BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu proses yang panjang, penelitian berawal dari minat

Vol. 1, No. 1, Juni 2011 Achmadan Chair, Kariono 1-16

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pemerintah daerah adalah menampilkan aparatur yang profesional,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian. persepsi dan persoalan manusia yang diteliti. 82

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dimaksudkan untuk

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan prima. Sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, pegawai negeri sipil

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ismail et.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB I PENDAHULUAN. tujuan perusahaan karena masalah yang akhirnya menentukan dan. memprediksikan keberhasilan atau kegagalan suatu kebijakan, strategi

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah yang didasarkan kepada Undang-Undang. Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Derah, menekankan adanya

PROFESIONALISME APARATUR PEMERINTAHAN PADA KANTOR DINAS CATATAN SIPIL KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA ABSTRAK

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian merupakan tempat dan keadaan dimana peneliti diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi artinya pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang disesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis kuantitatif.

BAB I PENDAHULUAN. Wujud otonomi daerah yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia adalah aset yang sangat penting bagi sebuah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. atau dengan menggunakan alat kuantifikasi yang lain, melainkan melakukan

STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL PEGAWAI NEGERI SIPIL

1. BAB III 2. METODE PENELITIAN

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di lingkungan masyarakat, dalam organisasi formal maupun nonformal

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

Abstrak. Kata Kunci: Karakteristik pekerjaan, penempatan, gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH KAB. BONE BOLANGO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah atau natural setting.

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantungan dengan orang-orang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. diubah dengan Undang Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 366/Kpts/OT.220/9/2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bergulirnya era reformasi, maka tuntutan akan. membutuhkan adanya kepastian dalam menerima pelayanan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Kepegawaian dan Diklat

BAB I PENDAHULUAN. saat ini secara langsung sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan-perusahaan di

DAFTAR TABEL. Variable Dependen dan Skala Pengukuran. yang memadai dalam akuntansi. dan pengetahuan yang memadai dalam akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 48 Jadi metode penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan datang berada pada situasi turbulen dan kompetitif. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia di aparat pemerintahan. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari alat untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh

BAB III METODE PENELITIAN. lingkungan masyarakat tertentu, baik di lembaga-lembaga dan organisasi

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyelenggaraan otonomi daerah seperti diatur dalam Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah memberikan

BAB III METODE PENELITIAN

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB IV PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN SOP

BAB III METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purpoisive) yaitu di

BAB III METODE PENELITIAN. Salah satu faktor yang sangat penting dalam penelitian adalah masalah metode, hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas

Oleh : Octiawan Basri

BAB III METODE PENELITIAN. ingin mengetahui secara mendalam bagaimana proses staffing yang diterapkan di

BAB I PENDAHULUAN. bukan merupakan segmen bisnis yang populer. menerbitkan edisi Bandung-nya, seperti Kompas, Republika, SINDO, Koran Tempo,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN PADA PEGAWAI Badan Pusat Statistik. (studi pada Badan Pusat Statistik di kabupaten MOJOKERTO) SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data kualitatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Bogdan dan

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menindaklanjuti adanya laporan atau pengaduan tentang suatu perbuatan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu,

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pemimpin bukan hanya menduduki jabatan saja, tapi harus dapat

PROFESIONALISME APARAT DESA DALAM PELAKSANAAN TUGAS ADMINISTRASI PEMERINTAH DESA (STUDI DI DESA TARUN SELATAN KECAMATAN MELONGUANE KABUPATEN TALAUD)

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. teknik validasi hasil penelitian, dan instrumen penelitian.

