka waktu yang lama. Kenyataan lain bahwa laki-laki umumnya lebih besar dan kuat fisiknya secara spontan dibanding perempuan. 19 Dalam menghadapi masalah, perempuan memiliki cara yang berbeda daripada laki-laki. Saat mempunyai masalah, perempuan lebih mudah menderita depresi dan kecemasan daripada laki-laki. 12 Secara umum perempuan lebih teratur mengunjungi dokter gigi dan memiliki tingkat pengetahuan tentang kesehatan rongga mulut yang lebih baik daripada laki-laki akan tetapi dalam literatur mengatakan perempuan lebih cemas daripada laki-laki. 5-7,12,13 Dapat dilihat emosi secara psikologis seperti stres, depresi, ketakutan, fobia sosial, panik dan kecemasan lebih sering terjadi pada perempuan sehingga kecemasan pada perempuan dapat berhubungan dengan emosiemosi tersebut Kecemasan perawatan gigi Kecemasan dan ketakutan terhadap perawatan gigi merupakan alasan utama untuk menghindari perawatan sehingga dapat memperburuk kesehatan rongga mulut seseorang (gambar 2). 11,15 Kecemasan perawatan gigi Pengalaman negatif Menghindari perawatan gigi Kesehatan rongga mulut yang buruk Gambar 2. Siklus negatif terhadap perawatan gigi 3
9 13 Dari siklus kecemasan perawatan gigi di atas, telah terbukti bahwa kondisi pengalaman negatif seseorang terhadap perawatan gigi, akan menimbulkan gangguan kecemasan, mengakibatkan kegagalan pasien untuk berobat ke dokter gigi sehingga dapat memperburuk keadaan rongga mulut seseorang. Selain itu kecemasan terhadap perawatan gigi juga mengakibatkan perjanjian antara pasien dan dokter gigi sering dibatalkan. 3 Menurut Walts tahun 2007, adanya konsekuensi pasien yang mengalami tingkat kecemasan tinggi selama perawatan gigi yaitu menghindari perawatan gigi, sering membatalkan janji, resiko masalah ekonomi yang lebih besar untuk ke dokter gigi, memperburuk keadaan rongga mulut sehingga memerlukan tindak lanjut pengobatan, persepsi negatif tentang perawatan gigi, keparahan prevalensi karies tinggi (DMFT), mengurangi rasa percaya diri, perasaan malu dan rendah diri dan gangguan tidur di malam hari Penanggulangan Kecemasan Seperti dengan kondisi yang banyak saat ini, mencegah lebih baik daripada mengobati. Penanggulangannya kemudian harus ditujukan untuk mencegah kondisi yang berkembang saat ini. Secara umum, pengalaman traumatis pertama mengunjungi dokter gigi kemungkinan akan menghasilkan tingkat yang lebih besar dari kecemasan antisipasif sebelum kunjungan berikutnya, sehingga mengurangi kemungkinan kehadiran perawatan di hari esok. Saat ini telah ada penanggulangan kecemasan gigi yang dapat dikelola dengan menggunakan berbagai langkah, mulai dari modifikasi sederhana dari lingkungan dan pendekatan klinis untuk teknis psikologis lebih kompleks. Kadang- kadang obat-obatan mungkin diperlukan untuk mengurangi gejala kecemasan. 3 Secara umum ada beberapa penanggulangan masalah kecemasan pasien selama perawatan di praktek dokter gigi yaitu : 3,5,16 1. Komunikasi Komunikasi dengan pasien sangat berperan penting mengurangi kecemasan pasien. Sehingga dapat memberikan dukungan verbal dan kepastian dengan strategi yang digunakan. Komunikasi maksimal yang efektif dengan pendekatan harus
10 14 dilakukan oleh staf maupun tenaga kesehatan yang berinteraksi siapa saja dengan pasien. 3 Menurut teori komunikasi, komunikasi yang terjadi selama transaksi terapeutik adalah komuniksasi interpersonal. Naude cit Santosa menyebutkan bahwa pada proses pelayanan medik gigi terjalin suatu hubungan kerja sama antara dokter gigi dengan penderitanya yang dikenal dengan komunikasi interpersonal. Menurut Rakhmat, karakteristik komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi terjadi tanpa melalui media komunikasi, sehingga dalam proses komunikasi interpersonal mempunyai ciri pesan dari komunikator tidak terbatas pada pesan verbal tetapi juga pesan non verbal seperti ekspresi wajah, gerakan anggota tubuh, sehingga pesan tersebut mempunyai makna yang beragam Terapi relaksasi Teknik relaksasi yang tidak memerlukan pelatihan lanjutan, seperti biofeedback atau hypnosis, paling sering menggunakan relaksasi otot progresif, latihan pernapasan, citra dipandu atau kombinasi dari teknik ini. Relaksasi otot progresif melibatkan sistematis tegang dan otot santai dari kepala sampai kaki dan menggunakan pernapasan tubuh dalam bentuk lebih rileks Modelling Pemodelan adalah tindakan mengamati orang lain menjalani perawatan, baik secara langsung atau dilihat pada rekaman video tersebut bahwa aspek prosedur dan sensasi yang bisa diharapkan jelas terlihat kepada pasien. Manfaat pemodelan ada 2 yaitu : 3 a. Menyediakan informasi tentang prosedur. b. Memungkinkan pasien untuk mengamati model menerima dukungan positif untuk perilaku yang tepat. 4. Selingan Mengurangi gangguan kecemasan pasien dengan cara keasyikan. Bentuk gangguan yang paling dasar adalah pasien terlibat dalam percakapan positif dan menarik. Teknik lainnya termasuk kacamata visi virtual, televisi, video games dan rekaman audio. Dalam sebuah studi pasien yang menggunakan perangkat audiovisual
