UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN PADA SISWA KELAS V SD 014669 SEI KAMAH KAB.ASAHAN TAHUN AJARAN 2016/2017 FAJAR SIDIK SIREGAR, S.Pd, M.Pd fajarsidiksiregar@yahoo.com Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi STOK Bina Guna Medan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Melalui Gaya mengajar latihan pada siswa kelas V SD 014669 Sei Kamah Kab.Asahan tahun ajaran 2016/2017. waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2017. Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V dengan jumlah siswa 25 orang yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan yang akan diberikan tindakan berupa Gaya Mengajar Latihan terhadap hasil belajar Lompat Jauh. Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus I dilakukan tes hasil belajar I dapat dilihat bahwa kemampuan awal siswa dalam melakukan teknik Lompat Jauh masih rendah. Dari 25 orang siswa terdapat 15 orang (60%) yang telah mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 10 orang (40%) belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 76,3. Sedangkan pada siklus II dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam melakukan tes hasil belajar secara klasikal sudah meningkat. Dari 25 orang siswa terdapat 22 orang (88%) yang telah mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 3 orang (13%) belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 80,7, sehingga terdapat kenaikan 25% hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan hal itu maka dapat di simpulkan bahwa pembelajaran melalui gaya mengajar latihan dapat meningkatkan hasil belajar Lompat Jauh pada siswa kelas V SD 014669 Sei Kamah Kab.Asahan. KATA KUNCI : Hasil belajar Lompat Jauh,Gaya Mengajar Latihan PENDAHULUAN dalam paket-paket tertentu berupa berbagai Pendidikan jasmani dapat dipandang cabang olahraga dan permainan. sebagai bagian yang integral dari pendidikan Lompat jauh adalah atletik (lintasan menyeluruh yang memberikan kontribusi dan lapangan) peristiwa dimana atletik kepada perkembangan individu melalaui menggabungkan kecepatan kekuatan dan ketangkasan dalam upaya untuk melompat medium gerak manusia. Adapun gerak sejauh-jauhnya dari take off poin. Ada manusia yang dimanfaatkan oleh pendidikan empat komponen lompat jauh yaitu awalan, jasmani itu bukanlah sembarang gerak. tumpuan atau tolakan, sikap di udara, dan mendarat. Gerakan-gerakan itu yang sudah dikemas
Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan serta wawancara dengan guru penjas di SD Negeri 014669 Sei Kamah Kab. Asahan peneliti melihat bahwa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani pada materi lompat jauh siswa kurang dapat melakukan teknik dasar tersebut dengan baik dan merasa kesulitan dalam melakukan teknik dasar tersebut, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa kurang maksimal, hal ini di karenakan guru kurang memberikan gaya pembelajaran yang berbeda sehingga siswa merasa kurang memahami teknik dasar dalam materi lompat jauh. Dan cara mengajar guru penjas terlalu monoton, karena kurangnya kreativitas variasi pembelajaran yang dilakukannya,kurangnya guru memahami mateti tersebut,suara guru kurang keras dalam menerangkan materi pada saat memperaktekan guru hanya melakukan beberapa kali saja. Hal ini berpengaruh pada hasil belajar siswa sehingga banyak siswa yang remedial atau mengulang pada saat ujian praktek lompat jauh tersebut. Dimana nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang harus di capai siswa tersebut adalah 70, sementara dalam melakukan peraktek lompat jauh tersebut pada siswa kelas V SD Negeri 014669 yang berjumlah 25 orang hanya sekitar 5 orang siswa yang tuntas (20%) yang mencapai KKM, sementara 20 siswa (80%) tidak mencapai KKM.Berdasarkan hasil belajar tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa tergolong rendah dan perlu diadakan perbaikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani materi lompat jauh. LANDASAN TEORI Menurut Rusli,dkk (2004:4) mengatakan bahwa: pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang mengaktualisasikan aktifitas manusia yang berbentuk sikap, tindak dan karya untuk dibentuk, diisi dan diarahkan menuju kebutuhan pribadi sesuai dengan cita-cita bangsa. Sharman dalam Nadisah (1992:15) mengemukan bahwa: pendidikan jasmani adalah bagian dari pendidikan (secara umum) yang berlangsung melalui aktifitas yang melibatkan mekanisme gerak tubuh menusia dan menghasilkan pola-pola prilaku pada individu yang bersangkutan. Menurut Mulyasa (2003:2) mengatakan bahwa Hasil belajar adalah kemampuan yang di peroleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Oleh karena itu hasil belajar disekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajar.siswa yang berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran atau tujuan intsruksional. METODE PENELITIAN Dalam penelitian penerpan Gaya Mengajar Latihan untuk meningkatkan hasil belajar Lompat Jauh adalah siswa kelas V SD Negeri 014669 Sei Kamah Kab. Asahan dengan jumlah 25 siswa dengan 15 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan kualitatif yang berguna untuk mengungkapkan kesulitan belajar siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani serta cara mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Lompat Jauh. PEMBAHASAN Berdasarkan tabel dapat diketahui hasil tes Lompat Jauh pada memiliki 4 aspek yaitu, Sikap Awalan, Sikap Tolakan, Sikap Melayang diudara dan Sikap Lanjutan. Pada sikap awalan yang mendapat skor 4 terdapat 7 nilai yang muncul (19,5%) yang mendapat skor 3 ada 77 nilai yang muncul (21,9%) dan yang mendapat nilai 2 ada 82 nilai yang muncul (23.8%) dan yang mendapat nilai 1 ada 3 nilai yang muncul (8,4%).dimana hasil dari sikap pelaksanaan mendapat nilai 4 berjumlah 47 nilai yang muncul (13.5%) yang mendapat nilai 3 berjumlah 68 nilai yang muncul (18.9%) yang mendapat nilai 2 berjumlah 30 nilai yang muncul (83.4%) yang mendapat nilai 1 ada 1 nilai yang muncul (2.8%). Pada sikap lanjutan yang mendapat nilai 4 ada 26 nilai yang muncul (72,3%) yang mendapat nilai 3 berjumlah 58 nilai yang muncul (17.2%) yang medapat nilai 2 berjumlah 40 nilai yang muncul (12,2%) dan yang memiliki nilai 1 berjumlah 3 nilai yang muncul(8,4%). Hasil tes siklus I dari 25 siswa yang mengikuti tes ternyata ada 15 orang siswa (66%) yang telah mencapai tingkat ketuntasana belajar, selebihnya 10 orang siswa (33%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar karena kebnayakan siswa tidak melakukan sikap lanjutan yang baik, diharapkan dalam pembelajaran berikutnya siswa dapat melakukan sikap akhir/ gerak lanjutan dengan baik. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 75 (tuntas). Unutk mempermudah dalam melihat hasil belajar siklus I secara visual dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Ketuntasan (Siklus I) Lompat Jauh No Hasil Belajar Jumlah Siswa Presentase Keterangan 1. Skor > 70 15 66% Tuntas 2. Skor < 70 10 33% Tidak Tuntas Berdasarkan ketuntasan hasil belajar yang diperoleh siklus I, dapat digambarkan bahwa siswa yang belum tuntas (33%) memiliki kesalahan dalam melakukan lompat Jauh sebagai berikut: 1. Ditemukan pada saat sikap pelaksanaan 33% siswa kurang melaksanakan Lompat Jauh. 2. Kebanyakan siswa pada saat Lompat Jauh tidak dapat melakukan tolakan dengan baik sehingga banyak siswa yang melewati papan tumpuan dan ada juga sebelum papan tumpuan siswa sudah melompat. 3. Membutuhan latihan yang cukup untuk mempelajari teknik Lompat jauh dengan baik dan benar. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, secara umum dapat disimpulkan bahwa:
Adanya peningkatan hasil belajar siswa melalui Metode Demonstrasi Lompat Jauh pada siswa kelas V SD NEGERI 014669 2016/2017.Pada siklus I siswa cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran Lompat Jauh Sesuai dengan refleksi, dengan nilai rata-rata kelas pembelajaran Lompat Jauh adalah 76,3 dengan persentase ketuntasan 66% siswa yang lulus dan hasil belajar siswa pada siklus kedua adalah 80,7 dengan persentase ketuntasan 88% dapat disimpulkan adanya peningkatan yang signifikan hasil belajar pada siklus II. SARAN Peneliti dapat memberikan saran-saran sebagi berikut : 1. Guru pendidikan jasmani harus kreatif dalam menyikapi kekurangan sarana dan prasarana pembelajaran yang ada di sekolahnya. 2. Guru hendaknya memiliki dan mendesain berbagai macam modelmodel pembelajran, agar siswa tidak jenuh. 3. Penerapan teknologi dalam pendidikan jasmani juga diperlukan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Nuril. (2007). Panduan Olah Raga Bola Voli. Surakarta, Era Pustaka Utama Aqib, Z. (2006). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung, Yrama Widya Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta, Rineka Cipta. Lutan, Rusli. (2000). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Slameto. (2004). Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta, Pustaka Pelajar. Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Jakarta, Remaja Rosdakarya. Sukmadinata, N.S. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung Penerbit Remaja Rosada Karya. Syah, Muhibbin. (2009). Psikologi Belajar. Jakarta.Raja Grafindo Persada.