BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

BAB 5 RENCANA IMPLEMENTASI

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL)

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Target. Real isasi. Real isasi 0% 10% 0%

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

5.1 Gambaran Umum Monitoring dan Evaluasi

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

1. Sub Sektor Air Limbah

Mendapatkan gambaran tentang kondisi dan rencana penanganan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2017

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI

REKAPITULASI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI JANGKA MENENGAH

Lampiran 5 Deskripsi Program Kegiatan

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) PEMERINTAH KOTA PADANGSIDIMPUAN ENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Program penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten

Permasalahan Mendesak Isu-Isu Strategis Tujuan Sasaran Indikator Strategi

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

PROPOSAL KERJASAMA CSR dan SWASTA

4.1 Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

LAMPIRAN 7.A.1 KRITERIA KESIAPAN DALAM MEKANISME PENGANGGARAN TAHUN DEPAN (2016) Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran Reguler

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan

Bab 3 : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

Memorandum Program Sanitasi

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

Bab III Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

MONITORING, EVALUASI, KOORDINASI DAN PELAPORAN

BAB STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

ISSU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN. Jumlah KK yang tidak mempunyai jamban dari 30% menjadi 0% di tahun 2018

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BELUM GAMBAR PETA BELUM GAMBAR PETA. Gambar 3.1.LokasiInfrastruktur Air Limbah Existing

Seluruh masyarakat Kota Tebing Tinggi. Hasil yang diharapkan 1 unit IPLT dibangun dan dapat beroperasi mulai tahun 2018 Rincian Kegiatan

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Lampiran 5: Deskripsi Program/Kegiatan

5.1 PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR & ASPEK UTAMA

MAKSUD & TUJUAN ISU STRATEGIS & PERMASALAHAN AIR LIMBAH. Tujuan umum : KONDISI EKSISTING

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP

Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan Sektor Air Limbah

Bab 4 Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Tabel 5.1. Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi Untuk 5 Tahun

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Lampiran E Deskripsi Program Utama

BAB IV STRATEGI KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI SSK

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB V. STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

MEWUJUDKAN SANITASI KOTA BANJARMASIN 50 AL, 90 PS, 90 DR DAN 100 AM TAHUN

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

Transkripsi:

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 RENCANA KEGIATAN AIR LIMBAH Sanitasi secara umum mengacu pada penyediaan fasilitas dan layanan untuk pembuangan urin dan tinja yang aman. Kata sanitasi juga mengacu pada pada kemampuan untuk menjaga kondisi higienis, melalui layanan pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah (WHO). Sanitasi merupakan bagian dari sistem pembuangan air limbah, yang khususnya menyangkut pembuangan air kotor dari rumah tangga, dapat juga dari sisa-sisa proses industri, pertanian, peternakan dan fasilitasfasilitas kesehatan. Sesuai dengan target pelayanan universal acces yang tentunya menjadi acuan jangka panjang dalam pengelolaan air limbah, memperlihatkan proyeksi target pelayanan yang hendak dicapai pada tahun 2019 adalah 100%. Bila dilihat kondisi eksisting, akses pelayanan air limbah di kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2013 baru mencapai 53,7%, sedangkan target yang harus dicapai adalah 100%, maka terlihat masih terdapat ketertinggalan pelayanan sebesar 46,3%. Berarti pada tahun 2018 (proyeksi penduduk 2018 adalah 230.613 jiwa) harus dicapai tambahan akses pelayanan air limbah lagi untuk 121.711 jiwa penduduk. Dengan layanan air limbah domestik eksisting berarti masih terdapat permasalahan yang cukup mendesak dalam air limbah yaitu masih tingginya angka BABS yaitu sekitar 46,3%. Untuk mengatasi tingginya angka BABS tersebut, terdapat beberapa sasaran yang akan dicapai hingga akhir tahun perencanaan yaitu berkurangnya praktek BABS menjadi 0% pada tahun 2018, kampanye, edukasi dan sosialisasi stop BABS, stimulan jamban untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), penyediaan MCK++ dan tangki septik komunal (layanan 5 KK), terbangunnya sarana pengolahan lumpur tinja yang ramah lingkungan pada tahun 2018 serta ditunjang dengan beberapa peraturan daerah yang akan mendukung penyelenggaran pengelolaan air limbah domestik. 3.1.1 Sarana dan Prasarana Air Limbah Rencana Sistem Setempat (On-site) : sistem individual maupun komunal Sarana dan prasarana fisik air limbah untuk sistem individual maupun komunal akan lebih diarahkan ke pembangunan MCK++ dan penyediaan jamban keluarga serta pembangunan tangki septik komunal yang berbasis masyarakat maupun berbasis kelembagaan Penyediaan jamban keluarga (jaga) diarahkan kepada keluarga atau masyarakat berpenghasilan rendah, sementara MCK++ direncanakan dibangun di beberapa pesantren 51