11 15 (AV) dilaporkan kecemasan berkurang. Kondisi pasien yang diliputi kecemasan akan memperkuat rangsang nyeri yang diterimanya karena kecemasan menyebabkan zat penghambat rasa nyeri tidak disekresikan. Dengan adanya musik sebagai fasilitas dalam praktek dokter gigi maka tingkat kecemasan pasien dapat dikurangi sehingga timbul perasaan tenang dan rileks, dan dapat mengurangi rasa nyeri. 3
12 Kerangka Konsep Tingkat Kecemasan terhadap Perawatan Gigi dan Mulut pada Pasien Poli gigi RSUD Dr. Pirngadi Medan Jumlah kunjungan terdiri dari : Kunjungan pertama : - Perasaan mengunjungi dokter gigi - Mendengar pengalaman buruk seseorang - Ditakut takuti ke dokter gigi - Menunggu giliran - Bau ruangan lingkungan praktek dokter gigi - Nama dipanggil Kunjungan berulang : - Perasaan tidak menyenangkan sebelumnya - Duduk di kursi gigi - Dokter gigi memeriksa - Dokter gigi memegang jarum suntik - Mendengar suara getaran bur - Dokter gigi tidak ramah - Dokter gigi terburu - buru Tingkat kecemasan pasien terhadap perawatan gigi : 1. Tidak cemas 2. Cemas Karakteristik pasien : 1. Umur 2. Jenis kelamin
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Rasa Takut dan Cemas Rasa takut dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti objek internal dan hal yang tidak disadari. Menurut Darwin kata takut (fear) berarti hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kazdin (2000) dalam American Psychological Association mengatakan kecemasan merupakan emosi yang ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi di masyarakat masih menjadi sebuah masalah di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi di masyarakat masih menjadi sebuah masalah di Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara oleh Departemen Kesehatan sebesar 25,9% penduduk Indonesia mempunyai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung singkat dan dapat dikendalikan. Kecemasan berfungsi sebagai suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anxiety adalah perasaan berupa ketakutan atau kecemasan yang merupakan respon terhadap ancaman yang akan datang. Kecemasan merupakan respon normal terhadap
Lebih terperinciPROSES TERJADINYA MASALAH
PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Wanita 1. Defenisi Wanita Murad (dalam Purwoastuti dan Walyani, 2005) mengatakan bahwa wanita adalah seorang manusia yang memiliki dorongan keibuan yang merupakan dorongan instinktif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kecemasan 1. Defenisi Kecemasan adalah keadaan yang menggambarkan suatu pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang menyertai suatu konflik atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan merupakan keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan atau keadaan khawatir dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bedah mulut merupakan salah satu bidang dalam ilmu kedokteran gigi. Dalam bidang kedokteran gigi gejala kecemasan sering ditemukan pada pasien tindakan pencabutan gigi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara
12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai macam inovasi baru bermunculan dalam dunia kesehatan. Dewasa ini dunia kesehatan semakin mengutamakan komunikasi dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah
BAB II 6 KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah Menurut Gibson (1996) Kemampuan (ability) adalah kapasitas individu untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, kecemasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, kecemasan memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)
LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN: 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) Silakan anda memberi tanda di kolom isi sesuai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak merniliki objek yang spesifik. Kecemasan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan kesehatannya dengan membuka poliklinik. Pada tahun 1986 rumah sakit Ridogalih berkembang
Lebih terperinciPERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim :
Lampiran I PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim : 462010066 Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan merupakan suatu keadaan tegang dimana kita termotivasi untuk melakukan sesuatu dan memperingatkan individu bahwa adanya ancaman yang membahayakan individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah suatu keadaan yang sangat serius pada pasien pre operasi yang ditandai dengan perasaan ketakutan dan gelisah serta menggambarkan perasaan keraguraguan,
Lebih terperinciI. PENGANTAR. A. Latar Belakang. Ansietas atau kecemasan adalah keadaan mood yang berorientasi dan
I. PENGANTAR A. Latar Belakang Ansietas atau kecemasan adalah keadaan mood yang berorientasi dan berkenaan akan persiapan untuk menghadapi kemungkinan peristiwa buruk yang akan terjadi di masa depan (Craske,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Respon Penerimaan Anak 1. Pengertian Respon atau umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik secara langsung maupun tidak
Lebih terperinciBAB 3 ETIOLOGI TERJADINYA DENTAL FOBIA. Fobia terhadap perawatan gigi pada anak merupakan fenomena yang
BAB 3 ETIOLOGI TERJADINYA DENTAL FOBIA Fobia terhadap perawatan gigi pada anak merupakan fenomena yang multifaktorial dan kompleks. Fobia akan mempengaruhi tingkah laku anak dan dapat menentukan keberhasilan