III. METODE PENELITIAN. kelompok, atau situasi. Menurut Smith, sebagaimana dikutip Lodico,Spaulding

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya setiap manusia mempunya i sifat ingin tahu, untuk

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. tugas pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam rangka melayani

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian. Penelitian merupakan suatu proses yang panjang, penelitian berawal dari minat yang ada dalam diri seseorang dalam memahami fenomena tertentu yang kemudian berkembang menjadi ide, teori, dan konsep. Untuk mewujudkan penelitian yang berawal dari minat tersebut dilakukanlah cara untuk mewujudkannya adalah dengan memilih metode yang cocok dengan tujuan dari suatu penelitian. Metode penelitian dalam hal ini berfungsi untuk menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Guna menjawab dan mencari pemecahan permasalahan maka penelitian ini akan menggunakan metode-penelitian kualitatif. Menurut pendapat Kirk dan Miller (Moleong,1998:3) dinyatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan tradisi tertentu dari ilmu sosial yang secara fundamental bergantung kepada pengamatan manusia dalam wilayahnya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan istilah yang digunakan. Dan metode-penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang orang dan perilaku yang diamati. 3.2. Teknik Pengumpulan Data. a. Wawancara Mendalam. 35

Bertujuan untuk memperoleh data dan informasi kualitatif secara langsung dari sumber data. Sedangkan teknik wawancara bersifat terbuka dengan tujuan agar responden dapat memberikan jawaban dan pandangan seluas-luasnya. Dan agar wawancara tetap berada dalam konteks penelitian maka wawancara disertai pedoman wawancara (interview-guide) yang dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan penulisan tesis ini. b. Dokumentasi. Dengan cara mengumpulkan data sekunder (Peraturan perundang-undangan dan data relevan lainnya bagi penelitian ini) yang berfungsi untuk memperkuat data primer. c. Penelitian Lapangan. Guna melengkapi hasil penelitian dan pengumpulan data, maka dilakukan observasi kelapangan untuk melakukan pengamatan langsung kepada objek penelitian. 3.3. Lokasi Dan Alasan Pemilihan Lokasi. Penelitian tentang profesionalisme birokrasi ini mengambil tempat pada Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Timur. Sedangkan alasan pemilihan lokasi tersebut adalah : 1. Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Timur merupakan bagian dari Pemerintah Kabupaten Aceh Timur yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya yang sangat penting sehingga harus dapat menerapkan kepada pegawainya disiplin yang tinggi, kesadaran dan kepatuhan terhadap segala ketentuan yang berlaku. 36

Sementara masyarakat memiliki tingkat kepentingan dan kebutuhan yang besar dan beragam, dan tingkat heterogenitas penduduk dengan diversifikasi kebutuhan yang berbeda-beda. Fenomena tersebut membuat penulis tertarik untuk melihat tingkat profesionalisme jajaran birokrasi harus dapat menerapkan kepada pegawainya disiplin yang tinggi, kesadaran dan kepatuhan terhadap segala ketentuan yang berlaku dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Upaya penyelenggaraan pelayanan yang professional sangat dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, terutama masyarakat Kabupaten Aceh Timur terdiri dari berbagai macam kepentingan dan memiliki tingkat kepadatan tertinggi 2. Banyaknya kritikan masyarakat termasuk di dalamnya kaum akademisi dalam mengkritisi profesionalisme birokrasi yang terkesan sangat reaktif dan rendahnya kualitas kinerja birokrasi yang melahirkan patologi birokrasi juga membut penulis tertarik untuk mengamati mengapa birokrasi cenderung tidak professional dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai abdi masyarakat. 3.4. Key Informan Dalam penelitian ini pihak yang dijadikan responden adalah yang dianggap mempunyai informasi (key-informan) yang dibutuhkan di wilayah penelitian. Cara yang digunakan untuk menentukan informan kunci tersebut maka penulis menggunakan stratified random sampling (Singarimbun dan Effendi,1989;162).dengan asumsi yang menjadi tolak ukur strata yang ada pada Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Timur: 37