sebagai uji coba (diasumsikan pembangunan MCK++ akan diarahkan ke permukiman jika uji coba di pesantren berhasil). Pembangunan septik tank komunal akan difokuskan pada derah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, namun sampai pada akhir perencanaan hanya akan dibangun beberapa tangki septik komunal (layanan 5KK/unit) Sementara pembangunan WC Umum tidak direncanakan lagi hingga tahun 2018 karena dari hasil analisis pokja, sarana sanitasi berupa WC Umum banyak yang tidak difungsikan oleh masyarakat. Rencana sistem terpusat (Off-site) : IPAL Kawasan dan skala kota Hingga akhir perencanaan, pembangunan IPAL Kawasan dan skala kota belum dibangun tetapi diarahkan ke penyusunan studi terkait IPAL Kawasan. Sementara untuk pembangunan IPLT direncanakan pada tahun 2018 dengan penyiapan readiness kriteria (master plan air limbah, DED, penyiapan lahan) direncanakan pada tahun 2016-2017. 3.1.2 Kegiatan Pendukung Air Limbah Studi dan Perencanaan Teknis Kegiatan studi dan perencanaan teknis yang diperlukan dalan rangka mendukung kegiatan fisik khususnya berbasis kelembagaan meliputi : a) Penyusunan master plan air limbah skala kabupaten b) Studi kelayakan, studi lingkungan (UPL & UKL) c) Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kebutuhan dan jenis dari studi dan perencanaan teknis akan disesuaikan dengan kebutuhan atau persyaratan yang berlaku Kelembagaan, Peraturan, komunikasi Dalam rangka mendukung keberlanjutan program sanitasi merupakan keharusan untuk memperhatikan aspek kelembagaan, peraturan dan komunikasi, kegiatan pendukung tersebut meliputi : a) Pembentukan kelembagaan yang bersifat nonformal atau berbasis masyarakat yaitu KSM untuk pengelola MCK++ dan tangki septik komunal, pembentukan badan pengelola IPLT b) Penyusunan perda sanitasi tentang larangan Buang Air Besar Sungai dan buang sampah di sungai/danau/rawa/kebun, perda pengelolaan air limbah termasuk limbah B3 maupun peraturan ijin pembuang limbah cair serta perda pengelolaan IPLT. Peraturan maupun regulasi ini akan mengatur pengelolaan air limbah secara keseluruhan c) Pemantauan kualitas lingkungan meliputi pemantauan kualitas air sungai, air sumur gali/pdam/amiu serta pemantauan kualitas udara ambein 52

d) Komunikasi meliputi kegiatan berupa kampanye, sosialisasi, edukasi, pemicuan baik langsung mapun melalui kader-kader sanitasi/sanitarian maupun melalui siaran radio maupun tayangan televisi-televisi lokal di Amuntai (Karias TV, OGGY TV, AM TV,radio lokal). Perhitungan Sarana dan Prasarana 53