Lebih terperinciTINGKAT KECEMASAN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA PASIEN POLI GIGI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN
TINGKAT KECEMASAN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA PASIEN POLI GIGI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 6 Tahun
32 BAB 5 HASIL PENELITIAN Dari Penelitian Analitik observasional dengan rancangan cross sectional yang dilakukan di Sekolah Dasar Pelangi kasih, Sekolah Dasar Theresia, dan Sekolah Dasar Negeri Pegangsaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN. Kecemasan adalah sinyal akan datangnya bahaya (Schultz & Schultz, 1994).
BAB I PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan adalah sinyal akan datangnya bahaya (Schultz & Schultz, 1994). Seseorang mengalami kecemasan ketika mereka menjadi waspada terhadap keberadaan atau adanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. praktek dokter gigi memiliki suasana dan peralatan yang asing, dan terlebih lagi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat awam pada umumnya cenderung memberi kesan bahwa praktek dokter gigi memiliki suasana dan peralatan yang asing, dan terlebih lagi berhubungan dengan rasa
Lebih terperinciKata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka.
LAMPIRAN Kata Pengantar Melalui kuesioner ini, kami dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai Derajat kecemasan pada siswa kelas XI SMA Santa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut anak, banyak hal yang dapat dilakukan diantaranya adalah melakukan perawatan rutin ke dokter gigi. Perawatan rutin
Lebih terperinci1. Bab II Landasan Teori
1. Bab II Landasan Teori 1.1. Teori Terkait 1.1.1. Definisi kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya (Turner et al, 2012).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan operasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa awal adalah masa dimana seseorang memperoleh pasangan hidup, terutama bagi seorang perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2002) bahwa tugas masa
Lebih terperinciTUJUAN WAWANCARA MEDIS
WAWANCARA MEDIS Mengumpulkan sebanyak mungkin informasi dari pasien mengenai keadaan penyakitnya (awal dan riwayat) Bagian terpenting dalam proses diagnosa dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik dan penunjang
Lebih terperinciKECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari
KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari 1. Definisi Kecemasan mengandung arti sesuatu yang tidak jelas dan berhubungan dengna perasaan yang tidak menentu dan tidak berdaya (stuart & sundeeen,1995). Kecemasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih memerlukan perhatian yang serius. 1 Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012
PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031
Lebih terperinciLembar Persetujuan Responden
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Responden Saya yang bernama Sri Lestari Mei Donna Siregar/ 1102334 adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Definisi Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan masa dewasa. Dalam masa ini, remaja itu berkembang kearah kematangan seksual, memantapkan identitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Eksodonsi merupakan salah satu prosedur yang ada pada ilmu spesialis
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eksodonsi merupakan salah satu prosedur yang ada pada ilmu spesialis bedah mulut kedokteran gigi dimana tindakannya adalah mencabut gigi. Pencabutan gigi yang ideal adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. xiv
xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi atau pembedahan walaupun minor/mayor merupakan pengalaman yang sulit dan bisa menimbulkan kecemasan bagi hampir semua pasien dan keluarganya. Kecemasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
Lebih terperinciLEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN
Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Saya yang benama Eva Sartika Simbolon sedang menjalani Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga menimbulkan beberapa macam penyakit dari mulai penyakit dengan kategori ringan sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. stress. Seperti kehidupan normal pada umumnya, kehidupan di perguruan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menempuh pendidikan di perguruan tinggi tidak dapat dipisahkan dari stress. Seperti kehidupan normal pada umumnya, kehidupan di perguruan tinggi juga meliputi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Komunikasi Terapeutik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi. Seorang penolong atau perawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa (Purwanto, 1998). Periode ini dianggap sebagai masa-masa yang sangat penting dalam
Lebih terperinciDETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA
Environment & Social Responsibility Division ESR Weekly Tips no. 30/III/2006 Sent: 20 Maret 2006 DETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA Sebagian besar bahkan mungkin semua orang yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang ada di Wilayah Provinsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial
BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI
PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI Pedoman Wawancara 1. Latar belakang berkaitan dengan timbulnya kecemasan - Kapan anda mulai mendaftar skripsi? - Bagaimana perasaan anda ketika pertama kali mendaftar skripsi?
Lebih terperinciGangguan Ansietas, Fobia, dan Obsesif kompulsif
Gangguan Ansietas, Fobia, dan Obsesif kompulsif Ns Wahyu Ekowati MKep., Sp J Materi Kuliah Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) www.unsoed.ac.id 1 Tujuan pembelajaran Menyebutkan kembali
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecemasan pada Mahasiswa Tingkat Pertama. Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan pada Mahasiswa Tingkat Pertama 2.1.1 Pengertian Kecemasan atau dalam Bahasa Inggris adalah anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango,
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI Ibrahim N. Bolla ABSTRAK Tindakan pembedahan adalah suatu tindakan
Lebih terperinciKUESIONER. Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat Di IGD RSAB Harapan Kita
KUESIONER Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat Di IGD RSAB Harapan Kita Mohon bantuan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk menjawab kuesioner ini. Kuesioner ini dibuat untuk kepentingan skripsi penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individual dan makhluk sosial. Sejak manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk individual dan makhluk sosial. Sejak manusia dilahirkan, manusia membutuhkan pergaulan dengan manusia lainnya (Gerungan, 2004). Hal ini berarti
Lebih terperinciLampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden Kepada Yth. Calon Responden Penelitian Di Tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Program DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
KUESIONER PENENTUAN STRES PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSJD PROP. SUMATERA UTARA 2010 Berilah tanda X pada nilai yang saudara pilih!! Nilai 0 : Tidak pernah sama sekali 1 : Kadang-kadang 2 : Cukup sering
Lebih terperinciLampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)
Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 = berat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang
BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semua dokter gigi yang merawat pasien anak menyadari bahwa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua dokter gigi yang merawat pasien anak menyadari bahwa mereka dihadapkan dengan pasien anak yang memiliki rasa cemas yang berlebih (Williams dkk., 1985). De
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2017 hingga 5 Maret 2017 di Panti Wreda Pengayoman Semarang. Adapun rincian pelaksanaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan, sampai saat ini sebagian besar orang menganggap bahwa semua pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan
Lebih terperinciLAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan
LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan a. HARS Kecemasan dapat diukur dengan pengukuran tingkat kecemasan menurut alat ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Skala HARS merupakan
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
46 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA YANG ANAKNYA DIRAWAT DI RUANG ICU RSUD DR PIRNGADI MEDAN PENELITI : MUHAMMAD ADIUL
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori 1. Kecemasan Situasi yang mengancam atau yang dapat menimbulkan stres dapat menimbulkan kecemasan pada diri individu. Atkinson, dkk (1999, p.212) menjelaskan kecemasan merupakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Self Efficacy 2.1.1 Pengertian Self Efficacy Self efficacy berasal dari teori Bandura (1997) yaitu teori kognisi belajar sosial. Teori kognisi belajar sosial mengacu pada kemampuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu dengan tingkat yang berbeda - beda. Kecemasan merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Terapeutik 1. Pengertian Komunikasi Terapeutik Menurut Purwanto (2009), komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecemasan sebagai keadaan yang emosi yang mempunyai ciri perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan sebagai keadaan yang emosi yang mempunyai ciri perubahan fisiologis, perasaan yang tegang yang tidak menyenangkan dan perasaan yang tidak nyaman atau keadaan
Lebih terperinciLEMBAR PERSTUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN
Lampiran 4 LEMBAR PERSTUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Judul Penelitian : Hubungan Tingkat Kecemasan Klien Pre Operasi Dengan Gangguan Pola Tidur Di Ruang Kenanga RS. PELNI Jakarta Tahun 2010 Peneliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit pembunuh terbesar di dunia. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat beresiko terkena kanker. Kanker
Lebih terperinciKonsep Kecemasa n. Oleh : Hapsah
Konsep Kecemasa n Oleh : Hapsah Pengertian Ketegangan, rasa tak aman atau kekhawatiran yg timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yg tidak menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui.