1. Sekretaris Daerah (the strategic-apex). 2. Kepala Bagian Pemerintahan Umum (the support-staff). 3. Kepala Sub Bagian Tata Pemerintahan (midlle management). 4. Staff (Operating Core) Namun, dalam penelitian ini juga tidak menutup kemungkinan untuk mengambil responden dari masyarakat yang sedang berinteraksi dengan aparat Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Timur, oleh karena itu banyaknya responden sangat bergantung pada perkembangan di lapangan. 3.5. Variabel Penelitian. Variabel merupakan simbol atau lambang dimana variabel tersebut dapat dilekatkan nilai yang menggambarkan tentang obyek atau fenomena yang ada. Dengan menggunakan variabel diharapkan mampu menjelaskan fenomena tertentu yang menjadi objek dari penulisan ini. Menurut Hatch dan Fardady dalam (Sugiono,1994), mendefinisikan variabel sebagai atribut yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lain. Dan dalam fenomena sosial tertentu variable-variabel saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, fenomena sosial dapat dijelaskan dan diramalkan apabila hubungan antara variabel tertentu telah diketahui (Singarimbun dan Effendi,1989). Ada berbagai bentuk, jenis, dan macam hubungan antar variabel. Sebagaimana inti dari penelitian untuk mencari hubungan antar variabel, (Singarimbun dan Effendi,1989). Hubungan yang paling mendasar adalah hubungan antara dua variabel yaitu antara variabel pengaruh (independent variable), dengan 38

variabel dipengaruhi (variable dependent). Berdasarkan hal diatas, penelitian ini mencoba melihat hubungan antara variabel yang ada pada profesionalime birokrasi Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Timur. Untuk menjawab perumusan masalah didepan maka ditentukanlah variabel dipengaruhi dan variabel berpengaruh. Sedangkan yang menjadi variabel dipengaruhi adalah Profesionalisme aparat dan yang menjadi variabel pengaruh adalah Visi-Misi Organisasi, Struktur Organisasi, Kepemimpinan, Penghargaan. 3.5.1. Definisi Konsep. Pengertian tentang konsep dapat dimengerti sebagai suatu istilah untuk mendiskripsikan secara abstrak tentang suatu kejadian, kelompok, atau individu yang menjadi perhatian dalam ilmu sosial. Menurut pendapat Singarimbun dan Effendi (1989), penggunaan konsep diharapkan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian (event) yang berkaitan satu sama lainnya. Definisi konsep dari variabel tersebut adalah sebagai berikut : a. Profesionalisme Aparatur, adalah kemampuan aparat birokrasi publik dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara efektif, responsif, inovatif, dan mengacu kepada visi-misi organisasi. b. Visi-Misi Organisasi, visi merupakan jembatan impian atau cita-cita yang ingin dicapai organisasi yang masih bersifat abstrak dan periodik. Sedangkan misi merupakan tindakan konkrit yang ditempuh organisasi dan bersifat operasional sebagai upaya untuk mencapai visi. 39

c. Struktur Organisasi, sebagai bentuk pengelompokan kerja yang bertujuan untuk mempertegas tugas dan fungsi masing masing bagian. Dimana dengan keberadaan struktur, memungkinkan terjadi pendelegasian kewenangan dan tangung jawab masing masing bagian menjadi jelas dan dapat dipertanggung jawabkan. d. Kepemimpinan, merupakan kemampuan pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan bawahan untuk menjalankan tugas dan fungsi masing-masing guna mencapai tujuan organisasi. e. Sistem Penghargaan, sebagai bentuk kompensasi yang diberikan oleh organisasi dengan memperhatikan keadilan internal (keahlian, beban kerja, dll) dan keadilan eksternal (harga kebutuhan pokok) kepada karyawan dalam lingkungannya. 3.5.3. Definisi Operasional. Definisi operasional sering dijelaskan sebagai suatu spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur variabel. Menurut (Singarimbun dan Effendi,1989), variabel operasional dijelaskan sebagai unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Berdasarkan pendapat diatas ditariklah kesimpulan bahwa definisi operasional akan mampu menjelaskan suatu fenomena secara tepat. Definisi operasional dari variabel penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.Profesionalisme Aparatur. Sebagai bentuk kemampuan aparat Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Timur dalam menjalankan tugas organisasi secara efektif yang dilihat dari bagaimana cara birokrasi dalam menampung aspirasi publik serta merefleksikan aspirasi tersebut dalam kegiatan dan program organisasi dan melakukan inovasi baru guna 40