No Uraian Kegiatan Kegiatan Sasaran BABS 0% 1 Program penyediaan JAGA (jamban keluarga) 2 Program Pembangunan Tangki Septik Komunal (1 unit melayani 5KK) 3 Program Pembangunan MCK++ 4 Kampanye, Pemicuan & Edukasi Jumlah Penerima Manfaat 5 Penyusunan Master Plan Air Air Limbah Detail Lokasi Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Jumlah Penduduk terlayani (jiwa) Satuan Tahun Pelaksanaan 2014 2015 2016 2017 2018 Jumlah Volume 150 desa 105.786 unit 3.029 3.847 3.467 5.819 4.999 21.157 20 desa 9.225 unit 71 108 48 94 49 369 45 desa 6.700 unit 2 12 8 18 8 45 74 desa 28.563 Paket/ keg 14 15 15 15 15 74 Amuntai 218.681 dokumen - 1 - - - 1 6 Program Pembangunan IPLT Tebing Liring 218.681 unit - - - - 1 1 7 Pengadaan Truk Tinja Tebing Liring unit - - - - 2 2 8 Penyusunan perda sanitasi Amuntai 218.681 dokumen - 1 - - - 1 9 Penyusunan raperda IPLT Amuntai 218.681 dokumen - - - - 1 1 10 Pemantauan kualitas lingkungan Tersebar di Kab. HSU 218.681 paket 5 5 5 5 5 25 54

Gambar 3.1 Peta Lokasi Infrastruktur Air Limbah Eksisting Kabupaten Hulu Sungai Utara Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Hulu Sungai Utara, tahun 2014 55

Gambar 3.2 Peta Lokasi Rencana Pembangunan Infrastruktur Air Limbah Kabupaten Hulu Sungai Utara Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Hulu Sungai Utara, tahun 2014 56

3.2 RENCANA KEGIATAN PERSAMPAHAN Peningkatan jumlah penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat berimplikasi pada peningkatan volume, jenis dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Hal ini memerlukan pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan dan perubahan paradigma masyarakat bahwa sampah adalah sumber daya sebagaimana diamanatkan Undang-undang nomor 15 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Pernasalahan persampahan di Kabupaten Hulu Sungai Utara menunjukkan kecenderungan semakin besarnya timbulan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan beban pelayanan persampahan menjadi semakin berat dari waktu ke waktu. Di pihak lain kemampuan pendanaan daerah tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan khususnya untuk bidang persampahan. Agar pengelolaan persampahan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan maka sangat diperlukan adanya upaya untuk mengurangi timbulan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat. Permasalahan tersebut tidak hanya berhenti pada permasalahan pelayanan ataupun pendanaan tetapi ditambah dengan perilaku masyarakat yang sebagian besar masih mengelola sampah dengan cara membuang ke sungai/danau/rawa dan membakar khususnya di wilayah perkotaan meskipun sudah perda yang mengatur tentang retribusi sampah dan perda untuk membuang sampah pada TPS yang ada. Beberapa sasaran yang ingin dicapai berdasarkan permasalahan tersebut adalah meningkatkan layanan persampahan skala kota dari 62% menjadi 75% di akhir tahun 2018 dan dari 27% menjadi 50% di akhir tahun 2018 untuk penanganan skala kabupaten dengan memprioritaskan pelayanan untuk daerah perkotaan. Sasaran lain adalah pengurangan sampah dari sumbernya pada akhir perencanaan dari 3,29 % menjadi 16,46 % melalui pembangunan TPST 3R serta penyediaan studi-studi pendukung persampahan dan revisi perda persampahan. 3.2.1 Sarana dan Prasarana (Fisik) Persampahan Rencana Penanganan Sampah Penanganan timbulan sampah yang semakin meningkat hingga akhir tahun perencanaan akan ditangani dengan meningkatkan layanan persampahan hingga 75% untuk wilayah perkotaan dan perdesaan dengan menambah beberapa sarana fisik yaitu : - Penambahan jumlah TPS yang tersebar khusus wilayah perkotaan dan TPS yang akan ditempatkan pada beberapa ibukota kecamatan - Penambahan sepeda motor roda tiga kapasitas 1,5m3/hari untuk menjangkau desa-desa yang belum memiliki akses jalan yang baik (belum dapat dijangkau kendaraan roda 4) - Penambahan alat angkut ke TPA Regional yaitu dump truck, kontainer sampah, dump truck terpilah, arm roll truck 57