Lebih terperincidan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Kecemasan Remaja yang Menjalani Perawatan (Hospitalisasi) Remaja 1. Kecemasan Kecemasan merupakan suatu sinyal yang menyadarkan dan mengingatkan adanya bahaya yang mengancam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan merupakan pengalaman manusia yang universal, suatu respon emosional yang tidak baik dan penuh kekhawatiran. Suatu rasa yang tidak terekspresikan
Lebih terperinciHamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)
61 Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 =
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS I. PENGKAJIAN PASIEN ANSIETAS 1. DEFINISI Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 Fransisca Imelda Ice¹ Imelda Ingir Ladjar² Mahpolah³ SekolahTinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan gelisah dengan sesuatu yang dialaminya (Candido et al. 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cemas adalah fenomena dimana seseorang merasa tegang, takut dan gelisah dengan sesuatu yang dialaminya (Candido et al. 2014). Kecemasan dental adalah masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi merupakan pengalaman yang biasa menimbulkan kecemasan, kecemasan biasanya berhubungan dengan segala macam prosedur asing yang dijalani pasien dan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan kematian. Dewasa ini tehnologi telah berkembang pesat dalam mendiagnosis dan menangani penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan keadaan dimana fungsi fisik, emosional, intelektual, sosial dan perkembangan atau spiritual seseorang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lansia Pengertian kecemasan Menghadapi Kematian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lansia 2.1.1. Pengertian kecemasan Menghadapi Kematian Kecemasan menghadapi kematian (Thanatophobia) mengacu pada rasa takut dan kekhawatiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia, mulai dalam kandungan sampai mati, tampaklah manusia itu akan mengalami suatu proses yang sama, yaitu semuanya adalah selalu dalam perubahan. Pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua
15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kanker kini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang kompleks di Indonesia, yang perlu ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu, efisien, ekonomis
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien. Tehnik
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Pengertian Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien. Tehnik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja sejak dahulu dianggap sebagai masa pertumbuhan yang sulit, dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun orang tua. Masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia sangat memerlukan anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan pembangunan kelak di kemudian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu tempat pelayanan yang beroperasi 24 jam di mana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh pekerja kesehatan rumah sakit. Pekerja kesehatan rumah
Lebih terperinciLEMBAR INFORMASI PENELITIAN. akan melakukan penelitian dengan judul Gambaran Tingkat Kecemasan Wanita
LAMPIRAN Lampiran 1. Lembar Informasi Penelitian LEMBAR INFORMASI PENELITIAN Assalammu laikum Wr Wb Saya, Sitti Nursanti dari Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Judul : Tingkat kecemasan keluarga pada pasien operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa Peneliti : Dedi Nim : 101121098 Alamat : Fakultas Keperawatan
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya
BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBERIAN PUNISHMENT OLEH GURU DENGAN KECEMASAN DI DALAM KELAS PADA SISWA KELAS VII SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA (SLTPN) 1 DAWE KUDUS SKRIPSI Diajukan Kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penduduk Usia Lanjut merupakan bagian dari anggota keluarga dananggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Pada
Lebih terperinciLAMPIRAN KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN :
11 LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN : 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety ( HRS-A) Silahkan Anda memberikan tanda di kolom isii
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Konsep Stres 2.1.1 Pengertian Menurut Hawari (2001), stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kanker merupakan penyakit yang mematikan dan jumlah penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun 2012 yang dikeluarkan
Lebih terperinci