peningkatan kinerja organisasi serta mampu memberikan pelayanan kepada publik secara prima. Dalam tulisan ini akan dilihat profesionalisme aparatur dari aspek berikut; a. Responsifitas : sebagai bentuk kemampuan aparat Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Timur dalam mencermati perubahan lingkungan (aspirasi masyarakat dan kemajuan teknologi) dimana aspirasi tersebut kemudian direfleksikan kedalam program dan kegiatan pelayanan nyata serta berpihak kepada masyarakat. b. Inovasi: sebagai bentuk kemampuan aparat Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Timur yang mengandalkan kreatifitas untuk menciptakan model kerja baru seperti pengembangan informasi pelayanan dan kinerja organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Timur dengan memanfaatkan teknologi informasi yang bertujuan untuk mempermudah masyarakat yang memerlukan informasi dan mempermudah kegiatan dan proses pelayanan publik dengan mendasarkan kepada perubahan lingkungan (aspirasi masyarakat dan kemajuan teknologi). 2. Visi-Misi Organisasi. Dimana visi sebagai cita cita yang ingin diwujudkan oleh Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Timur dengan cara merumuskan misi yang bersifat operasional guna mencapai visi dari organsisasi. Maka penulisan ini melihat visi-misi Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Timur dari indikator berikut; 41

a. Orientasi Kerja, sebagai nilai yang menjadi kecenderungan aparat Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Timur dalam menjalankan tugas dan fungsi masingmasing bagian dalam mencapai tujuan organisasi. b. Pemahaman Nilai, sebagai bentuk pemahaman aparat Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Timur terhadap nilai-nilai yang berkembang di organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsi organisasi. 3. Struktur Organisasi, sebagai bentuk pengelompokan tugas dan peran dalam organisasi sehingga pekerjaan masing masing bagian menjadi jelas dan tegas. Penulisan ini melihat struktur melalui: a. Pendelegasian wewenang, sebagai bentuk pelimpahan wewenang dari pimpinan puncak kepada bawahan dalam mengambil keputusan tentang kebutuhan masing masing bagian berdasarkan struktur organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Timur. b. Pembagian Tugas, sebagai bentuk pendistribusian tugas dan fungsi masing masing bagian dalam organisasi yang disesuaikan dengan apa yang hendak dicapai melalui visi-misi organisasi. 4. Kepemimpinan, sebagai bentuk kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi dan mengarahkan bawahan guna menjalankan tugas dan fungsi organisasi. Dalam penjelasan variabel ini, dilihat dari: a. Gaya kepemimpinan, sebagai bentuk gaya kepemimpinan yang di adopsi oleh pimpinan dalam mempengaruhi dan mengarahkan bawahan untuk 42

menjalankan tugas dan fungsi masing masing bagian guna mencapai tujuan organisasi. b. Kemampuan Pengambilan Keputusan, sebagai bentuk kemampuan dan keterampilan pemimpin dalam pengambilan keputusan dalam organisasi 5. Penghargaan. Sebagai bentuk kompensasi logis yang diberikan pemerintah kepada aparat Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Timur berupa penghargaan finansial dan non finansial sebagai konsekuensi dari kontbapaksi aparat kepada organisasi. Penghargaan dilihat dari : a. Kelayakan Penghargaan, sebagai bentuk kelaziman yang diberikan oleh pemerintah Kepada aparat Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Timur dengan menyesuaikan kepada beban kerja dan harga kebutuhan hidup. b. Dasar pemberian Penghargaan, sebagai bentuk acuan atau landasan bagi penghargaan yang diberikan pemerintah kepada aparat Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Timur dengan memperhatikan keahlian dan prestasi seseorang. 3.6. Teknik Analisis Data Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data Deskriptif--Kualitatif. Sedangkan tujuan menggunakannya agar dapat menggambarkan fenomena tertentu secara lebih konkrit dan terperinci dan alasan mengapa teknik analisa data ini digunakan karena mampu menggali informasi secara lebih luas, lebih terperinci, dan lebih mendalam dari beberapa interaksi dan fenomena 43

sosial tertentu, terutama yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Juga dapat mengkaji temuan temuan dari kasus yang terjadi pada lokasi penelitian, sehingga kajian yang diperoleh diharapkan dapat dikembangkan menjadi konsep. 44