- Pengadaan gerobak sampah terpilah, tempat sampah terpilah untuk rumah tangga maupun tempat-tempat umum direncanakan untuk wilayah perkotaan. - Peningkatan kinerja TPA Regional dengan penambahan fasilitas dasar, fasilitas penunjang maupun fasilitas operasional. Rencana Pengurangan Sampah Beberapa sarana fisik yang direncanakan untuk mendukung kampanye pengurangan sampah dari sumbernya adalah : - Pembangunan TPST 3R yang direncanakan 3 unit per tahun sehingga pada tahun 2018 terbangun 12 buah TPST 3R Peta Dalam peta berikut digambarkan peta kondisi eksisting persampahan dan peta rencana lokasi infrastruktur persampahan hingga akhir perencanaan yaitu tahun 2018. 3.2.2 Kegiatan Pendukung Persampahan Studi dan Perencanaan Teknis Kegiatan studi dan perencanaan teknis yang diperlukan dalan rangka mendukung kegiatan fisik persampahan khususnya berbasis kelembagaan meliputi : a) Penyusunan master plan persampahan skala kabupaten b) Studi tentang kualitas dan kuantitas sampah kabupaten dan manajemen operasional sarana & prasarana persampahan c) Studi manajemen pengelolaan persampahan d) Penyusunan Kebijakan kerjasama pengelola persampahan e) Perencanaan teknis pengelolaan kebersihan & lingkungan Kebutuhan dan jenis dari studi dan perencanaan teknis akan disesuaikan dengan kebutuhan atau persyaratan yang berlaku. Kelembagaan, Peraturan, komunikasi Dalam rangka mendukung keberlanjutan program sanitasi, adalah merupakan keharusan untuk memperhatikan aspek kelembagaan, peraturan dan komunikasi, kegiatan kegiatan pendukung tersebut meliputi : a) Pembentukan kelembagaan yang bersifat nonformal atau berbasis masyarakat yaitu KSM untuk pengelola TPST 3R, Pembentukan badan pengelola TPA Regional b) Perkuatan institusi dan SDM serta pelatihan-pelatihan untuk aparat persampahan. c) Penyusunan perda berupa larangan perda pengelolaan persampahan, perda larangan buang sampah di sungai/danau/rawa, perda pengelolaan TPA Regional Tebing Liring, perda pengelolaan TPST 3R dan penyusunan raperda TPA Regional Tebing Liring. Peraturan maupun regulasi ini akan mengatur pengelolaan persampahan secara keseluruhan 58

d) Komunikasi meliputi kegiatan berupa kampanye pengurangan sampah dari sumbernya, kampanye tata cara dan gerakan pemilhan sampah dari sumbernya, promosi penggunaan daur ulang sampah, sosialisasi dan edukasi baik langsung mapun melalui kader-kader kelurahan serta melalui siaran radio maupun tayangan televisi-televisi lokal di Amuntai (Karias TV, OG TV, AMTV). Perhitungan Sarana dan Prasarana 59

Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Persampahan No Uraian Kegiatan Detail Lokasi Jumlah Tahun Pelaksanaan Jumlah Satuan Penduduk 2014 2015 2016 2017 2018 Volume 1 Penyusunan master plan persampahan amuntai 218.681 jiwa paket - - 1 - - 1 skala kabupaten 2 Promosi penggunaan daur ulang sampah amuntai 218.681 jiwa paket - - 1 1 1 3 3 Perkuatan institusi & SDM amuntai 218.681 jiwa paket - 1 1 1 1 4 4 Kampanye pengurangan sampah dari Kab. HSU 218.681 jiwa paket - 1 1 1 1 4 sumbernya 5 Kampanye tatacara dan gerakan Kab. HSU 218.681 jiwa paket - 1 1 1 1 4 pemilihan sampah dari sumbernya 6 Pengadaan tempat sampah terpilah untuk Kota Amuntai 218.681 jiwa buah - 200 200 200 200 800 rumah tangga 7 Pengadaan tempat sampah terpilah Kota Amuntai 218.681 jiwa buah 100 200 200 200 200 900 ditempat umum/jalan 8 Pembentukan kader warga peduli Kota Amuntai 40 jiwa RT - 10 10 10 10 40 lingkungan di kelurahan 9 Pelatihan 3R bagi aparat pengelola Banjang, amuntai 200 jiwa orang - 50 50 50 50 200 persampahan selatan, danau panggang, sungai pandan, amuntai tengah 10 Pelatihan 3R bagi kader desa dan RT/RW Banjang, amuntai 1.000 jiwa orang - 250 250 250 250 1.000 selatan, danau panggang, sungai pandan, amuntai tengah 11 Pengadaan sepeda motor roda 3 40 desa buah - 15 15 15 15 60 12 Pengadaan gerobak sampah biasa Kab. HSU 218.681 jiwa buah - 15 14 - - 29 13 Pengadaan gerobak sampah bersekat Kota amuntai buah - - 10 8-18 60

14 Pembangunan TPS Kab. HSU 218.681 jiwa buah - 10 10 10 10 40 15 Pengadaan Dump truck 9 kecamatan 218.681 jiwa unit - 2 2 2 2 8 16 Pengadaan dump truck terpilah 4 kecamatan 218.681 jiwa unit - - - 2 2 4 17 Pengadaan compactor terpilah Kota Amuntai 218.681 jiwa unit - - - - 1 1 18 Pengadaan truck penyapu jalan Kota Amuntai 218.681 jiwa unit - - - - 1 1 19 Pengadaan kontainer 9 kecamatan 218.681 jiwa unit - 3 3 3 3 12 20 Pengadaan amroll 6 m3 Kota Amuntai 218.681 jiwa unit - - 2 2 2 6 21 Pembangunan TPST 3R 12 desa 218.681 jiwa unit - 3 3 3 3 12 22 Pembangunan Prasarana dasar/fasilitas TPA Tebing Liring 218.681 jiwa Unit 2 - - - - 2 umum TPA Regional 23 Pembangunan Fasilitas Penunjang TPA TPA Tebing Liring 218.681 jiwa Unit 1 3 1 1 1 7 Regional 24 Pengadaan fasilitas Operasional TPA TPA Tebing Liring 218.681 jiwa unit - 2 4 4-10 25 Pembentukan lembaga pengelolaan TPA Kab. HSU 218.681 jiwa dok - 1 - - - 1 Regional 26 Penyusunan Revisi Perda Pengelolaan Kab. HSU 218.681 jiwa dok - 1 - - - 1 Persampahan 27 Penyusunan perda pengelolaan TPA Regional Kab. HSU 218.681 jiwa dok - 1 - - - 1 61

Gambar 3.3 Peta Lokasi Infrastruktur Persampahan Eksisting Kabupaten Hulu Sungai Utara Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Hulu Sungai Utara, tahun 2014 62

Gambar 3.4 Peta Lokasi Rencana Pembangunan Infrastruktur Persampahan Kabupaten Hulu Sungai Utara Sumber : Pokja Sanitasi Kab. Hulu Sungai Utara, Tahun 2014 63

3.3. RENCANA KEGIATAN DRAINASE Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara yang memiliki luas 892 km² dengan mayoritas wilayahnya merupakan rawa yang berada pada kemiringan 0 2%. Kondisi wilayah yang didominasi oleh rawa dan kawasan dataran rendah menjadi tantangan dan peluang tersendiri bagi wilayah perkotaan, hal ini berpotensi terhadap kejadian banjir dan genangan sehingga memerlukan pengelolaan tata air yang termasuk sistem pamatusan yang terintegrasi. Sasaran yang akan dicapai dalam pembangunan drainase di Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah bertambah panjangnya saluran drainase yang berfungsi dengan baik dan berkurangnya luas daerah genangan dengan memprioritaskan penanganan di wilayah perkotaan/permukiman serta penyusunan outline plan drainase dan ditunjang dengan penyusunan perbup drainase perkotaan. Berikut dijelaskan tentang rencana pembangunan sarana dan prasarana drainase serta kegiatan pendukung drainase serta peta rencana lokasi infrastruktur drainase sampai akhir perencanaan. 3.3.1 Sarana dan Prasarana Drainase Rencana Penanganan genangan di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara akan diprioritaskan ke wilayah perkotaan dengan menambah/merehab beberapa sarana fisik yaitu : - Pembangunan saluran dan gorong-gorong drainase sekunder - Rehab saluran dan gorong-gorong drainase sekunder - Pembangunan saluran dan gorong-gorong drainase tersier - Rehab saluran dan gorong-gorong drainase tersier - Pembangunan saluran drainase primer - Rehab saluran drainase primer Peta Dalam peta berikut menggambarkan lokasi atau titik-titik rawan genangan yang ada di wilayah perkotaan/permukiman 3.3.2 Kegiatan Pendukung Drainase Studi dan Perencanaan Teknis Kegiatan studi dan perencanaan teknis yang direncanakan dalam penanganan drainase meliputi : a) Penyusunan data base elevasi daerah-gaerah genangan di perkotaan b) Review master plan drainase skala kota c) Outline plan sistem drainase d) Penyusunan data base sistem drainase skala kota/kawasan 64

Kebutuhan dan jenis dari studi dan perencanaan teknis akan disesuaikan dengan kebutuhan atau persyaratan yang berlaku. Kelembagaan, Peraturan, Komunikasi Dalam rangka mendukung keberlanjutan program sanitasi, adalah merupakan keharusan untuk memperhatikan aspek kelembagaan, peraturan dan komunikasi, kegiatan kegiatan pendukung tersebut meliputi : a) Penyusunan perda maupun perbup tentang pengelolaan sistem drainase, penyusuna perda pembuatan drainase yang terhubung ke drainase sekunder. Peraturan maupun regulasi ini akan mengatur pengelolaan persampahan secara keseluruhan b) Komunikasi meliputi kegiatan berupa kampanye/sosialisasi perda pengelolaan drainase/kampanye peningkatan peran serta masyarakat c) Pembentukan kelompok swadaya masyarakat (KSM) pengelola drainase lingkungan mandiri. Tabel 65

Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Drainase No Uraian Kegiatan Detail Lokasi Jumlah Tahun Pelaksanaan Jumlah Satuan Penduduk 2014 2015 2016 2017 2018 Volume 1 Penyusunan database elevasi daeradaerah Kota Amuntai 50.953 jiwa paket - 1 - - - 1 genangan di perkotaan 2 Review master plan drainase skala Kota Amuntai 50.953 jiwa paket - 1 - - - 1 kota 3 Outline plan sistem drainase Kota Amuntai 50.953 jiwa paket - 1 - - - 1 4 Pembangunan saluran drainase Sungai pandan, Amuntai tengah, 101.743 jiwa Meter - - - 3500 3500 7000 primer Amuntai selatan Kelurahan Murung Sari (Jl. A. 1250 jiwa meter - - 1000 1500-2500 5 Rehabilitasi saluran drainase primer Yani, KH. Ahmad Dahlan), Kelurahan Murung Sari (Jl. Kuripan, Jl. Basuki Rahmat, Jl. Ade Erma Nasution, Jl. Persahabatan) 4 Pembangunan saluran drainase Jl, Abd Azis, Hulu Pasar, Jl. Gusti 2700 jiwa meter - - 2000 1300 1500 4800 sekunder Saputra, Palampitan Hulu, Jl. Bihman Villa, Palampitan Hilir 6 Rehab saluran drainase sekunder Jl. P. Antasari, Jl. Gusti Saputra, Jl. A. Yani, Jl. Basuki Rahmat, Jl. KH Dahlan, Jl. Bihman villa, Jl. Abd. Aziz, Jl. Abd. Gani M 1435 jiwa meter - - 1000 1000-2000 7 Pembangunan saluran drainase tersier 8 Rehab saluran drainase tersier 9 Penyusunan perbup pengelolaan drainase lingkungan Jl. DR K H Idham Khalik, Perum CPI 2, Perum CPS, Perum Jumba Lestari, Perum banjang, Pasar Senen 2850 jiwa meter - 2200 900 - - 3100 Perum CPI 1, Kel. Sungai 850 jiwa meter - 300 2000 500-2800 Malang, Palampitan Hilir Kab. HSU 218.681 jiwa paket - - 1 1-2 66

Gambar 3.5 Peta Lokasi Infrastruktur Drainase Eksisting Kabupaten Hulu Sungai Utara Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Hulu Sungai Utara, Tahun 2014 67

Gambar 3.6 Peta Lokasi Rencana Pembanguan Infrastruktur Drainase Kabupaten Hulu Sungai Utara Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Hulu Sungai Utara, Tahun 2014 68

3.4 RENCANA KEGIATAN PHBS Beberapa sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan PHBS terkait sanitasi adalah untuk merubah perilaku/kebiasaan masyarakat antara lain meningkatknya jumlah desa STBM/SBS dari 1,8% menjadi 20% pada akhir tahun 2018, meningkatnya cakupan penduduk yang menerapkan PHBS dari 41% menjadi 60% pada tahun 2018. Rencana Adapun beberapa rencana kegiatan yang akan dilakukan hingga akhir tahun perencanaan adalah diuraikan sebagai berikut : a. Road show kampanye tentang PHBS (Stop BABS, CTPS, buang sampah pada tempanya), yang menjadi sasaran road show adalah sekolah-sekolah, pondok pesantren, perkantoran, permukiman dan tempat-tempat umum) b. Penyuluhan dan kampanye PHBS melalui media-media lokal dimana pada saat ini kegiatan tersebut sudah teranggarkan dalam DPA Dinas Kesehatan Tahun 2014 yaitu pembuatan tayangan sanitasi sekaligus mengirimkan surat ke bagian humas untuk menayangkan acara tersebut dalam TV milik pemkab Hulu Sungai Utara. Kegiatan tersebut akan dianggarkan dalam tahun-tahun berikutnya dengan merambah ke acaraacara radio maupun talkshow khusus sanitasi. c. Pelatihan pembuatan jamban sehat drencanakan akan dilaksanakan pada desa-desa yang sudah dilakukan pemicuan atau sudah ODF (open defecation free/bebas BABS) d. Tindakan pemicuan BABS ke 75 desa dengan target pemicuan sebanyak 15 desa per tahun hingga akhir tahun 2018. e. Pembuatan media-media promosi dan informasi sadar hidup sehat seperti baliho yang akan didistribusikan ke 10 kecamatan dengan tampilan yang khusus memuat larangan BABS ke sungai, larangan buang sampah dan CTPS. f. Pengadaan sarana CTPS ke poskesdes dan tempat-tempat umum sebagai stimulan atau media pembelajaran bagi masyarakat untuk lebih berperilaku hidup bersih melalui CTPS g. Lomba sekolah sehat yang dianggarkan setiap tahun hingga tahun 2018 h. Pembinaan sekolah adiwiyata yang dibina oleh Kantor Pengelolaan Lingkungan Hidup dimana didalamnya terdapat pengadaan sarana persampahan untuk sekolah, dtargetkan hingga tahun 2018 terdapat 16 sekolah yang dibina 69

No Uraian Kegiatan 1. Road Show Penyuluhan tentang PHBS (CTPS, stop BABS dan Membuang sampah pada tempatnya) di sekolah-sekolah, Pondok Pesantren, Perkantoran, Permukiman dan ditempattempat umum 2. Penyuluhan dan kampanye Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi CTPS, Stop BABS dan Membuang sampah pada tempatnya melalui siaran radio atau TV lokal. Detail Lokasi 10 kecamatan (sekolah, pondok pesantren, perkantoran, permukiman, TTU) AM TV, Karias TV, OG TV Tabel 3.8 Rencana Kegiatan PHBS Jumlah Satuan Penduduk Tahun Pelaksanaan 2014 2015 2016 2017 2018 Jumlah Volume 218.681 jiwa paket - - 30 30 30 90 218.681 jiwa paket 1 1 1 1 1 5 3. Tindakan Pemicuan BABS 74 desa 28.563 jiwa desa 14 15 15 15 15 74 4. Penyuluhan dan sosialisasi perda larangan buang air besar di sungai/danau/rawa 13 puskesmas 218.681 jiwa paket - - 1 1 1 3 5. Pelatihan pembuatan jamban sehat 6. Pembuatan media promosi dan informasi sadar hidup sehat seperti banner, baliho 7. Pembangunan sarana CTPS di poskesdes 8. Pengadaan sarana CTPS di tempat-tempat umum 25 desa 218.681 jiwa paket 5 5 5 5 5 25 13 puskesmas 218.681 jiwa paket 13 13 13 13 13 65 80 poskesdes 218.681 jiwa unit - - 25 25 30 80 Terminal, Taman, Kantor, 218.681 jiwa paket - - 1 1 1 3 70

9. Lomba Desa Sehat 218.681 jiwa paket - - 1 1 1 3 10. Lomba Sekolah Sehat 10 kecamatan 218.681 jiwa paket 1 1 1 1 1 5 11. Pembinaan Sekolah Adiwiyata 16 sekolah 218.681 jiwa sekolah 10 2 2 1 1 16 71

3.5 AKSES SUMBER PENDANAAN NON-PEMERINTAH APBD Kabupaten/Kota merupakan ujung tombak pendanaan implementasi program/kegiatan sanitasi yang telah diidentifikasikan dalam SSK dan MPS. Adapun kekurangan pendanaan dapat diakses dari APBD Provinsi, APBN, maupun sumber-sumber pendanaan lainnya yang sah. Sumber pendanaan non-pemerintah potensial lainnya yang dapat diakses didaerah adalah sumber-sumber dari perusahaan atau lembaga non-pemerintah lainnya yang peduli terhadap sanitasi permukiman, seperti: LSM, Hotel, Restoran, Bank/Lembaga Keuangan, Perguruan Tinggi, Partai Politik, Asosiasi Profesi, dsb. Bentuk partisipasi tersebut dapat berupa barang atau anggaran yang dihibahkan langsung kepada masyarakat/kelompok masyarakat atau kepada pemerintah Kabupaten/Kota. Di Kabupaten Hulu sungai Utara sudah pernah ada terjalin kerjasama dengan beberapa perbankan dalam hal pengadaan tempat sampah tetapi kerjasama dengan perusahaan maupun LSM belum digalang untuk berkontribusi dalam pendanaan sanitasi. Berikut adalah tabel yang memberikan daftar sumber pendanaan baiik dari lembaga donor maupun perusahaan/swasta/bumd yang berpotensi mendukung target dan sasaran pengembangan sanitasi. Tabel 3.9 Daftar pendek sumber pendanaan negara-negara donor, lembaga-lembaga keuangan internasional, LSM No Lembaga Donor Potensi Kegiatan Yang Sesuai 1 Indll (AusAid) - Air Limbah Sistem Terpusat skala menengah (200 400 SR) - ITF skala kawasan 2 World Bank (Program USRI) - Air Limbah Skala Komunal 3 Asian Development Bank (ADB) 72

Tabel 3.10 Daftar perusahaan penyelenggara CSR/Swasta/BUMD No Nama Perusahaan Alamat Potensi kegiatan 1 Bank BRI Amuntai Kampanye stop BABS 2 PT. POS Amuntai 3 Bank BTPN Amuntai 4 PT. ASKES Amuntai 5 BPR HSU 2 Bank BPD Amuntai 3 Bank Mega Amuntai 4 Bank Danamon Amuntai 5 Bank BNI Amuntai 6 PDAM Amuntai 7 PT. Karias Tabing Banjang 8 PT. ADARO Tanjung 9 10. PT PAMA PT. PDL Tanjung Banjang Stimulan jamban untuk MBR Promosi penggunaan daur ulang sampah Kampanye pengurangan sampah dari sumbernya & tata cara pemilahan sampah dari sumbernya Pengadaan tempat sampah terpilah untuk rumah tangga Pengadaan tempat sampah terpilah di tempat umum/jalan Pengadaan keranjang sampah TAKAKURA Pengadaan gerobag sampah Pembangunan TPST 3R Pengadaan alat angkut persampahan 73